Anda di halaman 1dari 10

PEMBINAAN

KETAHANAN REMAJA:
Memberdayakan Peran Sebaya
dan Menguatkan Peran Orangtua
dalam Pengasuhan di Keluarga

Direktorat Bina Ketahanan Remaja


@BKKBNOfficial Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Tahun 2019
02

Dalam konteks Pembangunan Manusia, yang akan membangun keluarga dan calon
Pembinaan Ketahanan Remaja memiliki peran orangtua bagi anak-anak yang dilahirkannya
yang sangat strategis. Pertama, karena remaja sehingga perlu disiapkan agar memiliki
merupakan individu-individu calon penduduk usia perencanaan dan kesiapan berkeluarga.
produktif yang pada saatnya kelak akan menjadi Kesiapan berkeluarga merupakan salah satu
subjek/pelaku/aktor pembangunan sehingga kunci terbangunnya ketahanan keluarga dan
harus disiapkan agar menjadi sumber daya keluarga yang berkualitas sehingga diharapkan
manusia yang berkualitas. Kedua, karena remaja mampu melahirkan generasi yang juga
merupakan individu-individu calon pasangan berkualitas.

Dengan demikian, apabila gagal dalam membina


ketahanan remaja, bukan hanya menjadi
ancaman kegagalan pembangunan (karena gagal
menyiapkan aktor-aktor/pelaku-pelaku
pembangunan), tetapi juga ancaman kegagalan
kualitas generasi berikutnya (karena gagal dalam
menyiapkan para calon orangtua).

Dengan demikian, apabila gagal dalam membina


ketahanan remaja, bukan hanya menjadi
ancaman kegagalan pembangunan (karena gagal
menyiapkan aktor-aktor/pelaku-pelaku
pembangunan), tetapi juga ancaman kegagalan
kualitas generasi berikutnya (karena gagal dalam
menyiapkan para calon orangtua).

Apa Itu Program Pembinaan Ketahanan Remaja?


Pembinaan Ketahanan Remaja merupakan terencana, dan (3) menikah dengan penuh
bagian dari kebijakan Pembangunan Keluarga perencanaan sesuai fase reproduksi sehat.
yang dikembangkan dalam rangka penyiapan
kehidupan berkeluarga bagi remaja agar mampu
melangsungkan (1) jenjang pendidikan secara
terencana, (2) berkarir dalam pekerjaan secara
03

Fase Reproduksi Sehat menurut Prof. Biran Affandi

Pembinaan Ketahanan Remaja juga sejalan


UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang dengan Kebijakan Keluarga Berencana (KB)
Perkembangan Kependudukan dan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang
Pembangunan Keluarga: dan keluarga berkualitas (pasal 20 UU Nomor 52
“Kebijakan Pembangunan Keluarga Tahun 2009) dengan membantu remaja sebagai
dilakukan melalui Pembinaan Ketahanan calon pasangan suami-istri dalam mengambil
dan Kesejahteraan Keluarga untuk keputusan dan mewujudkan hak reproduksinya
mendukung keluarga agar dapat secara bertanggungjawab tentang (1) usia ideal
melaksanakan fungsi keluarga secara perkawinan, (2) usia ideal melahirkan, (3) jumlah
optimal (pasal 47)… (yang salah satunya ideal anak, (4) jarak ideal kelahiran anak, dan
dilaksanakan) dengan cara peningkatan penyuluhan kesehatan reproduksi (pasal 21 UU
kualitas remaja dengan pemberian akses Nomor 52 Tahun 2009). Oleh karena itu,
informasi, pendidikan, konseling dan Pendewasaan Usia Perkawinan dengan
pelayanan tentang kehidupan berkeluarga kampanye usia ideal menikah 21 tahun bagi
(pasal 48)” perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki menjadi
salah satu substansi dalam Pembinaan
Ketahanan Remaja.

