Anda di halaman 1dari 8

Nama : Atika Nanda Ummi.

K
NIM : 32019015

S1 KEBIDANAN / SEMESTER 2
DOSEN PENGAMPU : TRIANI YULIASTANTI, M.Kes

“ MENYUSUN RESUME BERDASARKAN READING JURNAL “


1. KEHAMILAN

PENDAHULUAN

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan


masalah besar di negara berkembang, sekitar 25-50% kematian wanita
usia subur disebabkan karena masalah yang berhubungan dengan
kehamilan. WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahun
meninggal pada saat hamil atau bersalin yaitu pada tahun 1996.
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis tetapi setiap saat dapat
menghadapi berbagai risiko komplikasi yang mengancam ibu dan janin
(Depkes RI 2006).
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010
pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) masih tetap tinggi walaupun
sudah terjadi penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi
228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatal (AKN)
19 per 1.000 Kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Propinsi Bali tahun
2010 (37 kasus) dengan penyebab kematian yaitu: 25 % perdarahan, 18 %
pre eklamsi –eklamsia, 4 % emboli, 40 % karena penyebab non obstetrik
(Dinas Kesehatan Propinsi Bali, 2009- 2010).
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406
8179 15
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan
dan segera setelah persalinan (SKRT 2007) yaitu: perdarahan (28%),
eklampsi (24%), infeksi (11%), penyebab tidak langsung kematian
ibu adalah tiga terlambat dan empat terlalu, yaitu terlambat mengenal
tanda bahaya serta mengambil keputusan, terlambat mencapai sarana
fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas
kesehatandan faktor empat terlalu yaitu :terlalu muda melahirkan kurang
dari 20 tahun, terlalu sering melahirkan lebih dari tiga anak, terlalu dekat
jarak anak kurang dari dua tahun dan terlalu tua untuk
melahirkan lebih dari 35 tahun. Asuhan antenatal harus difokuskan pada
intervensi yang telah terbukti bermanfaat mengurangi angka kesakitan
dan kematian ibu dan bayi yang harus di lakukan dengan baik oleh tenaga
Kesehatan khususnya bidan. Salah satu peran bidan dalam masyarakat
adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat, khususnya ibu
hamil sehingga dapat diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
tentang pentingnya asuhan antenatal yang dapat mempengaruhi sikap
ibu hamil agar melaksanakan antenatal care secara teratur sehingga
mampu mendektesi.secara dini tanda bahaya kehamilan.
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


menggunakan metode analitik korelasional yaitu mencari hubungan
antara variabel yang satu dengan yang lainuntuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan
keteraturan melaksanakan Antenatal Care. Rancangan yang dipakai
adalah cross sectional yaitu merupakan rancangan penelitian dengan
melakukan jurnal kenidanan.

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA


BAHAYA KEHAMILAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 46 ibu hamil


primigravida trimester III yang memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas Pembantu Dauh Puri ditemukan sebanyak 67,4% memiliki
tingkat pengetahuan baik, dan sebanyak 32,6% memiliki pengetahuan
cukup. Pengetahuan adalah salah satu factor yang mempengaruhi
seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil
dalam keteraturan melaksanakan antenatal care.
Berdasarkan penelitian Nur Islami Dewi tentang hubungan pengetahuan
ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan keteraturan
melaksanakan antenatal di Puskesmas Arjuwingun kota Malang tahun
2010, bahwa responden yang mempunyai pengetahuan cukup dan kurang
lebih banyak melakukan kunjungan ANC yang tidak teratur daresponden
yang mempunyai pengetahuan baik Sebagian besar melakukan kunjungan
ANC yang teratur, hal ini disimpulkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan yang baik cenderung akan melakukan kunjungan ANC yang
teratur.

KETERATURAN MELAKSANAKAN ANTENATAL CARE

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 46 ibu hamil


primigravida trimester III yang memeriksakan kehamilannya
diPuskesmas.
Pembantu Dauh Puri, lebih dari setengahnya teratur melaksanakan
antenatal care sehingga dapat dikatakan bahwa ibu hamil
telah memenuhi ketentuan atau standar untuk melakukan perawatan dan
pemeriksaan kehamilan dengan baik dan teratur. Jadwal kunjungan
dilakukan minimal satu kali pada trimester pertama (sebelum usia
kehamilan 14 minggu), satu kali pada trimester kedua (antara usia
kehamilan 14 –28 minggu), dan satu kali pada kunjungan pada trimester
ketiga (antara usia kehamilan 28-36 minggu) Masih ada ibu hamil yang
tidak teratur melaksakan antenatal care sesuai dengan jadwal yaitu
sebanyak 36,04%. Antenatal care (ANC) adalah pelayanan kesehatan
oleh tenaga Kesehatan professional untuk ibu selama kehamilannya
yang dilakukan sesuai standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan.
Salah satu pilar safe motherhood menyebutkan bahwa asuhan antenatal
dilakukan dengan tujuan agar dapat memantau perkembangan
kehamilan seta dapat mendeteksi kelainan atau komplikasi yang
menyertai kehamilan sehingga dapat ditangani secara dini dan benar.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat ditari kesimpulan


sebagai berikut Sebagian besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Pembantu Dauh dengan wawancara sehingga didapatkan hasil yang lebih
baik, dan diharapkan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruh
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan keteraturan
melaksanakan antenatal care.

 LINK : file:///C:/Users/HP14s-dk0075AU/Downloads/10-Article
%20Text-40-1-10-20180225.pdf
2. NIFAS DAN MENYUSUI
Pada masa nifas seorang ibu juga harus menjalankan kewajibannya, yaitu
menyusui. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh
dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.
Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik.
Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal
yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat
dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui
sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi
manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional
yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan
sosial yang lebih baik (Roesli, 2009). Psikologis ibu dalam menyusui juga
sangat menentukan apakah ASInya keluar dengan lancar atau tidak. Proverawati
dan Rahmawati (2010) menyatakan keadaan ibu yang stress, khawatir ASInya
kurang bisa menyebabkan produksi ASI berkurang. Kristiansari (2009)
menjelaskan kenapa hal tersebut muncul dikarenakan jika ibu cemas maka
hormon oksitosin tidak dapat keluar sehingga mempengaruhi let-down reflex
keluarnya ASI terhambat, yang memicu bendungan ASI di payudara. Tak
kalah pentingnya gizi ibu juga mempengaruhi keberhasilan menyusui, beberapa
penilitian membuktikan ibu dengan gizi yang baik, umumnya mampu menyusui
bayinya selama minimal 6 bulan. Sebaliknya ibu yang gizinya kurang, biasanya
tak mampu menyusui selama itu, bahkan tidak jarang air susunya tidak keluar.
Ibu membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk dapat menyusui
bayinya dengan sukses. Sebanyak 300 kalori yang dibutuhkan oleh bayi berasal
dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui
tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya
seimbang, dan asalkan si ibu selalu memenuhi rasa laparnya (Proverawati dan
Asfuah, 2009). Survey awal untuk mengetahui tentang status gizi dan keadaan
psikologis ibu nifas 1 – 7 hari kaitannya dengan produksi ASI pada tanggal 7
April - 21 April 2011 diperoleh data ibu menyusui yang sebelumnya
melahirkan di BPS Sri Wanito Rahayu Dawe Kudus bulan Februari - Maret
2011 sejumlah 40 orang.

 LINK : https://www.google.com/search?
q=jurnal+nifas+dan+menyusui&oq=jurnal+nifas&aqs=chrome.0.69i5
9j69i57.3519j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8

