Anda di halaman 1dari 10

1

|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
KENAKALAN REMAJA
Denisi Nakal
Menurut kamus besar bahasa indonesia, Nakal merupakan: perilaku yang suka
berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dsb, terutama bagi anak-anak):
menakali : berbuat nakal kepada/ mengganggu orang dsb.
nakal-nakalan: berbuat seolah-olah nakal.
kenakalan : 1. Sifat nakal/ perbuatan nakal.
2. Tingkah laku secara ringan yg menyalahi norma yg berlaku dl
suatu masyarakat.
Denisi Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manu-
sia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak,
remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa.
Menurut psikologi, Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak
hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun
dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan sik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis,
perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pem-
besaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
(pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak mengha-
biskan waktu di luar keluarga
Denis Dewasa
Menurut psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada
akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan berakhir pada
usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan
ekonomi, masa perkembangan karier, dan bagi banyak orang, masa pemilihan
pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia, dewasa merupakan sampai
umur akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi): tarif pangkas rambut untuk
orang dewasa berbeda dengan tarif untuk anak-anak.
mendewasakan: menjadikan dewasa: pendidikan selain bertujuan menambah
ilmu pengetahuan juga berusaha ~ cara berpikir anak didik;
pendewasaan : proses, cara, perbuatan menjadikan dewasa: proses ~ diper
cepat oleh munculnya bermacam-macam tantangan;
kedewasaan : hal atau keadaan telah dewasa
Ibu. ERNI KARYAWATI
DOSEN
PANCASILA *
UNIVERSITAS GUNADARMA
KELOMPOK IV
BAYU SYAITS DHIN ANWAR
1111 3679
1KA05
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
CHANDRA HALIM SANTOSO
1111 3868
1KA05
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEDI SUTRISNO
1211 3122
1KA05
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
FEBRISTI DITAYANA
1311 3377
1KA05
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KRISNA SUTIONO
1411 3868
1KA05
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
Pengertian Kenakalan Remaja
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya.
Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai
anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial
yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat
sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan.
Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa
kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku/ tindakan remaja yang bersifat
anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku
dalam masyarakat. Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum
kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-
norma hukum, yaitu:
1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-
undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan
undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar
hukum bila dilakukan orang dewasa.
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah
dijelaskan didalam buku Rules of Sociological Method yang mana dalam batas-
batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin dihilangkan secara
tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak
menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-
batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja.
Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/ jahat yaitu,
perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat. Sudarsono,
1991 dalam bukunya Kenakalan remaja mengatakan, Kenakalan Remaja (Juvenille
Delinquency) secara estimologis dapat diartikan sebagai kejahatan anak, akan
tetapi pengertian tersebut memberikan konotasi yang cenderung negative. Atas
pertimbangan yang lebih moderat dan mengingat kepentingan subyek, maka
beberapa ilmuwan memberanikan diri untuk mengartikan Juvenille Delinquency
sebagai kenakalan remaja.
Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos RI No. 23/HUK/1996) menyebutkan
anak nakal adalah anak yang berperilaku menyimpang dari norma-norma sosial,
moral dan agama, merugikan keselamatan dirinya, mengganggu dan meresahkan
ketenteraman dan ketertiban masyarakat serta kehidupan keluarga dan atau
masyarakat.
Dari beberapa denisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa kenakalan
remaja adalah perilaku yang dilakukan oleh remaja yang bertentangan dengan
norma hukum yang telah dengan jelas ditentukan dalam KUHP, norma sosial dan
norma agama yang telah diatur dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul.
definisi
Nakal merupakan: perilaku
yang suka berbuat kurang
baik (tidak menurut,
mengganggu, dsb, terutama
bagi anak-anak)
Remaja adalah suatu periode
transisi dari masa awal
anak-anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada
usia kira kira 10 hingga 12
tahun dan berakhir pada usia
18 tahun hingga 22 tahun.
Dewasa adalah periode
perkembangan yang bermula
pada akhir usia belasan tahun
atau awal usia duapuluhan
tahun dan berakhir pada usia
tigapuluhan tahun.
kenakalan remaja
Pada dasarnya kenakalan
remaja menunjuk pada suatu
bentuk perilaku remaja yang
tidak sesuai dengan norma-
norma yang hidup di dalam
masyarakatnya.
Kenakalan Remaja (Juvenille
Delinquency) secara
estimologis dapat diartikan
sebagai kejahatan anak, akan
tetapi pengertian tersebut
memberikan konotasi yang
cenderung negative.
3
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
Jenis-Jenis Kenakalan Remaja
Berdasar pada beberapa pandangan teori mengenai perilaku delinkuen diatas,maka
delinkuensi remaja dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1. Delinkuensi individual, yaitu perilaku delinkuen anak merupakan gejalah
personal atau individual dengan ciri-ciri khas jahat, disebabkan oleh predis posisi
dan kecenderungan penyimpangan tingkah laku (psikopat, psokotis, neurotis,
a-sosial) yang diperhebat oleh stimuli sosial dan kondisi kultural.
2. Delinkuensi situasional, yaitu delinkuensi yang dilakukan oleh anak yang
normal, namun mereka banyak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasi onal,
stimuli sosial, dan tekanan lingkungan, yang semuanya memberikan pengaruh
menekan-memaksa pada pembentukan perilaku buruk.
3. Delinkuensi sistematik, yaitu delinkuensi yang telah disistematisir dalam
suatu organisasi (gang). Semua kejahatan dirasionalisir dan dibenarkan sendiri
oleh anggota gang, sehingga kejahatannya menjadi terorganisir atau menjadi
sistematis sifatnya.
4. Delinkuensi kumulatif, yaitu delinkuensi yang sudah teresebar dihampir
semua ibukota, kota-kota, bahkan sampai dipinggiran desa. Pada hakekatnya
delinkuensi ini merupakan produk dari konik budaya
Ernest R. Hilgard dalam bukunya Introduction to Psychologi mengelompokkan
delinkuensi remaja dilihat dari pelaku perilaku tersebut kedalam dua golongan, yaitu:
1. Social delinquency, yaitu delinkuen yang dilakukan oleh sekelompok remaja,
misalnya gang.
2. Individual delinquency, yaitu delikuensi yang dilakukan oleh seorang remaja
sendiri tanpa teman. Wright membagi jenis kenakalan remaja dalam beberapa
keadaan:
Neurotic delinquency, remaja bersifat pemalu, terlalu perasa, suka menyendiri,
gelisah dan mempunyai perasaan rendah diri. Mereka mempunyai dorongan
yang kuat untuk berbuat suatu kenakalan seperti: mencuri sendirian, melakukan
tindakan agresif secara tiba tanpa alasan karena dikuasai oleh fantasinya
sendiri.
Unsocialized delinquency, suatu sikap yang suka melawan kekuasaan
seseorang, rasa bermusuhan dan pendendam.
Pseudo social delinquency, remaja atau pemuda yang mempunyai loyalitas
tinggi terhadap kelompok atau gang sehingga sikapnya tampak patuh, setia
dan kesetia kawanan yang baik.
Jensen (1985) yang melihat perilaku delinkuen dari sigi bentuk dan dampak
kenakalan, menggolongkan perilaku delinkuen dalam empat jenis, yaitu:
1. Kenakalan yang menimbulkan korban sik pada orang lain: perkelahian,
perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian,
pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain: pelacuran,
penyalah gunaan obat, hubungan seks pra-nikah.
4. Kenakalan yang melawan status: misalnya mengingkari status anak sebagai
pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara
minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya.
jenis-jenis kenakalan remaja:
1. Delinkuensi individual
2. Delinkuensi situasional
3. Delinkuensi sistematik
4. Delinkuensi kumulatif
ernest r. hilgard
mengolongan pelaku perilaku
deliquensi remaja terdiri dari
2, yaitu:
1. Social delinquency
2. Individual delinquency
jensen (1985)
menggolongkan perilaku
delinkuen dalam empat jenis,
yaitu:
1. Kenakalan yang
menimbulkan korban sik
pada orang lain
2. Kenakalan yang
menimbulkan korban
materi
3. Kenakalan sosial yang
tidak menimbulkan korban
dipihak orang lain
4. Kenakalan yang melawan
status
4
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja
William C. Kvaraceus membagi bentuk kenakalan menjadi dua, yaitu:
1. Kenakalan biasa, seperti: Berbohong, membolos sekolah, meninggalkanrumah
tanpa izin (kabur), keluyuran, memiliki dan membawa benda tajam, bergaul
dengan teman yang memberi pengaruh buruk, berpesta pora, membaca buku-
buku cabul, turut dalam pelacuran atau melacurkan diri, berpakaian tidak pantas
dan minum minuman keras.
2. Kenakalan Pelanggaran Hukum, seperti: berjudi, mencuri, mencopet,
menjambret, merampas, penggelapan barang, penipuan dan pemalsuan,menjual
gambar-gambar porno dan lm-lm porno, pemerkosaan, pemalsuan uang,
perbuatan yang merugikan orang lain, pembunuhan dan pengguguran
kandungan.
Bentuk bentuk perbuatan kenakalan remaja yang lebih banyak dilakukan dalam
kaitan remaja yang bersangkutan dengan gangnya atau gerombolan remaja lainnya,
hakekatnya mencerminkan suatu sub kultur tersendiri yang dapat dibedakan dalam
3 sub kultur kenakalan, yaitu:
1. Sub kultur kriminal: suatu bentuk gang kenakalan remaja yang mengarah pada
perbuatan pencurian, pemerasan dll perbuatan illegal yang bertujuanuntuk
mendapatkan penghasilan (uang atau income)
2. Sub kultur konik: suatu bentuk gang yang mengutamakan perbuatan
perbuatan kekerasan sebagai suatu cara untuk mendapatkan atau meningkatkan
status
3. Sub kultur pengelakan/ pengasingan (rettreatist sub culture): suatu bentuk
gang yang menekankan pada penggunaan obat obatan (secara salah).
Perbuatan kenakalan remaja pada hakekatnya merupakan proses usaha
pencapaian suatu keberhasilan tertentu dalam perkembangan kehidupan remaja.
Kaitan pertumbuhan dan perkembangan individu remaja dengan lingkungannya
terhadap struktur sosial dengan jalur jalur system yang tersedia dan berlangsung
di masyarakat untuk mobilitas yang lebih baik.
Dampak Negatif Globalisasi yang Memengaruhi Kenakalan Remaja
Globalisasi merupakan suatu fenomena liberal menyeluruh yang menyebar diseluruh
penjuru dunia, dimana kita sebagai warga negara dunia tidak akan bisa mengelak
dari pengaruh dan dampak-dampaknya. Disamping membawa efek positif,
globalisasi juga membawa efek negatif bagi sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara masyarakat indonesia khususnya. Salah satu aspek negatif globalisasi
yang paling berpengaruh dalam sendi kehidupan, yakni terhadap kehidupan sosial
dan kebudayaan suatu bangsa dan negara. Dari dampak tersebut yang menjadi
sasaran terbesar adalah kehidupan para kaum remaja Indonesia. Aspek-aspek
negatif dari globalisasi yang berpotensi menimbulkan penyimpangan sosial.
Masuknya Pola Hidup Budaya Barat
Globalisasi yang berasal dari barat membawa kebudayaan sesuai negeri asalnya, dan
celakanya bagi negara-negara berbudaya ketimuran yang sangat bertolak belakang
dengan kebudayaan barat seperti Indonesia, hal tersebut menyebar dalam praktik
kehidupan pola hidup barat tersebut banyak memengaruhi dan di salah artikan oleh
william c. kvaraceus
membagi bentuk kenakalan
menjadi dua, yaitu:
1. Kenakalan biasa
2. Kenakalan Pelanggaran
Hukum
3 sub kultur kenakalan,
yaitu:
1. Sub kultur kriminal
2. Sub kultur konik
3. Sub kultur pengelakan/
pengasingan (rettreatist
sub culture)
5
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
faktor-faktor penyebab
kenakalan remaja:
1. Faktor Internal
dari segi psikologis dan
segi kepribadian
2. Faktor Eksternal terdiri
dari:
Faktor Keluarga
Faktor Lingkungan Sekolah
Faktor Lingkungan Sekitar/
Masyarakat (Milieu)
Faktor Sosial-Budaya
Faktor ekonomi
Faktor Media Elektronik.
para remaja Indonesia sebagai trend yang justru menjadi boomerang bagi mereka
untuk membawa ke arah masa depan kehancuran. Diantaranya contoh pola hidup
budaya barat yang memicukenakalan remaja masa kini yakni ;
Kekerasan dan anarkisme
Narkoba dan Minuman keras
Sex bebas
Pengaruh Teknologi & Dampak Negatif Kepada Remaja
Pesatnya teknologi informasi dan transportasi merupakan salah satu yang
membawa dampak negatif kepada remaja, seperti masuknya budaya barat yang
bertolak belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan dan santun.
Namun, sekarang banyak remaja yang menggunakan pakaian yang memerlihatkan
auratnya, padahal budaya timur jelas melarang hal yang seperti itu.
Fenomena anak melawan kepada orangtua, murid yang mengancam atau
melawan gurunya, perkelahian antar-pelajar, mode pakaian yang tidak sesuai, dan
pemakaian perhiasan wanita oleh laki-laki, merupakan perilaku menyimpang sebagai
dampak negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung. Arus
globalisasi yang membonceng nilai-nilai tradisi, budaya, moral, dan agama yang
selama ini kita junjung tinggi akan menghilangkan jati diri dari nilai-nilai budaya
itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Selo Soemardjan bahwa perubahan
budaya yang cepat dan saling menyusul mengakibatkan suasana anomi yang
berkepanjangan.
Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
1. Faktor Internal
Perilaku delinkuen pada dasarnya merupakan kegagalan sistem pengontrol diri anak
terhadap dorongan-dorongan instingtifnya, mereka tidak mampu mengendalikan
dorongan-dorongan instingtifnya dan menyalurkan kedalam perbuatan yang tidak
bermanfaat.
Segi Psikologis
Pandangan psikoanalisa menyatakan bahwa sumber semua gangguan psikiatris,
termasuk gangguan pada perkembangan anak menuju dewasa serta proses
adaptasinya terhadap tuntutan lingkungan sekitar ada padaindividu itu sendiri,
berupa:
a. Konik batiniah, yaitu pertentangan antara dorongan infatil kekanak-kanakan
melawan pertimbangan yang lebih rasional.
b. Pemasakan intra psikis yang keliru terhadap semua pengalaman,sehingga
terjadi harapan palsu, fantasi, ilusi, kecemasan (sifatnya semutetapi dihayati
oleh anak sebagai kenyataan). Sebagai akibatnya anak mereaksi dengan pola
tingkah laku yang salah, berupa: apatisme, putusasa, pelarian diri, agresi, tindak
kekerasan, berkelahi dan lain-lain.
c. Menggunakan reaksi frustrasi negatif (mekanisme pelarian dan pembelaan
6
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
diri yang salah), lewat cara-cara penyelesaian yang tidak rasional, seperti: agresi,
regresi, ksasi, rasionalisasi dan lain-lain. Selain sebab-sebab diatas perilaku
delinkuen juga dapat diakibatkan oleh :
Gangguan pengamatan dan tanggapan pada anak-anak remaja.
Gangguan berkir dan inteligensi pada diri remaja, hasil penelitian menunjukkan
bahwa kurang lebih 30% dari anak-anak yangterbelakang mentalnya menjadi
kriminal.
Gangguan emosional pada anak-anak remaja, perasaan atau emosimemberikan
nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebagahiaan
serta rasa kepuasan.
Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan
dan kebutuhan manusia, jika semua terpuaskan orang akan merasa senang
dan sebaliknya jika tidak orang akan mengalami kekecewaan dan frustrasi yang
dapat mengarah pada tindakan-tindakan agresif. Gangguan-gangguan fungsi
emosi ini dapat berupa: inkontinensi emosional (emosi yang tidak terkendali),
labilitas emosional (suasana hati yang terus menerus berubah, ketidak pekaan dan
menumpulnya perasaan).
Cacat tubuh, faktor bakat yang mempengaruhi temperamen, dan ketidak
mampuan untuk menyesuaikan diri (Philip Graham, 1983). Seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, perilaku delinkuen merupakan
kompensasi dari masalah psikologis dan konik batin karena ketidak matangan
remaja dalam merespon stimuliyang ada diluar dirinya. Pada remaja yang sering
berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konik batin, mudah frustrasi,
memiliki emosiyang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki
perasaanrendah diri yang kuat.
Segi Kepribadian
Faktor Pribadi yang kotor yang mengacu kepada orang yang akhlaknya atau sifat-
sifatnya keji (mazmumah) seperti pemarah, tamak, dengki, pendendam, panas
baran, sombong, tidak amanah dan lainnya. Keadaan ini terjadi kerana individu itu
telah dikuasai oleh naluri agresif dan tidak rasional yang mewakili nafsu kehaiwanan,
yang merupakan hasil daripada pengalaman buruk yang mendendam yang pernah
diterimanya sejak kecil. Pribadi yang kotor mungkin telah bermula sejak kecil dan
kemudian semakin menguat seiring anak itu beranjak remaja dan menjadi pemicu
kenakalan remaja terjadi. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
perilaku delinkuen dapat
diakibatkan oleh:
Gangguan pengamatan
dan tanggapan pada anak-
anak remaja.
Gangguan berkir dan
inteligensi pada diri remaja,
Gangguan emosional pada
anak-anak remaja,
7
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
2. Faktor Eksternal
Disamping faktor-faktor internal, perilaku delinkuen juga dapat diakibatkan oleh
faktor-faktor yang berada diluar diri remaja, dan justru faktor-faktor eksternal ini
memiliki akibat dan pengaruh yang lebih berbahaya bagi para remaja dalam hal
kenakalan remaja, seperti:
Faktor Keluarga
Keluarga merupakan wadah pembentukan peribadi anggota keluarga terutama
bagi remaja yang sedang dalam masa peralihan, akan tetapi apabila didikan dalam
keluarga itu gagal akan terbentuk seorang anak yang cenderung berperilaku
delinkuen, seperti:
a. Kondisi disharmoni keluarga (broken home),
b. Overproteksi dari orang tua,
c. Rejected child,
d. Pengaruh buruk dari orang tua.
Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah sebagai tempat pendidikan anak-anak dapat menjadi sumber terjadinya
konik-konik psikologis yang pada prinsipnya memudahkan anak menjadi delinkuen.
Pengaruh negatif kesulitan ekonomi yang dialami pendidik dapat mengurangi
perhatiannya terhadap anak didik. Pendidik / guru sering tidak masuk, akibatnya
anak-anak didik terlantar, bahkan sering terjadi guru marah kepada muridnya.
Walaupun demikian faktor yang berpengaruh di sekolah bukan hanya guru
dan sarana serta perasarana pendidikan saja. Lingkungan pergaulan antar teman
pun cukup besar pengaruhnya. Banyak remaja yang menjadikan sekolah dan
teman-teman sekolahnya sebagai tempat mereka bermaksiat, seperti judi, mabu-
mabukan, merokok, bahkan melakukan pornoaksi dan pornogra pun, semua bisa
dan banyak sudah terjadi di sekolah.
Faktor Lingkungan Sekitar/ Masyarakat (Milieu)
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang paling dominan dalam perkembangan
kenakalan remaja masa kini. lingkungan pun memiliki pengaruh vital dalam
pembentukan karakter remaja yang selanjutnya akan diperankan dalam proses
sosialisasinya sebagai makhluk sosial, seseorang dapat menjadi buruk atau jelek
karena hidup dalam lingkungan yang buruk (Eitzen,1986:10).
Para remaja yang memang belum memiliki jati diri dan masih labil (tidak memiliki
bekal pendidikan dan iman yang kuat), dapat dengan mudahnya terbawa pengaruh-
pengaruh yang buruk. Motif dasar terjerumusnya para remaja ke jurang kenakalan
remaja ini, berawal dari ikut-ikutan teman, coba-coba, dan mengikuti trend yang
sedang berkembang atau tradisi buruk yang sudah ada. Sebagian besar para remja
terjerumus dalam kenakalan remaja akibat pengaruh teman.
Di masa pertumbuhan seperti remaja, peranan teman memang sama kuatnya
dengan orang tua. Sebab, teman dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi
seorang anak. Para remaja yang menganggap teman lebih baik dari keluarga,
kebanyakan terbawa pengaruh pergaulan yang buruk.
Faktor Keluarga
Keluarga merupakan wadah
pembentukan peribadi
anggota keluarga terutama
bagi remaja, pabila didikan
dalam keluarga itu gagal
akan terbentuk seorang anak
yang cenderung berperilaku
delinkuen, seperti:
a. Kondisi disharmoni
keluarga (broken home),
b. Overproteksi dari orang
tua,
c. Rejected child,
d. Pengaruh buruk dari orang
tua.
8
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
Faktor Sosial-Budaya
Faktor budaya adalah bagian dari faktor sosial sehingga sering disebut faktor sosial
-budaya. Di Indonesia kenakalan remaja umumnya terdapat dikota kota teristimewa
di kota yang besar seperti Jakarta, jarang terjadi didesa desa walaupun akhir
akhir ini kenakalan remaja telah merambat ke daerah pedesaan juga. Penduduk
diperkotaan umumnya terdiri dari berbagai ragam budaya (multikultral) serta status
sosial ekonomi yang berbeda - beda, sehingga menyulitkan di dalam melakukan
kontrol sosial. Apabila ikatan budaya keluarganya tidak kuat, maka umumnya remaja
yang berkeinginan untuk melepaskan diri dari ketergantungan emosional terhadap
orangtuanya akan mendekati anak anak sebaya dengan dirinya (peergroup),
sebagai upaya untuk melepaskan diri.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi, juga menjadi salah satu faktor eksternal yang dominan dan
tidak kalah penting dalam terciptanya kepribadian anak yang delinquent. Faktor
ekonomi yang lemah dan sangat kurang, sangat berpotensi menimbulkan
kenakalan dalam psikologis para remaja. Mereka para remaja yang berasal dari
orang tua yang berekonomi lemah, kebanyakan terbawa pengaruh teman maupun
trend perkembangan zaman yang semakin beragam, sehingga termotivasi untuk
melakukan delinquent, maupun menjadi delinquent. Kebanyakan dari mereka
berontak karena keinginan mereka akan sesuatu tidak bisa terpenuhi oleh orang
tuanya yang berekonomi rendah,sehingga menimbulkan pikiran dan hasrat lain
untuk menggapai yang diinginkannya itu, dengan melampiaskannya dalam bentuk
kenakalan/ kejahatan berupa mencuri, merampok, atau yang berdampak negatif
lainnya.
Tak hanya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, para remaja
yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas, juga bisa menjadi remaja
delinquent, akibat terlalu lemahnya pribadi mereka dengan status ekonomi
keluarganya yang mapan. Kebanyakan dari mereka termotivasi menjadi delinquent,
karena berbagai hal , seperti, disintegrasi keluarga, pengaruh teman, kurang
perhatian, dan sombong serta apatis. Kebanyakan para remaja kelas atas,
memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk apapun yang ingin dilakukannya,
termasuk hal itu salah. Hal -hal tersebut semakin didukung oleh basic orang tua
mereka yang terlewat sayang atau mungkin kurang perhatian dengan para anak-
anaknya, serta pengaruh teman dan lingkungan sekitar yang buruk, sehingga
semakin meningkatkan motivasi untuk menjadi delinkuen.
Faktor Media Elektronik
Tv, video, lm dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak mental remaja,
Bagi para remaja mengikuti berbagai hal yang ada di Tv, video, maupun lm,
merupakan motivasi dan umumnya mereka merasa keren dan merasa hebat,
padahal kenyataannya itu hanya sebuah ktif yang bahkan mungkin berdampak
negatif bagi mereka. Bila tidak di tanggulangi faktor ini akan sangat berdampak
buruk bagi kehidupan remaja. Remaja bisa menjadi lebih dari sekedar delinquent,
akibat pengaruh Tv dan sejenisnya. Mereka bisa menjadi kriminal bahkan psycho-
psikopat karena acara-acara yang buruk ditonton oleh mereka. Untuk contoh: Anak
yang sering menonton lm-lm keras lebih terlibat dalam tindak kekerasan ketika
remaja dibandingkan dengan teman-temannya yang jarang menonton lm sejenis.
9
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
Masalah-Masalah Penyebab Kenakalan Remaja
Masalah-masalah yang sering dihadapi remaja masa kini, antara lain :
a. Kebutuhan akan gur teladan: remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-
nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya
sekedar nasihat-nasihat bagus yang hanya kata-kata indah.
b. Sikap apatis: sikap apatis merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu
dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap
apatis ini terwujud di dalam ketidak acuhannya akan apa yang terjadi disekitarnya.
c. Kecemasan dan kurangnya harga diri: kata stress atau frustasi semakin umum
dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa
cemasnya dalam bentuk pelarian (memburu kenikmatan lewat minuman keras,
obat penenang, seks danlainnya).
d. Ketidak mampuan untuk terlibat: kecenderungan untuk mengintelektualkan
segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan
diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam
kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan
dengan uang.
e. Perasaan tidak berdaya: perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama
karena teknologi semakin menguasai gaya
Solusi Dalam Menangani Kenakalan Remaja
Dari faktor yang telah disebutkan diatas, semua permasalahan ini timbul karena
adanya kesempatan untuk berbuat demikian, serta kurangnya penjelasan, dan
ketertarikan. Komunikasi merupakan hal yang dirasa cukup penting. Untuk itulah
peran keluarga , sekolah/ universitas dan juga lingkungan sekitar diharuskan
untuk dapat menjalin komunikasi dengan remaja sebagai generasi muda, dengan
memberikan pengarahan serta pembinaan yang tepat, dapat mengarahkan remaja
kearah yang benar dan baik, tapi tanpa disadari dan kemauan dari remaja/ individu
sendiri hal -hal seperti itu belum cukup ampuh.
Kesadaran masing-masing indivdu adalah kunci menuju masa depan yang cerah
yang dapat membuka pintu menuju kejalan yang benar dan baik, yang dapat dijalani
salah satunya adalah dengan Shalat Fardu dan Sunnah (menjalankan perintah agama
islam) juga meneladani perilaku Nabi Besar Muhammad SAW. Disertai dengan
perasaan cinta, kasih sayang, perhatian yang tulus dan juga saling memahami baik
itu pembina maupun yang dibina untuk menggawangi setiap tindakan yang dapat
diterima dan bermanfaat untuk sesama.
Selain solusi diatas adapun yang dapat dilakukan untuk dapat melewati ma-
salah kenakalan dimasa remaja, dengan konsultasi kepada psikiater, atau juga
dapat konsultasi kepada sahabat-orang tua teman dekat yang tepat, pacar/ (calon
ibu dari anak-anak nanti), dan juga senior yang dipikir dapat memonitori dan dapat
mengarahkan dengan pengalaman yang dimilikinya cukup berhasil dan ampuh da-
lam memecahkan masalah, perbanyak juga pengetahuan yang dapat diperoleh di
lingkungan sekolah atau dengan mengikuti seminar dan cursus diluar yang dapat
menambah wawasan, dengan aktitas tersebut selain dapat bermanfaat untuk diri
sendiri dan juga orang lain, juga dapat mempertemukan kelingkungan yang baik.
masalah-masalah penyebab
kenakalan remaja:
a. Kebutuhan akan gur
teladan
b. Sikap apatis
c. Kecemasan dan kurangnya
harga diri
d. Ketidak mampuan untuk
terlibat
e. Perasaan tidak berdaya.
Pihak Yang Dirugikan
Diri sendiri
Orang tua
Keluarga
Guru Sekolah/ Pembimbing
Teman
Pemerintah
10
|
PANCASILA



Kenakalan Remaja

28 Maret 2014
Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah penyelewengan tingkah laku maupun sifat dari generasi
muda yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dan menimbulkan ke-
onaran. Kenakalan remaja dapat terjadi di rumah, sekolah, maupun lingkungan
sekitarnya.
Hal-hal tersebut dapat terjadi akibat beberapa faktor diantaranya, faktor Internal
(Dalam), baik dari segi pikologis dan juga Segi Kepribadian. Selain itu terjadi akibat
faktor eksternal (Keluarga, Lingkungan, Sekolah, dan Media elektronik).
Dikarenakan penyebab, dan dampak yang telah merugikan diri sendiri dan berb-
agai pihak. Maka, diperlukannya pemahaman masing-masing pihak untuk menan-
gani masalah ini.
Pihak pertama adalah keluarga yang merupakan jejak utama dalam pergaulan
remaja. Orang tua diharapkan dapat memberikan kasih sayang, perhatian, den-
gan memahami karakter si anak, mengawasi perilaku anaknya dan tidak mem-
berikan tekanan.
Pihak kedua adalah lingkungan. Dimulai dari memberikan contoh yang yang
baik, seperti menciptakan suasana rukun, dan taat pada peratuaran. Mendirikan
kegiatan yang positif agar remaja dapat menggali potensi diri dan tidak terjeru-
mus ke dalam pergaulan bebas. Apabila remaja membuat kesalahan, baiknya
diberi sedikit teguran agar si anak dapat menyadari kesalahannya dan merubah
sikapnya.
Pihak ketiga adalah lingkungan sekolah, peran sekolah juga diharapkan dapat
membing dan mendidik anak. Perhatian dari guru dan teman sekoalah dapat
mengontrol kelakuan remaja.
Pesan & Saran
Untuk para remaja (usia 10-22 tahun), menjadi nakal bukanlah suatu pilihan, me-
lainkan itu situasi dari lingkungan. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri,
jadi saat ini ada beberapa masalah yang hadir dari lingkungan tersebut, mulailah
memberanikan diri untuk meninggalkannya, temuilah lingkungan yang dapat mem-
berikan manfaat dan keuntungan untuk diri sendiri dan juga orang lain. selain itu
cobalah untuk membuat komunitas-komunitas kecil yang dapat membangun dan
mencapai tujuan bersama. Untuk para pembina (orang tua dari keluarga maupun
guru dari sekolah), karena ini menyangkut aqidah yang perlu diutamakan adalah
benar terlebih dahulu yang nantinya hasilnya baik, ingat dan lakoni Rubah sifatnya
bukan jauhi orangnya
Sebagai penutup isi dari makalah ini, penyusun memberikan sedikit pesan ke-
pada para remaja khususnya, yang kiranya dapat menyemangati dan melewati
masa remaja ini dengan masa yang lebih cerah (karena hidup hanya sekali, jadi
telaahlah baik-baik). Sejelas-jelasnya mereka menjelaskan siapa saya, tidak akan
sejelas saat saya menjelaskan kepada mereka siapa saya, dan sejelas-jelasnya
saya menjelaskan kepada mereka siapa saya, tidak akan sejelas saat diri saya
menyadarkan kepada saya siapa saya. Sesungguhnya semua kesadaran itu hanya
dengan seizin yang maha pengasih lagi maha penyayang. jadi mendekat-dan in-
gatlah maha pengasih lagi maha penyayang (Allah SWT).
daftar pustaka
Denisi nakal
kamus besar bahasa indonesia
Denisi remaja dan dewasa
www.psikologizone.com
Mumu Ea
http://www.scribd.com/
doc/77245294/7/II-2-Jenis-
dan-Bentuk-Kenakalan-
Remaja

Anda mungkin juga menyukai