I. PENDAHULUAN
Permasalahan remaja merupakan permasalahan yang sangat
kompleks mulai dari jumlahnya yang cukup besar hingga
permasalahan seputar kesehatan reproduksi remaja. Salah satu
permasalahan remaja yaitu pernikahan usia dini. Pernikahan usia dini
beresiko karena belum cukupnya kesiapan dari aspek kesehatan,
mental emosional, pendidikan, sosial ekonomi dan reproduksi.
Menurut United Nations Development Economic dan Social Affairs
(UNDESA, 2010). Indonesia termasuk Negara ke-37 dengan
persentase pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi
kedua di ASEAN setelah Kamboja. Berdasarkan data keluarga di
Sistem Informasi Keluarga (SIGA) jumlah Pasangan Usia Subur yang
usia kawin pertama di bawah usia 21 tahun di Kelurahan Lembo
sebanyak 44,95%.
Kehamilan remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan
bayinya juga dapat berdampak pada sosial dan ekonominya.
Kehamilan pada usia dini atau remaja antara lain beresiko kelahiran
prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), pendarahan persalinan,
yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. Kehamilan pada
remaja juga terkait dengan kehamilan dan aborsi tidak diinginkan.
Persalinan di bawah usia 21 tahun memilki kontribusi dalam
tingginya angka kematian neonatal, bayi dan balita. Survei Demografi
dan Kependudukan 2017 mendapatkan bahwa angka kematian
neonatal, postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang
dari 21 tahun lebih tinggi di bandingkan pada ibu usia 20-39 tahun.
Dalam rangka merespon permasalahan remaja tersebut di atas,
maka diperlukan pendekatan kepada orang tua yang memiliki remaja
dilaksanakan melalui pembinaan kelompok Bina Keluarga Remaja
(BKR) dalam bentuk Komunikasi Informasi Kelompok (KIE) Kelompok.
Dari sisi pembinaan kelompok BKR, dinilai penting untuk mengaktifkan
kelompok ini, karena para orang tua yang tergabung dalam kelompok
BKR dapat berkomunikasi dan cara mendampingi anak remaja
mereka.
II. TUJUAN
Adanya persiapan pembinaan Bina Keluarga Remaja (BKR) agar
tujuan dari pembinaan Bina Keluarga Remaja (BKR) tercapai secara
efektif dan efisien.
V. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat untuk diketahui sebagaimana
mestinya.
Pembuat
MATERI PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP)
MATERI
SLIDE 4
SLIDE 6 SLIDE 5
SLIDE 9
PendewasaanSLIDEUsia
10
Perkawinan
Richard Dawson
SLIDE 11 SLIDE 12
Tujuan PUP
Memberikan pengertian dan kesadaran MENGAPA 21 DAN 25 TAHUN??
kepada remaja agar didalam
merencanakan keluarga, mereka dapat
Berdasarkan ilmu kesehatan, umur ideal yang
mempertimbangkan berbagai aspek
matang secara biologis dan psikologis adalah Aspek Psikologis
berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, Aspek Kesehatan
21 sampai 25 tahun bagi wanita, kemudian
kesiapan fisik, mental, emosional, umur 25 sampai 30 tahun bagi pria.
pendidikan, sosial, ekonomi serta • Usia Psikologis y ang masih Aspek Pendidikan
Usia tersebut dianggap masa yang paling baik labil akan mempengaruhi pola • Rahim dan Panggul belum
menentukan jarak dan jumlah kelahiran. pengasuhan anak berkembang optimal sehingga Aspek Sosial Ekonomi
untuk berumah tangga, karena sudah matang Pernikahan dini dapat mengakibatkan resiko
PUP pada akhirnya akan berdampak • Menikah diusia muda memiliki mengakibatkan kesakitan dan kematian pasa
dan bisa berpikir dewasa secara rata-rata. potensi lebih besar untuk gagal saat persalinan, nifas serta
• Seseorang di usia dewasa akan
dalam MENURUNKAN TFR“ (cerai) karena ketidaksiapan anak tidak mampu mencapai kematian bayi
lebih mampu menjaga hubungan
dengan mertua dan saudara ipar,
mental dalam menghadapi pendidikan yang lebih tinggi • Adanya potensi kanker leher mampu menghormati dan bersikap
dinamika rumah tangga dan toleran dengan pasangan dan
rahim (kanker serviks)
tanggungjawab atas peran orang lain
masing-masing padaremaja dibawah 20 tahun
yang melakukan hubungan • Memiliki penghasilan tetap dan
The Power of PowerPoint - thepopp.com The Power of PowerPoint - thepopp.com
seksual
dapat mengatur keuangan dengan
tepat