PENDAHULUAN
Pengertian secara umum, pernikahan dini yaitu merupakan institusi agung untuk
mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga (Sari, 2021).
Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki umur
yang relatif muda. Umur yang relatif muda tersebut yaitu usia pubertas usia antara 10-19
tahun (Desiyanti, 2016). Pendapat lain mengemukakan pernikahan dini adalah sebuah
ikatan yang dilakukan oleh pasangan yang masih muda (Hanum, 2016).
Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan oleh
pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia
menyatakan bahwa pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilaksanakan secara resmi
atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun (Latifa, 2018).
Data United Nations Children’s Fund (UNICEF) menunjukkan bahwa sebanyak 16 juta
kelahiran terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun atau 11% dari seluruh kelahiran di dunia
yang mayoritas (95%) terjadi di negara berkembang. Lebih dari 700 juta perempuan di dunia
menikah sebelum mencapai usia dewasa yaitu usia 18 tahun. Sepertiga atau 250 juta anak
menikah sebelum usia 15 tahun. Apabila kecenderungan ini berlanjut, diperkirakan 142 juta
anak perempuan atau 14,2 juta per tahun akan menikah sebelum usia 18 tahun dari tahun
1
2011 sampai 2020, dan 151 juta anak perempuan atau 15,1 juta per tahun akan
menikah sebelum usia 18 tahun dari tahun 2021 sampai 2026 (Latifa, 2018)
Berdasarkan data United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA),
disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan kejadian pernikahan dini
yang tergolong tinggi yaitu sebesar 34%. Indonesia menempati urutan ke-37 dari 158 negara
di dunia tentang pernikahan usia dini, sedangkan pada urutan Association of South
East Asia Nations (ASEAN), Indonesia menempati urutan kedua setelah NegaranKamboja
(Gunawan, 2021)
Pernikahan dini di Indonesia pada saat ini naik dari 23.700 pada tahun 2019
menjadi 34.000 di tahun 2021 hal tersebut di tandai dengan kenaikan pengajuan untuk
menikah dini dengan alasan perekonomian, kehamilan yang tidak diinginkan, bosan belajar
dari rumah dan menghindari perzinahan. Sejak 2008 hingga 2019 angka prevalensi
pernikahan anak hanya menurun 3,5 persen. Bahkan selama ditahun 2020 pernikahan anak
semakin meningkat, perempuan tercatat bahwa di tahun 2020 23.721 kasus pernikahan anak,
dan tahun 2021 jumlahnya naik sebesar 24.811 kasus (Sari, 2021). Salah satu penyumbang
tertinggi angka pernikahan dini terdapat di provinsi Jawa Barat yang menduduki posisi ke
dua pernikahan dini terbanyak di Indonesia dengan persentase mencapai 20,93% perempuan
yang ada di Jawa Barat. Jika tingkat nasional Jawa Barat menempati urutan kedua dengan
Menurut BKKBN, wanita ideal menikah pada umur 20 tahun sementara laki-laki
maksimal di usia 25 tahun. Pernikahan dini sering dikaitkan dengan fenomena sosial
2
kebiasaan menikahkan anak untuk mengurangi tanggungan hidup orang tuanya atau bahkan
sudah ada kesepakatan antara kedua keluarga untuk menjodohkan anak mereka. Hal tersebut
Usia pernikahan dini memiliki pengaruh terhadap tingkat risiko ketika masa kehamilan
dan persalinan bagi bayi dan ibu. Semakin tinggi usia perkawinan pertama akan
mempersingkat masa reproduksi wanita dan itu berarti peluang tingkat kelahiran akan
rendah. Anak perempuan usia 10-14 tahun memiliki risiko 5 kali lebih besar untuk meninggal
dalam kasus kehamilan dan persalinan daripada perempuan usia 20-24 tahun, dan
secara global kematian disebabkana oleh kehamilan merupakan penyebab utama kematian
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian pernikahan dini diantaranya adalah faktor
memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan menjaga dirinya menjadi lebih sehat
kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku dari yang merugikan
kesehatan atau tidak sesuai dengan norma kesehatan ke arah tingkah laku yang
menguntungkan kesehatan atau norma yang sesuai dengan kesehatan. Maka dari itu melalui
3
Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) tercatat masuk tujuh besar diindonesia dengan
angka kasus pernikahan dini tertinggi, pada tahun 2020 lebih dari 750 kasus pernikahan dini
terjadi di provinsi NTB. Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi NTB mencatat angka
pernikahan dini di NTB mencapai 38,08% pada tahun 2020 , yang menjadi faktor penyebab
hal tersebut karena kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya perilaku seksual pranikah.
