Oleh :
Nor Amalia Muthoharoh
27000317410011
INDONESIA
Bidang
Kependudukan
Pendewasaan
Usia
Pernikahan
Progrram
Keluarga
Berencana
Pendewasaan Usia Pernikahan
Menyebabkan
kesakitan bahkan
kematian
Ibu melewati
beberapa tahap
Aspek ekonomi Tahap Kehamilan,
persalinan, nifas dan
melahirkan
Aspek Pendidikan
Aspek kesehatan
dan Psikologi yaitu
yaitu resiko pada
mencegah terjadinya
saat kehamilan
KDRT
Median Angka Perkawinan
<16 tahun
SDG’s (22,67%)
Data tersebut
15 – 49 tahun 15 – 49 tahun menunjukkan
SDKI (73 %) (72%)
masih banyaknya
Tahun 2012 Tahun 2017
pernikahan dini di
kabupaten Batang
Riskesdas < 15 tahun 15-19 tahun sekitar usia 15
2013 2,6% 23,9% tahun sudah
melakukan
BPS 15–19 tahun pernikahan
Kab. Batang (11,50%)
KUA 20-25
16-19 Tahun
Tahun
Kab. Batang (42%)
(20%)
Perceraian Kabupaten Batang
2400 2375
2350
2300
2250
2212
2200
2150
2100
2017 2018
Rumusan Masalah Tujuan Umum
Waktu
TINJAUAN PUSTAKA
Implementasi Pendewasaan
Usia
Kebijakan Pernikahan Resiko dari
Pernikahan
Muda
Program
Generasi 8 Substansi
Berencana
dalam PIK
(GenRe)
FAKTOR PREDISPOSING
Pendidikan
Pengetahuan Perilaku
Sikap
Tradisi pemanfaatan pusat
Kebutuhan informasi dan
Keyakinan konseling remaja
Persepsi Mempengaruhi (PIK-R) dalam upaya
Respon
pendewasaan usia
FAKTOR ENABLING pernikahan (PUP) di
SDM/ Pengelolah kabupaten Batang
FAKTOR REINFORCING
Keluarga
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis Rancangan
Penelitian Penelitian
Penelitian Cross
Kuantitatif Sectional
Sampel
• Orang tua yang memanfaatkan PIK (BKR) : 60
Responden
• Orang tua tidak memanfaatkan PIK : 60 Responden
Uji Validitas
L : 788,7KM2
PIK Jalur Masyarakat
PIK Jalur Pendidikan
Analisis Univariat
Kelompok Responden
25% 25%
Remaja PIK
Remaja Tidak PIK
Orang Tua PIK
Orang Tua Tidak PIK
25% 25%
Analisis Bivariat
Remaja Orang Tua
PIK Tidak PIK PIK Tidak PIK
32
24 26 34
31
9 14
8
19 5
13 16 2 4
3
0
30-40
10-15 41-50
16-20 Tahun 51-60
tahun 21-25 Tahun 61-70
tahun 26-30 Tahun
tahun Tahun
tahun
Nilai korelasi r=0,201 dengan p-value=0,021 Nilai Korelasi r=-0,077 dengan p-value=0,374
maka Ho ditolak maka Ho diterima
Artinya ada pengaruh yang positif dan Artinya tidak ada pengaruh yang negatif dan
signifikan antara umur remaja terhadap signifikan antara umur ornag tua terhadap
pemanfaatan PIK pemanfaatan PIK
Umur Hasil penelitian menjelaskan bahwa umur akan
sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja.
Nilai korelasi r=0,127 dengan p-value=0,151 Nilai korelasi r=-0,020 dengan p-value=0,819
maka Ho diterima maka Ho diterima
Artinya tidak ada pengaruh yang positif dan Artinya tidak ada pengaruh yang negatif dan
signifikan antara pendidikan remaja terhadap signifikan antara oendidikan orang tua remaja
pemanfaatan PIK terhadap pemanfaatan PIK
Pendidikan
Pendidikan ibu dan pendidikan
remaja yang rendah mempengaruhi
responden terhadap pengetahuan,
sikap, persepsi dan respon dalam
memanfaatkan perilaku PIK-R
Tidak Baik
Tidak Baik Baik
Baik
Nilai korelasi r=0,260 dengan p-value=0,005 Nilai korelasi r=0,000 dengan p-value=1,000
maka Ho ditolak maka Ho diterima
Artinya ada pengaruh yang positif dan Artinya tidak ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara substansi remaja terhadap signifikan antara substansi orang tua remaja
pemanfaatan PIK terhadap pemanfaatan PIK
Pengetahuan
Nilai korelasi r=0,134 p=0,142 , Ho diterima Nilai korelasi r=-0,125 p=0,172 , Ho diterima
Nilai korelasi r=0,176 p=0,056, Ho diterima Nilai korelasi r=-0,175 p=0,057 , Ho diterima
Artinya tidak ada pengaruh yg positif & sig antara Artinya tidak ada pengaruh yang negatif &
pengetahuan PUP remaja dan orang tua terhadap signifikan antara pengetahuan remaja dan orang
pemanfaatan PIK tua terhadap pemanfaatan PIK
Pengetahuan remaja tentang kesehatan Dari responden orang tua dan remaja
reproduksi menjadi bekal remaja dalam baik pengguna maupun bukan
berperilaku sehat dan bertanggung pengguna PIK-R masih sangat rendah
jawab, namun tidak semua remaja pengetahuannya tentang
memperoleh informasi yang cukup dan pendewasaan usia perkawinan, dari
benar tentang kesehatan reproduksi. segi aspek PUP, dan resiko lainnya
Keterbatasan pengetahuan dan yang menjadi informasi yang berguna
pemahaman ini membawa remaja ke untuk remaja sekitar.
arah perilaku berisiko. Dalam hal inilah
bagi para ahli dalam bidang ini
memandang perlu akan adanya
pengertian, bimbingan, dan dukungan
dari lingkungan di sekitarnya agar
dalam system perubahan tersebut
terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang sehat sedemikian rupa sehingga
kelak remaja menjadi manusia dewasa
yang sehat secara jasmani, rohani, dan
sosial.
Sikap
Pada responden orang tua diperoleh hasil yang sangat baik sikap orang tua terhadap
pendewasaan usia pernikahan terhadap pemanfaatan PIK-R pada remaja sangat
didukung oleh orang tua. Orang tua mempunyai sikap yang sangat positif untuk
remaja dalam melakukan pernikahan muda. Bisa jadi dengan sikap orang tua yang
sudah bagus dapat mencegah remaja melakukan pernikahan sebelum waktunya atau
setidaknya orang tua sudah mau memberitahu akan kesiapan remaja dalam
melakukan pernikahan nantinya.
Tradisi
Nilai korelasi r=-0,335
Pendewasaan Usia p=0,000 , Ho ditolak
Pernikahan
Artinya ada pengaruh yang
PIK Tidak PIK Ortu PIK Ortu TPIK negatif dan signifikan antara
5757 tradisi PUP remaja terhadap
pemanfaatan PIK
43
37 Nilai korelasi r=0,000
p=1,000, Ho diterima
23 Artinya tidak ada pengaruh
17
yang positif dan signifikan
33
antara tradisi ortu terhadap
pemanfaatan PIK
Tidak Ada
Ada
Bahwa responden remaja masih terpengaruh dengan adanya tradisi di
Tradisi masyarakat sehingga remaja melakukan pernikahan muda karena dorongan
dari tradisi yang sudah ada dari sebelum-sebelumnya
Responden orang tua sudah tidak menganggap bahwa tradisi sangat berpengaruh
terhadap cepat atau lambatnya anaknya dalam melakukan pernikahan.
Dapat dilihat bahwa mereka yang mengikuti PIK-R sudah mempunyai pengetahuan
dan bisa mengambil sikap yang baik dan positif bahwa kesehatan reproduksi,
pernikahan itu harus direncanakan dengan baik dan pada usia yang sudah matang.
Tradisi menurut mereka hanyalah kebiasaan yang tidak harus diikuti, tidak berdosa
jika tidak melakukannya.
Sedangkan pada mereka yang tidak mengikuti PIK-R dengan pengetahuan yang
kurang karena hanya pengalaman hidup dan melihat lingkungan sekitar yang
mendorong mereka dalam melakukan perilaku pernikahan muda dan perilaku
kesehatan reproduksi lainnya yang semestinya belum saatnya mereka lakukan.
Mereka beranggapan jika tidak melakukan tradisi yang ada mereka seperti melawan
orang tua, membuat malu keluarga dan akan menjadi perawan tua, pamali jika
seorang perempuan menolak lamaran walaupun mereka masih berusia sangatlah
muda. Mereka hanya mengikuti orang tua.
Kebutuhan
24
19 18 21 16 17
10 11 11 12 9
4260 315 62 8 6 5 4 3
1 1
Sangat Tidak Netral Butuh Sangat Sangat Tidak Netral Butuh Sangat
tidak Butuh Butuh Tidak Butuh Butuh
butuh Setuju
58 58 60
47 51
42
28 32
15
3 0 2 10 2 3 0 4 0 5 0 0
Model 1
berpengaruh erat secara multivariat dengan nilai p-
value= < 0,05.
• Nilai t =3.868 artinya apabila pemanfaatan PIK ingin
dimanfaatkan dengan baik harus dipedulikan sikap
terhadap pendewasaan usia pernikahan sehingga remaja
dan orang tua mengetahui pentingnya PIK.
Model 2
konseling yaitu kebutuhan dengan nilai t = 4.796
yang artinya apabila pemanfaatan pusat informasi
dan konseling ingin dimanfaatkan dengan baik
harus dipedulikan kebutuhannya terlebih dulu
sehingga remaja dan orang tua remaja
mengetahui pentingnya pusat informasi dan
konseling.
Kesimpulan
Ada pengaruh yang positif dan Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara sikap pendewasaan signifikan antara tradisi pendewasaan
usia pernikahan remaja dan orang tua usia pernikahan remaja dan orang tua
terhadap perilaku pemanfaatan pusat terhadap perilaku pemanfaatan pusat
informasi dan konseling remaja informasi dan konseling remaja
Ada pengaruh yang positif dan Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara keyakinan signifikan antara persepsi
pendewasaan usia pernikahan remaja pendewasaan usia pernikahan remaja
dan orang tua terhadap perilaku dan orang tua terhadap perilaku
pemanfaatan pusat informasi dan pemanfaatan pusat informasi dan
konseling remaja konseling remaja
Saran
Perlunya sosialisasi yang lebih intens dan merata, agar remaja Perlu dilakukannya penelitian intervensi yang berkaitan dengan
paham dan mengetahui tentang program-program yang ada pusat infromasi dan konseling remaja sehingga bisa melihat
didalam PIK-R. model penelitian dengan model pendekatan intervensi.
Perlunya meningkatkan komitmen dan kerjasama dengan Dalam penelitian selanjutnya diharapkan membandingkan
berbagai pihak luar agar remaja dapat memperoleh bekal penelitian pusat informasi dan konseling remaja antara
pengetahuan lebih baik dan agar cakupan ke remaja lebih kabupaten dan kota, yang memiliki karakteristik berbeda atau
banyak. membandingkan antar kabupaten berbeda.