Anda di halaman 1dari 25

METODE DAN PENDEKATAN PSIKOTERAPI ISLAM

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi Islam

Dosen Pengampu : Hammi Latifah M.A

Disusun oleh :

Tri Maida Sari 1941040146

Umi Latifah 1941040150

Widiya Agni 1941040154

BKI B

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.Kami mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.Kami
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Hammi
Latifah selaku Dosen pengampu mata kuliah Psikoterapi Islam yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Bandar Lampung ,22 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode dan Pendekatan Psikoterapi Islam ....................


B. Tujuan psikoterapi islam...................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................
B. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam,pikiran atau lebih


tepatnya,pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis,istilah ini
mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi
gangguan emosionalnya.Dengan cara memodifikasi perilaku,pikiran,dan emosi,sehingga
individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah
psikis.Praktek pengobatan yang ada dalam Al-Quran,yaitu dengan praktik fisik dan
psikis.Tapi pada tahap penyembuhan penyakit yang paling utama adalah psikis dalam
kejiwaan.Manusia sebagai makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari pada makhluk
lain tentu juga masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Sebab Yang Maha Sempurna
hanyalah Sang Pencipta. Dalam menjalani kehidupan di dunia manusia tidak lepas dari
berbagai masalah yang muncul karena kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya itu.
Masalah yang muncul dapat berasal dari dalam diri maupun dari
lingkungannya.Dalam dunia psikologi masalah yang muncul tersebut dikenal sebagai
gangguan atau penyakit, ada yang disebut dengan penyakit fisik adapula penyakit hati
atau penyakit jiwa. Namun semua penyakit pasti ada obatnya, hal ini telah dijamin oleh
Allah dalam firmanNya. Penyakit fisik dapat disembuhkan dengan berbagai jenis obat
baik tradisional maupun obat modern dalam bentuk kapsul dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk pengobatan penyakit jiwa dapat dilakukan melalui terapi yang dalam
dunia psikologi disebut dengan psikoterapi. Secara harfiah, psikoterapi berasal dari kata
psyco berarti jiwa, dan therapy berarti penyembuhan. Psikoterapi dengan demikian dapat
diartikan sebagai penyembuhan jiwa. Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan
alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui
metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu
individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan cara memodifikasi perilaku,
pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam
mengatasi masalah psikisnya.

Secara umum, psikoterapi berguna untuk membantu penderita dalam memahami


dirinya, mengetahui sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri,
memberi perspektif masa depan yang lebih cerah, membantu penderita mendiagnosis
bentuk-bentuk psikopatologi, dan membantu penderita menentukan langkah-langkah
praktis dan pelaksanaan pengobatannya. Dalam psikoterapi, para ahli membantu proses
4
realisasi dari proses fitrah kliennya menuju kepada kehidupan yang bermakna, berarti,
dan berguna. Makna hidup yang tertinggi adalah pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Pencipta diri dan alamsemesta.Dalam hubungan dengan Islam, psikoterapi adalah proses
pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun
pisik dengan melalui bimbingan al-Qur’an dan al- Sunnah NabiSaw.

B. Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian Metode dan Pendekatan Psikoterapi Islam?

2.Apa Perbedaan Terapi Islam dengan Terapi-Terapi Lainnya?

C.Tujuan Penelitian

1.Mengetahui Pengertian Metode dan Pendekatan Psikoterapi Islam.

2.Mengetahui Perbedaan Terapi Islam dengan Terapi-Terapi Lainnya

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode dan Pendekatan Psikoterapi Islam

A. Pengertian Metode

Psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu


penyakit,apakah mental,spiritual,moral maupun fisik dan melalui bimbingan Al-Quran
dan As-Sunah Nabi SAW. Psikoterapi Islam dikembangkan dengan menggunakan
metode yang bersifat humanisme teosentris dan komprehensif. Dengan metode ini ,
maka psikoterapi Islam selain menggunakan metode ijtihadiyah manusia lewat
eksperimen, labolatorium, wawancara, angket, observasi dan tes sebagaimana
digunakan dalam psikoterapi barat. Disamping itu psikoterapi Islam juga
menggunakan metode naqliyah dan fikriyah. Untuk lebih jelasnya mengenai metode-
metode psikoterapi Islam1

Istilah psikoterapi memiliki pengertian yang cukup banyak, terutama karena


istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang operasional ilmu empiris seperti
psikiater, psikologi, bimbingan dan konseling, kerja sosial (case work), pendidikan dan
ilmu agama.secara harfiah psikoterapi berasal dari kata “psycho” jiwa dan “therapy”
yang berarti penyembuhan. jika digabungkan adalah penyembuhan jiwa.
Lewis R. Wolbeng M.D. dalam buku Samsul Munir Amin, memaparkan bahwa
psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap
permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara
sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan (1)
menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada, (2) memperantarai
(memperbaiki) tingkah laku yang rusak, dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta
perkembangan kepribadian yang positif.
Sementara itu, Hamdani Bakran Adz-Dzaky dalam bukunya konseling dan
psikoterapi Islam menjelaskan bahwa psikoterapi ialah pengobatan penyakit dengan cara
kebathinan, atau penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada
kesulitan- kesulitan penyesuaian diri setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan
agama, dan diskusi personal dengan para guru dan teman.

Adapun metode-metode yang dipakai oleh Psikoterapi Islam menurut Samsul Munir

Amin dalam buku Konseling dan psikoterapi islam adalah:

1. Metode Ilmiah (Method of Science)

Metode Ilmiah (Menthod of Science) adalah metode yang sering diaplikasikan


dalam dunia pengetahuan pada umumnya. Untuk membuktikan suatu kebenaran
dan hipotesa-hipotesa maka dibutuhkan penelitian secra empiris di lapangan, dan untuk
mencapai kesempurnaan, paling tidak mendekati kesempurnaan untuk penelitian hipotesa

1
Syifa. 2021., Psikoterapi Islam, (http://mediainspirasicjr.wordpress.com/psikoterapi/,).
6
itu, maka metode ini sangat dibutuhkan dengan teknik-teknik seperti interview,
eksperimen, observasi, tes, dan survei di lapangan.2

2. Metode Keyakinan (Method of Tenacity)

Metode Keyakinan (Method of Tenacity), adalah metode berdasarkan suatu


keyakinan yang kuat dan dimiliki oleh seseorang peneliti. Keyakinan itu dapat diraih
melalui:

a. Ilmu Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang diperoleh berdasarkan ilmu secara teoritis.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin. ( QS at-Takaatsur: 1-5)3

b. ‘Ainul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan mata
kepala secara langsung tanpa perantara, seperti firman Allah SWT. “Niscaya kamu benar-
benar akan melihat neraka Jahanam, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan
melihatnya dengan penglihatan mata kepala yang meyakinkan”. (At-Takaatsur: 6-7)

c. Haqqul Yaqin, yaitu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan, penghayatan,


pengalaman. Seperti firman Allah Ta’ala: “Adapun jika Dia (orang yang mati) Termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), Maka Dia memperoleh ketenteraman dan
rezki serta jannah kenikmatan. Dan Adapun jika Dia Termasuk golongan kanan, Maka
keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. Dan Adapun jika Dia
Termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, Maka Dia mendapat hidangan air yang
mendidih, dan dibakar di dalam Jahannam. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah
suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang
Maha Agung”. (Al Waqi’ah: 88-96).

d. Kamalul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang sempurna dan lengkap, karena ia
dibangun diatas keyakinan berdasarkan hasil pengamatan penghayatan, teoritis, aplikatif,
dan empirik.4

3. Metode Otoritas (Method of Authority)

Metode Otoritas (Method of Authority), yatu suatu metode dengan menggunakan


otoritas yang dimiliki oleh peneliti, yaitu berdasarkan keahlian, kewibawaan, dan
pengaruh positif. Atas dasar itulah seorang psikoterapis memiliki hak penuh untuk
melakukan tindakan secara bertanggungjawab. Apabila seorang psikoterapis memiliki

2
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2010), 186.
33
Pius A partanto, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), 638.

4
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikoterapi Kontemporer (Malang: UIN Malang Press,
2009), 191.
7
otoritas yang tinggi, maka sangat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan
suatu penyakit atau gangguan yang sedang diderita oleh seseorang5.

4. Metode Intuisi (Method of Intuition)

Metode Intuisi (Method of Intuition), adalah metode berdasarkan ilham yang


bersifat wahyu yang datangnya dari Allah SWT. Metode ini sering dilakukan oleh para
sufi dan orang-orang yang dekat dengan Allah dan mereka memiliki pandangan batin
yang tajam (bashirah), seta tersingkapnya alam kegaiban (mukasyafah). Metodologi
Tasawwuf (Method of Sufism), adalah suatu metode peleburan diri dari sifat-sifat,
karakter-karakter, dan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari kehendak dan
tuntunan Tuhan. 6

Sementara itu menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky mengemukakan tentang metode

psikoterapi Islam dengan pendekata n Tasawuf. Metode tasawuf adalah suatu metode

peleburan diri dari siaft-sifat, karakter-karakter dan perbuatan-perbuatan yang

menyimpang dari kehendak dan tuntunan ke- Tuhan-an.

a. Takhalli, yaitu metode pengosongan diri dari kedurhakaan kepada Allah dengan
jalan pertobatan yang sesungguhnya.

b. Tahalli yaitu pengisian diri dengan ibadah dan ketaatan, aplikasi tauhid dan akhlak

yang terpuji dan mulia. Dalam upaya mencapai esensi tauhid ada beberapa hal yang

sangat penting yang harus dilakukan, yaitu:

1) Perbaikan pemahaman dan aplikasi ilmu tauhid

2)Perbaikan pemahaman dan aplikasi syari’at

3)Perbaikan pemahaman dan aplikasi thariqat

4)Perbaikan pemahaman dan aplikasi hakikat

5)Perbaikan pemahaman dan aplikasi ma’rifat7

c. Tajalli dalam makna bahasa dapat berarti tampak, terbuka, menampakkan, atau
menyatakan diri. Pada tingkatan inilah Allah menampakkan dirinya seluas-luasnya
kepada hamba-Nya yang dikehendakinya. Tajalli yaitu dalam makna bahasa dapat
berarti tampak, terbuka, menampakkan atau menyatakan diri. Pada tingkat inilah Allah
SWT. menampakkan diri-Nya seluas-luasnya kepada hamba-Nya yang dikehendaki.
Bukan hanya cahaya kebenaran hakiki, tetapi Dzat yang memiliki cahaya itulah yang
tampak. Semua hijab yang lahir maupun batin, Dia telah terbuka lebar dan Maha Lebar.
5
Ahmad Saifuddin, Psikologi Agama: Implementasi Psikologi untuk Memahami Perilaku Beragama
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), 207.
6
Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), 170.
7
Abuddin Nata, Psikologi Pendidikan Islam (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), 41.
8
Kemunculan itu akan hadir dalam wujud martabat secara empiris. Tujuan utama metode
tasawuf, bukan hanya sekedar pengetahuan, pengobatan dan perawatan diri secara
totalitas, tapi juga mengantarkan seseorang insan menjadi orang yang shahih, bersih,
suci dan menemukan eksistensi Tuhannya secara hakiki dan empiris.8

B. Fungsi dan Tujuan Psikoterapi Islam

Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky (2002: 225-228) dalam buku Konseling dan
psikoterapi islam membagi fungsi psikoterapi islam menjadi tiga bagian yaitu sebagai
berikut :

1. Fungsi Pencegahan (Prefention)

Fungsi pencegahan (prevention), dengan mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan


ilmu ini, seseorang akan dapat terhindar dari hal-hal, keadaan atau peristiwa yang
membahayakan dirinya, jiwa, mental, spiritual, atau moralnya. Sebab ilmu akan
menimbulkan potensi prefentif sebagaimana yang telah diberikan Allah kepada hamba-
hambaNya yang dikehendakiNya.

2. Fungsi Penyembuhan dan perawatan (Treatment)

Fungsi penyembuhan/perawatan (treatment), psikoterapi islam akan membantu


seseorang melakukan pengobatan, penyembuhan dan perawatan terhadap gangguan atau
penyakit, khusunya kepada gangguan mental, spiritual, kejiwaan, seperti dengan
berdzikir, hati dan jiwa menjadi tengang dan damai, dengan berpuasa akal fikiran, hati
nurani, jiwa, mental menjadi suci dan bersih, dengan shalat dan membaca shalawat Nabi
Muhammad SAW spirit dan etos kerja akan bersih dan suci dari gangguan setan, iblis,
jin, dan sebagainya.

3. Fungsi Pensucian (Sterilisasi) dan Pembersihan (Purification)

Fungsi pensucian dan pembersihan (sterilisasi/purrification), psikoterapi islam


melakukan upaya pensucian-pensucian diri dari bekasan-bekasan dosa dan kedurhakaan
dengan pensucian najis (istinja’), pensucian yang kotor (mandi), pensucian yang bersih
(wudhu), pensucian yang suci atau fitri (shalat taubat), dan pensucian yang Maha Suci
(dzikrullah mentauhidkan Allah).

Adapun tujuan dari Psikoterapi Islam menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky (2002: 278-
279) dalam buku Konseling dan psikoterapi islam ialah:

1. Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat jasmani dan rohaninya.

2. Menggali dan mengembangkan potensi esensial sumber daya insani.

8
Abuddin Nata, Psikologi Pendidikan Islam (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), 41.
9
3. Mengantarkan individu kepada perubahan konstruksi dalam kepribadian dan etos
kerja.

4. Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman, keihsanan, dan ketauhidan dalam


kehidupan sehari-hari.

5. Mengantarkan individu, mengenal, mencintai, dan berjumpa dengan jati diri serta
dzat yang Maha Suci yaitu Allah Ta’ala.

Menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir (2002: 221) dalam buku Nuansa-
nuansa psikologi islam, Ibnu qayyim Al jauziyah dalam “Ighatsah al labfan” lebih
spesifik membagi psikoterapi dalam dua kategori yaitu tabi’iyyah dan syar’iyah.
Psikoterapi tabi’iyyah adalah pengobatan secara psikologis terhadap penyakit yang
gejalanya dapat diamati dan dirasakan oleh penderitanya dalam kondisi tertentu, seperti
penyakit kecemasan, kegelisahan, kesedihan dan amarah. Penyembuhannya dengan cara
menghilangkan sebab-sebabnya.

Psikoterapi syar’iyah adalh pengobatan secara psikologis terhadap penyakit yang


gejalanya tidak dapat diamati dan tidak dapat dirasakan oleh penderitanya dalam kondisi
tertentu, tetapi ia benar-benar penyakit yang berbahaya, sebab dapat merusak kalbu
seseorang,seperti penyakit yang ditimbulkan dari kebodohan , syubhat, keragu-raguan,
dan syahwat. Pengobatannya adalah dengan penanaman syari’ah yang datangnya dari
tuhan.

C. Pendekatan Psikoterapi Islam

Setidaknya ada beberapa term yang dapat dideskripsikan, sebelum menjelaskan

tahapan terapeutik yang berkenaan dengan pendekatan psikoterapi dalam pemulihan

gangguan kejiwaan, yaitu:9

a.Aspek Biologis; meliputi keadaan mental organic, penyakit afektif, psikosis dan

penyalahgunaan zat-zat adiktif.

b.Aspek Psikologis; meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap proses

fungsionalisasi yang buruk, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan,

gangguan pikiran dan respon emosional penuh stress yang ditimbulkan. Selain itu

pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berintraksi

dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.


9
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya ( Jakarta: UI Press, 1978), 87.
10
c.Aspek sosial; meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau

budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus

mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan

kondisi sosio-budaya tertentu.

d.Aspek filosofis; kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan

kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan

ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien,

sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

D. Terapi Dalam Islam

ٌ َ ‫ك ُقهَيى َ ۡي ِهك‬
Terapi dalam Islam Kemahakuasaan Tuhan tergambar dalam firman Allah, ِ‫ِكذ‬

ٍ ِ‫َيخ َيقَين‬
‫ك َي ِك ٱ‬

”(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjukiku, dan

Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit,

Dialah yang menyembuhkan aku.” Juga telah Rasulullah SAW tandaskan dalam

sabdanya, ”Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali penyakit itu telah ada

obatnya.” (HR. alBukhari dari Abu Hurairah)

1. Terapi al-Qur`an

Al-Qur`an merupakan sarana terapi utama. Sebab di dalamnya memuat resep-

resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit jiwa manusia. Tingkat

kemujarabannya sangat tergantung seberapa jauh tingkat sugesti keimanan pasien.

Sugesti itu dapat diraih dengan mendengar dan membaca, memahami dan

merenungkan, serta melaksanakan isi kandungannya.Masing-masing tahapan

perlakuan terhadap al-Qur`an dapat mengantarkan pasien ke alam yang dapat

menenangkan dan menyejukkan jiwanya. Allah berfirman, َ \ََّ‫ل َيخ َيس ٗرا ِك ِك ِك ُ َي إ ٰى َّظ‬

‫ونُقنَي ِزك‬k‫ل ِكم َي ٱل َي‬kk‫ة ِكن َيم ُق َيى ِك فَي ٓ ۡز َيءا قُق ۡ ُق‬ٞ ‫َيرح َي‬
ۡ ‫ء َيو‬ٞ ‫ك َي َي َويَل َي ِك َز ُق ٱل ۡ ِك ل‬
ُ ِ‫ ُق ۡؤ ِكمن‬.

“Dan kami turunkan dari al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
11
orang-orang yang beriman.” Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan, ada dua

pendapat dalam memahami term syifâ` dalam ayat tersebut. Pertama, terapi bagi

jiwa yang dapat menghilangkan kebodohan dan keraguan, membuka jiwa yang

tertutup, dan menyembuhkan jiwa yang sakit. Kedua, terapi yang dapat

menyembuhkan penyakit fisik, baik dalam bentuk azimat maupun penangkal. 10

2. Puasa

Puasa merupakan salah satu latihan dan didikanjiwa dan banyak mengandung

terapi penyakit kejiwaan dan penyakit fisik. Karena itu, bagi orang yang sakit fisik

(selama penyakit itu tidak berbahaya) lebih baik berpuasa, karena melaluipuasa bisa

menjadikan fisik semakin sehat (shûmû tashihhû). Di saat berpuasa inilah

seorangMuslim selalu berusaha untuk berperilaku baik dan mendengarkan kata hatinya

walaupun tidak ada satu orangpun yang mengawasi perilakunya. Dengan berpuasa juga

seseorangakan berlatih untuk bersabar atas lapar dan haus serta dalam menahan

syahwatnya. Puasa disini adalah menahan diri dari segala perbuatan yang dapat merusak

citra fitri manusia. Pembagian puasa ada 2: a. Puasa fisik, yaitu menahan lapar,haus, dan

berhubungan seks.(bukan miliknya atau bukan pada tempatnya) b. Puasa psikis, yaitu

menahan hawa nafsu dari segala perbuatan maksiat. Puasa juga mampu menumbuhkan

efekemosional yang positif, seperti menyadari akan kemaha kuasaan Allah SWT,

menumbuhkan solidaritas dan kepedulian terhadap orang lain, serta menghidupkan

nilai-nilai positif dalam dirinya untuk aktualisasi diri sebaik mungkin. 11

3. Psikoterapi melalui ibadah haji

Ibadah haji dapat melahirkan sifat-sifatyang mulia, seperti kebersamaan, kesatuan

pandangan di samping mendekatkan dirikepada Allah SWT. dengan memperbanyak

mengalunkan kalimat-kalimat talbiyah. Hajimerupakan pusat pelatihan bagi umat Islam,

karena dalam ibadah haji seseorang akanselalu mengingat Allah, selalu berdoa kepada-

AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 4, No. 2, 2018


10

Rahmad Yulianto Dan Muktamirul Haq Zain_Studi Komparatif: Psikoterapi Dalam Perspektif Islam Dan
11

Modern
12
Nya, melakukan salat dengan penuh kekhusukan,dan memotong hewan kurban bagi

yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Melaluiibadah haji ini juga seseorang

melatih diri lebih rendah hati, disiplin dan mengubur jauhjauhsifat sombong dan

berbangga diri. Haji merupakan salah satu psikoterapi atas perasaanbersalah dan

berdosa, karena melalui ibadah haji dosa dan kesalahan dapat diampuni.

4. Sabar

Sabar adalah salah satu penyebab datangnyakeberuntungan, kemenangan dan

kebahagiaan, karena orang yang sabar atas segalaujian dan cobaan dari Allah SWT.

akan diberikan pahala atau balasan yang lebih baik. Sabardan sifat saling mengingatkan

untuk bersabar adalah dua hal yang masuk dalam cakupanibadah dan cakupan hubungan

interaksi manusia dengan sesamanya. Sabar memilikimanfaat yang besar dalam

mendidik jiwa dan menguatkan kepribadian Muslim sehinggamenambah kekuatannya

untuk dapat memikul beban kehidupan, dan memperbarui kembalisemangat untuk

menghadapi segala permasalahan hidup.

5. Istighfar dan taubat

Ucapan istighfar dan bertaubatkepada Allah SWT. merupakan sesuatu yang sangat

dianjurkan dalam ajaran Islam,karena pada dasarnya setiap manusia pernah bersalah

atau berdosa baik kecil maupunbesar. Hal ini sesuai dengan penjelasan Rasulullah

SAW. dalam sabdanya “Setiap anakAdam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang

bersalah adalah orang yang mau bertaubat”(H.R. Ahmad). Orang yang sering istighfar

dan bertaubat kepada Allah adalah orang yangmenyadari sepenuhnya bahwa dirinya

pernah berbuat salah dan dosa, kemudian ia berjanjikepada Allah dan kepada dirinya

sendiri untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidakbaik tersebut. Orang yang

menyadari bahwa dia mempunyai kesalahan, ia akan selaluistighfar dan bertaubat

kepada Allah. Penyesalan terhadap dosa yang pernah dilakukan seorang terhadap Allah

merupakan salah satu bentuk psikoterapi atau terapi kejiwaan.

13
Terkait dengan model psikoterapi Islam, Al-Zahrani mengungkapkan bahwa

psikoterapi Islam memiliki delapan model, diantaranya:

a.Psikoterapi Dengan Keimanan.


Terapi keimanan adalah keimanan murni melalui ibadah kepada Allah SWT.

Keimanan seperti inilah yang mendatangkan ketenangan. dan juga petunjuk ke jalan

kebenaran dan kebaikan. Dalam kaitan ini, jika konseli/klien mempunyai masalah atau

gangguan kejiwaan, maka konselor menganjurkan agar memperbaiki keimanan atau

dekat dengan Allah. Dekat kepada Allah bermakna klien berupaya untuk memperbanyak

ibadah dan selalu ingat kepada Allah, dengan terapi seperti ini diharapkan jiwa manusia

semakin tentram dan damai.

b.Psikoterapi Melalui Ibadah.

Menunaikan ibadah merupakan salah satu cara untuk menghapuskan dosa dan

memperkuat ikatan seorang mukmin kepada Allah SWT. dengan selalu mematuhi

perintah Allah dan menjauhi dari segala larangan-Nya. Dengan memperbanyak dan

memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah, maka akan muncul sebuah harapan bahwa

Allah dapat mengampuni segala kesalahannya.Terapi mental melalui ibadah ini lebih

terlihat lagi dari ibadah salat. Melalui ibadah salat terjadi suatu ikatan atau hubungan

yang kuat antara hamba dengan Tuhannya.

Dalam salat, seorang hamba dengan penuh harap dan kekhusukan memohan

kepada Allah agar ia selalu mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia

maupun di akhirat. Perasaan seperti ini pada akhirnya dapat melahirkan kejernihan

spiritualitas, ketenangan hati dan keamanan diri dikala ia mengerahkan semua emosi

dan anggota tubuhnya.kepada Allah. Pada saat salat juga setiap hamba dapat

14
sepenuhnya merasakan ketenangan jiwa dan akalnya pun selalu terbimbing dengan

sempurna.12

c.Psikoterapi Dengan Puasa.

Puasa merupakan salah satu latihan dan didikan jiwa dan banyak mengandung

terapi penyakit kejiwaan dan penyakit fisik. Karena itu, bagi orang yang sakit fisik

(selama penyakit itu tidak berbahaya) lebih baik berpuasa, karena melalui puasa bisa

menjadikan fisik semakin sehat (shûmmû tashihhû).Di saat berpuasa inilah seorang

Muslim selalu berusaha untuk berperilaku baik dan mendengarkan kata hatinya

walaupun tidak ada satu orangpun yang mengawasi perilakunya. Dengan berpuasa juga

seseorang akan berlatih untuk bersabar atas lapar dan haus serta dalam menahan

syahwatnya.

d. Psikoterapi Melalui Ibadah Haji.

Ibadah haji dapat melahirkan sifat-sifat yang mulia, seperti kebersamaan,


kesatuan pandangan di samping mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan
memperbanyak mengalunkan kalimat- kalimat talbiyah. Haji merupakan pusat pelatihan
bagi umat Islam, karena dalam ibadah haji seseorang akan selalu mengingat Allah,
selalu berdoa kepada-Nya, melakukan salat dengan penuh kekhusukan, dan memotong
hewan kurban bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Melalui ibadah haji ini
juga seseorang melatih diri lebih rendah hati, disiplin dan mengubur jauh-jauh sifat
sombong dan berbangga diri.Haji merupakan salah satu psikoterapi atas perasaan
bersalah dan berdosa, karena melalui ibadah haji dosa dan kesalahan dapat diampuni
dan hidup menjadi aman sentosa.13

e.Psikoterapi Melalui Sabar.

Sabar adalah salah satu penyebab datangnya keberuntungan, kemenangan dan

kebahagiaan, karena orang yang sabar atas segala ujian dan cobaan dari Allah SWT.

akan diberikan pahala atau balasan yang lebih baik.Sabar dan sifat saling mengingatkan

untuk bersabar adalah dua hal yang masuk dalam cakupan ibadah dan cakupan

Hamdani Bakran Adz-Dzaky. 2008. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Al-
12

Manar.hal 127
13
Djamaludin Ancok & Fuad Nashori Suroso.1995. Psikologi Islami.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
15
hubungan interaksi manusia dengan sesamanya. Sabar memiliki manfaat yang besar

dalam mendidik jiwa dan menguatkan kepribadian Muslim sehingga menambah

kekuatannya untuk dapat memikul beban kehidupan, dan memperbarui kembali

semangat untuk menghadapi segala permasalahan hidup.

f.Psikoterapi Melalui Istighfar dan Taubat.

Ucapan istighfar dan bertaubat kepada Allah SWT. merupakan sesuatu yang

sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, karena pada dasarnya setiap manusia pernah

bersalah atau berdosa baik kecil maupun besar.Hal ini sesuai dengan penjelasan

Rasulullah SAW. dalam sabdanya: “Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik

orang yang bersalah adalah orang yang mau bertaubat” (H.R. Ahmad).

g.Psikoterapi Melalui Dzikir.

Secara harfiah, kata dzikir berasal dari bahasa Arab, dzakara yang berarti

‘mengingat’ atau ‘menyebut’. Dalam syariat Islam, dzikir berarti menyebut Allah

dengan membaca tasbih, tahmid,takbir, tahlil, taqdis, basmalah, membaca Al-Qur’an

dan do’a-do’a yang ma’tsur, yaitu do’a-do’a yang diterima dari Nabi SAW. Dilihat dari

sisi faedah dan manfaatnya, setidaknya ada dua puluh faedah yang akan diperoleh oleh

orang yang melakukan dzikir dengan benar dan konsisten, antara lain:

1.Mewujudkan tanda baik sangka (husnuddzan) kepada Allah.

2.Memperoleh rahmat dan ‘inayah Allah.

3.Memperoleh predikat terpuji dari Allah di hadapan hamba- hamba pilihan-Nya.

4.Membimbing hati untuk selalu mengingat dan menyebut Allah.

5.Menjauhkan diri dari siksa Allah.

6.Menjaga diri dari gangguan setan dan membentengi diri dari maksiat.

7.Mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

8.Mengantarkan kepada derajat yang tinggi disisi Allah.

9.Menyinari dan menghilangkan kekeruhan jiwa.

10.Mengokohkan fondasi iman dan Islam.


16
11.Memperoleh kemuliaan dan kehormatan di hari kiamat.

12.Melepaskan diri dari penyesalan.

13.Memperoleh penjagaan dan pengawalan dari para Malaikat.

14.Menyebabkan Allah bertanya kepada para malaikat yang menjadi utusan allah

tentang keadaan orang-orang yang senantiasa berdzikir.

15.Menyebabkan timbulnya rasa bahagia bagi orang yang duduk bersama orang-orang

yang berdzikir, walaupun orang tadi sedang susah.

16.Menyebabkan dipandang sebagai ahlul ihsan, orang-orang yang selalu bahagia dan

pengumpul kebajikan.

17.Memperoleh ampunan dan keridlaan Allah.

18.Menyebabkan terlepas dari pintu fusuq dan durhaka. Karena orang yang tiada mau

mengingat Allah dihukum sebagai orang fasik.

19.Merupakan ukuran untuk mengetahahui derajat yang diperoleh di sisi Allah.

20.Menyebabkan para Nabi dan Syuhada’ menyukai dan mengasihi.

h.Psikoterapi dengan Do’a.

Doa merupakan salah satu senjata yang sangat ampuh bagi umat Islam, dan

merupakan sarana ibadah dalam mengingat Allah SWT. Orang yang berdoa kepada

Allah adalah orang yang mempunyai harapan dan keyakinan bahwa Allah akan

mengabulkan harapan dan doanya. Bagi orang yang berdoa sangat dianjurkan untuk

yakin dan penuh optimisme bahwa doanya akan diterima Allah.14

B. Perbedaan Terapi Islam dengan Terapi-Terapi Lainnya

Terdapat perbedaan dalam konsep psikopatologi, psikoterapi menurut Islam dan


psikologi behavior. Dalam psikologi behavior, psikopatologi merupakan perilaku
maladaptif. Behavior menjelaskan psikopatologi hanya berdasarkan pada yang terlihat

14
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam. Al-Manar. Yogyakarta. 2008. hlm. 249
17
di permukaan. Dalam Islam psikopatologi dijelaskan secara lebih mendalam atau
menyentuh sisi spiritual yang jarang sekali disentuh oleh psikologi behavior,
psikopatologi dalam Islam merupakan penyakit hati. Konsep psikoterapi baik dalam
pandangan Islam ataupun psikologi behavior juga menunjukkan perbedaan yang
mencolok. Psikoterapi dalam pandangan behavior diarahkan pada tujuan-tujuan
memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku maladaptif, serta memperkuat
dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Dalam pandangan Islam,
psikoterapi tujuannya lebih mendalam, yaitu membangun perbaikan atau kualitas jiwa
dan mendorong seseorang hingga merasa dekat dengan Tuhan Perbedaan-perbedaan
inilah yang kemudian menimbulkan perbedaan konsep psikopatologi ataupun
psikoterapi yang ditawarkan kedua paradigma tersebut.15
Perbedaan ini terjadi dilandasi karena terjadi perbedaan pendekatan dalam
psikologi Islam dan Barat. Jika Psikologi Barat merupakan produk pemikiran dan
penelitian empirik, Psikologi Islam, sumber utamanya adalah wahyu, yakni apa kata
kitab suci tentang jiwa, dengan asumsi bahwa Allah Swt sebagai Pencipta manusia yang
paling mengetahui anatomi kejiwaan manusia. Selanjutnya penelitian empirik
membantu menafsirkan kitab suci. Tujuan psikologi Barat hanya tiga: menguraikan,
meramalkan, dan mengendalikan tingkah laku. Psikologi Islam menambah dua hal
yaitu: membangun perilaku yang baik dan mendorong orang hingga merasa dekat
dengan Allah Swt. Jika konseling dalam psikologi Barat hanya di sekitar masalah sehat
dan tidak sehat secara psikologis, konseling psikologi Islam menembus hingga
bagaimana orang merasa hidupnya bermakna, benar dan merasa dekat dengan Allah
Swt.Keunikan psikoterapi Islam adalah keberadaannya sangat subjektif dan teosentris.
Dalam melakukan terapi, masing-masing individu memiliki tingkat kualitas yang
berbeda seiring pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan yang dimiliki. Perbedaan itu
dapat dipahami sebab dalam Islam mempercayai adanya anugrah dan kekuatan agung
diluar kekuatan manusia, yaituTuhan.16
Islam sudah menyediakan penawar terhadap munculnya masalah kejiwaan

melalui berbagai macam bentuk ibadah di dalamnya. Shalat, doa, dan dzikir dan ibadah

lainnya adalah sebagian ibadah yang membentuk kesiapan manusia dalam menghadapi

stresor. Dengan demikian, apabila umat Islam mampu mengamalkan ibadah-ibadah

secara benar, maka akan mendapatkan manfaat dalam pengelolaan stres yang

dialaminya.17

 Hubungan Psikolterapi islam dan modern

Upaya mendekatkan antara psikologi dengan agama, telah dilakukan oleh para filosof

Baharuddin. 2004. Paradigma Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


15

Mubasyaroh. Pendekatan Psikoterapi Islam dan Konseling Sufistik dalam Menangani Masalah
16

Kejiwaan. STAIN Kudus, hal. 222


17
Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islam, (Jakarta : PT Bulan Bintang), 2004, hal 149-152
18
dan psikolog. Berkaitan dengan perspektif ini, ajaran islam memiliki hubungan yang

erat dan mendalam dengan ilmu jiwa dalam soal pendidikan akhlak dan pembinaan

mental. Tujuan keduanya adalah untuk mencapai kesejahteraan jiwa dan ketinggian

akhlak. Secara luas pendidikan akhlak dan pembinaan mental dalam psikologi agama

bertujuan mendidik, dan mengajar manusia, membersihkan dan menyucikan jiwanya

serta membina kehidupan mental spiritualnya.

