Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Nn. V USIA 17 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN
DI WILAYAH PUSKESMAS KONUT

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Holistik Remaja dan Pranikah

Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama :Lily Sarah
NIM : PO.62.24.2.21.513

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn.V DENGAN ANEMIA RINGAN


DI WILAYAH PUSKESMAS KONUT
Disusun oleh:
Nama : Lily Srah
NIM : PO.64.24.2.21.513
Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angkatan III Semester 1

Tanggal Pemberian Asuhan 28 Agustus 2021


Disetujui:

Pembimbing Lapangan
Tanggal: 28 Agustus 2021
Di: UPT Puskesmas Konut Ema Floridayani
NIP.19780104 200312 2 005

Pembimbing Institusi
Tanggal: 28 Agustus 2021
Di:Palangka Raya Eline Charla S. Bingan SST.,M.Kes
NIP.19860621 200912 2 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Remaja dan Pra Nikah


Telah disahkan tanggal : September 2021

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi,

Eline Charla S.Bingan,SST,.M.Kes


NIP. 19850621 200912 2 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Sarjana Terapan Koordinator MK Praktik Kebidanan


Kebidanan dan Pendidikan Profesi Holistik Remaja dan Pra Nikah
Bidan

Heti Ira Ayue, SST.,M.Keb Erina Eka Hatini, SST.,MPH


NIP.19781027 200501 2 001 NIP.19800608 200212 2 001

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa,

dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder dan

primer, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan perubahan emosional, fisiologi

maupun psikologi. Perubahan fisiologi diantaranya ditandai dengan berfungsinya

organ reproduksi seperti menstruasi (Angrainy, Fitri, & Wulandari, 2019).Sepanjang

usia reproduktif, wanita akan mengalami kehilangan darah akibat peristiwa

menstruasi, dan secara tidak langsung dapat juga dikatakan kehilangan zat besi

dalam darah sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau kira-kira sama dengan 0,40,5 mg sehari

(Angrainy et al., 2019).

Menurut World Helath Organization (2015) Remaja puteri lebih rawan terkena

anemia dibandingkan anak-anak dan usia dewasa karena remaja berada pada masa

pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang lebih tinggi termasuk besi

(Alhidayati, dkk, 2019).

Satu diantara bentuk permasalahan gizi dan kesehatan remaja putri yaitu

anemia. Anemia diartikan sebagai rendahnya sel darah merah atau konsentrasi

hemoglobin (Hb) yang mengakibatkan turunnya kemampuan darah untuk

mengangkut oksigen. Anemia pada remaja putri disebabkan oleh meningkatnya

kebutuhan akan zat besi pada remaja putri yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik,

remaja putri juga memiliki kebiasaan makan tidak teratur, dan seringnya

mengkonsumsi makanan berisiko seperti fast food, snack dan soft drink dan
tingginya keinginan mereka untuk berdiet sehingga mempengaruhi asupan zat gizi

termasuk sumber zat besi yang adekuat. Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali

lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra, hal ini

dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya (Angrainy et al.,

2019).

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat seluruh dunia, menurut

World Health Organization (WHO) secara global, kasus anemia mempengaruhi 1,62

miliar orang atau sesuai dengan 24,8% dari populasi (Aulia et al., 2017).

Rekomendasi WHO pada World Health Assembly (WHA) ke-65 yang menyepakati

rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan anak, dengan komitmen

mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada WUS pada tahun 2025

(Kemenkes RI, 2016).

Status gizi adalah keadaan tubuh akibat mengkonsumsi makanan dan

pengunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi tiga yaitu status gizi kurang,

Status gizi baik dan status gizi lebih.1 Remaja yang kurang gizi atau terlalu kurus

(KEK), anemia, kekurangan kalsium, vitamin D, yodium dan kurangnya vitamin

serta mineral akan mempengaruhi proses reproduksi, sehingga menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi menurunya proses reproduksi. Obesitas dan kelebihan

berat badan dapat mengakibatkan gangguan siklus haid dapat mempengaruhi

reproduksi.

Status Gizi Remaja di Indonesia berdasarkan profil tahun 2014 menunjukkan

prevalensi gizi berdasarkan indikator Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U).

Prevalensi remaja laki-laki yang obesitas sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun

sebelumnya yaitu 15,5%. Pada remaja


perempuan yang mengalami obesitas sebesar 18,1% naik menjadi 32,9% dari tahun

sebelumnya. Status gizi remaja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 yang dihitung

dengan rumus IMT didapatkan remaja yang memiliki tubuh kurus sebesar 9,7%,

gemuk sebesar 28,1% dan obesitas 11,2%.

Perubahan gaya hidup menentukan asupan energi dan zat gizi pada remaja.

Aktivitas yang tinggi juga meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi. Selain itu

remaja yang makan berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas atau pun remaja

yang justru membatasi makan karena kecemasan bentuk tubuh akan membawa

dampak pada kekurangan gizi. Faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor

langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yaitu asupan zat gizi dan

infeksi. Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak-balik. Faktor

tidak langsung yaitu tingkat pendapatan, pengetahuan dan pendidikan gizi.Masa

remaja merupakan periode kehidupan terjadinya perubahan biologis, psikologis dan

sosial (Rudolph, 2014). Di Indonesia jumlah remaja berusia 10 hingga 24 tahun

mencapai sekitar 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk Indonesia

Perubahan yang paling mencolok adalah fisik (Asriani dkk, 2012). Pubertas

berawal dari perubahan hormonal yaitu hormon estrogen pada wanita, dan hormon

testosteron pada pria. Perubahan fisik pada masa pubertas terjadi seiring dengan

perkembangan karakteristik seks primer dan sekunder (Rudolph, 2015). Masalah-

masalah yang timbul pada saat menghadapi usia pubertas ini adalah hasil dari

perubahan fisik dan hormonal yang menimbulkan kecemasan, penolakan dan rasa

malu, dimana sifat persepsi tersebut


membentuk perilaku seseorang, apabila perilaku tersebut tidak didasari pengetahuan

dan kesadaran, maka akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Kesehatan yang

paling utama pada masa remaja adalah kesehatan reproduksi. Masa remaja

merupakan proses perjalanan hidup dari masa anak – anak yang terbebas oleh

tanggungjawab sampai pada masa dewasa yang memiliki berbagai tanggung

jawab. Situasi kesehatan reproduksi remaja usia 15 – 19 tahun adalah proposi

pertama kali berpacaran pada usia 15 – 17 tahun. Sekitar 33,3% remaja perempuan

dan 34,5% remaja laki – laki mulai berpacaran sebelum usia 15 tahun, sehingga

mereka akan memiliki resiko perilaku pacaran yang tidak sehat antara lain

melakukan hubungan seks pranikah, sebagian besar hubungan seksual pranikah

didapatkan 57,5% pada laki – laki, 38% pada perempuan, dan dipaksa oleh

pasangan 12,6%. Kehamilan pada usia muda (sebaya dan guru, sedangkan pada

perempuan menyukai sumber informasi dari orangtua, tenaga kesehatan dan guru

(Sri,2016).

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling

berhubungan dan saling tergantung yakni kesehatan dan pendidikan. Kesehatan

merupakan bagian penting untuk tercapainya keberhasilan suatu pendidikan,

sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh

karena itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif

dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi

sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan yang setinggi-tingginya

pada anak sekolah. Pelaksanaan UKS di tingkat pendidikan dasar (TK dan SD)

berbeda dengan
tingkat menengah (SMP dan SMA). Pelaksanaan UKS pada tingkat pendidikan

menengah lebih difokuskan pada upaya preventif perilaku berisiko seperti

penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya),

kehamilan tidak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual,

kesehatan reproduksi remaja, kecelakaan dan trauma lainnya.

Kementerian Kesehatan RI telah memberikan perhatian khusus terhadap

masalah kesehatan remaja melalui pengembangan konsep Pelayanan Kesehatan

Peduli Remaja (PKPR). Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dilakukan

secara proaktif untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan serta kemandirian

remaja dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya. Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) dilakukan atas kerjasama berbagai sektor yang terlibat. Kerjasama

ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas sekolah, peserta didik, pemerintah

setempat, orang tua murid dan kalangan lain dalam masyarakat.

Remaja merupakan penerus bangsa, kelak akan berperan penting dalam masa

depan Indonesia, mulai dari membangun rumah tangga, menjadi pemimpin dalam

pengambilan keputusan, dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional

Indonesia (BKKBN, 2013). Jumlah kelompok penduduk usia 10-19 tahun di

Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari

jumlah penduduk. Diperkirakan kelompok remaja di dunia berjumlah 1,2 milyar atau

18% dari jumlah penduduk dunia, maka status kesehatan reproduksi remaja juga

sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa yang handal dan

berkompeten (Kemenkes RI, 2014).


Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan

sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Adanya penurunan usia rata-

rata pubertas yang mendorong remaja untuk aktif secara seksual. Adanya persepsi remaja

bahwa dirinya memiliki risiko lebih rendah atau tidak berisiko sama sekali terhadap halhal

yang berhubungan dengan perilaku seksual maka akan semakin mendorong remaja memenuhi

dorongan hasrat seksualnya pada saat sebelum menikah. Banyak remaja mengira bahwa

kehamilan tidak akan terjadi pada saat melakukan intercourse (senggama) yang pertama kali

atau mereka pikir bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV/AIDS atau penyakit

menular seksual lainnya karena menganggap pertahanan tubuhnya cukup kuat dan pada saat

ini gaya pacaran remaja sudah sangat mengkhawatirkan. Proporsi usia terbesar berpacaran

pertama kali pada usia 15-17 tahun yaitu, sekitar 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja

laki-laki.

Pada saat mereka belum berusia 15 tahun juga sudah yang mulai berpacaran. Pada usia

tersebut dikhawatirkan belum memiliki keterampilan hidup (life skills) yang memadai,

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang masih minim, sehingga mereka berisiko

memiliki perilaku yang tidak sehat, antara lain melakukan hubungan seksual pranikah,

kurangnya menjaga kesehatan reproduksi sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan

reproduksi seperti NAPZA, PMS, dan HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2014). Pada tahun 2010

setiap harinya terdapat 77.000 infeksi baru dengan total sebesar 2,7 juta di seluruh dunia dan

390.000 diantaranya terjadi pada anak-anak.


Sedangkan kasus HIV/AIDS di Asia Tenggara dan Selatan menempati

urutan kedua setelah kawasan Sub-Sahara Afrika yaitu terdapat 4 juta atau

12% total ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan pada remaja dengan Anemia Sedang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia.
b. Untuk mengetahui evidence based midwifery terupdate.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada asuhan remaja.
b) Mampu melakukan analisa pada asuhan remaja dengan anemia ringan.
c) Mampu melakukan perencanaan pada asuhan remaja dengan anemia ringan.
d) Mampu melakukan implementasi pada asuhan remaja dengan anemia ringan.
e) Mampu melakukan evaluasi dan dokumentasi pada asuhan remaja dengan anemia
ringan.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Klien
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan holistik pada remaja dengan anemia
ringan.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan menerapkan evidence based midwiferyvterupdate Asuhan
Kebidanan pada remaja dengan anemia ringan.
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan kajian dalam penerapan SOP Asuhan Kebidanan pada remaja dengan
anemian ringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Remaja dan Anemia


1. Pengertian Remaja

WHO (2017) mendefinisikan remaja sebagai masa tumbuh kembang manusia

setelah masa anak-anak dan sebelum masa dewasa dalam rentang usia 10-19

tahun. Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan

memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik,

psikis dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari

perkembangan manusia.

Secara etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja

(adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia

antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara

itu, menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines

Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga

tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan

remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi

kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.

Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:

a. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun

sampai 20-21 tahun.

b. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan

fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;


c. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami

perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara

masa anak-anak menuju masa dewasa.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja


a. Pengertian
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi kuantitatif yang
ditandai dengan peningkatan dalam ukuraan fisik dan dapat diukur.
2) Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek kualitatif dan
kuantitatif. Rangkaian perubahan dapat bersifat progresif, teratur,
berkesinambungan, serta akumulatif.
b. Aspek Pertumbuhan
Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Faktor
lingkungan dapat memberi pengaruh yang kuat untuk lebih mempercepat
perubahan. Perubahan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: hipotalamus,
dan hipofisis. ketika kedua organ ini bekerja, ada tiga kelenjar yang
dirangsang, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar organ
reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja sama dan berinteraksi
dengan factor genetik maupun lingkungan.
Perubahan- perubahan yang Dipengaruhi oleh Hormon
Jenis Perempuan Laki - laki
Perubahan
Hormon Estrogen dan progesteron Testosteron

Tanda Menstruasi Mimpi basah

Perubahan Fisik • Pertambahan tinggi badan. • Tumbuh rambut di


• Tumbuh rambut di sekitar sekitar kemaluan, kaki,
alat kelamin dan ketiak. tangan, dada, ketiak dan
• Kulit menjadi lebih halus. wajah. Tampak pada
• Suara menjadi lebih halus anak laki – laki mulai
dan tinggi. berkumis, berjambang,
• Payudara mulai membesar. dan berbulu ketiak.
• Pinggul semakin • Suara bariton atau
membesar. bertambah besar.
• Pahamembulat. • Badan lebih berotot
• Mengalami menstruasi. terutama bahu dan dada.
• Pertambahan berat badan
dan tinggi badan.
• Buah zakar menjadi lebih
besar dan bila terangsang
dapat mengeluarkan
sperma.
• Mengalaami
mimpi basah.

2. Perkembangan Emosi
Ciri- ciri perkembangan emosi pada tahap ini antara lain sebagai berikut.
a) Emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan secara meledak-
ledak.
b) Kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama sampai pada akhirnya
ke keadaan semula, yaitu keadaan sebelum munculnya suatu keadaan
emosi.
c) Jenis- jenis emosi sudah lebih bervariasi (perbedaan antara emosi satu
dengan lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya emosi bercampur baur
sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja juga sering bingung
dengan emosinya sendiri karena muncul emosi- emosi yang bertentangan
dalam suatu waktu, misalnya benci dan saying.
d) Mulai munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi
(sayang, cinta, cemburu, dan lainnya).
e) Remaja umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang
mereka. Akibatnya remaja menjadi mudah tersinggung dan merasa malu.
Hal ini akan terkait dengan perkembangan konsep dirinya. Faktor- faktor
yang menyebabkan tingginya emosi antara lain sebagai berikut:
1. Fisik (kelenjar dan nutrisi)
2. Lingkungan dan sosial :
a. Penyesuaian terhadap lingkungan yang baru;
b. Tuntutan sosial untuk berperilaku yang lebih matang;
c. Aspirasi yang tidak realistis ( tidak sesuai dengan kondisi dan situasi
yang nyata);
d. Penyesuaian sosial terhadap teman sejenis dan lawan jenis;
e. Masalah- masalah di sekolah;
f. Masalah-masalah dengan tugas atau bidang pekerjaan;
proporsional.
Emosi yang sering dihadapi oleh remaja
Ciri-ciri remaja mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,
Bahagia sukses atau berhasil melakukan sesuatu sesuai yang diidamkan
atau terlepas dari tekanan kegelisahan.
Senang Ciri-ciri ada kedamaian, sesuai dengan apa yang diinginkan,
ada kecocokkan dengan selera.
keadaan emosi yang relative menyenangkan, keteduhan, rasa
Sayang ingin dimiliki/memiliki dan ada rasa tak ingin kehilangan, ada
rasa kepemilikan dan tanggung jawab.
Keadaan emosi yang relatif menyenangkan,menggetarkan diri
untuk selalu melihat dekat, rasa rindu, rasa ingin
cinta kontak/berhubungan/berkomunikasi. Kadang-kadang sifat bisa
berubah.
Emosi yang disebarkan perkembangan intelektual yang
Ingin tahu merangsang kebutuhan untuk mengetahui jawaban dari
sesuatu yang menggelisahkan. Pada remaja tumbuh rasa ingin
tahu yang besar terhadap perkembanganseksual diri dari lawan
jenis.
Keadaan emosi, dimana seseorang mengalami dan
Frustasi menghadapi hambatan dalam pemenuhan keinginan dan
kebutuhannya. Frustasi menimbulkan rasa rendah diri, bersifat
agresif fisik, dan ucapan kasar.
Keadaan khawatir atau ketakutan yang diliputi rasa marah
Cemburu pada remaja muncul karena merasa diri tidak berarti, dirinya
digantikan oleh orang lain dan sangat pribadi.
Bentuk emosi yang ditujukan pada orang tertentu berkaitan
Iri hati dengan status, pemilikan benda, atau kemampuan tertentu dari
orang lain yang memiliki.
Merupakan perasaan galau, perasaan depresi yang tidak
Duka cita berat,tetapi mengganggu individu, keadaan ini terjadi bila
(grief) kehilangan sesuatu yang sangat bernilai bagi dirinya.

3. Perkembangan Kognitif
Berdasarkan teori perkembangan kognitif piaget, kemampuan kognitif
remaja berada pada tahap formal operational. Remaja harus mampu
mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah dan
mempertanggung jawabkannya. Berkaitan dengan perkembangan kognitif,
umumnya remaja menampilkan tingkah laku sebagai berikut:
a) Kritis Segala sesuatu harus rasional dan jelas, sehingga remaja cenderung
mempertanyakan kembali aturan-aturan yang diterimanya.
b) Rasa ingin tahu yang kuat
Perkembangan intelektual pada remaja merangsang adanya
kebutuhan/kegelisahan akan sesuatu yang harus diketahui/dipecahkan.
c) Jalan pikiran egosentris
Berkaitan dengan menentang pendapat yang berbeda. Cara berpikir kritis
dan egosentris, menyebabkan remaja cenderung sulit menerima pola pikir
yang berbeda dengan pola pikirnya.
d) Imagery audience
Remaja merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain
menyebakan remaja sangat terpengaruh oleh penampilan fisiknya dan
dapat mmengaruhi konsep dirinya.
e) Personal fablas
Remaja merasa dirinya sangat unik dan berbed dengan orang
lain.Tercapainya tahap perkembangan ini ditandai dengan
individu mampu :
1) Berpikir secara kontra-faktual (kontra-faktual), artinya dia menyadari
bahwa realitas dan pikiran tentang realitas bisa berbeda, juga bisa
memaknai suatu realitas sesuai kehendaknya.
2) Realitas adalah kondisi nyatanya (objektif) sedangkan pikiran tentang
realitasnya adalah kondisi subjektif (persepsi).
2. Anemia Pada Remaja Putri
a. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah lebih rendah dari normal (WHO,2017). Hemoglobin adalah salah

satu komponen dalam sel darah merah/erirtrosit yang berfungsi untuk mengikat

oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen

diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Kekurangan

oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain

kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan

aktivitas .hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan

membentuk sel darah merat/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang

harus dicari penyebabnya dan penanggulannya dilakukan sesuai dengan

penyebabnya (Pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja

putri dan WUS,2018)

1. Diagnosis Anemia

Penegakkan diagnosis anemia dilakukan dengan pemeriksaan

laboratorium kadar hemoglobin/Hb dalam darah dengan menggunakan metode

Cyanmethemoglobin (WHO,2011). Hal ini sesuai dengan permenkes nomor 37

tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium pusat kesehatan

masyarakat,rematri dan WUS menderita anemia bila kadar hemoglobin darah

menunjukan nilai kurang dari 12 g/Dl (Buku Panduan


Populasi g/dl Anemia Anemia Anemia
Ringan Sedang Berat
Anak 6-59 bln 11 10.0-10.9 7.0-9.9 < 7.0

Anak 5-11 th 11.5 11.0-11.4 8.0-10.9 < 8.0

Anak 12-14 th 12 11.0-11.9 8.0-10.9 < 8.0

Perempuan tidak hamil ≥ 12 11.0-11.9 8.0-10.9 <8


15 th
Ibu Hamil 11 10.0-10.9 7.0-9.9 <7

Laki-laki ≥ 15 Th 13 11.0-12.9 8.0-10.9 <8

Klasifikasi Anemia Menurut Kelompok Umur

2. Penyebab Anemia

Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi

asam folat, vitamib B12 dan protein. secara langsung anemia terutama

disebabkan karenaproduksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan

kehilangan darah baik secra akut atau menahun .Ada 3 penyebab anemia,

yaitu :

a. Defisiensi zat gizi

Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang

merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk

pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah

merah/eritrosit . zat gizi lain yang berperan penting dalam pembuatan

hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12.

b. Perdarahan (Loss of blood volume)

Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang

mengakibatkan kadar Hb menurun. Dan bisa juga karena perdarahan

menstruasi yang lama dan berlebihan.


c. Hemolitik

Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai

karena terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi

(hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa.

Di Indonesia diperkirakan sebagian besar anemia terjadi karena

kekurangan zat besi sebagai akibat dari kurangnya asupan makanan

sumber zat besi khususnya sumber pangan hewani (besi heme),

seperti : hati, daging (sapid an kambing), unggas (ayam, bebek,

burung), dan ikan. zat besi dalam sumber pangan hewani (besi heme)

dapat diserap tubuh antara 20-30%. Nabati (tumbuh-tumbuhan) juga

mengandung zat besi (besi non-heme) namun jumlah zat besi yang bias

diserap oleh usus jauh lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan

makanan hewani. zat besi non-heme (pangan nabati) yang dapat diserap

oleh tubuh adalah 1-10%. Contoh pangan nabati sumber zat besi adalah

sayuran berwarna hijau tua (bayam, singkong, kangkung) dan

kelompok kacang-kacangan (tempe, tahu, kacang merah). Masyarakat

Indonesia lebih dominan mengkonsumsi sumber zat besi yang berasal

dari nabati. hasil survey konsumsi makanan individu (Kemenkes, 2014)

menunjukan bahwa 97,7% penduduk Indonesia mengonsumsi beras

(dalam 100 gram beras hanya mengandung 1,8 mg zat besi). Oleh

karena itu, secara umum masyarakat Indonesia rentan terhadap resiko

menderita anemia gizi besi (AGB).

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus, sebaiknya

mengonsumsi makanan sumber vitamin C seperti jeruk dan jambu dan


menghindari konsumsi makanan yang banyak mengandung zat yang

dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus dalam jangka

panjang dan pendek seperti tannin (dalam the hitam, kopi ), kalsium,

fosfor, serat dan fitat (biji-bijian). Tanin dan fitat mengikat dan

menghambat penyerapan besi dari makanan.

Kekurangan gizi besi pada tahap awal mungkin tidak

menimbulkan gejala anemia tapi sudah mempengaruhi fungsi organ .

penderita kekurangan gizi jumlahnya 2,5 kali lebih banyak dari jumlah

penderita anemia kekurangan gizi.

i. Gejala Anemia

Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L (lesu,

letih, lemah, lelah, lalai), disertai sakit kepala dan pusing (“kepala muter”),

mata berkunang-kunang,mudah mengantuk, cepat capai serta sulit

konsentrasi. Secara klinis penderita anemia di tandai dengan “pucat” pada

muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku, dan telapak tangan.

j. Penyebab Anemia Pada Remaja

Remaja putri lebih mudah menderita anemia, karena :

1. Remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan

pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat untuk

meningkatkan pertumbuhannya.

2. Remaja putri seringkali melakukan diet yang keliru yang bertujuan

untuk menurunkan berat badan, diantaranya mengurangi asupan

protein hewani yang dibutuhkan untuk membentukan hemoglobin

darah.

3. Remaja putri yang mengalami haid akan kehilangan darah setiap bulan

sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat. Remaja putri juga
terkadang mengalami gangguan haid seperti haid yang lebih panjang

dari biasanya atau darah haid yang keluar lebih banyak dari biasanya.

f. Dampak Anemia

Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja putri

diantaranya :

1. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena

penyakit infeksi.

2. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berfikir karena kurangnya

oksigen ke sel otot dan sel otak.

3. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja.

4. Dampak anemia pada remaja putri akan terbawa hingga dia menjadi ibu

hamil anemia mengakibatkan :

a. Meningkatan resiko pertumbuhan janin terhambat (PJT),

premature, BBLR ,dan gangguan tumbuh kembang anak di

antaranya stunting dan gangguan neurokognitif.

b. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam

keselamatan ibu dan bayinya.

c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut

menderita anemia pada bayi dan usia dini.

d. Meningkatnya resiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi

g. Pencegahan
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia
akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi,
terutama:
1. Makanan kaya zat besidan asam folat, seperti daging, sereal,
kacangkacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
4. Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta
makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
5. Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup,
berkonsultasilah dengan dokter spesialis gizi.
Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat kelainan genetik,
seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikan dengan dokter
sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.

h. Komplikasi
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan
beberapa komplikasi serius, seperti:
1. Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
2. Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal
jantung.
3. Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
4. Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir
dengan berat badan rendah.
5. Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anakatau
bayi.
6. Rentan terkena infeksi
B. Tiori Evidence Base Midwifery

1. Menurut Rini Nuraeni dkk. 2019 dalam penelitian “Peningkatan Kadar

Hemoglobin melalu Pemeriksaan dan Pemberian Tablet Fe Terhadap Remaja

yang mengalami Anemia melalui Gerakan Jumat Pintar “ terdapat peningkatan

kadar Hemoglobing pada remaja puteri yang diberikan tablet Fe seminggu sekali

yaitu setiap hari jumat selama 1 bulan.

Suplemen tablet Fe akan meningkatkan oksigenasi dalam sel menjadi lebih

baik.Oleh Karena itu,asupan tablet Fe yang rendah merupakan salah satu

penyebab difisiensi besi. Pada saat persediaaan berkurang maka lebih banyak besi

yang diabsorpsi.

2. Menurut Mudadira ddk. 2018 dalam penelitaian “ Pengaruh Pemberia Jus Buah

Naga Terhadap Peningkatan Hemoglobin Pada Remaja Putri Yang mengalami


Anemia “. Hasil analisis adanya pengaruh antara pemberian jus buah naga

terhadap peningkatan hemoglobin pada remaja puteri yang mengalami anemia.

Buah naga merupakan buah yang kaya akan kandungan Zat gizi,

masing- masing kandungan dari buah naga mempunai manfaat dalam tubuh. Buah

naga sebagai bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan

oleh tubuh,dimana kandungan protein,zat besi,vitamin A,Vitamin B2 dan vitamin

C yang terdapat dalam buah naga berperan dalam metabolisme tubuh sehingga

dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.

3. Menurut penelitian Pagdya Hanida Nusantari dkk.2018 dalam peneliian “Penaruh

Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guava) Terhadap Kadar Hemoglobin

dan Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Puteri”.Hasil uji statistic

didapatkan adanya pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar

hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia remaja puteri.

Jus jambu biji merah tinggi kandungan vitamin C, yang dapat membantu

proses penyerapan zat besi ,vitamin C dapat meningkatkan proses penyerapan zat

besi hingga 30%.

4. Pada penelitian K. Madhavan Nair dkk.2018 di India dalam “ Food fortificasion

and dietary diversification as effectif interventions to improve iron status of India

population” Buah yang mengandung vitamin C mampu meningkatkan penyerapan

zat besi .
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Judul Kasus

Asuhan Kebidanan pada Nn. V Umur 17 tahun dengan anemia ringan di Puskesmas

Konut Kecamatan Tanah Siang Kabupaten Murung Raya.

B. Pelaksanaan Kasus

Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu/28 Agustus 2021

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Puskesmas Konut

Oleh : Lily Sarah

C. Data Subjektif

1. IDENTITAS/BIODATA REMAJA

Nama : Vera Nama Panggilan: Vera

TTL : Konut,26 -08-2014 Umur : 17 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA kelas 3

Pekerjaan : Pelajar

Alamat Rumah: Desa Konut kec. Tanah Siang

Telp : 085651442747

2. IDENTITAS /BIODATA ORANG TUA

Nama Ibu : Ny.Srinani Nama Ayah : Tn.Tunjung

Umur : 46 tahun Umur : 46 tahun


Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia Suku/Bangsa : Dayak/Indonesiaa

Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat Rumah : Desa Konut Kec.tanah Siang

Telp : 081528462573

3. IDENTITAS SAUDARA KANDUNG

No Nama Umur Pekerjaan Keterangan

1. Yuspita 27 tahun Staf Desa

2. Karmila 23 tahun Mahasiswa

3. Alfaro 7 tahun Pelajar

4. Alasan kunjungan & Keluhan

Sering pusing,mudah lelah dan sulit konsentrasi

5. Kesehatan Reproduksi Remaja Putri

1. Apakah remaja putri sudah mengalami haid : Sudah

2. Haid pertama kali pada usia : 14 tahun

3. Siklus Haid

a. Teratur : Ya teratur

b. Siklus 30 hari

c. Lamanya 5 hari

d. Nyeri saat haid : tidak Ada

e. Keluhan lain saat haid : Tidak ada

f. Kebiasaan pada saat mengalami nyeri haid


Minum obat : tidak

Minum jamu : tidak

Lain-lain, sebutkan : -

4. Apakah pernah mendapatkan informasi tentang kebersihan saat haid : Ya

5. Apakah saudara pernah mendengar informasi tentang anemia : Ya

6. Apakah saudara pernah ada keluhan terdapat benjolan pada payudara ? Tidak

7. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi mengenai Pemeriksaan

Payudara Sendiri (Sadari):Tidak

8. Apakah saudara mengalami hal berikut dalam 1 (Satu) bulan terakhir

No. Kondisi Ya Tidak

1. Sulit berkosentrasi pada saat √


belajar
2. Merasa sering Letih, lelah, √
lesu, lemah, lalai
3. Mudah sakit √

4. Apakah ada minum obat √


tambah darah ?
5. Apakah meminum obat √
tambah darah 1 tablet setiap
minggu dan 1 tablet selama
haid

9. Apakah pernah mendapat Informasi tentang kesehatan reproduksi : Ada

10. Saudara mendapat informasi, menanyakan atau membicarakan hal-hal mengenai

kesehatan reproduksi kepada :

a. Teman : Tidak

b. Ibu : Tidak

c. Ayah : Tidak

d. Saudara Kandung : Tidak


e. Keluarga lainnya : Tidak

f. Guru : Tidak

g. Petugas kesehatan : Ya

h. Pemuka agama : Tidak

i. Internet : Ya

j. Lain-lain, sebutkan :-

11. Pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi sebagai berikut :

a. Sistem reproduksi manusia : Ya

b. Kehamilan : Ya

c. HIV/ AIDS : Ya

d. Infeksi Menular Seksual lainnya : Ya

e. Napza ( Narkotika, Alkohol, psikotropika dan Zat adiktif) : Ya

12. Apakah ada Pelayanan kesehatan reproduksi / wadah atau tempat memperoleh

informasi dan konsultasi mengenai kesehatan reproduksi remaja : Ya

13. Apa nama tempat tersebut :

a. PIK-R : Tidak

b. Puskesmas PKPR : Ya

c. Youth Centre : Ya / Tidak

d. Lainnya, Sebutkan : Posyandu Remaja

e. Tidak ingat/ tidak tahu: Ya / Tidak

14. Layanan yang tersedia di tempat tersebut :

a. Informasi Kespro : Ya

b. Konseling : Ya

c. Pemeriksaan kesehatan : Tidak

d. Pengobatan IMS, Alat/ Cara Kontrasepsi : Tidak


15. Apakah saudara pernah mengunjungi tempat tersebut : Ya

4. Riwayat Merokok, Alkohol dan Napza

a. Apakah saudara pernah merokok : Tidak

b. Apakah saudara perokok aktif : Tidak

c. Umur berapa saudara mulai merokok : Tidak

d. Apakah di rumah saudara ada yang merokok : Tidak

e. Apakah saudara pernah minum minuman beralkohol : Tidak

f. Umur berapa saudara minum minuman beralkohol: - tahun

g. Apakah saudara pernah mengkonsomsi Narkoba ( Narkotika dan bahan/ obat

berbahaya ) ? : Tidak

5. Riwayat kesehatan

a. Apakah dalam 6 bulan terakhir pernah mengalami sakit ? Tidak

b. Jika pernah, apa diagnosanya ? -

c. Apakah dirawat di fasilitas kesehatan ?-

d. Berapa lama ?-

e. Apakah ada riwayat alergi ? Tidak

f. Jika ada, alergi apa ?-

6. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola nutrisi

1. Berapa kali makan dalam sehari : 3 x sehari

2. Apakah ada pantangan makanan : Tidak ,

3. Makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi

No Jenis makanan Ya Tidak


.
1. Nasi √
2. Lauk hewani / nabati √
3. Sayur Kadang-kadang
4. Buah Kadang-kadang

5. Air Putih √

6. Susu √

7. Makanan cepat saji/ √


jajanan / Minuman kotak
b. Pola eliminasi

Pola BAB : teratur

Pola BAK : 5-6 x / hari

c. Pola istirahat dan tidur

Istirahat siang : Ya / Tidak , berapa lama : 1 jam

Tidur malam 6 jam

d. Pola personal hygiene

Mandi : 2 x / hari

Sikat gigi : 2 x / hari

Keramas : 2x / seminggu

Ganti pembalut saat haid : 3 x / hari (hari pertama haid)

Ganti pakaian dalam : 2 x / hari

e. Pola latihan dan aktivitas

Sebutkan aktivitas di rumah yang rutin dikerjakan setiap hari : Melakukan

pekerjaan rumah

Apakah melakukan olahraga rutin ? Tidak

Sebutkan jenis olahraga yang dilakukan rutin ? –

D. DATA OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK

1. Kesadaran umum

Baik,kesadaran Composmentis
2. Tanda-tanda Vital

Respirasi : 24 x/menit Nadi : 82 x/menit

Tekanan darah: 100/80 mmHg Suhu : 36,5°C

3. BB sekarang : 51,3 kg

TB : 153 cm

Lila : 26,5 cm

IMT : 21,9 status gizi normal

4. Muka Terlihat pucat : Agak Pucat

5. Conjungtiva pucat : Pucat

6. Telapak tangan terlihat pucat : Agak pucat

7. Payudara ( bila ada keluhan ) : tidak diperiksa

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium : dilakukan pemeriksaan/ tidak diperiksa

Tanggal : 28 Agustus 2021

Pemeriksaan Hb : 11,2 g %

Konut, 28 Agustus 2021


Pembimbing lahan Mahasiswa
praktik

(Ema Floridayani,S.Tr.Keb) (Lily Sarah)


NIP.19780104 200312 2 005 NIM PO.62.24.2.21.513

Mengetahui
Pembimbing Institusi

(Elne Charla S.Bingan, SST.,M.Kes)


NIP.19860621 200912 2 002
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn. V
UMUR 17 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS KONUT

S : - Nn. V mengatakan sering pusing,mudah Lelah dan sulit konsentrasi.


- Nn. V mengatakan haid pertama kali umur 14 tahun,teratur setiap bulan ,lama 5
hari dan tidak nyeri haid.
- Nn. V mengatakan saat ini tidak sedang haid.
O : - Keadaan Umum : baik
- Kesadaran Composmentis
- Tanda tanda Vital
Tekanan darah : 100/80 mmhg Nadi : 82 x/m
Aspirasi : 24 x/m Suhu : 36,5 C
- BB sekarang : 51,3 kg Tinggi : 153 cm
- Pemeriksaan fisik
Muka : Simetris,agak pucat
Mata : Simetris,Conjungtiva pucat,sclera tidak ikterik
Ektremitas :telapak tangan agak pucat
- Pemeriksaan Penunjang :
Lab: Hb 11.2 g/dl

A : Nn. V umur 17 tahun dengan anemia ringan.


Malasah : Gejala anemia (sering pusing,mudah Lelah,sulit konsentrasi)
Kebutuhan : KIE tentang cara mengatasi keluhan

P :
1. Melakukan komunikasi terapeutik,klien merespon dengan baik.
Rasionalisasi : Sikap yang ditunjukan petugas,keramahan,keakraban membuat
hubungan saling percaya antara klien dan bidan dapat terjalin.Hal ini yang membuat
pemeriksaan dapat berjalan dengan baik (Prawiroharjo,2014).
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa klien mengalami anemia ringan; klien
mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
Rasinalisasi : Dalam hal ini klien berhak tahu segala sesuatu yang berkaitan dengan
dengan keadaan dan tindakan yang dilakukan (Sri Rini Handayani.2017).
3. Menjelaskan kepada klien tentang anemia dan penyebab anemia ; klien memahami
dengan penjelasan tentang anemia dan penyebabnya.
Rasionalisasi : Anemia adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin dalam
darah tergolong rendah bagi remaja < 12 g/dl (WHO,2017). Gejala anemia adalah 5 L
lesu, letih, lemah, Lelah, lalai),disertai sakit kepala dan pusing ,mata berkunang-
kunang,mudah mengantuk dan sulit konsentrasi(Pedoman pencegahan dan
penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS,2018)
4. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi tablet Fe,satu tablet perminggu yaitu setiap
hari sabtu dan satu tablet setiap hari selama haid; Klien mengerti dan bersedia
mengkonsumsi tablet Fe setiap minggu yaitu pada setip hari sabtu.
Rasionalisasi : Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu
tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu
dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh (Pedoman
pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS,2018)
5. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi jus buah naga yaitu sebanyak 300 gram
buah naga dicampur 250 ml air diminum 2 kali sehari ; klien mengerti dengan
penjelasan yang diberikan bersedia mencoba membuat jus buah naga.
Rasionalisasi: Buah naga mempunyai manfaat bagi tubuh yang mengandung nutrisi
lengkap,dimana kandungan protein,zat besi,vitamin B12 dan vitamin C yang terdapat
dalam buah naga berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh sehingga dapat
meningkatkan hemoglobin dalam darah dan penyerapan zat besi (Mundira dkk.2018).
6. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi jus jambu biji merah yaitu sebanyak 100
gram jambu biji merah dicampur air 200 ml diminum 1 kali sehari ; klien mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia mencoba membuat jus jambu biji
merah.
Rasionalisasi : Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya vitamin C dalam
tubuh ,vitamin C dapat meningkatkan pH didalam lambung sehingga dapat
meningktakan proses penyerapan zat besi hingga 30% dan vitamin C dapat mereduksi
besi ferri menjadi ferro didalam usus halus sehingga mudah diserap tubuh. (Pagdya
dkk,2018).
7. Menganjurkan pada klien untuk kontrol Hb kembali 1 bulan kemudian;klien bersedia
untuk kontrol Hb bulan depan.
Rasionalisasi :Kepatuhan pasien untuk kontrol setelah melakukan pengobatan menjadi
penting karena berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Kepatuhan pasien
untuk kontrol adalah perjanjian yang dilakukan antara petugas kesehatan dengan
pasien yang berhubungan dengan perjanjian untuk mengunjungi layanan kesehatan
kembali (Departement of Health, Social Services, and Public Safety, 2011).
8. Pendokumentasian Asuhan kebidanan ; klien mengetahui hasil asuhan yang diberikan
Rasionalisasi: Didalam kebidanan suatu bukti dalam pencatatan dan pelaporan yang
dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan kebidanan yang berguna untuk
kepentingan klien,tim kesehatan serta kalangan bidan itu sendiri. (Sih Rini H. dan
triwik Sari M.2017).
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang pada Nn. V dapat
disimpulkan yang dialami oleh Nn. V adalah anemia yaitu suatu kondisi tubuh dimana
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal yaitu 12 gr% (WHO,2017).
Anemia yang dialami Nn.V termasuk dalam katergori anemia ringan dengan nilai Hb
11.2 gr% Dari hasil anamnesa diketahui Nn. V jarang mengkonsumsi sayur dan buah-
buahan dan sering mengkonsumsi fast food.
Penyebab terjadinya anemia ringan pada remaja disebabkan beberapa faktor yaitu
kehilangan zat besi saat menstruasi, kekurangan gizi, vitamin terutama vitamin B12 dan
mineral, dan defesiensi zat besi disebabkan kurangnya zat besi dalam makanan.

Ditinjau dari evidence base, keluhan Nn V didiagnosis sebagai anemia


ringan,remaja putri mempunyai resiko terkena anemia paling tinggi karena mengalami
menstruasi. Anemia dapat menimbulkan resiko pada remaja putri baik jangka Panjang
maupun jangka pendek,dalam jangka pendek dapat menimbulkan keterlambatan
pertumbuhan fisik dan maturitas seksual tertunda ,dalam jangka Panjang adalah sebagai
calon ibu yang nantinya hamil,maka remaja putri tidak mampu memenuhi kebutuhan zat
gizi bagi dirinya dan janin dalam kandungan yang dapat menyebabkan komplikasi pada
kehamilan dan persalinan,resiko kematian maternal dan prematuritas,BBLR dan kematian
neonatal (Akma L,2016 dalam Rini Nuraeni dkk,2019).

Menurut hasil penelitian, penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya
vitamin C dalam tubuh remaja. Vitamin C dapat meningkatkan pH didalam lambung
sehingga dapat meningkatkan proses penyerapan zat besi hingga 30%. Selain
mengkonsumsi tablet Fe banyak cara lain untuk mencegah terjadinya anemia seperti
mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti daging, ikan, ayam, hati dan telur serta
sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, tempe, selain itu juga makan buah-buahan yang
banyak menandung vitamin C sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat
besi dalam usus (Almatsier, 2009 dalam Rini Nuraeni dkk ,2019).

Saat ini peraturan Menteri kesehatan (Permenkes) bagi remaja adalah minum 1
tablet Fe /minggu dan ketika menstruasi diberikan setiap hari selama menstruasi satu kali
sehari ( Permenkes,2014 dalam Rini Nuraeni dkk,2019).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mahasiswa Mampu melakukan asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia
ringan berdasarkan evidence base midwifery terupdate.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif ,Mampu
melakukan analisa,Mampu melakukan perencanaan,Mampu melakukan
implementasi dan Mampu melakukan evaluasi serta pendokumentasi pada asuhan
remaja dengan anemia ringan.
B. Saran

a) Bagi Remaja Putri


Diharapkan dapat melaksanakan segala anjuran yang diberikan dan dapat
mengaplikasikan nya sebagai upaya untuk mencegah Anemia.
b) Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur untuk
meningkatkan dan mengembangkan mutu pembelajaran dalam asuhan kebidanan
berdasarkan evidence based midwifery pada remaja putri yang mengalami
Anemia.
c) Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan berdasarkan evidence based
midwifery pada remaja putri yang mengalami Anemia.
d) Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam
meningkatkan proses pembelajaran dan asuhan kebidanan berdasarkan kajian
langsung dengan klien serta penerapan asuhan berdasarkan evidence based
midwifery pada remaja putri yang mengalami Anemia.
.
DAFTAR PUSTAKA

Ilahi,k., Susyani,S., & Terati,T (2019).Pemberian Jus Kurlapa Dalam Meningkatkan Kadar

Hemoglobin Pada Remaja Putri Yang Anemia di Ma Al-Mu'aawanahogan Ilir . (Jurnal

Kesehatan Poltekkes Palembang) ,14(1),13-17

K.Madhavan Nair and Little Flower Augustine (2018). FoodFortification and DIetary

Disversification as Effetive Interventions to Improve iron Status Of Indian Population.

(Jurnal 10.16943/ptinsa/2018/4945)

Kementrian Kesehatan (2018).Buku Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia

Pada Wanita Usia Subur dan Remaja Putri,Kemenkes

Kowalak jeniffer, P., & Hughes audrey, S. (2010). Buku saku tanda dan gejala. Jakarta: EGC.

Munandira Usman.,Arman.,Een Kurnaesih (2019). Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga

terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Yang Mengalami Anemia

di SMAN 4 Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ●
eISSN : 2302-2531

Meilan, Nessi., Maryanah, dan W. F. (2019). Kesehatan Reproduksi Remaja: Implementasi

PKPR dalam Teman Sebaya. Wineka Media.

Mairna Eka Eka dkk (2020).Pengaruh Konsumsi Buah Naga (Hylocereus) terhadap Kadar

Hemoglobin Pada Siswi dengan Anemia di SMAN 5 Kota Kediri .E.ISSN: 2549-6581.

Pagdya Haninda Nusantri Rusdi.,Faedil Oenzil.,Eva Chundrayetti (2018). Pengaruh

Pemberian Jus Jambu Buji Merah ( Psidium Guajava Terhadap Kadar Hemoglobin dan

Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri.Jurnal .fk.unad.ac.id

Rini Nuraeni.,Puspa Sari.,Neneng Martini.,Sri Astuti.,Lina Rahmiati (2019).Peningkatan

Kadar Hemoglobin Melalui Pemeriksaan dan Pemberian Tablet Fe Terhadap Remaja

yang Mengalami Anemia Melalui Gerakan Jumat Bersih .Jurnal vol .5,no2 200-221

Sih Rini dan Triwik Sri Mulyati (2017). Dokumentasi Kebidanan . Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Tria Nopi Herdiani, Maya Candratika. 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Di Rsud Hasanuddin Damrah Manna.

Chmk Midwifery Scientific Journal Volume 3 Nomor 1januari 2020,

Anda mungkin juga menyukai