Kabupaten Lombok timur yang menjadi daerah yang paling banyak terdapat kasus
Berdasarkan Studi pendahuluan di kembang kerang daya Lombok timur yang dilaksanakan
dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara, dengan jumlah sampel 30 orang remaja,
menunjukan bahwa masih kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya pernikahan dini, 9
orang remaja berpengetahuan cukup, dan 21 orang remaja berpengetahuan kurang, sehingga
perlunya diberikan pendidikan kesehatan bagi remaja (Nugroho, & Dharmawan, 2017).
tentang seksualitas.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMPN 1 Wanasaba tentang pernikahan dini yang
dilaksanakan dengan teknik wawancara dengan jumlah sampel 10 orang remaja putri
menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan remaja putri., dilihat dari hasil bahwa 3
orang remaja berpengetahuan cukup dan 7 remaja berpengetahuan kurang, sehingga perlunya
diberikan pendidikan kesehatan tentang pernikahan dini pada siswi kelas 8 di SMPN 1 Wanasaba
4
Berdasarkan hasil latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pernikahan Dini Terhadap Tingkat
Dari latar belakang diatas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada
pengaruh pendidika n kesehatan tentang pernikahan dini terhadap pengetahuan siswi Smpn 1
Wanasaba”
1.Tujuan umum
2.Tujuan khusus
1. manfaat teoritis
2. manfaat praktis
5
a. Bagi remaja
Bagi remaja dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi agar dapat terhindar dari
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan sebagai bahan evaluasi
d. Bagi peneliti
6
,penelitian ini
nisan istri didesa menggunakan
menggunakan
rumah Banarjoyoberpengaru metode penelitian
teknik
tangga h terhadap kuantitatif
pengumpulan
keharmonisan dalam
data wawancara rumah tangga mereka
dan dokumentasi karena karena dengan
belum cukupnya umur
dari seseorang untuk
menikah
menyebabkan
banyaak dampak
terhadap
keharmonisan dalam
rumah tangga.
Lina Dampak Penelitian ini Dampak yang Variabel dependen Lina (2020)
2020 pernikah merupakan ditimbulkan dari yaitu pernikahan menggunakan
an dini penelitian pernikahan dini di RT dini metode penelitian
bagi kualitatif,teknik 06 RW 05 kelurahan kualitatif,sedangk
perempu pengumpulan bedahan secara garis an penelitian ini
an data dengan besar ada 3 yaitu menggunakan
melakukan dampak metode penelitian
observasi,wawa psikologis,kesehatan,d kuantitatif
ncara, an juga social
ekonomi.
dokumentasi,tek
nik pengambilan
sample
menggunakan
7
purposive
sampling
8
si di sampling
tasikmal
aya
Latifa Faktor Jenis penelitian Hasil analisis bivariate Variabel dependen Penelitian latifa
(2018) faktor kuantitatif, terdapat hubungan yaitu pernikahan (2018) sampel
yang dengan desain yang signifikan antara dini penelitian dipilih
berhubun cross sectional, status ekonomi (p- dengan teknik
gan sampel value= 0,0001), purposive
dengan penelitian dipilih tingkat pengetahuan sampling
pernikah dengan teknik (p-value=0,0001), dan sedangkan
an dini purposive keterpaparan penelitian ini
dikecam sampling informasi media menggunakan
atan elektonik (p- total sampling
playen value=0,037) dengan
kabupate pernikahan dini
n gunung
kidul
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORITIS
1. PENGETAHUAN
b. Definisi pengetahuan
berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai
pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
c. Tingkat pengetahuan
1. Tahu (know)
10
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah
dipelajari dan diterima dari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah
benar yakni bulying verbal, fisik dan psikologis. Untuk mengetahui atau
disekolah.
2. Memahami (comprehension)
paham terhadap suatu materi atau objek harus dapat menyebutkan, menjelaskan,
prilaku bullying (verbal, fisik dan psikologis), tetapi harus dapat menjelaskan
3. Aplikasi (application)
tersebut pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
11
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaaan hukum hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya,
seseorang yang telah paham tentang proses penyuluhan kesehatan, maka dia
seterunya.
4. Analisis (analysis)
materi atau objek tertentu kedalam komponen komponen yang terdapat dalam
suatu masalah dan berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah
sampai pada tingkat analisis, apabila orang tersebut telah dapat membedakan,
5. Sintersis (synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat
6. Evaluasi (evaluation)
12
Evaluasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria kriteria
yang telah ada. Misalnya, seorang guru dapat menilai dan menentukan siswanya
yang rajin atau tidak, seorang ibu yang dapat menilai manfaat ikut keluarga
berencana, seorang bidan yang membandingkan anatara anak yang cukup gizi
d. Sumber Pengetahuan
atau mengenali terlebih dahulu suatu ilmu pengetahuan agar dapat mengetahui
saat dia menghayati sesuatu. Untuk memperoleh intuitif yang tinggi, manusia
harus berusaha melalui pemikiran dan perenungan yang konsisten terhadap suatu
13
tergantung akal manusia yang memahami. Adil mempunyai banyak definisi,
latihan rasio atau akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa
peristiwa factual. Contohnya adalah panas diukur dengan derajat panas, berat
orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam bidang tersebut. Apa yang
dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang, kita terima
sebagai suatu kebenaran. Misalnya, seorang siswa akan membuka kamus untuk
mengetahui arti kata kata asing, untuk mengetahui jumlah penduduk diindonesia
seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima melihat laporan biro pusat
statistic Indonesia.
14
Menurut Mubarak (2019), ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengtahuan
seseorang, yaitu :
1) Tingkat pendidikan
2) Pekerjaan
maupun tidak langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis
akan lebih mengerti mengenai penyakit dan pengolahannya daripada non tenaga
medis.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola pikir akan lebih
4) Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap suatu hal. Minat
15
5) Pengalaman
bertambah pengetahuan yang didapatkan. Dalam hal ini, pengetahuan ibu dari
anak yang pernah atau bahkan sering mengalami diare seharusnya lebih tinggi
daripada pengetahuan ibu dari anak yang belum pernah mengalami diare
sebelumnya.
6) Lingkungan
7) Informasi
baru.
2. PENDIDIKAN KESEHATAN
pengalaman belajar yang dirancang untuk membantu individu dan masyarakat dalam
16
meningkatkan kesehatan mereka, dengan meningkatkan pengetahuan mereka atau
masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan tindakan untuk memelihara, dan
yang didalam nya perawat sebagai pendidik sesuai dengan tugas seorang perawat
(notoatmodjo, 2018).
Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah untuk membantu individu, keluarga, dan
masyarakat mencapai kondisi optimal, melalui tindakan dan inisiatif mereka sendiri.
Tujuan penting lain dari pendidikan kesehatan adalah meningkatkan literasi kesehatan
dibutuhkan untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat. Secara sederhana, literasi
17
Menurut Arsyad dalam Asnair, media pendidikan merupakan alat bantu untuk
proses belajar dalam kelas maupun diluar kelas, yang digunakan dalam rangka
b) Peserta didik dapat mengulang materi dan mengikuti urutan pikiran secara
logis
c) Format teks dan gambar dapat menambah daya tarik dan memperlancar
d) Pada mesia teks yang terprogram, peserta didik dapat berinteraksi secara
disuruh
mudah.
18
d) Memerlukan rancangan sedemikian rupa agar tidak terlalu panjang dan
membosankan,
kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, flip chart, papan magnet,
yang diproyeksikan,
3) Media audio
b) Mengikuti pengarahan,
19
c) Melatih daya anlisis,
e) Memilah milah informasi atau gagasan yang relevan dengan yang tidak
relevan.
e) Mudah dioperasikan.
Keuntungannya :
20
d) Video dan film yang mengandung nilai positif dapat mengundang
Keterbatasannya :
c) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan
5) Multimedia
Keunggulannya :
a) Membuat proses belajar lebih baik dalam meningkatkan daya ingat atau
retensi,
b) Memfasilitasi proses belajar bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar
yang berbeda,
tinggi,
kelompok,
yang dilakukan.
21
6) Media berbasis web atau internet
mudah, mudah untuk digunakan, mudah untuk diterapkan, dan mudah untuk
didik, dan bahkan antar peserta didik sendiri. Hal ini dapat memperlambat
terbentuknya nilai nilai dalam proses belajar mengajar. Selain itu peran
22
b. Pendidikan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan, dengan
kelompok, masyarakat.
penyakit.
23
c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment).
individu.
24
e. Rehabilitasi/pemulihan (rehabilitation)
ini dimungkinkan terjadinya kecacatan tubuh pada klien, dan untuk itu
Ronasari (2020), bahwa ruang lingkup pendidikan dibagi menjadi 3 komponen, antara lain :
Sasaran dalam penyuluhan kesehatan initerdiri dari subyek dan juga dapat menjadi
objek perubahan perilaku yakni individu, kelompok dan masyarakat. Melalui kegiatan ini
kehidupan sehari hari. Yang perlu diperhatikan dan sangat mempengaruhi kegiatan
a. Pendidikan
b. Sosial ekonomi
c. Kepercayaan masyarakat
d. Adat istiadat
25
e. Ketersediaan waktu yang dimiliki oleh masyarakat
2) Materi/pesan
sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat, sehingga dapat langsung diaplikasikan dan
penyampaian materi, perlu untuk diketahui berbagai hal agar pendidikan kesehatan dapat
disampaikan
3. PERNIKAHAN DINI
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang, baik laki laki
(yakni diatas 16 tahun untuk wanita, dan 19 tahun untuk pria ( Ani, 2022).
Pernikahan dini juga dikemukakan oleh (Rumekti, 2016), bahwa pernikahan dini
merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan suami dan istri yang secara
umur ideal untuk menikah bagi perempuan, yakni 21 tahun atau lebih. Pasalnya,
26
bila di bawah usia tersebut dikhawatirkan berisiko pada kesehatannya. Sementara
1. Nurhakhasanah (2012)
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan sacara sah oleh
seseorang laki laki atau perempuan yang belum mempunyai persiapan dan
Resiko besar ini bahkan dapat menjadi pengaruh dalam segi kesehatan saat
melahirkan.
2. Riyadi (2009)
Pernikahan usia dini adalah suatu ikatan perkawinan yang belum memenuhi
rentan untuk melangsungkan pernikahan yang sebenarnya, hal ini didasari pada
3. Amiatun (2009)
Pernikahan usia muda atau usia dini adalah pernikahan yang dilakukan ketika
usia mereka belum mencapai 20 tahun, baik laki laki ataupun perempuan.
Sehingga usia ini menjadi salah satu bagi seseorang, keluarga, dan masyarakat
27
1) Faktor individu
2) Faktor Ekonomi
Beban ekonomi pada keluarga sering kali mendorong orang tua untuk cepat-
28
berkurang, karena anak perempuan yang sudah menikah menjadi tanggung
jawab suami, sehingga orang tua sudah tidak mempuyai tanggung jawab lagi.
Hal ini banyak kita jumpai dipedesaan, tanpa peduli umur anaknya masih sangat
muda. (Sardi,2016)
pengetahuan sehingga tidak berfikir panjang dampak dan akibat dari pernikahan
dini. (Sardi,2016).
Orang tua akan menikah kan anaknya ketika anaknya sudah gadis. Hal ini sudah
turun temurun dikalangan pedesaan, karena orang tua takut anak nya akan terjadi
orangtua sehingga menyebabkan pola fikir orangtua yang bersifat pasrah dan
befikir panjang tidak memperhatikan usia anak dan tidak memikirkan pendidikan
remaja sekarang banyak kian permisif terhadap seks. (Mahfudin & Khoirotul,
29
2016)
gadisnya karena takut akan menjadi perawan tua. Hal ini tidak
30
c. Penyalahgunaan Wewenang Atau Kekuasaan
lagi dan lebih memilih menikahi wanita yang masih muda, bukan dengan
(Murbasyaroh, 2016).
1) Dampak Biologis
menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seksual, apalagi
sampai terjadi hamil dan melahirkan, jika dipaksakan justru akan terjadi trauma,
robekan jalan lahir yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ
31
Arimurti, (2017) hal-hal yang harus dihindari dalam pernikahan adalah melakukan :
mengancam)
Apabila hal tersebut terjadi, maka langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu :
luka yang dialami dan mendapatkan visum dari dokter atas permintaan polisi
penyidik
2) Dampak Psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seksual, sehingga
akan menimbulkan trauma yang berkepanjangn dalam jiwa anak dan sulit disembuhkan,
anak akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir dengan perkawinan yang dia
sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya, sehingga keluarga mengalami kesulitan
32
3) Dampak Sosial
kehilangan sebagian aset remaja yang seharusnya ikut bersama-sama mengabdi dan
berkiprah di masyarakat. Tapi karena alasan sudah berkeluarga maka keaktifan mereka
4) Dampak Ekonomi
Menurut Ani (2022), Wanita yang hamil pada usia yang masih remaja cenderug memiliki
kehamilannya. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan usia dibawah 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Menurut
kehamilan adalah :
2. Bengkak dikaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan kejang
33
8. Anemia yaitu kurangnya kadar hemoglobin pada darah, kekurangan zat besi dapat
otak janin dalam kandungan. Remaja putri yang hamil ketika kondisi gizinya buruk
beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sebesar 2-5 kali lebih besar
dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh wanita berusia 25-34 tahun.
tertentu) sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu. Secara fisik, remaja masih
terus tumbuh. Jika kondisi mereka hamil, kalori serta zat gizi yang diperlukan untuk
hamil. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang ditimbulkan antara
lain : keguguran, bayi lahir mati, dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.
Menurut Ani (2022), Melahirkan mempunyai resiko bagi setiap perempuan. Bagi
seorang perempuan melahirkan di bawah usia 20 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi.
makin tingginya kelahiran premature. BBLR (berat badan lahir rendah), yaitu berat
badan bayi lahir kurang dari 2500 gram, remaja putri yang mulai hamil ketika kondisi
gizinya buruk beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebesar 2-3
kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berstatus gizi baik. (Masnawi,
2013).
34
Upaya untuk menanggulangi perkawinan usia dini antara lain sebagai berikut:
kegiatan pendidikan dalam arti meningkatkan pengetahuan remaja tentang arti dan
peran perkawinan serta akibat negatif yang ditimbulkan perkawinan pada usia yang
2. Remaja perempuan yang telah berkeluarga yaitu mencegah remaja berkeluarga agar
tidak segera hamil, salah satunya dengan kegiatan pendidikan keluarga untuk
menikahkan anak dalam usia muda dan meningkatkan status ekonomi sehingga dapat
4. REMAJA
a. Pengertian Remaja
Menurut World Health Organization (2014) remaja atau dalam istilah asing yaitu
memiliki rentang usia 10-19 tahun. Dalam ilmu kedokteran remaja di kenal sebagai
suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manusia mencapai
kematangan nya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan
35
tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna pula (Sarwono,2018).
1) Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia
kematangan seksual.
3) Remaja adalah suatu masa ketika terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
Pertumbuhan dan perkembangan pada saat remaja sangat cepat, baik fisik maupun
tahun. Perkembangan pada anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki
karena dipengaruhi oleh hormone seksual. Perkembangan berpikir pada remaja juga
36
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang
menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Remaja senang kalau
dengan menyukai teman-teman yang punya sifat yang sama dengan dirinya. Selain
itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang
mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,
3) Remaja akhir(lateadolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan
b) Ego nya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam
pengalaman-pengalaman baru.
d) Ego sentrisme yaitu terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti
37
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
perilaku kan kanak-kanak serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
dunia dewasa
1) Perubahan Ukuran Tubuh Perubahan fisik utama pada masa puber adalah
perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Diantara anak-anak
inci, tetapi peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Dua tahun
sebelum haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan
selama dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan
38
menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas tahun.
2) Perubahan Proporsi Tubuh Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan
sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari
daerah-daerah tubuh yang lain. Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di
bagian pinggul danbahu, dan ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi
3) Ciri-ciri Seks Primer Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber,
meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia sebelah
atau dua belas tahun berkisar 5,3 geram pada usia enam belas tahun rata-rata
beratnya 43 gram. Tuba faloppi, telur-telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada
saat ini. Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi
matang adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran
darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan
terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai mencapai menopause.
Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang sangat tidak teratur dan
Tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi
memaksa remaja melakukan eksplorasi sendiri, baik melalui media cetak, elektronik,
39
Peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada
remaja. apalagi saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap resiko-risiko
yang bisa menyerang remaja. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka kematian ibu
yang meningkat karena melahirkan diusia muda, hingga kematian remaja perempuan
dengan kesehatan reproduksi menjadi hal yang dilematis . Di satu sisi, media dapat
memberikan informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi. Namun tidak sedikit
remaja yang menggunakan media secara tidak tepat, misalnya melihat gambar dan
kesehatan reproduksi yaitu melalui media cetak yang dimaksud adalah surat kabar
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
semata-mata bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental
informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai factor yang ada
disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal
kematangan organ reproduksi pada remaja adalah perilaku seks bebas (free sex)
40
masalah kehamilan yang terjadi pada remaja usia sekolah diluar pernikahan, dan
hubungan seks dapat disebabkan antara lain tekanan pasangan, merasa sudah siap
media massa, (tayangan TV dan internet) yang menampakkan bahwa normal bagi
remaja untuk melakukan hubungan seks, serta paksaan dari orang lain untuk
melakukan hubungan seks. Pergaulan seks bebas berisiko besar mengarah pada
41
B. KERANGKA KONSEP
Kerangka konseptual merupakan jalan pemikiran berdasarkan alur logika berpikir untuk
pemecahan masalah yang harus dilakukan dalam penelitian, berisi tentang langkah langkah
atau kerangka pemecahan masalah yang harus dilakukan dalam penelitian. Sebelum
menyususn kerangka konseptual, perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang kerangka proses
berpikir. Tujuan penyusunan kerangka proses berpikir ialah memberikan tuntunan berpikir
secara deduktif. Metode penelitian kuantitatif melalui studi teoritis, serta memberikan
tuntutan berpikir secara induktif melalui studi empiris (harmon et al., 2016).
Keterangan gambar :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
C. HIPOTESIS PENELITIAN
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum ada jawaban empirik dengan data (Sugyono, 2020). Pada umunya
Ha : ada hubungan/pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
Ho : tidak ada hubungan/pengaruh anatara variabel yang satu dengan variabel yang lain
Maka dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ha : ada pengaruh
43
Ho : tidak ada pengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
pendekatan the one group pre-test and post-test design, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menguji hipotesis melalui suatu intervensi yang menggunakan suatu kelompok dan
memberikan pre-test dan post-test. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan
(sugiyono, 2017).
Berikut merupakan tabel desain penelitian one group pre-test and post-test
design.
44
O1 X O2
Keterangan :
B. Populasi Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
pada penelitian ini adalah seluruh siswi kelas 8 Smpn 1 Wanasaba (Desember, 2022)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2020).
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau bagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian kebidanan, kriteria sampel
meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, yaitu kriteria tersebut menentukan dapat
45
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Slovin untuk menentukan
Keterangan :
n :Jumlah sampel
N :Populasi
Diketahui :
N :106
e :10% (0,1)
Hasil perhitungan :
Jadi jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 52 dari 106
populasi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria yakni subjek penelitian dapat mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam dalam Hidayat, 2014).
Kriteria eksklusi menurut Hidayat (2014) merupakan kriteria yakni subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswi kelas 8 Smpn 1 Wanasaba.
3. Teknik Sampling
46
Menurut sugiyono (2017) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan yang telah penulis tentukan. Oleh
karena itu, sampel yang dipilih sengaja ditentukan berdasarkan kriteria tertentu yang
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2018) pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
Penelitian ini membahas dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
47
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pendidikan
kesehatan tentang pernikahan dini dan yang menjadi variabel dependen adalah tingkat
sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dalam proses pengukuran
bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam
operasional tentang variabel pendidikan kesehatan tentang pernikahan dini dan variabel
tingkat pengetahuan tentang pernikahan dini. Definisi operasional untuk kedua variabel
48
Tingkat responden 2. Memahami 76-100%)
Pengetahuan tentang 3. Aplikasi 2. Cukup
siswi kelas 8 pernikahan 4. Analisis (Nilai 56-
Smpn 1 dini 5. Sintesis 75%)
Wanasaba 6. Evaluasi 3. Kurang
tentang (Nilai
pernikahan <56%)
dini
1. Instrument Penelitian
Instrument merupakan suatu alat ukur pengumpulan data untuk memperkuat hasil
data yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
a. Kuesioner
b. leaflet
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data (sugiyono,
2017).
Setelah pengumpulan data dilakukan, kemudian data diolah dengan cara sebagai
berikut :
a) Editing
49
Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isisan formulir atau
angket apakah jawaban yang ada diangket sudah lengkap, jelas dan terbaca,
relevan, dan konsisten dengan jawaban. Jika ada pertanyaan dalam angket yang
b) Coding
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan
c) Pengolahan Data
Ada dua hal yang perlu dilakukan ketika melakukan pengolahan data yaitu
Entry Data atau memasukkan data dalam proses tabulasi dan melakukan editing
ulang terhadap data yang telah ditabulasi untuk mencegah terjadinya kekeliruan
memasukkan data atau kesalahan penempatan dalam kolom maupun baris tabel.
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
setiap variabel penelitian (Lina Susanti, 2018). Dalam analisa univariat ini yaitu
50
tentang pernikahan dini pada siswi kelas 8 Smpn 1 Wanasaba dan untuk
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariate dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkolerasi. Melihat dari hasil analisis uji statistik akan dapat disimpulkan adanya
hubungan dua variabel tersebut bermakna atau tidak bermakna (Notoatmodjo, 2018).
Uji wilcoxon sign rank, adalah salah satu uji nonparametris yang digunakan untuk
mengukur ada tidaknya perbedaan nilai rata rata 2 kelompok sampel berpasangan
(dependen). Uji wilcoxon sign rank, merupakan uji komparasi pada satu sampel
yang berasal dari satu sampel. Uji wilcokson bisa digunakan pada penelitian
Data akan diuji dengan uji wilcoxson apabila memenuhi syarat Uji Wilcoxon
yaitu:
H. Etika Penelitian
51
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan
dengan etika. Tujuan penelitian ini harus etis dalam arti hak hak responden harus
dilindungi (Nursalam, 2017). Adapun prinsip prinsip dalam etika penelitian adalah
sebagai berikut :
untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar responden mengerti
maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia,
lembar pengumpulan data maupun pada lembar kuesoner, tetapi hanya dengan
3. Confidentiality (kerahasiaan)
52
53