Oleh karena itu, dalam psikologi agama, banyak ajaran islam yang dijadikan

petunjuk dan ketentuan yang berhubungan dengan pendidikan yang berhubungan

dengan jiwa seseorang. Psikoterapi ajaran islam juga memberikan bimbingan dalam

proses pendidikan melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh negatif yang senantiasa

mengganggu eksistensi kepribadian yang selalu cenderung untuk taat dan patuh kepada

Tuhannya. Untuk melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh negatif tersebut, psikologi

agama memiliki andil yang cukup besar dan berperan serta dalam memeberikan solusi

dalam mengatasi setiap permasalahan yang berkaitan dengan jiwa. Kedudukan

psikoterapi Islam adalah bagian dari jenis psikoterapi religius. Sedang psikoterapi

religius merupakan bagian dari empat pendekatan holistik dalam psikoterapi yang

berkembang saat ini. Sebagai psikoterapi religius, psikoterapi Islam adalah proses

perawatan dan penyembuhan penyakit kejiwaan melalui intervensi psikis yang didasari

nilai keagamaan sesuai dengan ajaran agama.

Dasar nilai keagamaan tersebut bukan untuk tujuan mengubah keyakinan klien

terhadap agama yang dianutnya, melainkan untuk membangkitkan kekuatan keruhanian

dan kekuatan spiritual keimanannya dalam menghadapi penyakit. Sebab, kekuatan

kerohanian dan spiritual merupakan potensi universal yang ada pada setiap jiwa manusia

dari agamamanapun. Yang sering terjadi pada saat ini adalah aspek-aspek keagamaan

sangat jarang dikombinasikan dalam metode penggunaan terapi, dan justru terapi-terapi

tersebut hanya berfokus pada konsep-konsep barat yang hanya menekankan pada aspek

duniawi saja, sehingga yang dihasilkan hanya dalam konteks itu juga, maka jangan
19
heran jika hasilnya dari terapi itu tidak bertahan lama dan hanya bersifat sementara.

Maka dari itu sebagai saran dari penulis untuk mengkombinasikan antara dua konsep

terapi dari islam dan modern sehingga akan luar biasa hasilnya untuk bisa diterapkan

dalam kehidupan manusia.18

18
Hawwa, Sa’id. Tazkiyatun Nafs, Konsep dan Kajian Komperhensif dalam Aplikasi Menyucikan Jiwa
(Terjemahan Nur Hadi, dkk). Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2016.
20
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam,pikiran atau lebih

tepatnya,pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis,istilah

ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam

mengatasi gangguan emosionalnya.Dengan cara memodifikasi perilaku,pikiran,dan

emosi,sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi

masalah psikis.Praktek pengobatan yang ada dalam Al-Quran,yaitu dengan praktik fisik

dan psikis.Tapi pada tahap penyembuhan penyakit yang paling utama adalah psikis

dalam kejiwaan.Pasalnya,jika kejiwaan dalam diri manusia terganggu,maka

mengakibatkan penyakit spiritual dan berakibat pula pada penyakit fisik.Jiwa

merupakan hal yang penting bagi manusia karena jiwadapat mempengaruhi tingkat

spiritual kita.Bila jiwa kita bersih,maka kita akan lebih dekat dengan Allah.Sedangkan

bila jiwanya lemah maka kita harus melakukan penyucian jiwa melalui metode yang

telah diajarkan dalam tasawuf.

21
DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzakiy,Hamdan Bakra.2008.Psikoterapi dan Konseling Islam Penerapan Metode

Sufistik.Yogyakarta:Fajar Pustaka Baru.

Ahyadi.1991.Psikologi Agama.Bandung:Sinar Baru.

Abdul Mujib,Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada,2002

Sholeh,Moh dan Imam Musbikin.2005.Agama Sebagai Terapi Telaah Menuju Ilmu

Kedokteran Holistik.Yogyakrta: Pustaka Pelajar.

Fuad Anshori,2000. Aplikasi Psikologi Islam Yogyakarta: 242

Harun Nasution, 1978 Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jakarta: UI Press

Ahmad Saifuddin,2019 Psikologi Agama: Implementasi Psikologi untuk Memahami

Perilaku Beragama (Jakarta: Prenadamedia Group.

Ramayulis,2007 Psikologi Agama Jakarta: Kalam Mulia,

Abuddin Nata,2018 Psikologi Pendidikan Islam Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Andi Mappiare, 2006 Kamus Istilah Konseling dan Terapi Jakarta: RajaGrafindo

Persada,

Samsul Munir Amin,2010 Bimbingan dan Konseling Islam Jakarta: Amzah.

Pius A partanto,1994 Kamus Ilmiah Populer Surabaya: Arkola.

Iin Tri Rahayu,2009 Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikoterapi Kontemporer

Malang: UIN Malang Press.

H.Prayitno,2003 Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Jakarta:Depdikbud.

22
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam. Al-Manar. Yogyakarta.

2008.

Mubasyaroh. Pendekatan Psikoterapi Islam dan Konseling Sufistik dalam Menangani

Masalah Kejiwaan. STAIN Kudus

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai