ASUHAN KEBIDANAN
PADA Nn. V USIA 17 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN
DI WILAYAH PUSKESMAS KONUT
Disusun oleh:
Nama :Lily Sarah
NIM : PO.62.24.2.21.513
i
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Pembimbing Lapangan
Tanggal: 28 Agustus 2021
Di: UPT Puskesmas Konut Ema Floridayani
NIP.19780104 200312 2 005
Pembimbing Institusi
Tanggal: 28 Agustus 2021
Di:Palangka Raya Eline Charla S. Bingan SST.,M.Kes
NIP.19860621 200912 2 002
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder dan
menstruasi, dan secara tidak langsung dapat juga dikatakan kehilangan zat besi
dalam darah sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau kira-kira sama dengan 0,40,5 mg sehari
Menurut World Helath Organization (2015) Remaja puteri lebih rawan terkena
anemia dibandingkan anak-anak dan usia dewasa karena remaja berada pada masa
pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang lebih tinggi termasuk besi
Satu diantara bentuk permasalahan gizi dan kesehatan remaja putri yaitu
anemia. Anemia diartikan sebagai rendahnya sel darah merah atau konsentrasi
kebutuhan akan zat besi pada remaja putri yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik,
remaja putri juga memiliki kebiasaan makan tidak teratur, dan seringnya
mengkonsumsi makanan berisiko seperti fast food, snack dan soft drink dan
tingginya keinginan mereka untuk berdiet sehingga mempengaruhi asupan zat gizi
termasuk sumber zat besi yang adekuat. Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali
lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra, hal ini
2019).
World Health Organization (WHO) secara global, kasus anemia mempengaruhi 1,62
miliar orang atau sesuai dengan 24,8% dari populasi (Aulia et al., 2017).
Rekomendasi WHO pada World Health Assembly (WHA) ke-65 yang menyepakati
rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan anak, dengan komitmen
mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada WUS pada tahun 2025
pengunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi tiga yaitu status gizi kurang,
Status gizi baik dan status gizi lebih.1 Remaja yang kurang gizi atau terlalu kurus
serta mineral akan mempengaruhi proses reproduksi, sehingga menjadi salah satu
reproduksi.
prevalensi gizi berdasarkan indikator Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U).
Prevalensi remaja laki-laki yang obesitas sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun
sebelumnya. Status gizi remaja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 yang dihitung
dengan rumus IMT didapatkan remaja yang memiliki tubuh kurus sebesar 9,7%,
Perubahan gaya hidup menentukan asupan energi dan zat gizi pada remaja.
Aktivitas yang tinggi juga meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi. Selain itu
remaja yang makan berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas atau pun remaja
yang justru membatasi makan karena kecemasan bentuk tubuh akan membawa
dampak pada kekurangan gizi. Faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yaitu asupan zat gizi dan
infeksi. Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak-balik. Faktor
mencapai sekitar 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk Indonesia
Perubahan yang paling mencolok adalah fisik (Asriani dkk, 2012). Pubertas
berawal dari perubahan hormonal yaitu hormon estrogen pada wanita, dan hormon
testosteron pada pria. Perubahan fisik pada masa pubertas terjadi seiring dengan
masalah yang timbul pada saat menghadapi usia pubertas ini adalah hasil dari
perubahan fisik dan hormonal yang menimbulkan kecemasan, penolakan dan rasa
dan kesadaran, maka akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Kesehatan yang
paling utama pada masa remaja adalah kesehatan reproduksi. Masa remaja
merupakan proses perjalanan hidup dari masa anak – anak yang terbebas oleh
pertama kali berpacaran pada usia 15 – 17 tahun. Sekitar 33,3% remaja perempuan
dan 34,5% remaja laki – laki mulai berpacaran sebelum usia 15 tahun, sehingga
mereka akan memiliki resiko perilaku pacaran yang tidak sehat antara lain
didapatkan 57,5% pada laki – laki, 38% pada perempuan, dan dipaksa oleh
pasangan 12,6%. Kehamilan pada usia muda (sebaya dan guru, sedangkan pada
perempuan menyukai sumber informasi dari orangtua, tenaga kesehatan dan guru
(Sri,2016).
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling
karena itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif
dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi
sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan yang setinggi-tingginya
pada anak sekolah. Pelaksanaan UKS di tingkat pendidikan dasar (TK dan SD)
berbeda dengan
tingkat menengah (SMP dan SMA). Pelaksanaan UKS pada tingkat pendidikan
kehamilan tidak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual,
Sekolah (UKS) dilakukan atas kerjasama berbagai sektor yang terlibat. Kerjasama
ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas sekolah, peserta didik, pemerintah
Remaja merupakan penerus bangsa, kelak akan berperan penting dalam masa
depan Indonesia, mulai dari membangun rumah tangga, menjadi pemimpin dalam
Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari
jumlah penduduk. Diperkirakan kelompok remaja di dunia berjumlah 1,2 milyar atau
18% dari jumlah penduduk dunia, maka status kesehatan reproduksi remaja juga
sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa yang handal dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Adanya penurunan usia rata-
rata pubertas yang mendorong remaja untuk aktif secara seksual. Adanya persepsi remaja
bahwa dirinya memiliki risiko lebih rendah atau tidak berisiko sama sekali terhadap halhal
yang berhubungan dengan perilaku seksual maka akan semakin mendorong remaja memenuhi
dorongan hasrat seksualnya pada saat sebelum menikah. Banyak remaja mengira bahwa
kehamilan tidak akan terjadi pada saat melakukan intercourse (senggama) yang pertama kali
atau mereka pikir bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV/AIDS atau penyakit
menular seksual lainnya karena menganggap pertahanan tubuhnya cukup kuat dan pada saat
ini gaya pacaran remaja sudah sangat mengkhawatirkan. Proporsi usia terbesar berpacaran
pertama kali pada usia 15-17 tahun yaitu, sekitar 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja
laki-laki.
Pada saat mereka belum berusia 15 tahun juga sudah yang mulai berpacaran. Pada usia
tersebut dikhawatirkan belum memiliki keterampilan hidup (life skills) yang memadai,
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang masih minim, sehingga mereka berisiko
memiliki perilaku yang tidak sehat, antara lain melakukan hubungan seksual pranikah,
reproduksi seperti NAPZA, PMS, dan HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2014). Pada tahun 2010
setiap harinya terdapat 77.000 infeksi baru dengan total sebesar 2,7 juta di seluruh dunia dan
urutan kedua setelah kawasan Sub-Sahara Afrika yaitu terdapat 4 juta atau
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan pada remaja dengan Anemia Sedang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia.
b. Untuk mengetahui evidence based midwifery terupdate.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada asuhan remaja.
b) Mampu melakukan analisa pada asuhan remaja dengan anemia ringan.
c) Mampu melakukan perencanaan pada asuhan remaja dengan anemia ringan.
d) Mampu melakukan implementasi pada asuhan remaja dengan anemia ringan.
e) Mampu melakukan evaluasi dan dokumentasi pada asuhan remaja dengan anemia
ringan.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Klien
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan holistik pada remaja dengan anemia
ringan.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan menerapkan evidence based midwiferyvterupdate Asuhan
Kebidanan pada remaja dengan anemia ringan.
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan kajian dalam penerapan SOP Asuhan Kebidanan pada remaja dengan
anemian ringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
setelah masa anak-anak dan sebelum masa dewasa dalam rentang usia 10-19
tahun. Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
psikis dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia.
menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara
Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga
tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan
remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
a. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
b. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan
2. Perkembangan Emosi
Ciri- ciri perkembangan emosi pada tahap ini antara lain sebagai berikut.
a) Emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan secara meledak-
ledak.
b) Kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama sampai pada akhirnya
ke keadaan semula, yaitu keadaan sebelum munculnya suatu keadaan
emosi.
c) Jenis- jenis emosi sudah lebih bervariasi (perbedaan antara emosi satu
dengan lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya emosi bercampur baur
sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja juga sering bingung
dengan emosinya sendiri karena muncul emosi- emosi yang bertentangan
dalam suatu waktu, misalnya benci dan saying.
d) Mulai munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi
(sayang, cinta, cemburu, dan lainnya).
e) Remaja umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang
mereka. Akibatnya remaja menjadi mudah tersinggung dan merasa malu.
Hal ini akan terkait dengan perkembangan konsep dirinya. Faktor- faktor
yang menyebabkan tingginya emosi antara lain sebagai berikut:
1. Fisik (kelenjar dan nutrisi)
2. Lingkungan dan sosial :
a. Penyesuaian terhadap lingkungan yang baru;
b. Tuntutan sosial untuk berperilaku yang lebih matang;
c. Aspirasi yang tidak realistis ( tidak sesuai dengan kondisi dan situasi
yang nyata);
d. Penyesuaian sosial terhadap teman sejenis dan lawan jenis;
e. Masalah- masalah di sekolah;
f. Masalah-masalah dengan tugas atau bidang pekerjaan;
proporsional.
Emosi yang sering dihadapi oleh remaja
Ciri-ciri remaja mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,
Bahagia sukses atau berhasil melakukan sesuatu sesuai yang diidamkan
atau terlepas dari tekanan kegelisahan.
Senang Ciri-ciri ada kedamaian, sesuai dengan apa yang diinginkan,
ada kecocokkan dengan selera.
keadaan emosi yang relative menyenangkan, keteduhan, rasa
Sayang ingin dimiliki/memiliki dan ada rasa tak ingin kehilangan, ada
rasa kepemilikan dan tanggung jawab.
Keadaan emosi yang relatif menyenangkan,menggetarkan diri
untuk selalu melihat dekat, rasa rindu, rasa ingin
cinta kontak/berhubungan/berkomunikasi. Kadang-kadang sifat bisa
berubah.
Emosi yang disebarkan perkembangan intelektual yang
Ingin tahu merangsang kebutuhan untuk mengetahui jawaban dari
sesuatu yang menggelisahkan. Pada remaja tumbuh rasa ingin
tahu yang besar terhadap perkembanganseksual diri dari lawan
jenis.
Keadaan emosi, dimana seseorang mengalami dan
Frustasi menghadapi hambatan dalam pemenuhan keinginan dan
kebutuhannya. Frustasi menimbulkan rasa rendah diri, bersifat
agresif fisik, dan ucapan kasar.
Keadaan khawatir atau ketakutan yang diliputi rasa marah
Cemburu pada remaja muncul karena merasa diri tidak berarti, dirinya
digantikan oleh orang lain dan sangat pribadi.
Bentuk emosi yang ditujukan pada orang tertentu berkaitan
Iri hati dengan status, pemilikan benda, atau kemampuan tertentu dari
orang lain yang memiliki.
Merupakan perasaan galau, perasaan depresi yang tidak
Duka cita berat,tetapi mengganggu individu, keadaan ini terjadi bila
(grief) kehilangan sesuatu yang sangat bernilai bagi dirinya.
3. Perkembangan Kognitif
Berdasarkan teori perkembangan kognitif piaget, kemampuan kognitif
remaja berada pada tahap formal operational. Remaja harus mampu
mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah dan
mempertanggung jawabkannya. Berkaitan dengan perkembangan kognitif,
umumnya remaja menampilkan tingkah laku sebagai berikut:
a) Kritis Segala sesuatu harus rasional dan jelas, sehingga remaja cenderung
mempertanyakan kembali aturan-aturan yang diterimanya.
b) Rasa ingin tahu yang kuat
Perkembangan intelektual pada remaja merangsang adanya
kebutuhan/kegelisahan akan sesuatu yang harus diketahui/dipecahkan.
c) Jalan pikiran egosentris
Berkaitan dengan menentang pendapat yang berbeda. Cara berpikir kritis
dan egosentris, menyebabkan remaja cenderung sulit menerima pola pikir
yang berbeda dengan pola pikirnya.
d) Imagery audience
Remaja merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain
menyebakan remaja sangat terpengaruh oleh penampilan fisiknya dan
dapat mmengaruhi konsep dirinya.
e) Personal fablas
Remaja merasa dirinya sangat unik dan berbed dengan orang
lain.Tercapainya tahap perkembangan ini ditandai dengan
individu mampu :
1) Berpikir secara kontra-faktual (kontra-faktual), artinya dia menyadari
bahwa realitas dan pikiran tentang realitas bisa berbeda, juga bisa
memaknai suatu realitas sesuai kehendaknya.
2) Realitas adalah kondisi nyatanya (objektif) sedangkan pikiran tentang
realitasnya adalah kondisi subjektif (persepsi).
2. Anemia Pada Remaja Putri
a. Pengertian Anemia
dalam darah lebih rendah dari normal (WHO,2017). Hemoglobin adalah salah
satu komponen dalam sel darah merah/erirtrosit yang berfungsi untuk mengikat
oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain
aktivitas .hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan
1. Diagnosis Anemia
2. Penyebab Anemia
asam folat, vitamib B12 dan protein. secara langsung anemia terutama
kehilangan darah baik secra akut atau menahun .Ada 3 penyebab anemia,
yaitu :
burung), dan ikan. zat besi dalam sumber pangan hewani (besi heme)
mengandung zat besi (besi non-heme) namun jumlah zat besi yang bias
diserap oleh usus jauh lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan
makanan hewani. zat besi non-heme (pangan nabati) yang dapat diserap
oleh tubuh adalah 1-10%. Contoh pangan nabati sumber zat besi adalah
(dalam 100 gram beras hanya mengandung 1,8 mg zat besi). Oleh
panjang dan pendek seperti tannin (dalam the hitam, kopi ), kalsium,
fosfor, serat dan fitat (biji-bijian). Tanin dan fitat mengikat dan
penderita kekurangan gizi jumlahnya 2,5 kali lebih banyak dari jumlah
i. Gejala Anemia
letih, lemah, lelah, lalai), disertai sakit kepala dan pusing (“kepala muter”),
meningkatkan pertumbuhannya.
darah.
3. Remaja putri yang mengalami haid akan kehilangan darah setiap bulan
sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat. Remaja putri juga
terkadang mengalami gangguan haid seperti haid yang lebih panjang
dari biasanya atau darah haid yang keluar lebih banyak dari biasanya.
f. Dampak Anemia
diantaranya :
penyakit infeksi.
4. Dampak anemia pada remaja putri akan terbawa hingga dia menjadi ibu
c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut
g. Pencegahan
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia
akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi,
terutama:
1. Makanan kaya zat besidan asam folat, seperti daging, sereal,
kacangkacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
4. Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta
makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
5. Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup,
berkonsultasilah dengan dokter spesialis gizi.
Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat kelainan genetik,
seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikan dengan dokter
sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.
h. Komplikasi
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan
beberapa komplikasi serius, seperti:
1. Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
2. Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal
jantung.
3. Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
4. Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir
dengan berat badan rendah.
5. Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anakatau
bayi.
6. Rentan terkena infeksi
B. Tiori Evidence Base Midwifery
kadar Hemoglobing pada remaja puteri yang diberikan tablet Fe seminggu sekali
penyebab difisiensi besi. Pada saat persediaaan berkurang maka lebih banyak besi
yang diabsorpsi.
2. Menurut Mudadira ddk. 2018 dalam penelitaian “ Pengaruh Pemberia Jus Buah
Buah naga merupakan buah yang kaya akan kandungan Zat gizi,
masing- masing kandungan dari buah naga mempunai manfaat dalam tubuh. Buah
naga sebagai bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan
C yang terdapat dalam buah naga berperan dalam metabolisme tubuh sehingga
Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guava) Terhadap Kadar Hemoglobin
didapatkan adanya pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar
Jus jambu biji merah tinggi kandungan vitamin C, yang dapat membantu
proses penyerapan zat besi ,vitamin C dapat meningkatkan proses penyerapan zat
zat besi .
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan pada Nn. V Umur 17 tahun dengan anemia ringan di Puskesmas
B. Pelaksanaan Kasus
C. Data Subjektif
1. IDENTITAS/BIODATA REMAJA
Pekerjaan : Pelajar
Telp : 085651442747
Telp : 081528462573
3. Siklus Haid
a. Teratur : Ya teratur
b. Siklus 30 hari
c. Lamanya 5 hari
Lain-lain, sebutkan : -
6. Apakah saudara pernah ada keluhan terdapat benjolan pada payudara ? Tidak
a. Teman : Tidak
b. Ibu : Tidak
c. Ayah : Tidak
f. Guru : Tidak
g. Petugas kesehatan : Ya
i. Internet : Ya
j. Lain-lain, sebutkan :-
b. Kehamilan : Ya
c. HIV/ AIDS : Ya
12. Apakah ada Pelayanan kesehatan reproduksi / wadah atau tempat memperoleh
a. PIK-R : Tidak
b. Puskesmas PKPR : Ya
a. Informasi Kespro : Ya
b. Konseling : Ya
berbahaya ) ? : Tidak
5. Riwayat kesehatan
d. Berapa lama ?-
a. Pola nutrisi
5. Air Putih √
6. Susu √
Mandi : 2 x / hari
Keramas : 2x / seminggu
pekerjaan rumah
D. DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran umum
Baik,kesadaran Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
3. BB sekarang : 51,3 kg
TB : 153 cm
Lila : 26,5 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hb : 11,2 g %
Mengetahui
Pembimbing Institusi
P :
1. Melakukan komunikasi terapeutik,klien merespon dengan baik.
Rasionalisasi : Sikap yang ditunjukan petugas,keramahan,keakraban membuat
hubungan saling percaya antara klien dan bidan dapat terjalin.Hal ini yang membuat
pemeriksaan dapat berjalan dengan baik (Prawiroharjo,2014).
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa klien mengalami anemia ringan; klien
mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
Rasinalisasi : Dalam hal ini klien berhak tahu segala sesuatu yang berkaitan dengan
dengan keadaan dan tindakan yang dilakukan (Sri Rini Handayani.2017).
3. Menjelaskan kepada klien tentang anemia dan penyebab anemia ; klien memahami
dengan penjelasan tentang anemia dan penyebabnya.
Rasionalisasi : Anemia adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin dalam
darah tergolong rendah bagi remaja < 12 g/dl (WHO,2017). Gejala anemia adalah 5 L
lesu, letih, lemah, Lelah, lalai),disertai sakit kepala dan pusing ,mata berkunang-
kunang,mudah mengantuk dan sulit konsentrasi(Pedoman pencegahan dan
penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS,2018)
4. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi tablet Fe,satu tablet perminggu yaitu setiap
hari sabtu dan satu tablet setiap hari selama haid; Klien mengerti dan bersedia
mengkonsumsi tablet Fe setiap minggu yaitu pada setip hari sabtu.
Rasionalisasi : Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu
tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu
dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh (Pedoman
pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS,2018)
5. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi jus buah naga yaitu sebanyak 300 gram
buah naga dicampur 250 ml air diminum 2 kali sehari ; klien mengerti dengan
penjelasan yang diberikan bersedia mencoba membuat jus buah naga.
Rasionalisasi: Buah naga mempunyai manfaat bagi tubuh yang mengandung nutrisi
lengkap,dimana kandungan protein,zat besi,vitamin B12 dan vitamin C yang terdapat
dalam buah naga berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh sehingga dapat
meningkatkan hemoglobin dalam darah dan penyerapan zat besi (Mundira dkk.2018).
6. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi jus jambu biji merah yaitu sebanyak 100
gram jambu biji merah dicampur air 200 ml diminum 1 kali sehari ; klien mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia mencoba membuat jus jambu biji
merah.
Rasionalisasi : Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya vitamin C dalam
tubuh ,vitamin C dapat meningkatkan pH didalam lambung sehingga dapat
meningktakan proses penyerapan zat besi hingga 30% dan vitamin C dapat mereduksi
besi ferri menjadi ferro didalam usus halus sehingga mudah diserap tubuh. (Pagdya
dkk,2018).
7. Menganjurkan pada klien untuk kontrol Hb kembali 1 bulan kemudian;klien bersedia
untuk kontrol Hb bulan depan.
Rasionalisasi :Kepatuhan pasien untuk kontrol setelah melakukan pengobatan menjadi
penting karena berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Kepatuhan pasien
untuk kontrol adalah perjanjian yang dilakukan antara petugas kesehatan dengan
pasien yang berhubungan dengan perjanjian untuk mengunjungi layanan kesehatan
kembali (Departement of Health, Social Services, and Public Safety, 2011).
8. Pendokumentasian Asuhan kebidanan ; klien mengetahui hasil asuhan yang diberikan
Rasionalisasi: Didalam kebidanan suatu bukti dalam pencatatan dan pelaporan yang
dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan kebidanan yang berguna untuk
kepentingan klien,tim kesehatan serta kalangan bidan itu sendiri. (Sih Rini H. dan
triwik Sari M.2017).
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang pada Nn. V dapat
disimpulkan yang dialami oleh Nn. V adalah anemia yaitu suatu kondisi tubuh dimana
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal yaitu 12 gr% (WHO,2017).
Anemia yang dialami Nn.V termasuk dalam katergori anemia ringan dengan nilai Hb
11.2 gr% Dari hasil anamnesa diketahui Nn. V jarang mengkonsumsi sayur dan buah-
buahan dan sering mengkonsumsi fast food.
Penyebab terjadinya anemia ringan pada remaja disebabkan beberapa faktor yaitu
kehilangan zat besi saat menstruasi, kekurangan gizi, vitamin terutama vitamin B12 dan
mineral, dan defesiensi zat besi disebabkan kurangnya zat besi dalam makanan.
Menurut hasil penelitian, penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya
vitamin C dalam tubuh remaja. Vitamin C dapat meningkatkan pH didalam lambung
sehingga dapat meningkatkan proses penyerapan zat besi hingga 30%. Selain
mengkonsumsi tablet Fe banyak cara lain untuk mencegah terjadinya anemia seperti
mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti daging, ikan, ayam, hati dan telur serta
sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, tempe, selain itu juga makan buah-buahan yang
banyak menandung vitamin C sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat
besi dalam usus (Almatsier, 2009 dalam Rini Nuraeni dkk ,2019).
Saat ini peraturan Menteri kesehatan (Permenkes) bagi remaja adalah minum 1
tablet Fe /minggu dan ketika menstruasi diberikan setiap hari selama menstruasi satu kali
sehari ( Permenkes,2014 dalam Rini Nuraeni dkk,2019).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa Mampu melakukan asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia
ringan berdasarkan evidence base midwifery terupdate.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif ,Mampu
melakukan analisa,Mampu melakukan perencanaan,Mampu melakukan
implementasi dan Mampu melakukan evaluasi serta pendokumentasi pada asuhan
remaja dengan anemia ringan.
B. Saran
Ilahi,k., Susyani,S., & Terati,T (2019).Pemberian Jus Kurlapa Dalam Meningkatkan Kadar
K.Madhavan Nair and Little Flower Augustine (2018). FoodFortification and DIetary
(Jurnal 10.16943/ptinsa/2018/4945)
Kowalak jeniffer, P., & Hughes audrey, S. (2010). Buku saku tanda dan gejala. Jakarta: EGC.
terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Yang Mengalami Anemia
di SMAN 4 Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ●
eISSN : 2302-2531
Mairna Eka Eka dkk (2020).Pengaruh Konsumsi Buah Naga (Hylocereus) terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Siswi dengan Anemia di SMAN 5 Kota Kediri .E.ISSN: 2549-6581.
Pemberian Jus Jambu Buji Merah ( Psidium Guajava Terhadap Kadar Hemoglobin dan
yang Mengalami Anemia Melalui Gerakan Jumat Bersih .Jurnal vol .5,no2 200-221
Sih Rini dan Triwik Sri Mulyati (2017). Dokumentasi Kebidanan . Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Tria Nopi Herdiani, Maya Candratika. 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan