Oleh:
Kelompok 1A
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masa remaja merupakan tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa yang terjadi antara 10-18 tahun. Sebelum memasuki masa remaja,
seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada periode
pubertas inilah akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik
dari anak-anak menjadi dewasa serta mengalami kematangan organ reproduksi
seksual. Masa pubertas pada wanita ditandai oleh pertumbuhan fisik yang
cepat, menarche, perubahan psikologis dan timbulnya ciri-ciri kelamin
sekunder.
Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita,
dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat
peluruhan lapisan endometrium. Menarche terjadi pada periode pertengahan
pubertas atau yang biasa terjadi 6 bulan setelah mencapai puncak percepatan
pertumbuhan.Usia menarche bervariasi dari rentang umur 10–16 tahun, akan
tetapi usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12–14
tahun.
Membaiknya standar kehidupan berdampak pada penurunan usia menarche
ke usia yang lebih muda (menarche dini).Kondisi menarche dini ini dikaitkan
dengan pubertas prekoks yang terjadi pada anak di usia kurang dari 12 tahun.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 5,2% anak-anak di 17
provinsi di Indonesia telah memasuki usia menarche di bawah usia 12 tahun.
Indonesia sendiri menempati urutan ke-15 dari 67 negara dengan penurunan
usia menarche mencapai 0,145 tahun per dekade.
Pergeseran usia menarche ke usia yang lebih muda, akan menyebabkan remaja
putri mengalami dampak stress emosional. Beberapa penelitian juga
menyebutkan bahwa usia menarche di bawah 12 tahun berhubungan dengan
risiko terkena kanker payudara, obesitas abdominal, resistensi insulin,
penumpukan lemak dalam jaringan adiposa, risiko penyakit kardiovaskular
dan hipertensi. Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik
merupakan indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu
keluarnya Gonadotropin Releazing Hormone(GnRH). Berdasarkan beberapa
penelitian disebutkan bahwa asupan zat gizi yang meliputi asupan lemak,
protein (hewani dan nabati), serat dan kalsium berperan penting sebagai
penentu usia menarche remaja putri.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab terjadinya menarche dini pada remaja putri?
2. Bagaimana asuhan kebidanan pada remaja putri yang mengalami
menarche dini?
1.3.Tujuan
1. Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya menarche dini pada remaja
putri
2. Dapat mengetahui asuhan kebidanan pada remaja putri yang mengalami
menarche dini?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH JURNAL
Langkah 7 : Evaluasi
Setelah dilaksanakannya rencana yang menyeluruh, bidan mengevaluasi
klien tersebut agar mengetahui apakah asuhan yang diberikan efektif atau tidak.
2.3.Tinjauan Kasus
1. Faktor yang Mempengaruhi Menarche Dini
Ada banyak faktor yang mempengaruhi usia menarche, diantaranya :
status gizi, penyakit, kelainan fisik, audio visual, lingkungan sosial, genetik,
dan psikologi. Status gizi dapat diinterpretasikan dari indeks antropometri
berat badan menurut IMT. Berat badan dapat mempengaruhi status gizi dalam
kaitannya terhadap usia menarche. Menurut Acharya, dkk. Dalam Pujiani
(2012) perbaikan nutrisi akan berdampak kepada penurunan usia menstruasi
pertama. Menarche dini lebih cenderung ditemui pada wanita dengan status
nutrisi yang baik atau lebih. Menurut Winkjasastro (2005), usia menarche
memang bervariasi, akan tetapi akhir-akhir ini usia menarche semakin cepat.
Hal ini disebabkan oleh adanya adypocyte-derived hormone leptin yang
diduga dapat mempengaruhi masa awal menarche. Peningkatan kadar leptin
dalam darah dapat menyebabkan peningkatan kadar LH yang berhubungan
dengan peningkatan estradiol dan awal menarche, hal ini lebih beresiko
terjadi pada anak dengan berat badan berlebih atau obesitas (Edward dalam
Siti Aishah,2011).
Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik merupakan
indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu keluarnya
Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH).10 Berdasarkan beberapa
penelitian disebutkan bahwa asupan zat gizi yang meliputi asupan lemak,
protein (hewani dan nabati), serat dan kalsium berperan penting sebagai
penentu usia menarche remaja putri. Konsumsi makanan tinggi lemak akan
berakibat pada penumpukan lemak dalam jaringan adiposa yang berkorelasi
positif dengan peningkatan kadar leptin. Leptin ini akan memicu pengeluaran
hormon GnRH yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dalam
merangsang pematangan folikel dan pembentukan estrogen. Akan tetapi hal
ini bertolak belakang dengan konsumsi makanan tinggi serat yang dapat
menurunkan jumlah kolesterol.
Asupan protein hewani yang lebih juga dikaitkan dengan penurunan usia
menarche. Protein hewani berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi
puncak LH dan memperpanjang fase folikuler. Lain halnya dengan protein
nabati yang kaya akan isoflavon berhubungan dengan keterlambatan usia
menarche. Isoflavon dikaitkan dengan efek antiestrogenik yang mampu
menggantikan estradiol berinteraksi langsung dengan reseptor estrogen a (ERa
gene). Kondisi inilah yang akan mengacaukan gen ERa untuk melakukan
transkripsi gen sebagai pemicu awal pubertas. Adapun keterlibatan asupan
mikronutrien yaitu kalsium, terutama pada susu yang mempengaruhi jumlah
estrogen dan faktor pertumbuhan dalam mengirimkan sinyal fisiologis untuk
regulasi pertumbuhan somatik dan kematangan organ reproduksi.
Usia menarche ibu digunakan untuk memprediksi usia menarche pada
anak putrinya.10 Pada salah satu penelitian disebutkan bahwa reseptor
estrogen a (ERa gene) merupakan gen spesifik penentu usia menarche anak
putri yang mampu mengubah aktifitas biologis estrogen.
2.4.Telaah Jurnal
Yuliasari,Lilis. 2016
Hubungan Paparan Media dengan Usia Menarche pada Siswi Kelas V dan
VI di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta.
1. Faktor genetik
2. Sosial ekonomi
3. Psikologis
4. Lemak tubuh
5. Status gizi
6. Aktivitas fisikal
7. Audio visual
1. Lingkungan sosial
2. Besarnya keluarga
3. Pendapatan isi keluarga
4. Tingkat pendidikan orang tua
Journal of Nutrition College,
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012,
Halaman 115-126
FAKTOR RISIKO KEJADIAN MENARCHE DINI PADA REMAJA
Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita,
dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan
lapisan endometrium. Menarche terjadi pada periode pertengahan pubertas atau
yang biasa terjadi 6 bulan setelah mencapai puncak percepatan pertumbuhan. Usia
menarche bervariasi dari rentang umur 10–16 tahun, akan tetapi usia menarche
dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12–14 tahun.Membaiknya
standar kehidupan berdampak pada penurunan usia menarche ke usia yang lebih
muda (menarche dini). Kondisi menarche dini ini dikaitkan dengan pubertas
prekoks yang terjadi pada anak di usia kurang dari 12 tahun.
Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik merupakan
indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu keluarnya
Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH). Berdasarkan beberapa penelitian
disebutkan bahwa asupan zat gizi yang meliputi asupan lemak, protein (hewani
dan nabati), serat dan kalsium berperan penting sebagai penentu usia menarche
remaja putri
Faktor risiko kejadian menarche dini
Seseorang dengan riwayat asupan lemak lebih berisiko 4 kali lebih besar untuk
mengalami menarche dini dibandingkan seseorang dengan asupan lemak tidak
lebih. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan di Jerman pada subjek Dortmund
Nutritional and Anthropometric Longitudinally Designed (DONALD)
Asupan protein hewani akan meningkatkan fase luteal. Akan tetapi jika
dikonsumsi berlebih akan berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi puncak
Luiteinizing Hormone (LH) dan mengalami pemanjangan fase folikuler yang akan
mempercepat seseorang untuk memasuki awal pubertas.
