Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KENAKALAN REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula
disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak
menuju dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 13 tahun sampai 18 tahun.
Kenakalan remaja adalah gejala alami yang dimiliki setiap manusia, hal ini
disebabkan karena manusia memiliki sifat hendonisme yaitu suka pada kesenangan.
Senada dengan pendapatnya Huizinga (1990:34) yang mengatakan bahwa pada
hakekatnya manusia adalah homo ludes (mahkluk bermain) dan homo esparans (mahkluk
yang selalu berharap). Hakekat dan sifat dasar manusia itu kalau tidak diimbangi dengan
aturan main (ketaatan hukum) dan pemahaman nilai-nilai agama yang baik maka akan
cenderung menjadi perilaku yang negatif (nakal).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996, kenakalan dengan kata dasar
nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut.
Sedangkan kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat
mengganggu ketenangan orang lain; tingkah laku yang melanggar norma kehidupan
masyarakat.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan
ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin
logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar
keluarga.
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan
badai dan  stress  (Storm  and  Stress). Karena  mereka  telah  memiliki
keinginan  bebas  untuk  menentukan  nasib  sendiri,  jika  terarah  dengan
baik  maka  ia  akan  menjadi  seorang  individu  yang  memiliki  rasa
tanggungjawab,  tetapi jika  tidak terarah dan  terbimbing maka dapat menjadi
seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Seperti halnya dengan
semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan
sesudahnya. Masa pubertas berada di usia
remaja. Pubertas  adalah  masa  ketika  seorang  anak  mengalami  perubahan  f
isik,
psikis,  dan  pematangan  fungsi  seksual.  Masa  pubertas  dalam  kehidupan  ki
ta biasanya dimulai  saat berumur 8 hingga  10 tahun dan berakhir  lebih
kurang  di  usia  15  hingga  16  tahun. Perkembangan perilaku remaja pada
masa pubertas ditandai dengan perubahan-perubahan akibat pubertas yaitu
perubahan pada perkembangan perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya
pengontrolan/pengawasan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana
mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam
pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam
mengambil keputusan dibanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih
kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak
menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya
pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk
mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal,
kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam
realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan
kegagalan untuk memberdayakan mereka pilihan-pilihan yang memadai.   Untuk
itu sebagai orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat
perkembangan dalam masa pubertasnya.
Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma
sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah
karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku
menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus
ditempuh. Perilaku yang tidak melalui  jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang tentang Kenakalan Remaja bisa melalui
pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui
pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi
sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial
(sosialisasi).
Remaja  cenderung  untuk  menganggap  diri  mereka  sangat  unik  dan  bahkan
percaya   keunikan
mereka  akan  berakhir  dengan  kesuksesan  dan  ketenaran.   Remaja  putri  akan  bersol
ek  berjam-jam  di  hadapan  cermin  karena  ia  percaya  orang  akan
melirik  dan  tertarik  pada  kecantikannya,  sedang  remaja  putra  akan  membayangkan
dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. 
Para remaja  juga sering menganggap diri mereka serba mampu,
sehingga  seringkali  mereka  terlihat  “tidak  memikirkan  akibat”  dari  perbuatan  merek
a.   Tindakan  impulsif  sering  dilakukan;  sebagian  karena  mereka  tidak  sadar  dan  be
lum  biasa  memperhitungkan  akibat  jangka  pendek  atau  jangka  panjang. 

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari Kenakalan Remaja?
2.      Apa sajakah ciri-ciri Pokok kenakalan remaja?
3.      Apa sajakah  bentuk-bentuk kenakalan remaja?
4.      Apa sajakah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja?
5.      Siapa sajakah pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja?
6.      Bagaimana upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja?

C.      Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:                                     
1.      Mengetahui pengertian dari Kenakalan Remaja
2.      Mengetahui ciri-ciri pokok kenakalan remaja
3.      Mengetahui karakteristik atau bentuk-bentuk kenakalan remaja
4.      Mengetahui faktor – faktor penyebab kenakalan remaja
5.      Mengetahui pihak – pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja
6.      Mengetahui upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja

 BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh
seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang bersifat melanggar
ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya (Singgih, 1978). Intinya kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang
dari atau melanggar hukum (Sarwono, 2002:207), dan perilaku melanggar hukum yang
dilakukan oleh orang muda yang biasanya dibawah umur 16-18 tahun ( Musen,dkk,
1994:557).
Menurut jansen( dalam Sarwono, 2002:207) kenakalan remaja dibagi menjadi 4
jenis, yaitu:
a.   Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, misalnya:
perkelahian,  perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
b.   Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misal : perusakan, pencurian, pencopetan,
pemerasan, perampokan dan lain-lain.
c.    Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, misal : pelacuran,
penyalahgunaan obat.
d.     Kenakalan yang melawan status, misal : membolos, minggat dari rumah.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga
tingkatan :
1.   kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari
rumah tanpa pamit
2.    kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil
tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3.    kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pemerkosaan dll.

B.  Ciri-Ciri Masa Remaja


            Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan,
masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode
sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah :
a.       Masa remaja sebagai periode yang penting
b.      Masa remaja sebagai periode peralihan
c.       Masa remaja sebagai periode perubahan
d.      Masa remaja sebagai usia bermasalah
e.       Masa remaja sebagai masa mencari identitas
f.       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
g.      Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
h.      Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Ciri – Ciri Khusus Masa Remaja
a.       Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
b.      Emosinya yang tidak stabil
c.       Perkembangan seksual sangat menonjol
d.      Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
e.       Terikat erat dengan kelompoknya
f.    Suka menyendiri, mudah bosan.
Kenakalan tersebut akan lebih mudah dilakukan oleh anak-anak dan remaja, hal
ini disebabkan karena tahap perkembangan pikiran mereka/nalar mereka umumnya masih
rendah. Dalam ilmu kriminolgi ada teori perkembangan moral manusia yang
disebut Moral Development Theory (Topo Santoso dan Eva Achjani, 2003: 53) .
Kenakalan Remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh Remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri
dan orang-orang disekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa yang dikatakan
usia remaja adalah 13-18 tahun.

C. JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA


1.  Kenakalan dalam keluarga seperti: Mengambil wang orang tua, berbohong,dll.
2. Kenakalan dalam pergaulan (Penyalahgunaan obat-obat terlarang, seks bebas (freesex),
Tawuran, Minuman Keras,Judi, dll)
Narkoba (obat-obat terlarang) adalah obat atau bahan yang berbahaya bagi tubuh, zat
adiktif yang terkandung dalam narkoba, dapat mempengaruhi perasaan, mood dan emosi
bagi yang mengkonsumsinya.
Mengapa orang mengkonsumsi narkoba:
a. Untuk merasakan kesenangan.,
b. Meningkatkan Kinerja Tubuh.,
c. Rasa ingin tahu
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
menyebutkan bahwa
(1)  Setiap Penyalah guna:
a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun;
c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun

Seks bebas, karena masa remaja adalah masa yang selalu ingin coba-coba, maka banyak
pula remaja yang terlibat dengan sek bebas.
Dampak negatif seks bebas, diantaranya:
a. Dapat kena berbagai macam penyakit; HIV/Aids, Sepilis dan penyakit kelamin
lainnya
b. Hamil diluar nikah: usia yang belum memadai untuk hamil, orang tersebut belum
siap   untuk menikah, tidak mau diakui oleh laki-lakinya, tidak mendapat persetujuan
orang tua dan lain-lain.
3. Kenakalan dalam pendidikan seperti: membolos sekolah, tidak mau mendengar
guru,dll
D. Faktor penyebab kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a. Faktor Internal
1. Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi kedua.
2.  Kontrol Diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan control diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Contoh penyebab control diri lemah adalah orang yang selalu memendam masalah dalam
dirinya/tidak terbuka.
b. Faktor Eksternal
1.  Keluarga
Perceraian orang tua, Broken Home, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, terlalu keras
terhadap anak, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua,
tidak memberikan pendidikan agama, bisa menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
2. Pengaruh teman sepermainan; teman sebaya yang kurang baik, pergaulan dengan
teman yang tidak sebaya atau tidak selepel, berteman dengan anak nakal, dll
3. Pengaruh lingkungan atau komunitas yang kurang baik; dampak negatif IPTEK,
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya,
E.     Pihak – pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja
Ada beberapa pihak yang terkait dengan penanganan masalah kenakalan remaja.
Kenakalan biasanya ditangani langsung oleh orang yang berkepentingan atau pihak yang
bersangkutan.
a)      Pihak sekolah, misalnya membolos ditangani oleh pihak sekolah.
b)      Orang tua / keluarga, misalnya kabur dari rumah dan bergaul dengan orang yang
bertindak disetujui oleh orang tua.
c)      Aparat penegak hukum.
Sekarang terlihat adanya perubahan dalam penanganan kenakalan remaja dengan
melibatkan aparatur negara penegak hukum. Kenakalan remaja yang tadinya hanya
ditangani oleh orang tua remaja yang bersangkuatan, telah mulai diatur melalui hukum
yang telah diberlakukan oleh negara.
Kenakalan yang dianggap melanggar hukum diselesaikan melalui hukum dan acap
kali bisa disebut dengan istilah kejahatan. Kejahatan ini dapat diklasifikasikan sesuai
dengan berat ringannya pelanggaran kejahatan yang dilakukan tersebut, misalnya :
1.      Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang.
2.     Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan : pencopetan, perampasan,
penjambretan.
3.      Penggelapan barang.
4.      Penipuan dan pemalsuan.
5.     Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno, film porno, maupun pemerkosaan
6.      Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi.
7.      Tindakan-tindakan anti sosial; perbuatan yang merugikan milik orang lain.
8.      Percobaan pembunuhan.
9.      Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan.
10.  Pengguguran kandungan.
11.  Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.
12.  Pengedaran narkoba, ganja, dan obat psikotropika yang menyebabkan kerusakan mental
orang lain yang mengkonsumsinya.
F. Upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja
Kenakalan remaja macam apapun mempunyai akibat negatif baik bagi masyarakat
umum maupun bagi diri remaja sendiri. Tindakan penangguulangan masalah kenakalan
dapat dibagi dalam : (A) Tindakan Preventif, (B)Tindakan Represif, dan (C) Tindakan
Kuratif
A. Tindakan Preventif
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin pigur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2.  Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan prinsip
keteladanan.
3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi
arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul. Teman yang baik adalah
mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-
barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada
dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan
kesulitan, dan membantu sanak keluarga kita.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6. Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata temen-temannya.
Untuk menghindari masalah yang akan tmbul akibat pergaulan, selain mengarahkan
untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan
kesibukan dan kepercayaan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si
remaja yang sifatnya tidak memaksa maupun mengada-ada.
7. Memberikan Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
Penyaluran bakat si anak ke arah pekerjaan yang berguna dan produktif. Rekreasi yang
sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak
sebaik-baiknya.
B. Tindakan Refresif
Usaha menindakpelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap pelanggaran.
1.  Di rumah dan dalam lingkungan keluarga, remaja harus menaati peraturan dan tata cara
yang berlaku. Disamping peraturan tentu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat
orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa pelaksanaan tata tertib dan tata cara keluarga harus dilakukan dengan
konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan
hak dan kewajiban anggota mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
umur. Seorang anak yang berumur 7 tahun sudah harus berada di dalam rumah sebelum
maghrib. Seorang remaja mungkin saja pada waktu senja masih berada dalam perjalanan
pulang ke rumah setelah mengikuti aktivitas ekstrakurikuler. Sedangkan seorang remaja
lanjut pada waktu senja masih dalam perjalanan menuju kursus bahasa misalnya.
2.   Di sekolah dan lingkungan sekolah, maka kepala sekolah dan guru yang berwenang
dalam melaksanakan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Misalnya :
Dalam pelanggaran tata tertib kelas dan peraturan yang berlaku untuk pengendalian
suasana pada waktu ulangan atau ujian. Akan tetapi hukuman yang berat seperti
“skorsing” maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru
dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun
akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan
peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar maupun orang tua, melakukan
pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang
bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergantung dari macam pelanggran tata tertib
sekolah yang telah digariskan.
c.    Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya
dilaksanakan dan dianggap mengubah tingkah laku si pelanggar remaja itu dengan
memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal
mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus meupun perorangan yang ahli dalam
bidang ini.
Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu
ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian yang
mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang
berkepribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan dan iman sebagai
anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah, maka dapat disimpulkan bahwa: Kenakalan remaja
adalah perbuatan atau tingkahlaku yang dilakukan oleh seorang remaja baik secara
sendirian maupun secara kelompok yang bersifat melanggar ketentuan-ketentuan hukum,
moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Tingkah laku yang
termasuk kenakalan remaja dapat berpengaruh negatif terhadap diri remaja, keluarganya,
maupun masyarakatnya.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja dapat dilihat dengan adanya gejala: berbohong,
membolos, kabur, keluyuran, bersenjata tajam, pergaulan buruk, begal, suka hura-hura,
pesta pora yang sia-sia, membaca pornografi, mengkompas, melacurkan diri, dan bentuk-
bentuk kenakalan remaja yang menjurus pada tindak kejahatan. Bentuk kenakalan remaja
yang termasuk dalam tindak kejahatan diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang
berlaku.
Faktor – faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dikelompokkan menjadi dua
yaitu, pertama: faktor internal, yakni faktor penyebab dari dalam diri remaja. Kedua:
faktor eksternal, yakni faktor penyebab yang berasal dari luar remaja, seperti: lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Saran
1.   Remaja memerlukan bimbingan baik dari keluarga atau lingkungannya, remaja yang
mengalami masa pubertas akan terus mencari identitas diri mereka hingga mereka
menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya, pencarian identitas diri tersebut yang
memerlukan bimbingan agar mereka dapat menemukan identitas diri yang sesuai dengan
dirinya dan norma yang ada. Identitas diri tersebut yang nantinya akan menentukan
bagaiman perilaku mereka. Pencarian identitas diri pada remaja dapat di bimbing oleh
keluarga atau lingkungan, baik itu lingkungan sekolah atau lingkungan di luar sekolah.
Hendaknya bimbingan oleh keluarga dilakukan dengan memberitahukan batasan-batasan
norma  yang berlaku di agama ataupun masyarakat, pemberitahuan tentang norma
tersebut diharapkan agar remaja dapat berprilaku sesuai dengan norma yang ada.
Sedangkan bimbingan yang dilakukan di sekolah dengan cara memberikan pelajaran
tentang moral, norma dan masa pubertas. Lingkungan di luar sekolah juga dapat
mempengaruhi perilaku remaja, karena lingkungan yang baik tentunya juga akan
memberikan contoh perilaku yang baik bagi remaja yang ada di lingkungannya.
2.   Sebagai remaja sebaiknya janganlah melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan
sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya
at May 16, 2017 
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Anda mungkin juga menyukai