Anda di halaman 1dari 7

Proses Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi 01

KEPADA YANG TERHORMAT:


Ibu. Ira Prajar Lestari
PENGAJAR MATA KULIAH:
Teori Organisasi Umum
Dengan adanya lembaran ini kami dari kelompok 3 ingin memberikan hasil
makalah yang telah kami selesaikan, dengan judul topik Proses Yang Mem-
pengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi seperti yang sebelum-
nya telah ibu tugaskan kepada kami.
Untuk mengawalinya, perkenankanlah kami untuk memperkenalkan diri:
1. NAMA : AGUNG SANTA NUGRAHA
NPM : 1011 3358
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
2. NAMA : BAYU SYAITS DHIN ANWAR
NPM : 1111 3679
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
3. NAMA : DIMAS PRAMUDITA
NPM : 1211 3504
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
4. NAMA : GALIH NURMANSYAH
NPM : 1311 3622
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
5. NAMA : MOCHAMAD IRPAN KANANI
NPM : 1511 3523
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
6. NAMA : NIKEN PRATIWI
NPM : 1611 3433
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
7. NAMA : SIGIT HADI PURNOMO
NPM : 1811 3474
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
8. NAMA : YUSLIANA ISKANTIKA
NPM : 1911 3625
KELAS : 2KA07
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
JUDUL:
Proses Yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan
Dalam Organisasi
Kelompok III
TANGGAL:
21 Oktober 2014
02 Proses Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
PROSES YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
PENDAHULUAN
Dalam pengambilan keputusan diorganisasi, para ahli telah melakukan studi dan telah
mengemukakan beberapa teori yang dapat dijadikan rujukan untuk orang-orang yang be-
rada diorganisasi untuk dapat mengenali dan menyikapi penjelasan serta proses dalam
mengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan suatu unsur yang penting
didalam organisasi. Jika tidak diamati secara seksama, beberapa dampak negatif dan hal
yang tidak diinginkan dalam organisasi dapat terjadi. Untuk itu melalui makalah ini, kami
dari kelompok III, menempatkan beberapa aspek pengambilan keputusan yang mempen-
garuhi dalam organisasi. Dari tahapan/ proses sampai dengan kesimpulan dan saran yang
nantinya dapat pembaca temui melalui makalah ini.
Pengertian Keputusan.
[1]
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendeka-
tan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengertian Organisasi. Suatu unit sosial yang dikordinasikan secara sengaja, terdiri dari
dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif bersinambung untuk
mencapai tujuan atau serangkaian tujuan.
Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua
bentuk, yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram
[2]
1. Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang
kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya men-
yangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan
pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
2. Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada suatu
kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah yang tim-
bul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali ben-
tuk, hakekat dan dampaknya
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah [problem],
kesadaran akan adanya suatu masalah dan suatu keputusan perlu diambil yang merupa-
kan suatu isu perseptual. Setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap
suatu informasi.
[3]

PENGERTIAN PERSEPSI
Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan yang dapat
ditangkap oleh panca indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan
mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan
yang obyektif.
Menurut Daviddof, persepsi adalah suatu proses yang dilalui oleh suatu stimulus yang
diterima panca indera yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga indi-
vidu menyadari yang diinderanya itu.
Menurut Notoatmodjo (2005), ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus ma-
suk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada
objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mem-
persepsikan stimulus tersebut:
pengambilan keputusan
Suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi
dan mengambil tindakan
yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang
paling tepat.
organisasi
Suatu unit sosial yang
dikordinasikan secara sengaja,
terdiri dari dua orang atau
lebih,untuk mencapai tujuan
atau serangkaian tujuan
Proses Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi 03
1. Faktor Eksternal
a. Kontras. Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat
kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
b. Perubahan Intensitas. Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya
yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
c. Pengulangan [repetition]. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya
stimulus tersebut tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan
mendapat perhatian kita.
d. Sesuatu yang baru [novelty]. Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik
perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita ketahui.
e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak. Suatu stimulus yang menjadi
perhatian orang banyak akan menarik perhatian seseorang.
2. Faktor Internal
a. Pengalaman atau pengetahuan. Merupakan faktor yang sangat berperan
penting dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman
masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan
interpretasi.
b. Harapan [expectation]. Sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap
stimulus.
c. Kebutuhan. akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara
berbeda. Misalnya seseorang yang mendapatkan hadiah sebesar 30 juta akan
merasa banyak sekali jika ia hanya ingin membeli sepeda motor, akan tetapi ia
akan merasa sangat sedikit ketika ia ingin membeli sebuah rumah.
d. Motivasi. Mempengaruhi persepsi seseorang dan membangkitkan semangat
seseorang. Seseorang yang termotivasi untuk rajin belajar maka orang tersebut
menginterpretasikan malas sebagai sesuatu yang negatif.
e. Emosi. Seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang
ada. Misalnya seseorang yang sedang patah hati maka orang tersebut akan
mempersepsikan semuanya serba sakit hati.
f. Budaya. Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun
akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja.
Pelaku persepsi. Bila seorang individu memandang pada suatu objek dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi dari pelaku persepsi individu itu. Dan di dalam persepsi itu sendiri tergantung
dari tingkat pendidikan, jika seseorang itu pendidikannya tinggi maka persepsinya san-
gatlah baik, jika seseorang itu minim akan pendidikan maka persepsinya kurang begitu
baik. Dalam faktor pelaku pesepsi ini terdiri atas sikap, motif, pendidikan, tujuan, man-
faat, kepentingan, pengalaman dan pengharapan.
Target. Karakteristik-karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi apa
yang dipersepsikan. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubun-
gan suatu target dan latar belakangnya mempengaruhi persepsi., seperti kecenderun-
gan kita untuk megelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip. Faktor target
ini terdiri atas hal baru, gerakan,bunyi, ukuran, latar belakang dan kedekatan.
Situasi. Penting bagi kita melihat konteks objek atau peristiwa. Unsur-unsur di lingkun-
gan kita juga sangat mempengaruhi persepsi kita. Faktor situasi ini terdiri atas waktu,
keadaan/tempat kerja, dan keadaan sosial.
faktor external
kontras, perbahan intensitas,
pengulangan, sesuatu yang
baru dan perhatian
faktor internal
Pengalaman atau
pengetahuan, harapan,
kebutuhan, motivasi, emosi
dan budaya
04 Proses Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
PROSES YANG MEMPENGARUHI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
Proses yang mempengaruhi. Adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi individu atau-
pun kelompok baik maupun tidak baik yang mengakibatkan terjadinya perubahan sikap,
perilaku serta kebiasaan terhadap indvidu maupun kelompok tersebut.Dalam proses mem-
pengaruhi ini juga terdapat beberapa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir
sebuah keputusan. Berikut ini adalah elemen-elemen dalam proses mempengaruhi disuatu
organisasi, yaitu:
a. orang yang mempengaruhi
b. metode mempengaruhi
c. orang yang dipengaruhi
Sedangkan metode untuk mempengaruhi, diantaranya:
Kekuatan sik, metode ini dilakukan menggunakan sik, seperti menggunakan tangan
dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu
maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mem-
punyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
Kharisma (daya tarik), dapat dikatakan metode ini merupakan metode yang cukup
baik dan tidak setiap individu memilikinya. Pada metode ini seseorang yang dipengaruhi
akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharis-
ma tanpa harus menggunakan kekuatan sik, sanksi maupun keahlian.
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
a. Antara perseorangan
b. Kelompok dengan seseorang
c. Seseorang dengan kelompok
Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruhnya menutut analisis French-Raven:
a. Analisis Etzioni
b. Analisis Nisbel
[4]
Proses pengambilan keputusan secara rasional.
Pengambilan keputusan yang optimal adalah rasional. Artinya dia membuat pilihan me-
maksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas tertentu. Pilihan-pilihan dibuat mengi-
kuti model pengambilan keputusan enam langkah.
Model Rasional, Rujukan terhadap pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai,
berikut ini enam langkah dalam model pengambilan keputusan rasional, diantaranya:
1. Penetapan masalah, masalah itu ada karena adanya kesenjangan antara keadaaan
nyata dan keadaan yang diinginkan dari persoalan yang ada. Banyak keputusan buruk
berasal dari pengambilan keputusan yang meremehkan persoalan atau menetapkan
masalah yang salah.
2. Identikasi masalah, langkah ini membawa kepentingan nilai dan pilihan-pilihan yang
dianggap relevan. Mengidentikasikan kriteria keputusan itu penting, karena apa yang
dianggap relevan oleh seseorang belum tentu relevan bagi orang lain.
3. Alokasikan bobot pada kriteria, mempertimbangkan yang sudah diidentikasikan se-
belumnya untuk memberi prioritas yang benar dalam keputusan.
4. Kembangkan Alternatif, yang mungkin bisa berhasil menyelesaikan masalah.
5. Evaluasi alternatif, pengambilan keputusan secara kritis menganalis dan mengevalu-
asi masing-masing. Dilakukan dengan memeringkat setiap alternatif bedasarkan mas-
ing-masing kriteria. Kekuatan dan kelebihan dari masing-masing alternatif menjadi jelas
ketika dibandingkan dengan kriteria dan bobot yang ditetapkan dalam langkah kedua
dan ketiga.
6. PIlihan alternatif terbaik, mengevaluasi masing-masing alternatif terhadap kriteria bob-
ot dan memilih alternatif dengan skor total tertnggi.
proses yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
Suatu kegiatan untuk
mempengaruhi individu
ataupun kelompok baik
maupun tidak baik yang
mengakibatkan terjadinya
perubahan sikap, perilaku
serta kebiasaan terhadap
indvidu maupun kelompok
tersebut.
Proses Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi 05
pengambilan keputusan
Artinya, membuat pilihan den-
gan memaksimalkan nilai yang
konsisten dalam batas-batas
tertentu.
Asumsi model pengambilan keputusan yang rasional:
1. Kejelasan masalah. Masalahnya harus jelas dan tidak mendua. Pengambilan keputu-
san diasumsikan memiliki informasi lengkap sehubungan dengan situasi keputusan.
2. Pilihan-pilihan diketahui. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan dapat mengidenti-
kasi semua kriteria yang relevan dan dapat mendaftarkan semua alternatif yang dapat
dilihat.
3. Pilihan yang jelas. Rasionalitas mengasumsikan bahwa kriteria dan alterbatif dapat
diperingkatkan dan ditimbang untuk mencerminkan arti pentingnya.
4. Pilihan yang konstan. Diasumsikan bahwa krteria keputusan secara specik itu kon-
stan dan bahwa beban yang ditugaskan kepada mereka itu stabil sepanjang waktu.
5. Tidak ada batasan waktu. Pengambilan keputusan rasional dapat memperoleh infor-
masi lengkap tentang kriteria dan alternatif karena diasumsikan bahwa tidak ada batas
waktu.
6. Pelunasan maksimum. Pengambilan keputusan rasional akan memilih alternatif yang
menghasilkan nilai yang dirasakan paling tinggi.
INTUISI
Sebagai suatu proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring, in-
stuisi berjalan secara tak bergantung dengan analisis rasional, keduanya saling melengkapi
[komplementer]. Pengambilan keputusan instuitif dapat memutuskan dengan cepat den-
gan informasi yang terbatas. Kemungkinan dapat menggunakan instuisi dalam mengambil
keputusan, yaitu:
[5]
1. Bila tidak ada kepastian dalam tingkat yang tinggi
2. Bila hanya sedikit preseden yang diikuti
3. Bila variabel-variabel kurang dapat diramalkan secara ilmiah
4. Bila fakta terbatas
5. Bila fakta tidak dengan jelas menunjukan jalan untuk dituruti
6. Bila data analisis kurang berguna
7. Bila ada beberapa penyelesaian alternatik yang masuk akal untuk dipilih
8. Bila ada waktu terbatas dan tekanan untuk segera mengambil keputusan yang tepat.

TIGA KRITERIA KEPUTUSAN ETIS
Kriteria Utilitarian, keputusan yang diambil bedasarkan hasil atau konsekuensi organisa-
si. Tujuan utilitariananisme ini cenderung mendominasi keputusan bisnis, seperti: esiensi,
produktivitas dan laba yang tinggi.
Kriteria yang menekankan pada hak. Kriteria ini mempersilahkan individu pada hak
untuk mengambil keputusan yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan men-
dasar, seperti hak keleluasan pribadi [privacy], kebebasan berbicara dan proses hak per-
lindungan.
Kriteria menekankan kepada keadilan. Kriteria ini mensyaratkan individu untuk men-
genakan dan memperkuat aturan-aturan secara adil dan tidak berat sebelah, sehingga ada
pembagiaan manfaat dan biaya yang pantas. Ketiga kriteria tersebut mempunyai keuntun-
gan dan kewajibannya masing-masing dalam penerapannya.
06 Proses Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
kepemimpinan menurut
Stephen P Robbins
Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempen-
garuhi suatu kelompok guna
mencapai serangkaian tujuan.
HUBUNGAN PEMIMPIN DALAM ORGANISASI
Pengertian kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta ma-
najemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat,
mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing
secara baik.
Denisi kepemimpinan menurut Stephen P Robbins, the ability to influence a group to-
ward the achievement of goals. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. Kata kemampuan, pengaruh dan
kelompok adalah konsep kunci dari denisi Stephen P. Robbins.
[6]
Prinsip pertama dalam kepemimpinan adalah adanya hubungan antara pemimpin den-
gan yang dipimpin. Tanpa yang dipimpin tidak ada orang yang perlu memimpin. Prinsip
kedua adalah bahwa pemimpin yang efektif menyadari dan mengelola secara sadar dina-
mika hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin.
[7]
Pembuatan keputusan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi ada berbagai faktor
yang ikut mempengaruhinya, sehingga untuk melakukan aktivitas pembuatan keputusan
perlu adanya faktor-faktor yang mendukung. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pem-
buatan keputusan, yaitu:
a. Dinamika Individu dalam Organisasi. Pembuatan keputusan di pengaruhi
kedinamisan perubahan individu. Orang yang berpendirian kuat akan lebih
mudah di perkiraan pola pikirnya daripada orang yang labil. Hal tersebut penting
untuk di pahami oleh seaorang pemimpin dalam pelibatan individu terhadap
suatu keputusan.
b. Dinamika Kelompok dalam Organisasi. Seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan harus mempertimbangkan kedewasaan dan kepribadian kelompok
kerja dalam organisasi. Kedewasaan tersebut meliputi kesediaan memecahkan
kepentigan pribadi dan kelompok untuk kepentingan organisasi, melaksanakan
kewajiban dan menerima haknya untuk kepentingan organisasi, membina
kerjasama serta kreatif dan inovatif demi peningkatan kerja dalam organisasi.
c. Dinamika Lingkungan. Semua situasi dan kondisi mempengaruhi dalam
pembuatan keputusan. Sehingga pemimpin mesti melihat dengan jelas
lingkungan yang berpengaurh terhadap keputusan, kemudian mampu dalam
memanipulasi dan mendayagunakan lingkungan sebagai alat untung membantu
mengambil keputusan.
CONTOH KASUS
Dari penjelasan diatas dapat diambil contoh, dalam kasus pengambilan keputusan yang
baru ini sedang ramai dibicarakan public, yaitu dengan adanya pembentukan rancangan
undang-undang (RUU) Pilkada tak langsung yang diusulkan oleh partai dari koalisi merah
putih.
Pembentukan RUU ini mengusulkan agar pemilihan kepala daerah (PILKADA) dipilih
langsung oleh DPRD. Tentu saja ini membuat perdebatan antara kubu partai koalisi merah
putih dengan partai-partai yang mendukung pemerintahan jokowi yang lebih menghendaki
PILKADA secara langsung. Keputusan yang dilakukan oleh partai merah putih ini mem-
buat perdebatan diantara semua kalang, termasuk rakyat Indonesia. Pasalnya dari koalisi
merah putih ini menyatakan pembentukan RUU PILKADA ialah bagian untuk membela
rakyat, sedangkan menurut kubu lain ini bukanlah membela kepentingan rakyat melainkan
kepentingan partai. Kedua kubu ini saling berdebat dalam pengambilan keputusan yang
pada akhirnya akan di sahkan oleh MPR. Dan pada akhirnya kubu merah putih ini me-
menangkan keputusan yang mereka buat dengan terbentuknya pengesahan UU PILKADA
tak langsung oleh MPR.
KESIMPULAN:
Dari penjelasan model yang telah disampaikan diatas, dapat disimpulkan seorang pemimp-
in harus dapat membuat rencana setelah alternatif terbaik dipilih, untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Disini kita harus meli-
hat resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan.
Proses Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi 07
daftar pustaka
[1. dalam Hasan, 2002:10]
[2. Siagian, 1987:25-26; Salu-
su, 1996:63]
[3. Persepsi dan Pengambilan
Keputusan Individual, Stephen
P. Robbins; Bab 5, h.161]
[4. http://windsaga.blogspot.
com/2011/03/proses-organ-
isasi.html, http://bayuberan-
dal.blogspot.com/2012/10/
proses-pengambilan-keputu-
san-dalam.html]
[5. Persepsi dan Pengambilan
Keputusan Individual, Stephen
P. Robbins; Bab 5]
[6. Stephen P. Robbins,
Essentials of Organization
Behavior, 7th Edition (New
Jersey : Pearson Education,
Inc., 2003), p.130]
[7. Richard Beckhard,
1995:125-126]
Disamping itu, pada tahap implementasi keputusan pemimpin juga perlu tindakan bila
masalah baru muncul dalam pembuatan keputusan, serta merancang persiapan untuk
menghadapi berbagai kemungkinan. Implementasi keputusan yang telah diambil harus
selalu dimonitor. Pemimpin harus meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan
lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan.
Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya ditentukan
oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan antara sifat, perilaku, dan kekuasaan-pen-
garuh saling menentukan sesuai dengan situasi yang mendukungnya. Kekuasaan-pen-
garuh mempunyai peranan sebagai daya dorong bagi setiap pemimpin dalam mempen-
garuhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku yang dipimpinnya ke arah pencapaian
tujuan organisasi.
Selain itu, seorang pemimpin harus bertanggung jawab atas keputusannya yang dibuat
dan tidak menyalahkan aturan yang ada. Dalam membuat keputusan itu pemimpin akan
mempengaruhi terhadap anggotanya dan tentunya harus membuat organisasi itu maju,
dengan kata lain satu orang dapat memengaruhi semua orang jika keputusannya itu sesuai
dengan tujuan organisasinya.
RESUME
PROSES YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Stephen P Robbins
Perilaku Organisasi, Jilid I, Edisi 9 Sandiego State University;
indeks Kelompok Gramedia.
Pengambilan keputusan adalah unsur yang penting dalam kehidupan organisasi.
Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikordinasikan secara sengaja, terdiri dari
dua orang atau lebih, untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. Orang-orang da-
lam organisasi selalu saling menilai. Dalam banyak kasus penilaian ini mempunya banyak
konsukuensi untuk organisasi. Oleh karena itu pengambilan keputusan merupakan baian
penting dalam perilaku organisasi.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah [problem].
Terdapat penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan keadaan yang diinginkan,
yang menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Terdapat 2 faktor menyebab-
kan stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. yaitu Faktor Eksternal:
Kontras, perubahan intensitas, pengulangan dan sesuatu yang baru. Sedangkan Faktor
internal terdiri dari: Pengalaman atau pengetahuan, harapan, motivasi, emosi dan budaya.
Dalam proses pengambilan keputusan yang optimal adalah dengan rujukan terhadap
pilihan dan memaksimalkan nilai (rasional). Terdapat enam langkah dalam model pengam-
bilan keputusan rasional, yaitu: penetapan masalah, identikasi masalah, alokasikan bobot
kriteria, kembangkan alternatif, evaluasi alternatif dan pilihan alternatif terbaik.
Bila para pengambil keputusan berhadapan dengan suatu masalah dan mengevalu-
asi alternatif itu rendah, model rasional memberikan suatu dekriptif yang cermat tentang
proses keputusan. Tetapi situasi tersebut merupakan kekecualian, kebanyakan keputusan
dunia nyata tidak mengikuti model rasional. Berikut ini adalah peninjauan suatu bukti yang
besar untuk memberikan deskripsi yang lebih akurat tentang bagaimana sesungguhnya
keputusan dalam organisasi diambil: Rasionalitas terbatas, instuisi, identikasi masalah,
pengembangan alternatif dan membuat pilihan untuk menghindari informasi yang terlalu
sarat. Selain itu terdapat tiga kriteria etis yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputu-
san, diantaranya: Kriteria ultitarian, kriteria hak dan kriteria keadilan. Dengan memerhatikan
dan menerapkan tiga kriteria tersebut organiasi memberikan wewenang dan mempunyai
keuntungan terhadap masing-masing individu diorganisasi.
Peran-peran indivdu/ kelompok didalam organisasi dalam mengambil keputusan dapat
mempengaruhi hasil keputusan diorganisasi, diantaranya adalah peran pemimpin, pen-
garuh pemimpin dalam organisasi dapat menjadikan organisasi yang siap dan komitmen
dalam mengambil keputusan atau sebaliknya. Dengan kata lain satu orang dapat memen-
garuhi semua orang jika keputusannya itu sesuai dengan tujuan organisasinya.

Anda mungkin juga menyukai