Anda di halaman 1dari 16

DISKUSI TOPIK

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA

DENGAN KASUS MENARCHE DINI

Dosen Pembimbing : Uliy Iffah, S.ST, M.Keb

Oleh:

Kelompok 1A

1. Sharfina Hulwani 1810331001


2. Febby Aprilia 1810331004
3. Raissya Rahma 1810331012

PRODI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Masa remaja merupakan tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa yang terjadi antara 10-18 tahun. Sebelum memasuki masa remaja,
seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada periode
pubertas inilah akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik
dari anak-anak menjadi dewasa serta mengalami kematangan organ reproduksi
seksual. Masa pubertas pada wanita ditandai oleh pertumbuhan fisik yang
cepat, menarche, perubahan psikologis dan timbulnya ciri-ciri kelamin
sekunder.
Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita,
dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat
peluruhan lapisan endometrium. Menarche terjadi pada periode pertengahan
pubertas atau yang biasa terjadi 6 bulan setelah mencapai puncak percepatan
pertumbuhan.Usia menarche bervariasi dari rentang umur 10–16 tahun, akan
tetapi usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12–14
tahun.
Membaiknya standar kehidupan berdampak pada penurunan usia menarche
ke usia yang lebih muda (menarche dini).Kondisi menarche dini ini dikaitkan
dengan pubertas prekoks yang terjadi pada anak di usia kurang dari 12 tahun.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 5,2% anak-anak di 17
provinsi di Indonesia telah memasuki usia menarche di bawah usia 12 tahun.
Indonesia sendiri menempati urutan ke-15 dari 67 negara dengan penurunan
usia menarche mencapai 0,145 tahun per dekade.
Pergeseran usia menarche ke usia yang lebih muda, akan menyebabkan remaja
putri mengalami dampak stress emosional. Beberapa penelitian juga
menyebutkan bahwa usia menarche di bawah 12 tahun berhubungan dengan
risiko terkena kanker payudara, obesitas abdominal, resistensi insulin,
penumpukan lemak dalam jaringan adiposa, risiko penyakit kardiovaskular
dan hipertensi. Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik
merupakan indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu
keluarnya Gonadotropin Releazing Hormone(GnRH). Berdasarkan beberapa
penelitian disebutkan bahwa asupan zat gizi yang meliputi asupan lemak,
protein (hewani dan nabati), serat dan kalsium berperan penting sebagai
penentu usia menarche remaja putri.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab terjadinya menarche dini pada remaja putri?
2. Bagaimana asuhan kebidanan pada remaja putri yang mengalami
menarche dini?
1.3.Tujuan
1. Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya menarche dini pada remaja
putri
2. Dapat mengetahui asuhan kebidanan pada remaja putri yang mengalami
menarche dini?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH JURNAL

2.1. Tinjauan Pustaka Varney


Langkah 1 : Pengumpulan data
Pada langkah pertama ini, dilakukan pengumpulan semua data untuk
mengevaluasi klien secara lengkap. Seperti:
1) Identitas klien
2) Riwayat kesehatan
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan nutrisi klien

Langkah 2 : Interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan

Langkah 3 : Mengidentifikasi diagnosa


Setelah pengkajian data-data yang telah dikumpulkan, maka didapatlah
suatu diagnosa klien tersebut. Dalam kasus ini diagnosanya adalah menarche dini.

Langkah 4 : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang


Memerlukan Penanganan segera
Identifikasi perlunya tindakan segera dari Bidan agar dapat
dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah 5 : Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang
sudah teridentifikasi oleh klien, tetapi juga pedoman antisipasi terhadap remaja
tersebut.

Langkah 6 : Melaksanakan rencana


Asuhan menyeluruh yang direncanakan sebelumnya, di laksanakan dengan
aman dan efisien. Bila ada komplikasi bidan dapat merujuk atau berkolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya.

Langkah 7 : Evaluasi
Setelah dilaksanakannya rencana yang menyeluruh, bidan mengevaluasi
klien tersebut agar mengetahui apakah asuhan yang diberikan efektif atau tidak.

2.2.Tinjauan Pustaka SOAP


Sistem pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan SOAP
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan Klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
tertulis dengan tanggung jawab bidan.

Pendokumentasian ini harus lengkap dan akurat sesuai dengan keadaan


dan kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Dalam kasus ini
kita munggunakan metode pendokumentasiaan SOAP:

a. S adalah data subyektif


Menggambarkan pendokumentasiaan asuhan kebidanan hasil
pengumpulan dari klien melalui melalui anamnesa.
b. O adalah data obyektif
Menggambarkan pendokumentasiaan hasil pemeriksaan fisik klien dan test
diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung
asauhan.
c. A adalah hasil analisa/assessment
Menggunakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data
subjektif dalam identifikasi
d. P adalah planning
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assement, seperti tindakan antisipatif, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi dan rujukan

2.3.Tinjauan Kasus
1. Faktor yang Mempengaruhi Menarche Dini
Ada banyak faktor yang mempengaruhi usia menarche, diantaranya :
status gizi, penyakit, kelainan fisik, audio visual, lingkungan sosial, genetik,
dan psikologi. Status gizi dapat diinterpretasikan dari indeks antropometri
berat badan menurut IMT. Berat badan dapat mempengaruhi status gizi dalam
kaitannya terhadap usia menarche. Menurut Acharya, dkk. Dalam Pujiani
(2012) perbaikan nutrisi akan berdampak kepada penurunan usia menstruasi
pertama. Menarche dini lebih cenderung ditemui pada wanita dengan status
nutrisi yang baik atau lebih. Menurut Winkjasastro (2005), usia menarche
memang bervariasi, akan tetapi akhir-akhir ini usia menarche semakin cepat.
Hal ini disebabkan oleh adanya adypocyte-derived hormone leptin yang
diduga dapat mempengaruhi masa awal menarche. Peningkatan kadar leptin
dalam darah dapat menyebabkan peningkatan kadar LH yang berhubungan
dengan peningkatan estradiol dan awal menarche, hal ini lebih beresiko
terjadi pada anak dengan berat badan berlebih atau obesitas (Edward dalam
Siti Aishah,2011).
Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik merupakan
indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu keluarnya
Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH).10 Berdasarkan beberapa
penelitian disebutkan bahwa asupan zat gizi yang meliputi asupan lemak,
protein (hewani dan nabati), serat dan kalsium berperan penting sebagai
penentu usia menarche remaja putri. Konsumsi makanan tinggi lemak akan
berakibat pada penumpukan lemak dalam jaringan adiposa yang berkorelasi
positif dengan peningkatan kadar leptin. Leptin ini akan memicu pengeluaran
hormon GnRH yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dalam
merangsang pematangan folikel dan pembentukan estrogen. Akan tetapi hal
ini bertolak belakang dengan konsumsi makanan tinggi serat yang dapat
menurunkan jumlah kolesterol.
Asupan protein hewani yang lebih juga dikaitkan dengan penurunan usia
menarche. Protein hewani berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi
puncak LH dan memperpanjang fase folikuler. Lain halnya dengan protein
nabati yang kaya akan isoflavon berhubungan dengan keterlambatan usia
menarche. Isoflavon dikaitkan dengan efek antiestrogenik yang mampu
menggantikan estradiol berinteraksi langsung dengan reseptor estrogen a (ERa
gene). Kondisi inilah yang akan mengacaukan gen ERa untuk melakukan
transkripsi gen sebagai pemicu awal pubertas. Adapun keterlibatan asupan
mikronutrien yaitu kalsium, terutama pada susu yang mempengaruhi jumlah
estrogen dan faktor pertumbuhan dalam mengirimkan sinyal fisiologis untuk
regulasi pertumbuhan somatik dan kematangan organ reproduksi.
Usia menarche ibu digunakan untuk memprediksi usia menarche pada
anak putrinya.10 Pada salah satu penelitian disebutkan bahwa reseptor
estrogen a (ERa gene) merupakan gen spesifik penentu usia menarche anak
putri yang mampu mengubah aktifitas biologis estrogen.

2. Asuhan Kebidanan pada Remaja Putri yang Mengalami Menarche


Dini
Bidan menginformasikan kondisi klien dengan sabar daan menyeluruh,
sehingga klien mengerti dengan kondisi yang dialaminya tersebut. Bidan
menganjurkan klien berolahraga untuk memperlancar perdarahan, membuat
tubuh bugar dan rileks. Bidan juga mengajari klien tersebut untuk menjaga
dan membersihkan organ intim. Yaitu denga cara :
 Setelah buang air kecil (BAK) atau Buang Air Besar (BAB), basuh
dengan air bersih dari arah depan ke belakang, agar tidak ada bakteri
dari anus yang masuk ke vagina. Bila memungkinkan, basuh dengan
air hangat. Setelah itu, keringkan menggunakan handuk, agar area
tersebut tidak lembap.
 Hindari membersihkan vagina menggunakan sabun yang mengandung
pewangi. Pada sebagian wanita, pewangi memicu iritasi pada vagina.
 Bila menggunakan tisu untuk mengeringkan vagina, pilihlah tisu yang
lembut. Hindari menggunakan tisu makan yang kasar karena
berpotensi menyebabkan iritasi kulit di area tersebut, perhatikan agar
serat-serat tisu tidak tersisa menempel di permukaan vagina, karena
dapat mengakibatkan gatal dan menjadi salah satu sarana bakteri dan
jamur berkembang akibat lembap.
 Saat menstruasi, pilih pembalut yang tidak mengandung pewangi.
Segera ganti pembalut jika sudah waktunya. Jangan ditunda-tunda.
 Penggunaan dan perawatan pakaian dalam juga harus diperhatikan.
Pakailah pakaian dalam yang terbuat dari katun agar menyerap
keringat dan nyaman.
 Pakaian dalam wanita model thongs atau g-strings memang membuat
Anda merasa seksi, namun, bahan dan bentuknya dapat mengiritasi
vagina serta tidak memiliki daya serap yang baik, sehingga sebaiknya
hindari memakai model ini agar kesehatan area vagina lebih
terlindung.
 Merawat pakaian dalam juga berpengaruh pada kesehatan organ intim
wanita. Cucilah pakaian dalam yang baru dibeli, sebelum memakainya.
 Saat mencuci pakaian dalam, gunakan sabun yang lembut, tanpa
kandungan deterjen. Setelah itu bilas dengan bersih. Sisa-sisa sabun
pada pakaian dalam juga berpotensi membuat vagina bermasalah.
 Hindari memakai pakaian dalam yang ketat karena hal itu akan
mengganggu sirkulasi udara di area organ intim wanita.

2.4.Telaah Jurnal

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 2, Agustus 2014., hal 73-79


Indeks Massa Tubuh Berpengaruh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi
Kelas 5 dan 6 di SDN 01 Wiyung Surabaya
Menarche muncul pada usia 10-15 tahun pada masa pubertas, namun saat
ini cukup banyak ditemukan remaja yang mengalami menarche lebih dini usia ≤
10 tahun dan hal tersebut banyak ditemukan pada anak yang memiliki berat badan
berlebih. Sesuai dengan perkembangan zaman usia menarche pada remaja turut
mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari rata-rata 14 tahun menjadi 12,8
tahun (Silva dalam Pujiani, 2012). Hasil RISKESDAS 2010 menunjukkan bahwa
37,5 % rata-rata usia menarche pada anak Indonesia adalah 13-14 tahun dengan
kejadian awal pada usia kurang dari 9 tahun dan ada yang lambat sampai 20
tahun. Di Provinsi Jawa Timur rata-rata usia menarche sebesar 36,5 % pada usia
13-14 tahun, sebesar 2,3 % pada usia 9-10 tahun dan 0,1 % pada usia 6-8 tahun.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi usia menarche, diantaranya :
status gizi, penyakit, kelainan fisik, audio visual, lingkungan sosial, genetik, dan
psikologi. Status gizi dapat diinterpretasikan dari indeks antropometri berat badan
menurut IMT. Berat badan dapat mempengaruhi status gizi dalam kaitannya
terhadap usia menarche. Menurut Acharya, dkk. Dalam Pujiani (2012) perbaikan
nutrisi akan berdampak kepada penurunan usia menstruasi pertama. Menarche
dini lebih cenderung ditemui pada wanita dengan status nutrisi yang baik atau
lebih.
Menarche dini dapat berpengaruh pada perubahan secara cepat dan
mendadak yang mempengaruhi psikologi karena anak belum siap menerima
kedatangan menstruasi. Masalah fisik yang mungkin timbul adalah kurangnya
kebersihan diri (personal hygiene) sehingga dapat berisiko terjadinya infeksi
saluran kemih (ISK) (Atikah dan Maisaroh, 2009). Sedangkan menurut Helm
dalam Pujiani (2012), usia menarche dini merupakan faktor resiko terjadinya
kanker ovarium. Oleh karena itu, tenang kesehatan hendaknya dapat memberikan
penyuluhan tentang menarche dikalangan remaja putri, baik dari faktor-faktor
yang mempengaruhi serta akibatnya. Peran orang tua dan guru sebagai pendidik
juga tak luput untuk menciptakan lingkungan dimana mereka merasa aman untuk
bertanya dan mendapatkan bimbingan.

Yuliasari,Lilis. 2016
Hubungan Paparan Media dengan Usia Menarche pada Siswi Kelas V dan
VI di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta.

Berdasarkan penelitian, Indonesia termasuk negara dimana anak dengan usia


dibawah 12 tahun telag mengalami manarche dini. Hal tersebut tentunya tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi usia manarche di kalangan remaja:

1. Faktor genetik
2. Sosial ekonomi
3. Psikologis
4. Lemak tubuh
5. Status gizi
6. Aktivitas fisikal
7. Audio visual

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pubertas pada remaja:

1. Lingkungan sosial
2. Besarnya keluarga
3. Pendapatan isi keluarga
4. Tingkat pendidikan orang tua
Journal of Nutrition College,
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012,
Halaman 115-126
FAKTOR RISIKO KEJADIAN MENARCHE DINI PADA REMAJA
Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita,
dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan
lapisan endometrium. Menarche terjadi pada periode pertengahan pubertas atau
yang biasa terjadi 6 bulan setelah mencapai puncak percepatan pertumbuhan. Usia
menarche bervariasi dari rentang umur 10–16 tahun, akan tetapi usia menarche
dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12–14 tahun.Membaiknya
standar kehidupan berdampak pada penurunan usia menarche ke usia yang lebih
muda (menarche dini). Kondisi menarche dini ini dikaitkan dengan pubertas
prekoks yang terjadi pada anak di usia kurang dari 12 tahun.
Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik merupakan
indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu keluarnya
Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH). Berdasarkan beberapa penelitian
disebutkan bahwa asupan zat gizi yang meliputi asupan lemak, protein (hewani
dan nabati), serat dan kalsium berperan penting sebagai penentu usia menarche
remaja putri
Faktor risiko kejadian menarche dini

1. Asupan Lemak sebagai Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini

Seseorang dengan riwayat asupan lemak lebih berisiko 4 kali lebih besar untuk
mengalami menarche dini dibandingkan seseorang dengan asupan lemak tidak
lebih. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan di Jerman pada subjek Dortmund
Nutritional and Anthropometric Longitudinally Designed (DONALD)

2. Asupan Protein Hewani sebagai Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini

Asupan protein hewani akan meningkatkan fase luteal. Akan tetapi jika
dikonsumsi berlebih akan berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi puncak
Luiteinizing Hormone (LH) dan mengalami pemanjangan fase folikuler yang akan
mempercepat seseorang untuk memasuki awal pubertas.

3. Asupan Serat sebagai Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini

Pada penelitian ini ditemukan adanya hubungan bermakna antara asupan


serat tidak lebih dengan kejadian menarche dini. Seseorang dengan asupan serat
tidak lebih yang dikontrol oleh asupan lemak dan kalsium memiliki risiko 13 kali
untuk mengalami menarche dini dibandingkan dengan mereka yang
mengkonsumsi serat lebih setiap harinya.

Dimana diketahui bahwa serat makanan terutama jenis serat larut air
berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol. Berkurangnya jumlah
kolesterol dapat menurunkan kadar leptin dalam darah. Leptin berpengaruh pada
sekresi GnRH dan hormon estrogen yang digunakan untuk mengawali pubertas.
Pengaruh serat terhadap kadar kolesterol dikaitkan dengan metabolisme asam
empedu. Serat makanan dapat menyerap asam empedu yang disintesis dari
kolesterol di dalam hati. Konsumsi serat yang tinggi dapat mengeluarkan lebih
banyak asam empedu melalui feses. Sehingga perlu pembuatan asam empedu baru
dari persediaan kolesterol, yang berdampak pada penurunan jumlah kolesterol.
Disisi lain, asupan serat tinggi berhubungan dengan penurunan konsentrasi
estradiol yang akan menurunkan risiko kanker payudara dalam mekanisme
reproduksi hormon steroid

4.. Asupan Kalsium sebagai Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini

Berdasarkan jurnal ini diketahui bahwa ada keterkaitan antara asupan


kalsium dengan kejadian menarche dini, dimana semakin tinggi asupan kalsium
seseorang maka usia menarche akan semakin dini pula. Dimana diketahui bahwa
susu yang kaya kalsium akan mengirimkan sinyal fisiologis untuk mengatur
pertumbuhan somatik dan mekanisme lain yang berhubungan dengan kematangan
reproduksi. Diketahui pula IGF-1 (Insulin-Like Growth Factor 1) terlibat dalam
pertumbuhan somatik dan kematangan reproduksi. IGF-1 merupakan bagian dari
protein susu yang strukturnya mirip dengan insulin. IGF-1 juga berkorelasi
dengan asupan kalsium dan susu untuk mempercepat usia menarche.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

Kasus :
Dini, anak berusia 8 tahun ketika bangun tidur, terkejut melihat tempat
tidurnya terdapat bercak merah dan berbau amis. Ini adalah hari keduanya
menemukan bercak merah tersebut. Sebelumnya ia hanya menemukan bercak
merah itu di celana dalamnya. Ia merasa takut dan malu akan keadaannya tetapi
tidak menceritakan kejadian itu pada orang tuanya. Ia panik dan stress mengapa
hal ini bisa terjadi. Ia pun tetap pergi ke sekolah hari ini.
Di sekolah bercak merah tersebut muncul lagi hingga nembus ke rok
sekolahnya. Teman-teman yang melihat hal terebut menertawakannya dan
beberapa ada yang mengadu kepada guru. Guru tersebut melihat lalu memanggil
ibu Dini untuk menjemput Dini dari sekolah. Ibu dini pun terkejut, melihat bercak
merah terbut, lalu membawa Dini ke BPM Bidan Sukma.
Setibanya di BPM, Dini pun menceritakan kondisinya kepada bidan. Ia
mengatakan bahwa sudah dua hari ini bercak merah tersebut muncul, ia mengeluh
nyeri di bagian perut bawah dan sakit bagian punggul. Bidan menjelaskan secara
detail kepada klien bahwa menarche itu normal terjadi oleh setiap perempuan
namun tidak normal jika terjadi pada usia dibawah 12 tahun. Dini dan ibunya
cemas mendengar hal tersebut. Bidan pun kembali menjelaskan bahwa menarche
dini ini terjadi karena faktor hormon, status gizi, dan juga bisa disebabkan oleh
paparan media massa. Bidan pun memberikan asuhan kebidanan secara
menyeluruh kepada Dini.
3.1. Asuhan Kebidanan dengan Langkah Varney
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Nona Dini
Dengan Diagnosa Menarche Dini di BPM
Bidan Sukma Tanggal 03 Mei 2019

Pengumpulan Interpretasi Diagnosa Tindakan Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi


Data Data Potensial Segera
Hari/Tanggal : Diagnosa : Tidak ada Tidak ada 1. Informasikan 1. Menginformasik 1. Nona Dini dan
Jumat/03 Mei Remaja kondisi Nona Dini an kondisi Nona ibunya mengerti
2019 perempuan kepada nona Dini Dini kepada dengan
dengan dan Ibunya. nona Dini dan kondisinya.
Subjektif : menarche dini Ibunya, bahwa ia
 Muncul menarche dini,
bercak Dasar : yaitu menstruasi
merah Karena nona pertama di usia
 Nyeri perut Dini telah yang muda.
bagian mengalami
bawah menstruasi 2. Ajari nona Dini 2. Bidan mengajari 2. Nona Dini tahu
 Sakit bagian pertamanya di cara menjaga dan nona Dini cara bagaimana cara
pinggul usia 7 tahun. membersihkan menjaga dan untuk menjaga
organ intim membersihkan dan
Objektif: Masalah : organ intim. membersihkan
 Tinggi badan Nyeri perut Dengan cara organ intimnya.
Dini : 130 bagian bawah, setelah buang air
cm dan sakit bagian kecil (BAK) atau
 Berat badan : pinggul Buang Air Besar
45 kg (BAB), basuh
Kebutuhan : dengan air bersih
 Pernapasan  Beritahu hasil dari arah depan
20x/menit, pemeriksaan ke belakang lalu
 Suhu 35ºC kepada nona hindari pakaian
 Nadi Dini dan dalam yang ketat
90x/menit, ibunya dan lembab.
 Tekanan  Anjurkan
darah 100/65 periksa 3. Anjurkan kepada 3. Menganjurkan 3. Ibu Dini
mmHg laboratorium ibu untuk selalu kepada ibu untuk bersedia untuk
memperhatikan selalu selalu
nona Dini. memperhatikan memperhatikan
nona Dini. nona Dini.

4. Anjurkan nona Dini 4. Menganjurkan 4. Nona Dini


mengkomsumsi nona Dini bersedia
makanan bergizi. mengkomsumsi mengonsumsi
makanan bergizi. makanan bergizi
Seperti sayuran yang dibutuhkan
hijau dan buah- tubuhnya.
buahan.

5. Anjurkan nona Dini 5. Menganjurkan 5. Nona Dini


berolahraga dan nona Dini bersedia untuk
informasikan berolahraga dan berolahraga dan
tujuannya. menginformasika paham
n tujuannya yaitu tujuannya
untuk
melancarkan
peredaran darah,
kebugaran tubuh,
dan rileks.

3.2.Asuhan Kebidanan dengan Pedokumentasian SOAP


Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Nona Dini
Dengan Diagnosa Menarche Dini di BPM
Bidan Sukma Tanggal 03 Mei 2019

Subjektif(S) Objektif(O) Assesment(A) Planning(P)


 Muncul bercak Objektif: Diagnosa : 1. Informasikan kondisi Nona Dini
merah  Tinggi badan Dini : 130 cm Remaja perempuan kepada nona Dini dan Ibunya.
 Nyeri perut  Berat badan : 45 kg dengan menarche 2. Ajari nona Dini cara menjaga dan
bagian bawah  Pernapasan 20x/menit dini membersihkan organ intim
 Sakit bagian  Suhu 35ºC 3. Anjurkan kepada ibu untuk selalu
pinggul  Nadi 90x/menit memperhatikan nona Dini.
 Tekanan darah 100/65 mmHg 4. Anjurkan nona Dini
mengkomsumsi makanan bergizi.
5. Anjurkan nona Dini berolahraga
dan informasikan tujuannya.
BAB IV
Penutupan
4.1. Kesimpulan
Menarche muncul pada usia 10-15 tahun pada masa pubertas, namun saat ini
cukup banyak ditemukan remaja yang mengalami menarche lebih dini usia ≤
10 tahun dan hal tersebut banyak ditemukan pada anak yang memiliki berat
badan berlebih. Bukan hanya itu, faktor terjadinya menarche dini juga karena
faktor genetik, sosial ekonomi, aktivitas fisikal, dan audio visual. Diperlukan
bimbingan bidan atau tenaga medis lainnya dn orang tua.

4.2. Saran
Pergeseran kejadian menarche dini ke masa kanak-kanak perlu mendapat
perhatian lebih dari pihak sekolah dasar. Beberapa contoh kegiatan terkait
kesehatan reproduksi yang dapat digalakkan di sekolah yaitu Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan memasukkan materi-materi kesehatan
dan reproduksi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
(Penjaskes), menjalin kerjasama dengan ahli gizi untuk memberikan
penyuluhan gizi pada anak-anak SD mengenai pola makan yang baik dan
sehat, pelatihan dokter kecil pada anak-anak SD yang berprestasi dengan
pemberian contoh perilaku hidup sehat sehari-hari. Pihak sekolah juga perlu
mengadakan sidak terhadap penjual makanan jajanan di sekolah atau dengan
mendirikan kantin sehat.
Daftar Pustaka

Jamie S. Nutrition in Adolescence. 2008. In : Mahan LK, Escott-Stump S.


Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy. Philadelphia: Saunders: p.
246-253.
Putri, F.R., Wesiana. 2014. Indeks Massa Tubuh Berpengaruh Terhadap Usia
Menarche Pada Siswi Kelas 5 dan 6 di SDN 01 Wiyung Surabaya. Jurnal
Ilmiah Kesehatan: hal 73-79.
Susanti, A.V., Sunarto. 2012. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada
Remaja di SMP N 30 Semarang. Journal of Nutrition College: P.115-126.
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan
Solusinya. Jakarta: Salemba Medika: hal.12-15.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama: hal. 107-124.
Yuliasari, Lilis. 2016. Hubungan Paparan Media dengan Usia Menarche pada
Siswi Kelas V dan VI di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Aisyiah.

Anda mungkin juga menyukai