Dimana diketahui bahwa serat makanan terutama jenis serat larut air
berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol. Berkurangnya jumlah
kolesterol dapat menurunkan kadar leptin dalam darah. Leptin berpengaruh pada
sekresi GnRH dan hormon estrogen yang digunakan untuk mengawali pubertas.
Pengaruh serat terhadap kadar kolesterol dikaitkan dengan metabolisme asam
empedu. Serat makanan dapat menyerap asam empedu yang disintesis dari
kolesterol di dalam hati. Konsumsi serat yang tinggi dapat mengeluarkan lebih
banyak asam empedu melalui feses. Sehingga perlu pembuatan asam empedu baru
dari persediaan kolesterol, yang berdampak pada penurunan jumlah kolesterol.
Disisi lain, asupan serat tinggi berhubungan dengan penurunan konsentrasi
estradiol yang akan menurunkan risiko kanker payudara dalam mekanisme
reproduksi hormon steroid
Kasus :
Dini, anak berusia 8 tahun ketika bangun tidur, terkejut melihat tempat
tidurnya terdapat bercak merah dan berbau amis. Ini adalah hari keduanya
menemukan bercak merah tersebut. Sebelumnya ia hanya menemukan bercak
merah itu di celana dalamnya. Ia merasa takut dan malu akan keadaannya tetapi
tidak menceritakan kejadian itu pada orang tuanya. Ia panik dan stress mengapa
hal ini bisa terjadi. Ia pun tetap pergi ke sekolah hari ini.
Di sekolah bercak merah tersebut muncul lagi hingga nembus ke rok
sekolahnya. Teman-teman yang melihat hal terebut menertawakannya dan
beberapa ada yang mengadu kepada guru. Guru tersebut melihat lalu memanggil
ibu Dini untuk menjemput Dini dari sekolah. Ibu dini pun terkejut, melihat bercak
merah terbut, lalu membawa Dini ke BPM Bidan Sukma.
Setibanya di BPM, Dini pun menceritakan kondisinya kepada bidan. Ia
mengatakan bahwa sudah dua hari ini bercak merah tersebut muncul, ia mengeluh
nyeri di bagian perut bawah dan sakit bagian punggul. Bidan menjelaskan secara
detail kepada klien bahwa menarche itu normal terjadi oleh setiap perempuan
namun tidak normal jika terjadi pada usia dibawah 12 tahun. Dini dan ibunya
cemas mendengar hal tersebut. Bidan pun kembali menjelaskan bahwa menarche
dini ini terjadi karena faktor hormon, status gizi, dan juga bisa disebabkan oleh
paparan media massa. Bidan pun memberikan asuhan kebidanan secara
menyeluruh kepada Dini.
3.1. Asuhan Kebidanan dengan Langkah Varney
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Nona Dini
Dengan Diagnosa Menarche Dini di BPM
Bidan Sukma Tanggal 03 Mei 2019
4.2. Saran
Pergeseran kejadian menarche dini ke masa kanak-kanak perlu mendapat
perhatian lebih dari pihak sekolah dasar. Beberapa contoh kegiatan terkait
kesehatan reproduksi yang dapat digalakkan di sekolah yaitu Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan memasukkan materi-materi kesehatan
dan reproduksi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
(Penjaskes), menjalin kerjasama dengan ahli gizi untuk memberikan
penyuluhan gizi pada anak-anak SD mengenai pola makan yang baik dan
sehat, pelatihan dokter kecil pada anak-anak SD yang berprestasi dengan
pemberian contoh perilaku hidup sehat sehari-hari. Pihak sekolah juga perlu
mengadakan sidak terhadap penjual makanan jajanan di sekolah atau dengan
mendirikan kantin sehat.
Daftar Pustaka