Anda di halaman 1dari 47

PEMBINAAN MENTAL

EMOSIONAL LANSIA
Bahan Kuliah Fakep De La Salle
LATAR BELAKANG

Salah satu indikator keberhasilan


pemb.kesehatan adalah meningkatnya UHH
UHH meningkat, jml Usila meningkat

Usila  masalah : kesehatan, sosial, ekonomi , budaya


Proses menua peny degeneratif butuh
waktu lama & biaya tinggi
Kebutuhan yankes Usila
Paradigma sehat
Persentase Lansia

15

11,34
10 9,77

7,18
6,29
5,45
5

0
1980 1990 2000 2010 2020
Masalah Kesehatan Usila
(Riskesdas 2013)
Jenis penyakit 55- 64 th 65 – 74 th > 75 th
Penyakit sendi 56,4 62,9 65,4

Hipertensi 53,7 63,5 67,3

Stroke 20,2 31,9 41,7

Jantung 16,1 19,2 20,4

DM 3,7 3,4 3,2

Gangg mental emosional 15,9 23,2 33,7

Katarak 28,8 41,9 51,6

Operasi katarak 18,6 21,4 21,8

Low vision 14,7 27,7 37,8

Kebutaan 2,3 6,0 13,8


Kondisi psikologis lansia
• Kondisi psikologis adalah merupakan keadaan diri
seseorang yang tampak melalui perilaku yang
dapat diamati
• berbagai perubahan akan dialami oleh Lansia
termasuk perubahan yang berkaitan dengan
kondisi psikologis
• Secara umum Lansia mengalami perubahan atau
kemunduran fungsi psikologis, baik dari segi
kemampuan berpikir, perasaan maupun sikap dan
perilakunya
• Kondisi psikologis ini tentu saja dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang,
khususnya menyangkut
kepribadian/personality
• Kepribadian ini bisa direfleksikan melalui
perilaku, sikap, perasaan dan nilai-nilai yang
dianut
Tipe –tipe Lansia
1. Lansia yang produktif yaitu Lansia yang
fungsi psikologisnya stabil dan fisiknya kuat;
2. Lansia yang mengalami kemunduran
psikologis, tetapi fisiknya masih kuat;
3. Lansia yang mengalami kemunduran fisik,
tapi psikologisnya tetap stabil;
4. Lansia yang renta yaitu Lansia yang fisik
maupun psikologisnya mengalami
kemunduran.
Tipe Lansia menurut Nogroho (2000)
1. tipe arif bijaksana: yaitu tipe kaya pengalaman,
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, ramah,
rendah hati, menjadi panutan.
2. tipe mandiri: yaitu tipe bersifat selektif terhadap
pekerjaan, mempunyai kegiatan.
3. tipe tidak puas: yaitu tipe konflik lahir batin, menentang
proses penuaan yang menyebabkan hilangnya kecantikan,
daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman.
4. tipe pasrah: yaitu lansia yang menerima dan menunggu
nasib baik.
5. tipe bingung: yaitu lansia yang kehilangan kepribadian,
mengasingkan diri, minder, pasif, dan kaget
PERUBAHAN PADA LANSIA
• Tidak dapat dipungkiri bahwa tatkala
seseorang memasuki usia lanjut (Lansia) pasti
mengalami berbagai perubahan dalam
kehidupannya yang terlihat, baik perubahan
fisik maupun dalam sistem sensori yang mulai
menjadi lambat dan menjadi kurang sensitif
dalam rangsangan terhadap lingkungannya
Perubahan Psikologis
• Melambatnya rangsangan sensoris/sensory
information berpengaruh terhadap
kemampuan untuk menangani lingkungan
secara keseluruhan antara lain untuk akses
terhadap pengetahuan tentang kehidupan
dunia. Kondisi ini akan menimbulkan
keterbatasan dalam melakukan komunikasi
yang efektif dengan lingkungan dan orang-
orang sekelilingnya
1. Perubahan pada aspek kemampuan berpikir
Perubahan pada aspek kemampuan berpikir
berkaitan dengan kemampuan belajar,
pemahaman, kinerja, pemecahan masalah,
daya ingat/memori, motivasi dan
pengambilan keputusan dengan uraian
sebagai berikut
a. Kemampuan belajar
Lanjut usia yang tidak mengalami masalah fisik atau
mental, masih memiliki kemampuan belajar yang
baik. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar seumur
hidup bahwa manusia itu memiliki kemampuan
untuk belajar sejak dilahirkan sempai akhir hayat.
Namun, apabila lanjut usia mengalami gangguan fisik
atau mental maka akan terjadi penurunan
kemampuan belajar disebabkan karena gangguan
tersebut. Akibatnya Lansia merasa tertinggal dengan
perkembangan yang terjadi di sekitarnya
b. Kemampuan pemahaman
Pada lanjut usia, kemampuan pemahaman atau menangkap
pengertian dipengaruhi oleh fungsi pendengarannya. Penurunan
fungsi indera pendengaran mempengaruhi daya tangkap serta
kemampuan pemahaman terhadap sesuatu. Lansia sering kali
tidak dapat memahami sesuatu dengan baik. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut sebaiknya dilakukan kontak mata; saling
memandang jika berbicara dengan Lansia. Dengan kontak mata,
mereka akan dapat membaca bibir lawan bicaranya, sehingga
penurunan pendengarannya dapat diatasi dan dapat lebih mudah
memahami maksud orang lain. Peran keluarga dan pasangan
hidup berpengaruh besar terhadap kondisi lanjut usia untuk
menumbuhkan motivasi agar tetap dapat menjalankan kehidupan
yang lebih bahagia
c. Kinerja
Pada individu dengan lanjut usia yang sangat
tua memang akan terlihat penurunan kinerja
baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Penurunan itu bersifat wajar sesuai dengan
perubahan organ-organ biologis ataupun
perubahan yang sifatnya patologis. Agar para
Lansia dapat mempertahankan kinerjanya
perlu diberikan latihan-latihan keterampilan
d. Pemecahan masalah
Masalah-masalah yang dihadapi lanjut usia
tentu semakin banyak. Banyak hal yang
dahulunya dengan mudah dapat dipecahkan
menjadi terhambat karena terjadi penurunan
pada fungsi panca indra. Hambatan yang lain
dapat berasal dari penurunan daya ingat,
pemahaman dan lain-lain, yang berakibat
penanganan dalam pemecahan masalah
menjadi lebih lama
e. Daya ingat / memori
Daya ingat adalah kemampuan untuk menerima, mencamkan,
menyimpan dan menghadirkan kembali rangsangan/peristiwa
yang pernah dialami seseorang. Daya ingat merupakan salah satu
fungsi kemampuan berpikir yang banyak berperan dalam proses
belajar, memecahkan masalah, maupun kecerdasan (intelegensia),
bahkan hampir semua tingkah laku manusia itu dipengaruhi olah
daya ingat. Pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu
fungsi yang seringkali paling awal mengalami penurunan.
Gangguan yang terjadi pada seseorang dengan lanjut usia dan
menderita dimensia, adalah mereka tidak dapat mengingat
peristiwa atau kejadian yang baru dialami, akan tetapi hal-hal yang
telah lama terjadi masih diingat
f. Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang
untuk bertingkah laku demi mencapai sesuatu yang
diinginkan atau yang dituntut oleh lingkungannya.
Motivasi dapat bersumber dari fungsi berpikir dan fungsi
kasih sayang. Pada lanjut usia, motivasi untuk
mencapai/memperoleh sesuatu cukup besar, namun
motivasi tersebut seringkali kurang didukung oleh
kekuatan fisik maupun psikologis, sehingga hal-hal yang
diinginkan banyak berhenti di tengah jalan. Dalam kondisi
seperti ini dukungan keluarga dan pasangan hidup sangat
berarti untuk dapat tetap memelihara dan menumbuhkan
rasa percaya diri yang besar. Lingkungan yang seperti ini
sangat dibutuhkan untuk kehidupan lanjut usia
g. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan termasuk dalam proses
pemecahan masalah. Pengambilan keputusan pada
umumnya berdasarkan pada data yang terkumpul,
kemudian dianalisis, dipertimbangkan dan dipilih
alternatif yang dinilai positif (menguntungkan),
selanjutnya diambil suatu keputusan. Pengambilan
keputusan pada lanjut usia sering lambat atau seolah-olah
terjadi penundaan. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan
pendamping yang dengan sabar sering mengingatkan
mereka. Keputusan yang diambil tanpa adanya bimbingan
akan menimbulkan kekecewaan dan mungkin depresi
serta dapat memperburuk kondisi Lansia
2. Perubahan pada aspek emosi/perasaan
dapat dibedakan atas :
a. biologis, meliputi perasaan indera (panas, dingin,
pahit, asin dan sebagainya), perasaan vital (lapar,
haus, kenyang dan lain-lain) dan perasaan
naluriah (antara lain kasih sayang, cinta, takut);
b. psikologis, meliputi : perasaan diri, perasaan
sosial, perasaan etis, estetis, perasaan intelek
serta perasaan religius
3. Perubahan sikap danperilaku
a. Kemunduran psikomotorik yaitu gerakan kaku dan
lamban. Hal ini disebabkan karena kemunduran
psikomotorik, sehingga tubuh tidak lentur dan tidak
terkoordinasi dengan baik
b. Perubahan dalam menjalin hubungan sosial,
cenderung mencari orang-orang seusianya, dan
mengurangi partisipasi dalam hubungan sosial
c. Memimpikan dan berorientasi pada masa lampaunya
dengan kenangan-kenangan yang menyenangkan;
kejayaan, keunggulan dan keberhasilan
d. Kemunduran fisik ; Kemunduran fisik bagaimanapun akan
berpengaruh terhadap kemampuan dan perilaku
seseorang. Seseorang yang pada masa mudanya dianggap
cantik/tampan akan merasa kehilangan daya tariknya jika
memasuki masa tua. Perempuan biasanya lebih merasa
cemas dan tertekan dibandingkan dengan laki-laki karena
keadaan tersebut. Kecemasaan yang timbul bagi mereka
yang merasa dirinya menjadi kurang menarik. Bagi laki-
laki hal tersebut terjadi tanpa disertai dengan perubahan
psikologis yang luar biasa, berbeda halnya dengan
perempuan yang terkadang dapat juga mempengaruhi
psikologisnya
MASALAH PSIKOLOGIS PADA
LANSIA
PENYEBAB TIMBULNYA PERMASALAHAN
PSIKOLOGIS PADA LANSIA
1. Kondisi fisik
Menurunnya kondisi fisik Lansia merupakan
faktor alami yang tidak dapat dicegah tetapi
dapat diperlambat atau dipercepat tergantung
kepada Lansia yang bersangkutan, pola makan,
lingkungan dan keturunan. Perubahan yang
dapat dilihat antaranya adalah :
a. Perubahan pada bagian wajah, tangan dan kulit;
b. Perubahan bagian dalam tubuh;
c. perubahan panca indra;
d. Perubahan motorik (kekuatan, kecepatan)
• Perubahan tersebut berpengaruh terhadap
kondisi psikologis Lansia sebab berpengaruh
terhadap aktivitas ekonomi dan sosial mereka.
Untuk menghadapai hal itu, semua orang
perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi
masa Lansia
1. Keluarga
Keluarga yang kurang memberikan perhatian,
kurangnya komunikasi dan kurang memahami
kebutuhan Lansia akan mempercepat kemunduran
kondisi psikologis Lansia. Keluarga, sebagai bagian
dari suatu komunitas masyarakat, merupakan
lingkaran spesial terdekat dan merupakan sumber
utama dari dukungan sosial yang dimiliki Lansia.
Walaupun demikian, bagi anak yang harus menjaga
dan mengurus orang tua yang sudah Lansia tidaklah
mudah, dan seringkali menimbulkan kecemasan dan
tekanan
Ada dua sumber tekanan bagi keluarga yang harus mengurus Lansia :
1. Kesulitan dalam menghadapi kenyataan mengenai menurunnya
kemampuan orang tua terutama bila berkaitan dengan penurunan
kemampuan daya berpikir. Apabila keluarga tidak memahami
penyebab-penyebab menurunnya kemampuan ini akan
menimbulkan kecemasan, ambivalensi, serta sikap antagonis
terhadap orang tua yang sudah Lansia;
2. Bila situasi membuat Lansia merasa terkungkung, atau sampai
menganggu peran serta tanggungjawab anak (misalnya sebagai
istri/ suami, orang tua, karyawan), maka akan menimbulkan
perasaan marah dan rasa bersalah, di samping kecemasan dan
depresi, baik bagi Lansia itu sendiri maupun anak atau keluarga
yang mengurusnya
MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN
PERMASALAHAN LANSIA
1. Keluarga
Keluarga dapat menimbulkan frustrasi bagi
Lansia jika terjadi hambatan komunikasi antara
Lansia dengan anak, menantu dan cucunya.
2. Pasangan hidup
Sebagian Lansia yang tidak mempunyai pasangan,
cenderung mengisolasi diri karena merasa sudah
tidak memiliki teman/sahabat lagi
3. Lingkungan sosial
Ada kalanya perempuan/laki-laki Lansia mengisolasi
diri karena merasa tidak mempunya sahabat/teman,
padahal Lansia masih mempunyai keinginan untuk
diakui dan dibutuhkan oleh orang lain.
4. Pensiun/purna tugas
Perpindahan status dari pekerja menjadi tidak bekerja
lagi berpengaruh dan menjadi sangat bermakna
terhadap Lansia.
5. Kematian
Lansia yang tidak siap menghadapi kematian akan
menimbulkan rasa takut mati
MASALAH PSIKOLOGIS YANG DIALAMI
LANSIA
1. Kecemasan dan ketakutan
Kecemasan dan ketakutan yang muncul antara
lain :
a. Cemas akan perubahan fisik dan fungsi anggota
tubuh;
b. Cemas akan kekuatan social;
c. Cemas akan tersingkir dari kehidupan sosial;
d. Takut penyakit;
e. Takut mati;
f. Takut kekurangan uang
• Keadaan ini dapat disertai dengan rasa sedih,
bimbang dan terancam sampai ke dalam
batinnya. Bila yang ditakutkan menjadi
kenyataan, maka Lansia akan menjadi
penakut, penuh duka dan curiga. Namun
apabila Lansia berhasil menguasai rasa takut,
Lansia akan mengupayakan untuk
menghadapi sendiri apa adanya dengan segala
kelemahan dan keunggulannya
2. Mudah tersinggung
Suasana hati Lansia cenderung peka, mudah
tersinggung dan cepat berubah. Perasaan
penuh dengan ketegangan, gelisah dan sikap
banyak menuntut, bahkan kadang kala terjadi
ledakan emosi yang penuh kecurigaan
3. Rasa kesepian
Bagi Lansia yang sudah janda atau duda
kesadaran akan kesendirian sering menjadi
pengalaman yang menakutkan. Teman dekat satu
persatu meninggal, selain itu anak-anak
meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga
sendiri, yang dikenal juga dengan sebutan/istilah
’sarang kosong’. Rasa sepi ini dapat menimbulkan
kesangsian akan makna/nilai dirinya dan guna
bagi masyarakat
4. Hilangnya kepercayaan diri
Lansia sering merasa tidak yakin akan dirinya
dan menjalani hidup dengan perasaan iri dan
benci. Kadang kala ia gembira bila melihat
kegagalan generasi muda.
5. Bermimpi masa lampau
Sebagian Lansia suka bermimpi/mempunyai
khayalan kosong mengenai masa lampau.
Lansia berusaha melarikan diri dari masa kini
yang tidak menyenangkannya dan masa
mendatang yang kurang memberikan
harapan, seperti masa lampau dengan
kenangan-kenangan yang menyenangkan
6. Egois
Lansia merasa bahwa kekuatannya makin
surut. Sebagai kompensasi, munculnya
pelampiasan dalam bentuk kesombongan,
keras kepala, mementingkan diri sendiri dan
merasa dirinya paling benar
PEMBINAAN PSIKOLOGIS PADA
LANSIA
A. UPAYA MEMPERSIAPKAN
KEHIDUPAN
Agar para Lansia merasa nyaman dalam kehidupan sehari-hari,
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Lansia untuk dapat
menemukan makna hidupnya adalah:
1. Menentukan tempat tinggal yang memuaskan untuk masa tua;
2. Menyesuaikan diri dengan uang pensiun yang diperolehnya/uang
yang dimilikinya;
3. Memantapkan kegiatan rutin rumah tangga secara memuaskan;
4. Memelihara hubungan yang harmonis dengan suami/istri;
5. Mengahadapi kehidupan diri sendiri atau persiapan diri untuk hidup
tanpa pasangan;
6. Memelihara hubungan dengan anak dan cucu;
7. Memelihara hubungan dengan lingkungan sekitar;
8. Menjalankan dan mendalami ajaran agama sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya
B. UPAYA YANG DILAKUKAN KELUARGA
DALAM PEMBINAAN LANSIA
Keluarga yang tinggal dengan anggota keluarga Lansia dapat
memberdayakan Lansia tersebut dengan meakukan hal-hal berikut:
1. Keluarga membantu menemukan makna hidup pada usia lanjut.
2. Keluarga menyediakan waktu untuk mengajak berbicara dari hati
ke hati serta membantu agar Lansia dapat menyampaikan
keluhannya.
3. Keluarga berupaya untuk memahami apa yang dirasakan Lansia,
mencari penyebab masalah dan berbagi pengalaman dengan
keluarga Lansia lain.
4. Keluarga berusaha memenuhi kebutuhan Lansia dengan
memberikan perhatian, kasih sayang yang tulus dan rasa aman.
5. Keluarga merujuk kepada tenaga ahli, apabila
menghadapi Lansia yang mengalami
gangguan mental yang cukup mengganggu.
6. Keluarga menjadi pembina dan pembimbing
dalam membantu mengembangkan
aktualisasi diri Lansia
7. Keluarga membantu untuk dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan
bagi kehidupan Lansia
C. UPAYA YANG DILAKUKAN LANSIA
DALAM MENJALANI MASA TUA
1. Menerima usia lanjut dengan lapang dada
Menerima perubahan dirinya dengan hati
pasrah. Kenyataan bahwa dirinya menjadi tua
diterima secara positif dengan senang hati
untuk memasuki tingkatan hidup yang baru
2. Berlatih melepaskan diri dan bijaksana
Cara ini dilakukan dengan berlatih untuk
memiliki sikap “lepas bebas” dari kehidupan
duniawi dalam arti mengambil jarak dari segala
milikNya, untuk kemudian dapat memperoleh
perspektif baru yaitu : hidup dengan arif,
bijaksana, penuh cinta kasih dan pengertian
kepada generasi muda. Hal ini bisa tercapai bila
Lansia memiliki kematangan jiwa dan kaya
dengan pengalaman hidup
3. Berupaya menghadapi “kesepian”
Upaya yang dilakukan dalam menghadapi
kesepian adalah:
a. berusaha membuat dirinya bermanfaat bagi
orang lain;
b. mengunjungi teman Lansia yang hidup sendiri;
c. memperhatikan dan menghibur orang yang
mengalami kesusahan;
d. bagi Lansia yang sudah tidak dapat pergi
kemana-mana, upaya ini dapat dilakukan
melalui surat-menyurat/sms/wa dengan
tulisan pendek atau melalui telepon,
sehingga akan menyebabkan dirinya ikut
terhibur;
e. membuka diri untuk bergaul;
f. melaksanakan ibadah nenurut agama yang
dianutnya dengan tekun;
g. menciptakan kegiatan/kesibukan yang
bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki;
h. menemukan kembali minat dan bakat serta
berprestasi/
i. Saat kekuatan jasmani mulai menyusut, ada
potensi dan kekuatan dalam diri yang baru
berkembang. Seseorang akhirnya
menemukan dan mengembangkan bakat dan
minatnya sehingga dapat berprestasi di
berbagai bidang, misalnya seni, musik, sastra,
agama, perkebunan, pertanian dan lain
sebagainya
Penutup
Pembinaan mental emosional (psikologis) bagi Lansia
merupakan salah satu kegiatan yang mutlak dilakukan,
baik perawat, oleh keluarga yang memiliki anggota
keluarga Lansia maupun oleh Lansia sendiri. Betapa
pun bagusnya pemeliharaan fisik Lansia namun tanpa
memperhatikan dan atau dibarengi dengan pembinaan
psikologis terhadap Lansia, maka mustahil
pemberdayaan dan terwujudnya Lansia yang potensial
dapat tercapai. Permasalahan-permasalahan psikologis
pada usia lanjut yang tidak ditangani secara sungguh-
sungguh, apalagi diabaikan dapat memperburuk
kondisi fisik dan kehidupan Lansia secara keseluruhan.
Makase.........

Anda mungkin juga menyukai