A. Kenakalan Remaja
a. Pengertian
berasal dari bahasa latin Juvenilis, yang artinya anak-ana, anak muda, ciri
karakterisitik pada masa muda, sifat-sifat, sifat khas pada periode remaja,
sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak
kriminal. 1
1
Arif Gunawan, Remaja dan Permasalahnya, (Yogyakarta: Hanggar Kreator, 2011) hal
29
12
13
tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama
yang dapat merusak dan mengganggu, baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain.
atau psikologi secara sosial pada anak-anak remaja yang disebabkan oleh
perbuatan yang tidak baik, perbuatan dosa, maupun manifestasi dari rasa
yang tidak puas, kegelisahan dan perbuatan yang mengganggu orang lain.3
kejahatan yang bersifat melanggar hukum, anti sosial, anti susila dan
2
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2, (Jakarta: CV. Rajawali, 2001) hal 6
3
Zakiyah Drajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1986) hal 112
4
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Gunungagung, 1986) hal 8
14
tindak kriminal.5
dan perilaku yang menyimpang dari aturan sosial, adat, hukuman dan
agama.
pada masa lalu hanya terbatas pada tindakan-tindakan kecil seperti kabur
dari rumah, menipu orang tua dan tindakan sejenisnya, namun pada saat
5
Arif Gunawan, Remaja dan Permasalahnnya ….., hal 30
15
1. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial dan tidak diatur dalam
pelanggaran hukum.
a. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial dan tidak teratur dalam
sekolah.
6
Singgih G. Gunarso, Psikologi Remaja, (Jakarta: Gunung Agung Mulia, 2010), hal 19
16
dan lain-lain.
tidak sopan.
3. Percobaan pembunuhan
pembunuhan
17
5. Penggunguran kandungan
6. Penggelapan barang
yaitu:
1. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial dan tidak teratur dalam
hukum
dan sebagainya. 8
sekitar kita dapat timbul karena disebabkan oleh beberapa hal. Menurut
antara lain:
9
Arif Gunawan, Remaja dan Permasalahnnya….., hal 31-32
19
menjadi dua, yaitu sebab intern dan sebab ekstern. Sebab intern berasal
dari pribadi remaja itu sendiri, sedangkan sebab ekstern datang dari
Yang tergolong sebab yang datang dari pribadi remaja itu sendiri
keperbuatan nakal.
perbuatan maksiat)
diantaranya:
20
1. Rasa cinta dan perhatian yang kurang, terutama dari orang tua dan
guru disekolah.
dan masyarakat.
senggang remaja.
perkembangan masyarakat.
a. Faktor intern yaitu faktor yang berpanggal pada remaja itu sendiri,
seperti :
10
Ibid, hal 33-35
21
kencederungan-kencenderungannya
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja atau
1. Lingkungan Keluarga
atau label. Julukan atau label yang bersifat positif maupun negative
2. Lingkungan Masyarakat
perubahan-perubahan baru.
1. Tindakan Preventif
11
Sunaryo, Remaja dan Masalah-masalahnya. (Yogyakarta: Kanisius, 1980) hal 30
23
dan etiket.
kenakalan remaja.12
pendidik lainnya.
12
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja ...., hal. 114
24
mengatasinya.
dapat bermanfaat.
25
dengan pembimbing.13
2. Tindakan Represif
perbuatan pelangaran.
dibuat oleh orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
13
Ibid., hal. 143-144
26
hal guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat
yang digariskan.14
14
Ibid., hal. 145
27
kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan dan iman
perbuatan itu.
B. Penyalahgunaan Narkoba
a. Pengertian Narkoba
15
Ibid., hal. 146
28
batas dosis.
batas dosis.16
dikonsumsi
16
Ahmad Sofyan, Narkoba Mengincar Anak Anda, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal.
12
29
tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja
akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba
laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran
b. Macam-Macam Narkoba
17
Ibid., hal. 17
30
diperoleh daripada getah buah popi yang terdapat atau berasal dari
dagang generik. Obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat
31
Amfetamin.
efek adiktif.
tertentu.18
18
Ibid., hal. 18
32
c) malas bergerak
d) mengantuk
e) rasa mual
f) bicara cadel
2. Ganja
d) mata merah
f) mulut kering
konsentrasi
h) depresi
a) kewaspadaan meningkat
b) bergairah
4. Kokain
b) agitasi psikomotor/gelisah
e) banyak bicara
f) kewaspadaan meningkat
g) kejang
j) berkeringat/rasa dingin
k) mual/muntah
l) mudah berkelahi
m) psikosis
19
Ibid., hal. 26
34
Dampak Fisik:
eksim.
seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada
obatnya.
Dampak Psikis:
Dampak Sosial:
fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi
gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan
1. Malas
22
Ibid., hal. 81
37
8. Sering menyendiri
13. Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
23
Ahmadi Sofya, Narkoba Mengincar Anak Anda...., hal. 93
38
dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain tersebut
memakai zat terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan
sebagainya. Jelas bagi orang yang ingin disebut gaul oleh golongan /
memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa anggota
maka biasanya anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak
24
Lydia H. Martowo, Satya Tjoewana, Peran Orang Tua Mencegah Narkoba, (Jakarta :
Balai Pustaka,2008)hal.72
25
Ibid.,hal.73
39
memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat
terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad,
terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang sudah terkena zat
ketagihan. Orang yang melihat orang lain asyik pakai zat terlarang bisa
dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus
dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur
seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh
orang lain sebagai sosok yang ditakuti agar segala keinginannya dapat
perilaku yang tidak umum dan bersifat memberontak dari tatanan yang
8. Melenyapkan BT, Bete Dan Bosan Dan Agar Merasa Enak Rasa bosan,
rasa tidak nyaman dan lain sebagainya bagi sebagaian orang adalah
sesuatu yang tidak menyenangkan dan ingin segera hilang dari alam
aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang
10. Merasa Dewasa Pemakai zat terlarang yang masih muda terkadang
ingin dianggap dewasa oleh orang lain agar dapat hidup bebas, sehingga
26
Ibid., hal. 90