PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
YUNI ANGRAINI
NIM : 183001060041
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penelitian dapat menyajikan Karya Tulis lmiah mengenai “Hubungan
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap pernikahan dini pada remaja di SMA
N 8 Tanjung Jabung Timur tahun 2021”. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Djulim, Selaku Ketua Yayasan Pelita Nusantara Adiwangsa yang telah
menyediakan fasilitas-fasilitas pengajaran sehingga dapat memperlancar proses belajar
mengajar di kampus Fakultas Kesehatan dan Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi.
2. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng, Prac, selaku Rektorat Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Ibu Subang Aini Nasution, SKM., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan
Farmasi.
4. Bapak Ns. Oril Ardianto, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
di Universitas Adiwangsa Jambi Yang Telah Memberikan Banyak Bantuan Selama
Menempuh Pendidikan.
5. Ibu Ns. Sondang Selviana Silitonga , S.Kep, M.Kes, selaku pembimbing yang telah
memberikan waktu dan membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh Dosen Prodi SI DIII Keperawatan Universitas Adiwangsa Jambi yang telah
banyak memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Orang tua serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan, pengorbanan dan
pengertian yang selama ini diberikan.
8. Teman-teman seperjuangan yang selalu saling berdiskusi dalam perkuliahan.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun dalam rangka perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semogah Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu keperawatan dan untuk semua pihak
yang memerlukannya.
Jambi, 2021
Yuni Anggraini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
keberhasilan nasional yang bertujuan mewujudkan manusia indonesia seutuhnya.
Dalam UU RI tahun 2009 tentang kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Masa remaja merupakan masa yang rentan resiko kehamilan karena
pernikahan dini (usia muda). Pernikahan dini memiliki dampak pada kesehatan,
karena pasangan usia muda dapat berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu.
Pernikahan dini akan berdampak pada kesehatan reproduksi anak perempuan dari segi
fisik, remaja belum kuat dan tulang panggulnya masih terlalu kecil bisa beresiko pada
saat proses persalinan dan kematian lebih tinggi kemungkinannya dua kali lebih besar
untuk meninggal sebelum usia 1 tahun dibandingkan dengan anak-anak yang
dilahirkan oleh ibu yang berusia dua puluh tahunan. (Stastik 2016)
Pernikahan dini merupakan gejala sosial masyarakat yang dipengaruhi oleh
pola fikir masyarakat setempat yang masih mengakar kuat pada kepercayaan pada
masyarakat tersebut. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini salah
satunya adalah dampak kesehatan utamanya dampak kesehatan reproduksi. Hal ini
sanmgat penting untuk diperhatikan karena kesehatan reproduksi berpengaruh pada
tingkat kesehatan ibu, kualitas janin yang dihasilkan, fertilitas yang tinggi, dan
kehamilan dengan jarak yang sangat dekat. (Fadlyana, 2015).
Peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2014 Kesehatan Reproduksi yang
menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang
bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawaban, dimana peraturan ini juga
menjamin kesehtan khususnya perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu
melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang nantinya berdampak pada
penurunan angka kematian ibu.
Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya. (Prijatni, I. Rahayu, 2016).
Dampak dari pernikahan usia dini kesehatan reproduksi salah satunya yaitu
perempuan usia 15-19 tahun memeiliki kemungkinan dua kali lebih bbesar meninggal
saat melahirkan dibandingkan yang berusia 20-25 tahun, sedangkan usia dibawah 15
tahun kemungkinan meninggal bisa 5 kali. Perempuan muda yang sedang hamil,
berdasarkan penelitian kan mengalami beberapa hal, seperti akan mengalami
pendarahan, keguguran dan persalinan yang lama atau sulit. Oleh karena itu,
pernikahan dini banyak dampak negatif yang penting untuk diketahui baik oleh
remaja maupun orang tua. (Desiyanti, 2015)
Di indonesia pada tahun 2018, 1.220.900 anak gadis perempuan usia 20-24
tahun yang berumahtangga sebelum berusia 18 tahun, dan ini membuat urutan
indonesia masuk top 10 negara yang terdapat pernikahan dini di dunia. (Kementerian
PPN/Bappenas, 2020)
Pernikahan dini bisa berakibat pada kesehatan reproduksi antara lain:
kehamilan pada perempuan usia dini berakibat pada kematian ibu dan janinnya,
kelainan kongenital, kelahiran prematur, preeklampsia, berat badan lahir rendah,
penyakit menular seksual, dan depresi postpartum. (Kabir, Gosh and Shawly, 2019)
Usia pernikahan yang terlalu muda dapat mengakibatkaan meningkatnya
perceraian karena bayi, risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesulitan
mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi. Dengan berbagai dampak dan resiko
yang ditimbulkan dari usia pernikahan pertama terutama yang terlalu muda maka
kebijakan untuk pendewasaan usia pernikahan sangat penting untuk dilakukan
perencanaan keluarga tidak hanya untuk aspek fisik tetapi juga mental dan emosional.
(BKKBN,2018)
Usia ideal menikah untuk perempuan adalah usia 21-25 tahun, sedangkan laki-
laki adalah 25-28 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut organ reproduksi
perempuan secara psikologis sudah berkembang dengan baik dan siap untuk
melahirkan, demikian halnya pada laki-laki usia tersebut sudah siap menopang
tanggung jawab kehidupan berkeluarga. (Dewi, 2017)
Berdasarkan data yang didapat dari Kementerian Agama Kabupaten Tanjung
Jabung Timur tahun 2020, jumlah pernikahan pria umur 19-21 sebanyak 317 orang,
dan perempuan umur 19-21 tahun sebanyak 502 orang. Dari data yang dilihat
mayoritas pernikahan dini merupakan dikalangan sekolah mengah atas (SMA) yamg
terdiri dari laki-laki SMA 551 dan perempuan SMA 512 orang. (Kementerian Agama
Tanjung Jabung Timur, 2020)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah belum di ketahui hubungan pengetahuan kesehatan
reproduksi dengan sikap pernikahan dini pada remaja di SMA N 8 Tanjung Jabung
Timur tahun 2021.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Di ketahuinya hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap
pernikahan dini pada remaja di SMA N 8 Tanjung Jabung Timur tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap
pernikahan dini pada remaja di SMA N 8 Tanjung Jabung Timur.
b. Diketahui resiko kesehatan reproduksi dengan sikap pernikahan dini pada
remaja di SMA N 8 Tanjung Jabung Timur
c. Diketahuinya hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap
pernikahan dini pada remaja di SMA N 8 Tanjung Jabung Timur tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi SMA N 8 Tanjung Jabung Timur
Diharapkan sebagai masukan untuk membuat penyuluhan mengenai
dampak dari sikap pernikahan dini khususnya masalah gangguan reproduksi.
2. Bagi institusi pendidikan Universitas Adiwangsa Jambi
Sebagai referensi perpustakaan Universitas Adiwangsa Jambi dan
merupakan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti
Bagi peneliti sendiri agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam melakukan penelitian dan sebagai penerapan ilmu yang telah ditetapkan.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan
kapan hamil, jumlah dan jarak antar kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan
pasangan dan anak-anaknya.
d. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi.
3. Sasaran reproduksi
1. Remaja ( Pubertas )
a. Di beri penjelasan tentang masalah keehatan reproduksi yang di awali
dengan pemberian pendidikan seks.
b. Membantu remaja dalam menghadapi menarche secara fisik, psikis, sosial
dan hygiene sanitasinya.
2. Wanita
a. Wus ( Wanita Usia Subur )
1. Penurunan 33% angka prevalensi anemia pada wanita ( usia 15-45 )
2. Peningkatan jumlah yang bebas dari kecacatan sebesar 15%
b. Pus ( pasangan usia subur )
1. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dengan baik
2. Terpenuhinya kebutuhan ber-KB
3. Penurunan angka kematian ibu sehingga 50%
4. Penurunan proporsi BBLR menjadi < 10%
5. Pemberantasan tetanus neonatorum
3. Lansia
a. Proporsi yang memamfaatkan pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan
pengobatan penyakit menular seksual (PMS) minimal 70%
b. Pemberian makanan yang banyak mengandung zat kalsium untuk mencegah
osteoporosis
c. Memberi persiapan secara benar dan pemikiran yang positif dalam
menyosong masa monopouse
d. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah , kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebabkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secar
benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginferstasikan
secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu obyek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartiakn sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari ataupun kondisi real. Aplikasi ini dapat diartiakan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthensis)
Sintesis tersebut menunjukan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis merupakan suatu
kemampuan untuk menyusun informasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Dimensi proses kognitif dalam taksonomi yang baru yaitu :
1. Menghafal
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka
panjang.
2. Memahami
Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal
yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan
yang telah dimiliki.
3. Mengaplikasikan
Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau
tugas.
4. Menganalisis
Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsurannya dan
menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan
struktur besarnya.
5. Mengevaluasi
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang
adaa.
6. Membuat
Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan.
f. Karakteristik Sikap
1. Selalu ada objeknya
2. Biasanya bersifat evaluative
3. Relatif mantap
4. Dapat dirubah
3. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor Psikologis
Orang tua
Depresi
Tidak percaya diri
Kecacatan
Bagian 3.1
Kerangka konsep
Pengetahuan
Kesehatan reproduksi
dan pernikahan dini
\
Sikap
B. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep pada bagian 3.1, maka definisi operasional
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Definisi Cara Alat Skala Hasil Ukur
Variabel Operasional Ukur Ukur Ukur
1. Pengetahuan Hasil tahu Pengisian Kuesioner Ordinal 1. Kurang baik jika
seseorang kuesioner skor jawaban >56%
terhadap 2. Cukup baik skor
pengetahuan jawaban 56-75%
kesehatan 3. Baik jika skor
reproduksi jawaban 76-100%
(Notoatmodjo, 2018)
2. Sikap Reaksi Pengisian Kuesioner Ordinal 1. Jika score jawaban
perasaan kuesioner ≤ median ( 12.00)
remaja 2. Jika score jawaban
terhadap ≥ ( 12.00)
pernikahan (Notoatmodjo, 2018)
dini
C. Hipotesis
Ha :
1. Adanya hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja SMA N 8
Tanjung Jabung Timur tahun 2021.
2. Adanya hubungan sikap pernikahan dini pada remaja di SMA N 8Tanjung Jabung
Timur tahun 2021.
D. Desain penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Cross sectional artinya tiap subjek
penelitiannya hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter yaitu pengetahuan yang diperoleh dari responden dan sikap responden yang
akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dengan variabel dependen untuk
mengetahui Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap pernikahan
dini pada remaja di SMA N 8 Tanjung Jabung Timur tahun 2021. (Notoatmodjo,
2018)
N
n= 2
1+( N . d )
165
n=
1+(165. 0,12)
n = 62,26 (62 orang)
n = 62 orang
keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi = 165 orang
d = tingkat kepercayaan 10% (0,01)
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :
a. Remaja di SMA N 8 Tanjung Jabung Timur umur 15 -18 tahun
b. Bersedia menjadi responden yang hadir pada penelitian
c. Bisa baca dan tulis
d. Dapat diajak berkomunikasi dengan kooperatif
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh penelitinya sendiri. Dalam
penelitian ini, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber dan biasanya
data itu sudah dikomplikasikan lebih dahulu oleh instasi atau orang yang punya
data. Dalam penelitian ini, data sekunder adalah data yang diperoleh dari
Kementerian Agama Tanjung Jabung Timur dan SMA N 8 Tanjung Jabung
Timur.
H. Instrumen Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2018) instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian dapat berupa : kuesioner,
formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan
sebagainya. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuesioner yang
digunakan adalah pertanyaanuntuk mengambil data mengenai Hubungan pengetahuan
kesehatan reproduksi dengan sikap pernikahan dini pada remaja di SMA N 8 Tanjung
Jabung Timur tahun 2021.
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis data dilakukan secara Univariat, yaitu menyederhanakan atau
memudahkan intervensi data ke dalam bentuk penyajian. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat hubungan distribusi frekuensi variabel yng di teliti.
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk menentukan hubungan antara Variabel
Dependen dengan Variabel Independent, dengan menggunakan perangkat
komputer dengan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan p-value
0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan atau Ho gagal ditolak.