3. BAYI DAN BALITA


Usia 0-2 tahun adalah periode emas sebab dalam periode ini terjadi
perkembangan saraf oak tercepat khususnya mielinisasi. Berdasarkan
penelitian para ahli kecepatan pertumbuhan
otakmanusiamencapaipuncaknya 2 kaliyaitupada masa janin
diusiakehamilanmingguke 15 -20 danusiakehamilan mingguke 30 sampai
bayiberusia 18 bulan. 5 Perkembangan anak adalah perubahan psikofisik
hasil proses pematangan fungsi psikis dan fisik anak yang ditunjang oleh
faktor lingkungan danproses belajar dalam kurun waktu tertentu menuju
kedewasaan. Perkembanga anak terdiri dari : perkembangan motorik,
bahasa, bicara, dan perkembangansosial. Perkembangangerakan motorik
terdiri dari perkembangan motorik kasar dan motoric
halus.Perkembangan motorik kasar berkaitan dengan gerakan yang
dipengaruhi oleh ketrampilan otot besar seperti duduk,berdiri dan
berjalansedangkankemampuan motorik halusberkaitandengan gerakan
yang dipengaruhi oleh ketrampilansyaraf-syarafhalus seperti : memegang
benda dengan telunjuk dan ibujari. Kemampuan tersebut berkembang
sejalan dengan pertambahan usia dan kematangan saaf-saraf serta otot-
otot anak. Pemantauan perkembangan anak tersebut salah satunya dapat
dilakukan dengan menggunakan KPSP.

 LINK : https://www.google.com/search?
q=JURNAL+TENTANG+BAYI+DAN+BALITA&oq=JU&aqs=chro
me.0.69i59l3j69i57j46l2j0l2.5264j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8

4. REMAJA
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-
anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis
ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks primer dan
seks sekunder sedangkan secara psikologis ditandai dengan sikap dan
perasaan, keinginan dan emosi yang labil atau tidak menentu.
Hurlock (1990) membagi fase remaja menjadi masa remaja awal dengan
usia antara 13-17 tahun dan masa remaja akhir usia antara 17-18 tahun.
Masa remaja awal dan akhir menurut Hurlock memiliki karakteristik
yang berbeda dikarenakan pada masa remaja akhir individu
telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati dewasa.
Menurut Desmita (2011) masa remaja ditandai dengan sejumlah
karakteristik pentingyang meliputi pencapaian hubungan yang
matang dengan teman sebaya, dapat menerima
.dan belajar peran sosial sebagai pria atau
wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat, menerima keadaan fisik dan
mampu menggunakanya secara efektif,
mencapai kemandirian emosional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya, memilih dan
mempersiapkan karier dimasa depan sesuai
dengan minat dan kemampuannya,
mengembangkan sikap positif terhadap
pernikahan hidup berkeluarga dan memiliki
anak, mengembangkan keterampilan
intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan
sebagai warga negara, mencapai tingkah laku
yang bertanggung jawab secara sosial dan
memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

 LINK : file:///C:/Users/HP14s-dk0075AU/Downloads/730-1849-1-
SM%20(1).pdf
5. LANSIA

Kualitas hidup lansia dipengaruhi berbagai faktor seperti kesehatan fisik,


kesehatan psikologis, hubungan sosial dan
lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan
keseimbangan terhadap kualitas hidup lansia di Kota
Depok. Penelitian quasi experiment ini dilakukan pada dua kelompok; 30
lansia sebagai kelompok kontrol dan 30 lansia
sebagai kelompok perlakuan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah multistage random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa latihan keseimbangan berpengaruh
signifikan, meningkatkan kualitas hidup lansia
(p<0,001). Hal ini disebabkan karena latihan keseimbangan dapat
meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan psikologis,
hubungan sosial dan lingkungan. Latihan keseimbangan lansia dapat
digunakan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup pada lansia di komunitas. Penelitian
selanjutnya dapat melakukan penelitian pada
kelompok usia yang berbeda untuk mengetahui keefektifan latihan
keseimbangan lansia.
Latihan keseimbangan meningkatkan kualitas
hidup lansia. Hal ini sejalan dengan Hewitt,
Refshauge, Goodall, Henwood, dan Clemson
(2014) menyebutkan bahwa latihan keseimbangan yang dilakukan
terhadap 300 lansia selama
enam bulan di Australia menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup lansia di panti. Kualitas
hidup yang menurun akibat penuaan dapat ditingkatkan dengan latihan
ini. Santos, Dantas, dan Moreira
(2011) mengatakan bahwa latihan yang salah
satunya berisi latihan keseimbangan yang dilakukan oleh 323 lansia
perempuan .

 LINK :
file:///C:/Users/HP14s-dk0075AU/Downloads/Documents/584-3078-
3-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai