PSIKOLOGI ISLAM
MAKALAH
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
SEMESTER 1
JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM 1B
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tulungagung, 2 November 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................3
BAB I....................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................4
Latar Belakang.................................................................................4
Rumusan Masalah............................................................................4
Tujuan...............................................................................................4
BAB II..................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................5
3.1 Substansi Manusia Yang Menggambarkan Struktur
Kejiwaan ( Jasmani, Rohani, Akal, dan Nafs)..............................5
A. Substansi jasmani.....................................................................5
B. Substansi Ruh...........................................................................6
C. Substansi Nafsani.....................................................................6
D. Akal...........................................................................................7
3.2 Membandingkan Dengan Struktur Dalam Psikologi Barat
Kontemporer....................................................................................8
PSIKOLOGI BARAT...................................................................8
PSIKOLOGI ISLAM.................................................................10
BAB III...............................................................................................12
KESIMPULAN..................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna dengan anugerah akal
dan fikiran. Berbicara mengenai manusia yang merupakah mahluk yang unik, mahluk
psikofisik dengan memiliki beragam karakteristik, beragam kepribadian maka tentu tidak
akan ada habisnya. Di dalam islam memandang bahwa manusia mampu untuk
mengetahui sebuah pengetahuan, kebenaran sebatas modalitas yang dimilikinya dan
ketidaktahuan yang diluar modalitasnya. Selama manusia memiliki syarat utama yang
berupa kemampuan fisik, kesehatan mental secara lahiriah dan batin yang sehat maka
mereka akan dapat mengetahui.
Bagi kita bahwa Al-Qur’an cukup untuk tidak bertabrakan dengan salah satu ilmu
pengetahuan yang akan diterima oleh akal, membukakan jendela pemikiran para umat
muslim, dan memupuk kerinduan dalam diri kita untuk melakukan sebuah penghayatan,
perenungan, analisis, dan telaah ilmiah.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana strukturalisasi jiwa manusia dalam psikologi islam ?
2. Bagaimana cara membandingkan struktur Psikologi Islam dengan Psikologi Barat ?
Tujuan
1. Dapat mengetahui apa saja dan bagaimana struktur kejiwaan manusia dalam
pandangan islam.
2. Dapat membandingkan strukturlisasi dalam pandangan Psikologi Islam dengan
Psikologi Barat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Substansi jasmani
Jasad (jisim) dalah suatu substansi manusia yang lebih mengarah terhadap
organisme fisik. Dimana setiap mahluk biotik-lahiriah memiliki 4 unsur
material yaitu tanah,api, udara, air yang merupakan sebuah unsur abiotik
(mati). Mereka akan hidup bila diberi energi kehidupan yang sering disebut
dengan nyawa, sama dengan manusia yang hidup dengan nyawa. Abu al-
Hasan al-Asy’ari menyebutnya dengan al-hayat (daya hidup), sedangkan al-
Ghazaly menyebut dengan al-ruh (ruh material).
Lantas apa perbedaan al-ruh dengan al-hayat ? jika al-ruh itu menyatu dengan
manusia sejak dalam embrio setelah berumur 4 bulan, sedangkan al-hayat
sudah sejak adanya sel kelamin.Dengan daya ini manusia bisa merasakan
sakit, panas, dingin, lapar dll.
Jisim manusia memiliki natur terseendiri seperti menurut al-Ghazaly
yang menyatakan bahwa sifat komponen ini dapat bergerak, memiliki rasa,
berwatak gelap dan kasar tidak berbeda dengan lainnya. Sedangkan menurut
Ibnu Rusyd yang menyatakan bahwa komponen jasad adalah sebuah
komponen materi. Komponen materi ini memiliki naturnya yaitu inderawi,
empirik, dan dapat disifati.
B. Substansi Ruh
Beberapa ahli menyebut bahwa ruh adalah sebagai badan halus (jism
lathif), substansi yang sederhana (jauhar basith), dan ada juga yang substansi
ruhani (jauhar ruhani). Ruh adalah suatu substansi yang memiliki natur sendiri.
Sepertimenurut Ibnu Sina yang mengatakan bahwa kesempurnaan sebuah jasad
awal manusia yang tinggi dengan memiliki daya kehidupan. Sedangkan menurut
al-Farabi yang menyatakan bahwa ruh berasal dari amar (alam perintah) yang
memiliki suatu sifat berbeda dengan jasadnya.
Sesuai dengan ( QS. Al-a’raf:172, al-ahzab 72) bahwa fitrah dari ruh mukti
dimensi yang tidak ada batasan antara ruang dan waktu, ruh dapat keuar masuk
dan ruh juga hidup sebelum tubuh seorang manusia itu ada. Adapun bahwa
kematian tubuh tidak bisa dikatakan sebagai kematian ruh karean ruh akan masuk
ke tubuh manusia jika mereka sudah siap menerimanya dan kesiapan tersebut saat
kandungan berusia 4 bulan, dan pada saat itu ruh berubah nama menjadi al-nafs
( gabungan ruh dan jasad ). Pembahasan mengenai ruh yang dibagi menjadi 2,
yaitu : ruh yang berhubungan dengan zatnya sendiri ( al-munazzalah), dan ruh
yang berhubungan dengan jasmani (al-gharizah/ nafsaniah).
Ruh al-munazzalah diciptakan di alam ruh atau di alam perjanjian, ruh ini
sudah melekat pada diri setiap manusia atau sering disebut dengan fitrah asal yang
mendasari sebuah esensi (hakikat) struktur manusia, dimana ruh ini berguna untuk
memberikan motivasi yang menjadi dinamika tingkah lakunya. Wujud ruh al-
munazzalah adalah al-amanah. Sedangkan al-gharizah yaitu ruh seorang manusia
yang berkaitan dengan jasad.
C. Substansi Nafsani
Dalam khazanah islam nafs memiliki banyak arti, nafs yang berarti jiwa,
nyawa, ruh, kepribadian, dan struktur psikofisik manusia. Struktur nafs
merupakan bagian dari struktur psikofisik kepribadian manusia yang diciptakan
guna mengaktualisasikan semua rencana dan perjanjian Allah SWT terhadap
manusia dialam arwah. Struktur nafsani berbeda dengan struktur jiwa seperti yang
dipahami dalam Psikologi Barat, ia adalah perpaduan integral antara struktur
jasmani dan rohani. Nafsani mempunyai natur gabungan antara natur ruh dan
jasad yang memiliki ikatan hukum yang bersifat ruhani-jasadi, potensi ini bersifat
potensial tetapi juga dapat teraktualisasi jika manusia mengupayakan.
D. Akal
Menurut al Ghazali akal yang dimaksud dalam konteks ini ialah rasio
antara nafsani dan taklid ( keyakinan berdasar kepada tingkah laku nabi semua
adalah benar) yang mengikuti nabi sebagai rasio qalbani. Menurut Ma’an
Ziyadat dan Ar-Raghib Al- ashfahany dalam Muib dan Mudzakir menyatakan
bahwa akal secara etimologi memiliki arti sebagai al-imsak (mencegah), al-
ribath (ikatan), an-nahy (melarang), dan man’u (mencegah).
Kembali lagi ke al Ghazali bahwa akal manusia sangat beragam dan dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
PSIKOLOGI BARAT
Definisi Secara Etimologis kata “kepribadian” berasal dari bahasa Latin yaitu
“persona” yang berarti “topeng” yakni topeng yang dipakai oleh aktor drama
dan sandiwara yang mengacu pada sebuah pertunjukkan sandiwara yang
menggunakan topeng oleh aktor-aktor Roman dalam drama yunani. Para aktor
ini menggunakan topeng untuk menonjolkan peran atau berpenampilan tiruan.
Kemudian dalam beberapa bahasa kepribadian disebut dengan istilah
personality (Inggris), personalidad (Spanyol), dan personalichkeit (Jerman).
a.Id (das es) adalah sistem kepribadian biologis yang asli, berisikan sesuatu
yang telah ada sejak lahir. Berorientasi kepada kesenangan yang merupakan
sumber insting kehidupan atau dorongan biologis (makan, minum, tidur, dsb.)
prinsip kesenangannya merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera dari
dorongan biologis tersebut.
b.Ego (das Ich) merupakan aksekutif atau manajer dari kepribadian yang
membuat keputusan tentang insting-insting mana yang akan dipuaskan dan
bagaimana caranya; atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi,
rasional dan berorientasi kepada prinsip realitas. Peran utamanya sebagai
mediator yang menjembatani antara iddengan kondisi dunia luar.
c.Super Ego (das uber ich) merupakan komponen moral kepribadian yang
terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik-buruk dan benar-
salah. Super ego bekerja untuk mengontrol diri sendiri, mencapai
kesempurnaan kepribadian(Sumardi. S, 1993).Unsur-unsur kepribadian ini
membentuk kepribadian pada diri seseorang sehingga melahirkan tingkahlaku
atau perbuatan, ketika ketiga unsur ini berjalan sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Yaitu ketika id membutuhkan pemenuhan kemudian ego
mempertimbangkan apakah dipenuhi atau tidak sesuai dengan pertimbangan
dari super ego berdasarkan norma-norma di suatu lingkungan atau masyarakat.
Keputusan akhir dari pertimbangan super ego inilah yang menentukan suatu
perbuatan pada diri seseorang, sehingga terbentuklah kepribadian pada diri
seseorang sesuai dengan tingkah laku atau perbuatan-perbuatan yang
dilakukannya. Inilah proses pembentukan kepribadian berdasarkan id, ego dan
super ego menurut Sigmund Freud. Dengan demikian, pembentukan
kepribadian menurut Sigmund Freud hanya terfokus kepada kebutuhan alami
manusia, kemudaian insting yang berfungsi mempertimbangkan apakah
dipenuhi atau tidak sesuai dengan norma-norma lingkungan.
PSIKOLOGI ISLAM
a.Jasad
Jasad meliputi tingkah laku luar manusia yang mudah nampak dan ketahuan
dari luar, misalnya cara-cara berbuat dan cara-cara berbicara. Aspek jasad ini
adalah merupakan aspek biologis sebagai pelaksana tingkah laku perbuatan
manusia.Dengan demikian jasad adalah merupakan organ tubuh manusia yang
secara fisikterlihat oleh kasat mata. Adapun fungsi jasad dalam proses
pembentukan kepribadian adalah sebagai pelaksana dari unsur-unsur lainnya
yang berupa tingkah laku atau perbuatan
b.Akal
Lafadz akal berasal dari bahasa Arab dari lafadz aql. Secara istilah akal adalah
kekuatan yang dapat digunakan untuk menghukumi sesuatu. Atau dengan
ungkapan yang lebih tegas, akal adalah kemampuan untuk menghukumi
fakta/realitas tertentu, baik yang berkaitan dengan perbuatan maupun benda
yang dibangun berdasarkan pandangan hidup tertentu. Dengan demikian, akal
adalah merupakan potensi yang dimiliki oleh manusia yang berfungsi untuk
berfikir atau menghukumi sebuah fakta/realitas yang terindera, yang mana akal
adalah merupakan khasiyat dari otak manusia. Dalam proses pembentukan
kepribadian manusia, akal berfungsi sebagai pembuat keputusan terhadap
fakta/realitas dan sebagai penentu pelaksanaan perbuatan, apakah perbuatan
tersebut dilakukan atau tidak.
c.Kalbu
Kalbu merupakan materi organik yang memiliki sistem kognisi yang berdaya
emosi. Kalbu terdiri dari dua aspek, yaitu kalbu jasmani dan kalbu ruhani.
Kalbu jasmani adalah daging sanubari yang berbentuk seperti jantung pisang
yang terletak di dalam dada sebelah kiri. Sedangkan kalbu ruhani adalah
sesuatu yang bersifat halus, ruhani yang berhubungan dengan kalbu jasmani.
Kalbu ruhani ini memiliki insting yang disebut dengan nur ilahi (cahaya
ketuhanan) dan al-bashirah al-batinah (mata batin) yang memancarkan
keimanan dan keyakinan. Dalam proses pembentukan kepribadian fungsi
kalbu adalah melahirkan sebuah keyakinan terhadap fakta/realitas atau
perbuatan tertentu apakah dilakukan atau tidak.d.Nafsiyah (nafsu)Nafsiyah
berasal dari lafadz nafs yang ditambah dengan huruf yâ’ an-nisbah.
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian jiwa dalam pandangan islam adalah nyawa atau roh yang
menyebabkan adanya sebuah kehidupan, sifat yang mendorong manusia
melakukan sesuatu hal dan perasaan yang timbul pada diri manusia tersebut.
Sedangkan psikonalisis jiwa diartikan sebagai sesuatu keadaan manusia
dimana dalam diri tersebut dibagi menjadi 2 keadaan yaitu, keadaan alam
bawah sadar dan keadaan sadar. Adapun substansi manusia sebagai berikut :
substansi jasmani, substansi ruh, substansi nafsani, akal.
Dengan demikian setiap orang yang berpikir berdasarkan akidah Islam dan
hawa nafsunya dikembalikan kepada akidah Islam maka seseorang tersebut
memiliki kepribadian islami. Ketika akidah Islam yang dijadikan satu-satunya
tolak ukur umum terhadap seluruh pemikiran dalam menghukumi fakta, maka
terbangunlah pemahaman islami yaitu aqliyah Islam. Dan ketika akidah Islam
yang dijadikan satu-satunya tolak ukur umum dalam pemenuhan dorongan
kebutuhan jasmani dan nalurinya secara praktis dan riil, maka terbangunlah
pola sikap islami yaitu nafsiyah Islam. Dengan demikian, ketika seluruh
perbuatan seseorang dibangun berdasarkan aqliyah Islam dan nafsiyah Islam
maka terwujudlah kepribadian islami, yaitu kepribadian yang memiliki ciri
khas Islam. Berdasarkan hal ini, kepribadian islami didefinisikan sebagai,
“satu kesatuan integrasi dari cara kerja aqliyah dan nafsiyah berlandaskan
akidah Islam yang melahirkan perbuatan”. Inilah definisi dan konsep
kepribadian islami menurut pandangan Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani.
Unsur kepribadian manusia terdiri dari, unsur dalam diri manusia dan unsur
diluar diri manusia. Unsur dalam diri manusia meliputi, panca indera, otak,
akal dan nafsiyah. Namun keempat unsur ini hanya dapat menghasilkan reaksi
saja. Oleh karena itu untuk dapat melahirkan sebuah perbuatan tertentu pada
diri seseorang, dibutuhkan unsur dari luar diri manusia berupa fakta/realitas
dan informasi awal yang tersimpan didalam otak manusia yang meliputi ilmu
dan pengetahuan-pengetahuan yang terpancar dari akidah. Adapun informasi
atau pengetahuan yang dijadikan landasan berfikir dalam menghukumi
fakta/realitas oleh seseorang menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani,
bersumber dari akidah Islam, akidah sekuler dan akidah komunis.Dari akidah
inilah terpancar pengetahuan-pengatuan yang berupa tsaqofah.Dengan
demikian ketika ingin membentuk kepribadian islami pada seseorang maka
harus menjadikan akidah Islam dan tsaqofah Islam sebagai landasannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjf35Sy8vfsAhV3IbcAHY-
xC8sQFjADegQIAhAC&url=https%3A%2F%2Fmoraref.kemenag.go.id%2Fdocuments%2Farticle
%2F98077985952814390%2Fdownload&usg=AOvVaw0ZFhspTWaKLVkazgxvXbpe