Anda di halaman 1dari 9

1

MEMAHAMI PSIKOTERAPI ISLAM


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Andrian Sanjaya (19410401
Arti Rahmawati (1941040181)
Tri Maida Sari (19410401

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN LAMPUNG
2021
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul "Mengenal Psikoterapi Islam" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikoterapi Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wasalamualaikum Wr.Wb

Bandar Lampung,11 September 2021

KELOMPOK 1
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian psikoterapi islam.............................................................


B. Tujuan psikoterapi islam...................................................................
C. Prinsip-prinsip psikoterapi islam.......................................................
D. Objek dan masalah psikoterapi islam................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan makalah
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan psikotik

Masalah kesehatan jiwa mempunyai lingkup yang sangat luas dan kompleks serta saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. Apabila individu tidak mampu mempertahankan keseimbangan atau mempertahankan kondisi
mental yang sejahtera, maka individu tersebut mengalami gangguan, dan apabila gangguan tersebut secara
psikologis maka akan mengakibatkan individu mengalami gangguan jiwa atau lebih dikenal dengan istilah
psiokosis. Psikosis adalah gangguan jiwa yang meliputi keseluruhan kepribadian, sehingga penderita tidak bisa
menyesuaikan diri dalam norma-norma hidup yang wajar dan berlaku umum. 1Seseorang yang diserang penyakit
jiwa atau (Psychosis) kepribadiannya terganngu, dan selanjutnya menyababkan kurang mampu menyesuaikan diri
dengan wajar, dan tidak sanggup memahami masalahnya. Sering kali orang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya
sakit, sebaliknya dia menganggap dirinya normal saja, bahkan lebih baik dari orang lain. Baanyak jenis gangguan-
gangguan yang merupakan bagian dari gangguan psikosis diantaranya yakni Skizofrenia yang menjadi pokok
pembahasan dan objek penelitian dalam penelitian ini. Kini telah terjadi perubahan jenis penyakit yang
menimbulkan beban bagi
negara secara global. Sebelumnya WHO menyebut kasus kematian ibu dan
anak paling besar membebani negara, tapi kini bergeser ke penyakit kronis,
termasuk penyakit jiwa berat, misalnya skizofrenia.2

B. Penyebab gangguan psikotik

1
Singgig D Gunarsa (1998 : 140)
2
http health. Kompas.com di akses pada hari rabu 27/11/2013
6

C. Jenis-jenis gangguan psikotik


A. Skizofrenia
Berlangsung paling sedikit enam bulan, penurunan fungsi yang cukup
bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.3
B. Gangguan skizotipal
Pola deficit dalam hubungan social dan interpersonal merasa tidak nyaman dan kurang mampu hubungan akrab,
disertai distorsi kognitif atau persepsi dan prilaku yang eksentrik, bersifat pervasive.4

C. Gangguan waham Menetap


Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham waham yang berlangsung lama ( paling sedikitnya 3 bulan).
Sebagai satu satunya gejala klinis yang khas atau yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan
sebagai gangguan mental organic skizofrenia atau gangguan efektif.5

D. Gangguan Psikotik Singkat


Memiliki onset yang akut ( dalam masa 2 minggu) kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi dalam 2 – 3 bulan
sering dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari dan hanya sebagian kecil dari pasien dengan gangguan ini
berkembang menjadi keadaan yang menetap.6

E. Gangguan Waham Induksi


Dua orang atau lebih mengalami waham atau sytem waham yang sama, dan saling mendukung dalam keyakinan
waham itu.

F.Gangguan Skizotipal
Merupakan ganggaun yang bersifat episodic dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama sama menonjol dan
secara bersamaan ada dalam episode yang sama.
G. Gangguan Psikotik Non Organik Lainnya
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kreteria untuk skizofrenia atau gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan
gangguan gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi gejala untuk gangguan waham menetap.7

3
Kavanagh D, Acute Psychotic Disorder, Wales, 1992.

4
Kaplan, H. I and saddock BJ, Sinopsis Psikiatri: ed saddock BJ. Vol. 1. 6 th Edition .USA. William and

Wilkins, 2010; 745-748.

5
Kavanagh D, Acute Psychotic Disorder, Wales, 1992.

6
Kaplan, H. I and saddock BJ, Sinopsis Psikiatri: ed saddock BJ. Vol. 1. 6 th Edition .USA. William and

Wilkins, 2010; 745-748.

7
Marneros A., Pillman F. Acute and Transient Psychotic Disorder , Germany: Department
of Psychiatry and Psychotherapy, Martin-Luther University Halle-Wittenberg, 2002,
7

A. Gangguan psikotik terbagi

Gangguan psikotik terbagi adalah suatu gangguan yang jarang dan


kemungkinan lebih dikenal dengan folie a deux. Seseorang dikatakan mengalami gangguan psikotik terbagi jika gejala
psikotik pasien berkembang selama hubungan jangka panjang dengan orang lainyang memiliki sindrom psikotik yang
mirip sebelum onset gejala pada pasien dengan gangguan psikotik terbagi.8

B. Epidemiologi

Pada umumnya gangguan ini dianggap jarang, seperti yang dinyatakan oleh suatu penelitian tentang perekrutan
militer dimana insidens
psikosis reaktif singkat diperkirakan adalah 1,4 per 100.000 yang direkrut (DSM III). Lebih sering pada pasien muda
daripada pasien lanjut usia , walaupun beberapa kasus melaporkan adanya riwayat kasus yang memang mengenai orang
lanjut usia. Beberapa klinis mengatakan bahwa gangguan mungkin paling sering pada pasien da ri kelas sosioekonomi
rendah dan pada pasien dengan ganggaun kepribadian yang telah ada sebelumnya (histrionic,narsistik,paranoid,skizotipal,
dan ambang). Orang yang telah mengalami bencana berat atau
perubahan cultural yang besar. Tetapi semua hal tersebut belum dibuktikan benar didalam penelitian klinis yang
terkontrol baik.9
C. Etiologi

Didalam DSM III R factor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis reaktif singkat, tetapi criteria
tersebut telah dihilangkan dari DSM IV.
Perubahan dalam DSM IV menempatkan diagnosis gangguan
psikoti k singkat di dal am ka te gori yang s ama dengan
ban yak di agnosis ps ikiat rik ut ama lai nnya yang penyebab tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan termasuk
gangguan yang heterogen.10

Pasien dengan gangguan psikotik singkat yang


pernah m emi li ki gangguan kepri badi an m ungki n me mil iki kerentanan biologis atau psikologis kearah
perkembangan gejala
psikotik. Walaupun pasien dengan perkembangan psikotik singkat sebagai suatu kelompok mungkin tidak memiliki
peninggian insidensi skizofren didalam keluarganya, beberapa data menyatakan bahwa adanya suatu peninggian
insidensi gangguan mood. Perumusan psikodinamika telah menyadari a da n ya me ka ni sm e m en gh ad ap i (c op in

13:276-286.

8
Kavanagh D, Acute Psychotic Disorder, Wales, 1992.

9
Elvira, S.D., and Hadisukanto, G. Buku Ajar Psikiatri, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2010: 170 - 175

10
Kaplan, H. I and saddock BJ, Sinopsis Psikiatri: ed saddock BJ. Vol. 1. 6 th Edition .USA. William and

Wilkins, 2010; 745-748.


8

g mechanism) yang tidak adekuat dan kemungkianan adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala psikotik.
Seperti
pada teori biologis tentang gangguan, teori psikologis belum disahkan oleh penelitian klinis yang terkontrol cermat. Teori
Psikodinamik tambahan menyatakan bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap fantasi yang dilarang,
pemenuhan harapan yang tidak dicapai, atau suatu pelepasan dari situasi psikososial tertentu. Diagnosis DSM IV
memiliki rangkaian dia gnosis un tu k ga ng gu an ps ik ot ik , didasarkan terutama atas lama gejala. Untuk gejala psikotik
yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan yang tidak disertai dengan satu gangguan
mood, gangguan yang berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum , diagnosis
gangguan psikotik singkat kemungkianan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang lebih dari satu hari
diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalahgangguan delusional ( jika waham merupakan gejala psikotik utama),
gangguan skizofreniform
(jika gejala berlangsung kurang dari 6 bulan) dan skizofrenia (jika gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan.

Jadi gangguan psikotik singkat diklasifikasikan didalm DSM IV sebagai suatugan ggua n psi koti k d enga n dur
asi sin gkat .
Kriteria diagnostik menentukan sekurang-kurangnya satu gejala yang
jelas psikotik yang berlangsung selama satuhari sampai satu bulan. DSM IV menentukan lebih lanjut penentuan dua ciri:
adanya atau tidak adanya satu atau lebih stressor yang jelas dan; suatu onset pasca persalinan.
Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwaya t yang di pe rl uk an un tu k me mb ua t diagnosis mungkin tidak
dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanyagejala psikotik mungkin jelas, informasi mengenai gejala prodromal,
episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat
diperoleh dari wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi yang akurat
tentang ada atau tidaknya stressor pencetus.

2.4. Gambaran klinis psikotik singkat

Gejala utama penerimaan waham orang lain tanpa dipertanyakan lagi waham sendiri sering kali dalam hal yang
dimungkinkan dan biasanya tidak sekacau yang ditemukan pada banyak pasien dengan skizofrenia.isi waham sering kali
kejar atau hipokondrikal.11

11
Kaplan, H. I and saddock BJ, Sinopsis Psikiatri: ed saddock BJ. Vol. 1. 6 th Edition .USA. William and

Wilkins, 2010; 745-748.


9

Anda mungkin juga menyukai