Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI KELUARGA

Dr. H. Bunyamin, M. Ag.

Sejatinya, fungsi teori psikologi keluarga mempunyai peran penting agar keluarga
mampu menjalani roda kehidupan denga baik. Apalagi menjalani kehidupan terbilang
kompleks karena setiap keluarga memiliki cobaan dan penyesuaian kehidupan berbeda, baik
itu istri, suami dan anak-anak harus memotivasi sehingga keluarga selalu bahagia.
Pastinya, seorang ayah berupaya membentuk psikologi keluarga dengan baik. Pasalnya
tugas ayah lebih banyak, yaitu mencari nafkah, menjadi pendidik anak-anak, sebagai pelindung
sehingga keluarga selalu nyaman dan aman.
Sementara sang ibu bertujuan sebagai pendukung tugas sang ayah. Mengingat psikologi
keluarga cukup kompleks, terdapat fungsi sebagai penentunya

Pengertian Psikologi Keluarga Menurut Para Ahli


Untuk pengertian sendiri, psikologi memiliki arti keilmuan yang mempelajari tentang
jiwa. Sedangkan keluarga adalah sekelompok orang yang memiliki hubungan darah antara satu
sama lain.
Menurut Hill, psikologi keluarga adalah suatu rumah tangga dengan hubungan darah
atau perkawinan sebagai tempat diselenggarakannya fungsi ekspresif keluarga bagi individu
ke individu yang ada di dalamnya.
Sedangkan menurut Burgess dan Locke, pengertian psikologi keluarga merupakan
sekelompok individu yang terikat oleh perkawinan atau darah dengan struktur ayah, ibu, anak
perempuan, anak laki-laki dan lain sebagainya serta memiliki kebudayaan yang dipertahankan.
Nah, dari kedua definisi tersebut, bisa disimpulkan bahwa definisi psikologi keluarga
adalah suatu keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan dalam interaksi individu-individu
dalam sebuah jaringan ikatan darah atau perkawinan yang diartikan juga sebagai keilmuan
yang mempelajari kejiwaan dalam keluarga.

Konsep Dasar Psikologi Keluarga


Ilmu psikologi keluarga merupakan pemahaman mengenai pola atau interaksi sosial di
dalam keluarga. Keluarga sendiri terdiri dari beberapa individu yang bisa diisi dari dua
generasi, tiga generasi, empat generasi atau bahkan lebih. Untuk memahami semua itu, konsep
dasar ilmu psikologi keluarga diantaranya, yaitu:
1. Peranan Ayah dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga
Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak-anak berperan mencari nafkah,
pendidik, pelindung, sebagai pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga dan sebagai
anggota dari kelompok sosialnya. Ia juga sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya.
2. Peranan Ibu dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga
Sedangkan ibu memiliki peran sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
memiliki peranan mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya sebagai
anggota masyarakat di lingkungannya. Ia juga sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
3. Peranan Anak dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga
Anak memiliki peran melaksanakan peranan psikologi sosial sesuai dengan
perkembangannya. Baik itu berdasarkan perkembangan fisik, mental, sosial hingga
perkembangan spiritual anak tersebut.

Fungsi-fungsi Psikologi Keluarga


Sebelum mengenal dan mempelajari lebih dalam tentang ilmu psikologi keluarga, maka
Anda wajib mengetahui beberapa pemahanan psikologi dalam keluarga terkait fungsi keluarga
seperti yang di ungkapkan oleh psikolog, tokoh dan ahli psikologi Abjan Soelaeman tahun
1994 yang diantaranya, yaitu:
1. Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif dalam psikologi keluarga yang satu ini mencakup pendidikan
anggota keluarga dan pembinaan oleh anggota keluarga yang lain. Sebab, keluarga
merupakan lingkungan pendidikan sebagai bagian dari pembelajaran pertama dari
individu yang ada di dalamnya. Pendidikan di keluarga ini dimulai sejak dini hingga
dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi
Selain itu, keluarga juga memiliki fungsi sosialisasi yang maksudnya adalah
ruang memperkenalkan anak pada lingkungan sosial yang lebih besar. Keluarga harus
mengajarkan bagaimana menjadi masyarakat yang baik dan proses interaksi sosial
dengan orang di sekitar dengan cara menyapa, menghormati orang yang lebih tua,
sopan santun dan lainnya.
3. Fungsi Perlindungan
Ada juga fungsi perlindungan. Fungsi ini menempatkan keluarga sebagai
pelindung anggota keluarga dari tindakan tak baik dan norma yang menyimpang.
Keluarga memiliki peran melindungi anggotanya dari segala ancaman bahaya maupun
kemungkinan buruk lain.
4. Fungsi Afeksi
Fungsi lainnya adalah afeksi. Anda harus ingat bahwa anak sangat peka. Mereka
akan mengamati ekspresi, gaya interaksi, perilaku dan emosi orang tua dalam
berkomunikasi dengan mereka. Rasa cinta, kehangatan, dan lainnya akan
mencerminkan bagaimana pertumbuhan keluarga.
5. Fungsi Religius
Selain itu, ada juga fungsi religius. Fungsi ini menempatkan keluarga sebagai
tempat pertama yang memperkenalkan budaya agama pada anak. Keluarga akan
mengajarkan budaya beragama dan kaidah ajaran yang baik pada anak sebagai umat
beragama yang baik.
6. Fungsi Ekonomi
Lalu ada fungsi ekonomi. Sistem ekonomi ini dibutuhkan keluarga untuk
memenuhi setiap kebutuhan anggota keluarganya. Fungsi ini jugalah yang berperan
dalam menambah rasa tanggung jawab, saling mengerti dan solidaritas serta keterkaitan
antar keluarga.
7. Fungsi Rekreasi
Selanjutnya ada fungsi rekreasi yang mana ia adalah tempat melepaskan penat
anggota keluarga dari hiruk pikuk aktivitas di luar rumah. Keluarga juga merupakan
tempat terbaik untuk menghilangkan stres dan kebahagiaan bisa diciptakan dengan
kondisi rumah yang penuh dengan kasih sayang.
8. Fungsi Biologis
Keluarga juga memiliki fungsi biologis yang mana ia merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis setiap anggotanya. Kebutuhan yang dimaksud adalah
makan, kelelahan, kesehatan dan lainnya.

Perspektif Psikologi Keluarga


Sedangkan dari sudut perspektif, psikologi keluarga dipandang memiliki banyak
pengaruh untuk keluarga maupun individunya. Pertama, ilmu ini menggabungkan antara
psikologi dengan ilmu tentang keluarga yang mana ia akan mempengaruhi setiap anggotanya
secara psikologis. Selain itu, ilmu ini juga dikenal sebagai bentuk intervensi psikologi dengan
target keluarga.
Maksudnya adalah kebersamaan antar anggota keluarga bisa jadi terapi penyemangat
dan lainnya. Lalu, keluarga sejak lama memang sudah dipandang sebagai tempat di mana
individu mendapatkan pendidikan pertama, pengalaman interaksi dan lainnya. Keluarga juga
akan sangat mempengaruhi seorang individu sehingga menjadi individu yang kuat.
Ilmu psikologi tentang keluarga ini juga memberikan pemahaman bahwa keluarga merupakan
sistem di mana setiap individu terlibat di dalamnya. Setiap anggota keluarga memiliki tujuan
pencapaian yang ditujukan dengan cara berpikir sistem yang diperhitungkan masing-masing
individu di dalamnya.
Selain itu, ilmu ini juga mengedepankan sistem keluarga untuk bisa mengalami
perubahan apabila satu individu berubah. Ada banyak terapi keluarga yang menarik untuk
dilakukan, Ini juga salah satu perspektif dalam keluarga dalam ilmu psikologi keluarga. Ingat,
psikologi ini sangat luas sehingga bisa dijadikan terapi yang baik pula.

Ruang Lingkup Psikologi Keluarga


Lalu, apa saja ruang lingkup dalam psikologi keluarga? Untuk ruang lingkupnya
sebenarnya sederhana saja dan diantaranya yaitu:
1. Manajemen rumah tangga.
2. Komunikasi antar anggota keluarga.
3. Pengembangan potensi dalam keluarga.
4. Strategi mengatasi permasalahan keluarga.
5. Penyelesaian masalah.
6. Tanggung jawab anggota keluarga itu sendiri.

Manfaat Psikologi Keluarga


Apa manfaat mempelajari dan mendalami ilmu psikologi keluarga? Cukup banyak manfaat
yang bisa didapatkan dengan ilmu keluarga ini yang diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Bekal untuk mengendalikan.
2. Memprediksi dan memahami perilaku anggota keluarga.
3. Mempermudah interaksi dengan anggota keluarga agar lebih memahami.
4. Memahami keinginan atau karakteristik masing-masing anggota keluarga dengan baik.
5. Memahami pendapat dan perbedaan yang ada sebagai proses memberikan dukungan.
6. Mempengaruhi perilaku atau pola pikir anggota keluarga dengan memberikan sudut
pandang yang lebih positif.

Penyelesaian Konflik Keluarga dengan Psikologi Keluarga


Dalam hubungan keluarga, hal yang pasti terjadi adalah adanya konflik di dalamnya.
Konflik ini memiliki definisi pertentangan yang cukup keras dan terjadi karena adanya
komunikasi yang tidak efektif antara beberapa pihak. Untuk penyelesaiannya, bisa menerapkan
ilmu psikologi keluarga dan diantaranya, yaitu:
1. Cari Penyebab dengan Gunakan Psikologi Keluarga
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan konflik adalah dengan
mencari penyebabnya lebih dulu. Konflik dalam keluarga biasanya terjadi karena
keterbatasan kemampuan diri untuk menyesuaikan diri, mengatasi masalah, dorongan
emosional yang terlalu tinggi dan lainnya.
Biasanya, penyebab konflik pada keluarga adalah anak. Gase anak adalah fase
paling berisiko terjadi konflik dalam keluarga di mana anak mulai merasa tak nyaman
dengan aturan di rumah, terbawa arus teman dan lainnya. Konflik ini cukup krusial
apabila orang tua tak bisa memahami dan menyelesaikan masalah dan dapat berakibat
negatif.
2. Penyelesaian Masalah dengan Psikologi Keluarga
Jika penyebab sudah diketahui, tinggal penyelesaian saja. Penyelesaian konflik
bisa dilakukan orang tua menggunakan fungsi keluarga itu sendiri yakni melindungi,
berkomunikasi, berkompromi, mengalah dan mengantisipasi setiap respon yang terjadi.
Penyelesaian konflik ini haruslah konstruktif sehingga bisa berdampak positif
bagi anggota keluarga. Seberat apapun konflik dalam keluarga, tempat terakhir yang
dituju tetap saja keluarga? Berikan rasa nyaman dan cinta pada setiap anggota keluarga.
Hal ini akan mengalahkan permasalahan dan rasa amarah yang ada.
Dengan begitu, hubungan yang baik akan bisa dijalin secara konstruktif lagi.
Berbeda ceritanya bila penyelesaian masalah dilakukan dengan cara destruktif. Dampak
yang ditimbulkan malah akan negatif dan ini berpengaruh pada pertumbuhan anak
terkait perilaku gaya bicara, cara berpikir dan bersikap dan lainnya.
Psikologi dalam penyelesaian masalah di sini memiliki fungsi agar orang tua
bisa memahami, lebih bisa berpikir dan berperilaku tenang dalam menghadapi konflik.
Selain itu, orang tua juga harus berperan menimbang atau memprediksi dampak buruk
yang bisa saja terjadi bila hal ini tak dapat diselesaikan.

Strategi Mengurangi Konflik dengan Psikologi Keluarga


Untuk mengurangi konflik yang terjadi, Anda bisa melakukan beberapa cara. Pertama,
Anda bisa menerapkan aturan dasar mengenai penyelesaian masalah di rumah semisal dilarang
berkata kasar atau mengumpat, tetap menghargai orang yang lebih tua dan tetap santun. Selain
itu, buatlah anggota keluarga saling mengerti dan memahami.
Kedua belah pihak harus bisa saling mendengarkan keluhan dan perasaan masing-
masing. Pendapat yang diutarakan juga perlu terbuka dan tidak ada yang disembunyikan agar
lebih jelas. Cara lainnya adalah tetap berpikir positif. Misalnya terjadi konflik antara orang tua
dan anak.
Orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak ada baiknya mencoba
mengolah cara berpikir dan menempatkan diri seolah Anda adalah si anak. Dengan begitu,
Anda bisa mengerti apa yang dirasakan anak. Hal ini tentunya bisa membuka pandangan baru
yang lebih luas untuk anak juga.
Proses ini disebut juga dengan nama Brainstorming. Orang tua bisa bercerita tentang
pengalaman yang tak ada hubungannya dengan konflik yang sedang terjadi dan berikan waktu
pada anak untuk menelusuri konflik dari berbagai sudut pandang dan berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi.
Jika sudah, capailah kesepakatan. Setiap hasil pemikiran yang terjadi, tak boleh diambil
semuanya, pilih salah satu yang dianggap paling baik untuk kedua belah pihak agar konflik
bisa selesai. Bila sudah, catatlah persetujuan tersebut dan yakinkan anak bahwa itu harus
dilakukan kembali bila terjadi konflik yang sama atau konflik lainnya.
Dalam hubungan keluarga, orang tua adalah yang paling bertanggung jawab dan
memegang peranan paling besar. Namun, bukan berarti anak bisa seenaknya saja bertingkah
laku. Ada aturan yang harus mereka ikuti dan itu bisa diterapkan dengan adanya psikologi
tentang keluarga ini. Dengan menerapkan pemahaman ilmu psikologi keluarga ini semoga
setiap konflik di kemudian hari lekas selesai.

Anda mungkin juga menyukai