Sasaran Dan Hasil Yang Diharapkan


Sesuai dengan konsep young people yang dikeluarkan oleh PBB (dalam World Youth Report, 2005),
remaja sasaran Program Pembinaan Ketahanan Remaja pada Program KKBPK adalah penduduk
Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, sedang mengenyam pendidikan maupun tidak, termasuk
remaja berkebutuhan khusus, yang berusia 10 sampai dengan 24 tahun dan belum menikah.
04

Output yang dihasilkan adalah remaja Generasi Berencana (Genre), yaitu remaja yang memiliki
perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati 5 (lima) transisi kehidupan remaja dengan (1)
mempraktikkan hidup bersih dan sehat, (2) melanjutkan pendidikan, (3) memulai berkarir, (4) menjadi
anggota masyarakat yang baik, serta (5) membangun keluarga yang berkualitas. Agar remaja mampu
melewati lima transisi kehidupannya, mereka diharapkan terhindar dari (1) hubungan seksual sebelum
menikah, (2) menikah di usia dini, dan (3) penyalahgunaan NAPZA.

Pendekatan Dan Implementasi Pembinaan Ketahanan Remaja


Perkembangan remaja terjadi dalam jaringan dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu (1)
yang tidak terputus antara keluarga, teman pendekatan teman sebaya (peer group) pada
sebaya, sekolah, lingkungan/komunitas, media, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-
dan faktor struktural/negara. Dalam kerangka Remaja) melalui Pendidik Sebaya dan Konselor
Teori Sistem Ekologi (Bronfenbrenner, 1917), Sebaya, serta (2) pendekatan keluarga dengan
Lingkungan Mikro seperti teman sebaya, meningkatkan kualitas pengasuhannya
orangtua, dan sekolah merupakan yang paling (parenting) oleh oleh orangtua melalui peran
berpengaruh pada remaja. Atas dasar hal Kader di kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR).
tersebut, Pembinaan Ketahanan Remaja
05

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia benar. Oleh karena itu, kehadiran Pendidik
(SDKI) Tahun 2017 menunjukkan bahwa Sebaya dan Konselor Sebaya di PIK- Remaja
kelompok sebaya dan orangtua (terutama ibu) sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
menjadi tempat paling banyak dipilih oleh remaja para remaja tersebut dan untuk menjamin
untuk berdiskusi tentang kesehatan reproduksi kebenaran informasinya. Makin banyak PIK
yang dialaminya: 62 persen remaja perempuan Remaja dibentuk/didirikan, makin banyak pula
dan 51 persen remaja laki-laki berdiskusi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya yang
kesehatan reproduksi dengan temannya, dan 53 tersedia (karena salah satu unsur wajib dalam
persen remaja perempuan serta 11 persen remaja pembentukan PIK-Remaja adalah adanya
laki-laki berdiskusi kespro dengan ibunya. Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya),
sehingga akan semakin banyak remaja-remaja
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa para yang memiliki kesempatan untuk berbagi
remaja Indonesia membutuhkan peran teman informasi dan curhat/konsultasi dengan teman
sebaya dan orangtua sebagai tempat berbagi sebaya yang telah memiliki kemampuan dan
informasi dan curhat/konsultasi yang terkait informasi yang benar.
dengan tumbuh kembangnya sebagai remaja.
Apa jadinya jika remaja-remaja yang dijadikan
tempat berbagi informasi dan curhatnya tersebut
tidak memiliki kemampuan dan informasi yang

Pusat Informasi dan


Konseling Remaja (PIK-Remaja) Bina Keluarga Remaja (BKR)
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK- adalah wadah kegiatan yang beranggotakan
Remaja) adalah wadah kegiatan yang dikelola keluarga yang mempunyai remaja, untuk
dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan memberikan bekal pengetahuan dan
akses informasi, pendidikan, konseling, dan keterampilan dalam pengasuhan dan pembinaan
pelayanan tentang perencanaan kehidupan remaja sehingga dapat memahami remaja,
berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan permasalahan remaja, dan dapat melakukan
penunjang lainnya. PIK-Remaja berada di jalur komunikasi efektif dengan remaja.
pendidikan (sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi) serta di jalur masyarakat (komunitas
remaja).
06

Indikator Keberhasilan
Keberhasilan upaya meningkatkan kualitas kelompok usia remaja. Oleh karena itu,
remaja dengan pemberian akses informasi, keberhasilan program ini juga ditentukan oleh
pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang ranah perilaku remaja, yaitu: (1) median usia
kehidupan berkeluarga melalui Program kawin pertama (UKP) dan (2) kelahiran pada
Pembinaan Ketahanan Remaja salah satunya perempuan kelompok usia 15 – 19 tahun.
diukur dengan Indeks Pengetahuan Remaja Untuk meningkatkan indeks pengetahuan remaja
tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). tentang KRR, dilakukan upaya peningkatan akses
Indeks Pengetahuan KRR mengukur remaja terhadap PIK Remaja (yang diukur melalui
pengetahuan tentang: (1) masa subur, (2) umur (1) persentase remaja yang mendatangi
sebaiknya menikah dan melahirkan, (3) penyakit Sekretariat PIK Remaja dan (2) persentase
anemia dan HIV/AIDS, dan (4) narkoba. remaja yang mengakses akun media sosial PIK
Harapannya, setelah mengetahui keempat aspek Remajadan partisipasi keluarga yang memiliki
tersebut, remaja tidak melakukan aktivitas remaja dalam kelompok BKR.
seksual sebelum menikah yang menjadi
penyebab kehamilan yang tidak diinginkan dan
pernikahan di usia yang belum ideal yang akan
menambah daftar panjang jumlah kelahiran di

Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan Pembinaan Remaja yang diukur melalui (1) persentase
Ketahanan Remaja: remaja yang mendatangi Sekretariat PIK
1. Penurunan fertilitas remaja yang diukur melalui Remaja dan (2) persentase remaja yang
ASFR 15 – 19 tahun dan Persentase remaja mengakses akun media sosial PIK Remaja;
perempuan usis 15 – 19 tahun yang menjadi ibu 5.Peningkatan partisipasi keluarga yang memiliki
dan atau sedang hamil anak pertama; remaja dalam kelompok kegiatan Bina Keluarga
Peningkatan usia kawin yang diukur melalui Remaja (BKR) dan dalam keluarga berencana
2. Median Usia Kawin Pertama Perempuan; yang diukur melelui Persentasi PUS Anggota
Peningkatan pemahaman remaja tentang BKR yang ber-KB.
3. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang
diukur melalui Indeks Pengetahuan Remaja
tentang KRR;
4. Peningkatan akses remaja terhadap PIK
07

Target Dan Capaian Keberhasilan


Sejak tahun 2012, pencapaian Indeks Remaja juga belum begitu menggembirakan.
Pengetahuan KRR mengalami tren kenaikan: Namun demikian, capaian untuk indikator perilaku
50,5 (2012), 46,9 (2013), 48,4 (2014), 49,0 (2015), remaja, yaitu: (1) median usia kawin pertama
51,1 (2016), 52,4 (2017), dan 57,4 (2018). Rata- (UKP), (2) persentase remaja perempuan usia 15
rata pencapaiannya selalu melebihi 1,5 point dari – 19 tahun yang menjadi ibu dan atau sedang
target yang telah ditetapkan pada Rencana hamil anak pertama; dan (3) ASFR 15 – 19 tahun
Strategis. Namun di antara keempat pengetahuan selalu melebihi target, meskipun pada tahun 2018
tersebut, dua pengetahuan yang menjadi core ada kenaikan pada indikator Persentase remaja
business BKKBN, yaitu (1) masa subur dan (2) perempuan usia 15 – 19 tahun yang menjadi ibu
umur sebaiknya menikah dan melahirkan, justru dan atau sedang hamil anak pertama (dari 6,40 di
selalu jauh lebih rendah dibanding dua 2017 menjadi 7,1 di 2018).
pengetahuan lainnya (anemia dan HIV/AIDS serta
narkoba). Tidak heran jika banyak perilaku
berisiko seperti aktivitas pacaran berujung pada
hubungan seksual yang mengakibatkan
terjadinya kehamilan. Akses remaja terhadap PIK

TARGET DAN CAPAIAN TARGET


INDIKATOR 2019
2017 2018
ASFR 15 - 19 42 33 40 30 38
Persentase remaja perempuan 15-19 9,20 6,40 9,10 7,1 9,00
yang menjadi ibu dan hamil anak pertama
Median Usia Kawin Pertama 20,8 20,0 20,9 21 21
Indeks Pengetahuan Remaja tentang KRR 50 52,4 51 57,1 52
Persentase remaja yang mengakses 26 20,6 28 17 30
PIK remaja
Persentase PUS anggota BKR yang ber-KB 75 78,73 75,5 78,75 76
Keterangan:
- warna orange adalah target
- warna merah adalah angka indikator yang belum tercapai
08

Tantangan Dan Kendala Kegiatan Dan Inovasi Program


Kendala yang masih dihadapai dalam Seiring dengan Era Industri 4.0 dan Community
implementasi Pembinaan Ketahanan Remaja di 5.0, telah dilakukan adaptasi digital (semula
lapangan, baik melalui PIK-Remaja dan BKR hanya offline menjadi offline dan online) dalam
maupun pembinaan remaja lainnya (seperti Saka pelaksanaan Pembinaan Ketahanan Remaja,
Kencana) adalah sebagai berikut. terutama yang yang terkait dengan pelaksanaan
Fungsi Utama PIK Remaja sebagai tempat untuk
1.Implementasi amanat UU Nomor 52 Tahun (1) berbagi informasi; (2) melakukan konseling;
2019, terutama terkait usia ideal menikah dalam (3) melakukan aktivitas positif dan kreatif; (4)
kaitannya dengan upaya Pendewasaan Usia melakukan rujukan; dan (5) mengembangkan
Perkawinan, masih memerlukan advokasi yang potensi diri.
intensif karena belum sejalan dengan Upaya tersebut dilakukan antara lain:
penetapan usia menikah dalam Undang-
Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974; 1. Digitalisasi materi dan media edukasi;
2.Masih adanya masyarakat yang memegang 2. Peningkatan kapasitas pengelola social media
teguh adat istiadat/budaya setempat tentang Genre (admin dan content creator) di pusat dan
pernikahan dini; provinsi;
3.Pembinaan Ketahanan Remaja belum menjadi 3. Integrasi flatform digital Genre Indonesia
kegiatan prioritas di Pemerintahan Daerah dengan Dokter Gen Z yang dikembangkan oleh
Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berdampak Johns Hopkins Center for Communication Prog
pada: (1) pendeknya umur/keberlangsungan rams (JH-CCP) berkolaborasi dengan media
PIK Remaja dan BKR, (2) tidak tersedianya komunitas remaja terbesar di Indonesia,
Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya, (3) tidak Hipwee.com;
tersedianya materi dan media, dan (4) validitas
data Penacatatan dan Pelaporan; GenRe Indonesia genre_indonesia
4.Belum terlaksananya sinergitas implementasi
antarprogram dan kegiatan sejenis atau yang
memiliki sasaran yang sama (yaitu remaja) yang genre_indonesia GenRe Indonesia
dikembangkan kementerian/dinas lain seperti
UKS, PKPR, PUSPAGA, Posyandu Remaja,
Forum Anak, dll; www.genreindonesia.com
5.Jumlah remaja sebagai sasaran program Bina
Ketahanan Remaja yang sangat besar, yaitu 4. Membangun aplikasi edukasi dan pengukuran
25% dari jumlah penduduk atau sekitar 66,3 juta mandiri kesiapan berkeluarga “Aplikasi Siap
remaja dan tersebar di seluruh wilayah Nikah” (bekerjasama dengan Departemen Ilmu
Indonesia menjadi tantang dalam pembentukan Keluarga dan Konsumen FEMA-IPB dan
PIK Remaja dan BKR untuk memperluas Departemen Ilmu Komputer IPB);
jangkauan dan akses; 5. Memasukan aspek kecakapan/keterampilan
6.Tingginya akses remaja terhadap internet dan adaptasi digital dalam kriteria kualitas PIK-
media sosial menjadi tantangan dalam Remaja dan Remaja Genre (Duta Genre)
memperluas akses informasi dan konseling bagi seperti kepemilikan akun sosial media, jumlah
remaja melalui media sosial; follower, dan pemanfaatan akun social media
7.Masih belum optimalnya komunikasi efektif dalam promosi dan edukasi Substansi Genre
orangtua dengan remaja sehingga diperlukan dan PIK-Remaja;
pengembangan materi dan media yang dapat 6. Sedang diinisiasi dengan Creative-Hub
membangun kemampuan komunikasi orangtua FISIPOL UGM untuk membangun Aplikasi
dengan anak remajanya. Konseling Online yang dapat mempertemukan
remaja yang memerlukan konseling dengan
pemberi layanan konseling (remaja Genre dan
PIK Remaja).
09

Mengembangkan kegiatan ramah remaja dalam Edukasi Genre seperti Genre Educamp, Kuis
Rangking 1, Cafetaria Genre dan lain - lain. Pembentukan karakter remaja dan penanaman nilai -
nilai Revolusi Mental melalui kegiatan Genre Revolution BerTeMan yang merupakan upaya
penanaman nilai - nilai Revolusi Mental Bersih, Tertib dan Mandiri serta menyusun buku 28 Days Of
Challenge sebagai pemantik dan panduan implementasi nilai - nilai Revolusi Mental Bersih,Tertib
dan Mandiri. Buku Diary Remaja "28 Days Of Challenge" bekerjasama dengan Kedeputian Bidang
Koordinasi Kebudayaan dan Kedeputian Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Cafeteria Genre pada Educamp dalam Hari Keluarga Nasional XXVI Tahun 2019 di Banjarbaru, Kalimantan


28 Days Challenge Genrevolution Berteman: Buku Saku Remaja menuju Hidup Bersih, Tertib, dan Mandiri

Selain itu, telah dilakukan juga kegiatan inovasi Kompetensi Pendidik Sebaya dan Konselor
lainnya, yaitu: Sebaya (bekerjasama dengan Rifka Annisa
Women Crisis Center Yogyakarta, JH-CCP, dan
1.Telah disusun dan dikembangkan Indikator Pusdiklat KKBPK (PULAP);
Kesiapan Berkeluarga (bekerjasama dengan 4. Pengembangan Model Pengelolaan PIK
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Remaja dan BKR di Kampung KB (bekerjasama
FEMA-IPB; dengan JH-CCP);
2.Mulai diinisiasi kegiatan Ekspose PIK R dalam 5. Pengembangan materi dan media pengasuhan
berbagai kegiatan momentum strategis; remaja bagi kelompok BKR melalui 1001 Cara
3.Pengembangan standar kompetensi Pendidik Bicara (bekerjasama dengan JH-CCP).
Sebaya dan Konselor Sebaya serta
pengembangan standar Diklat Peningkatan
Direktorat Bina Ketahanan Remaja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Tahun 2019
www.bkkbn.go.id @BKKBNOfficial

GenRe Indonesia genre_indonesia genre_indonesia

GenRe Indonesia www.genreindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai