SIK II (Statistik Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit)
Nor Amalia Muthoharoh., SKM., M.Kes Sensus Rawat Inap (Inpatient Census) Inpatient Census berasal dari unsur kata Inpatient dan Census
Inpatient Inpatient census atau
adalah Census adalah sensus rawat inap seseorang kegiatan adalah jumlah pasien yang pencacahan atau rawat inap di fasilitas memakai penghitungan kesehatan pada waktu tempat tidur pasien rawat tertentu (the inpatient rumah sakit inap yang census indicates the untuk tujuan dilakukan setiap number of patients pengobatan hari pada suatu present in the ruang rawat inap healthcare facility at a particular point in time) (Horton, 2017; IFHIMA, 2012). Tujuan Rawat Inap Tujuan dilakukannya sensus rawat inap adalah untuk memperoleh informasi pasien yang masuk dan keluar RS selama 24 jam
Kegunaan Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar rumah sakit, meninggal di rumah sakit
Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat
tidur
Untuk menghitung penyediaan sarana atau
fasilitas pelayanan kesehatan FORMAT SENSUS RAWAT INAP 1. Sensus Harian Rawat Inap • Dalam sistem manual, sensus rawat inap dilakukan dengan mengisi formulir yang telah disediakan. • Setiap pagi biasanya pukul 08.00, lembaran sensus rawat inap dikirim ke unit kerja rekam medis dan informasi kesehatan atau manajemen informasi kesehatan. • Dalam format tersebut tercantum nama pasien masuk, keluar rumah sakit, pasien dipulangkan, dan dipindahkan ke atau dari unit rawat lainnya. • Hal ini mempermudah unit kerja manajemen informasi kesehatan menemukan perbedaan data dari unit rawat inap yang satu dengan lainnya pada fasilitas pelayanan kesehatan. • Dalam sistem komputerisasi sensus rawat inap, data yang diperlukan dientri ke dalam computer mencakup pasien masuk, pasien keluar atau pulang, pasien pindahan atau dipindahkan dan kemudian diverifikasi pada waktu yang ditentukan oleh penanggung jawab di setiap unit rawat inap. 2. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekap pasien rawat inap setiap hari yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap.
Tujuan Rekapitulasi Kegunaan
Sensus Harian Rawat Inap untuk memperoleh informasi Untuk mengetahui jumlah pasien dirawat pada hari yang bersangkutan semua pasien yang dirawat di rumah sakit secara keseluruhan maupun pada masing- Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat masing ruang rawat tidur inap dalam menunjang perencanaan, pengawasan dan Merupakan data dasar mengenai pasien dirawat evaluasi. pada hari yang bersangkutan yang harus segera dikirimkan kepada Direktur RS, Bidang Perawatan, dan unit lain (manajemen) yang membutuhkan INDIKATOR PELAYANAN RS • Indikator atau tolok ukur suatu pelayanan RS dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan effisiensi pelayanan rumah sakit • Indikator-indikator di rumah sakit menggunakan sumber data yaitu sensus harian, untuk pelayanan rawat inap sensus harian rawat inap Indikator Rawat Inap Di Rumah Sakit 1. BOR (Bed Occupation Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) : Huffman (1994) = “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration” Depkes RI (2005) = Prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu BOR (Bed Occupation Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) : memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal menurut Depkes RI (2005) = 60 – 85% BOR = (jumlah hari perawatan rumah sakit/ (jumlah tempat tidur X jumlah hari dalam satu periode) X 100% 2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) : Huffman (1994) = “the average hospitalization stay of inpatient discharge during the period under condiseration” Depkes RI (2005) = rata-rata lama rawat seorang pasien.
AVLOS (Average Length of Stay = memberikan gambaran
tingkat efisiensi dan gambaran mutu pelayanan, bila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai AVLOS menurut Depkes (2005) = 6 – 9 hari rumus AVLOS = jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup+mati) 3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran): Depkes (2005) = rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. TOI = menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Nilai ideal (Depkes, 2005) = 1 – 3 hari rumus TOI = (jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup+mati) 4. BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur ) : Huffman (1994) = “..the net effect of changed in occupancy rate and length of stay” Depkes (2005) = frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode tertentu
Nilai ideal dalam 1 tahun untuk 1 tempat tidur dipakai
40 -50 kali Rumus = jumlah pasien keluar (hidup + mati) / jumlah tempat tidur 5. NDR (Net Death Rate) = Depkes RI (2005) =angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator yang memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
rumus : NDR = (jumlah pasien mati > 48 jam/ jumlah
pasien (hidup+mati) X 1000 6. GDR (Gross Death Rate) = Depkes RI (2005) = angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar Rumus = (jumlah pasien mati seluruhnya / pasien keluar (hidup+mati) ) X 1000