KATA SULIT
Obat peluruh haid/ penggugur kandungan
Risiko tinggi kehamilan : Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam
kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan dan
ketidak puasan.
3 terlambat 4 terlalu : Penyebab tidak langsung kematian ibu
Kasus 3 terlambat, meliputi : 1. Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil
keputusan. 2. Terlambat dirujuk ke fasilitas kesehatan. 3. Terlambat ditangani oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kasus 4 terlalu, meluputi : 1. Terlalu tua hamil (diatas usia 35 tahun) 2. Terlalu muda hamil
(dibawah usia 20 tahun) 3. Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) 4. Terlalu dekat jarak antar
kelahiran (kurang dari 2 tahun)
Angka kematian ibu : banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian
terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri
atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan, per 100.000 kelahiran hidup.
kematian yang terjadi saat kehamilan, atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa
memperhitungkan durasi dan tempat kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh kehamilan
atau pengelolaan kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan”
(WHO, 2004)
Imr
SDKI 2012 : Standar Diagnosis Keperawatan Indonedia merupakan salah satu standar yang di
butuhkan dalam penyelenggaraan praktik keperawatan di Indonesia
PERTANYAAN
1. Bagaimana cara perhitungan AKI ?
4. Kondisi apa saja yang sering menjadi penyebab kematian ibu di dunia dan di indonesia?
Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca
kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu –
sekitar 75% dari total kasus kematian ibu – adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat
kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2014). Untuk kasus
Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014)
penyebab utama kematian ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada tahun 2013)
dan hipertensi (27.1% pada tahun 2013).
5. Apa upaya yang dilakukan untuk menurunkan AKI?
The Health Policy Project (2003), konsep safe motherhood sendiri memiliki enam pilar utama,
yaitu:
1. Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki
akses terhadap informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu,
jumlah, dan jarak kehamilan.
2. Perawatan Antenatal – Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor
risiko yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala
bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik.
3. Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam
proses persalinan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk
mendukung persalinan yang aman; serta menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi
perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan komplikasi
kehamilan.
4. Perawatan Postnatal – Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada
ibu dan bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta
mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.
5. Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa
komplikasi aborsi terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang
permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien, serta memberikan
layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.
6. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS – mendeteksi, mencegah, dan
mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS kepada bayi; menghitung risiko infeksi di
masa yang akan datang; menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV dan AIDS
untuk mendorong upaya pencegahan; dan – jika memungkinkan – memperluas upaya
kontrol pada kasus-kasus transmisi IMS, HIV dan AIDS dari ibu ke bayinya.
PSIKOLOGIS
Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang
merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga, sekolah,
teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses
pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini
dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.
pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka
(self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain yag membuat remaja sangat
memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image).
perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat
kemungkinan penyimpangan perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya
seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya, serta aktivitas pergaulan seksual yang
membahayakan
Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK),
infeksi, partus lama/macet, dan abortus
2.3. Penatalaksanaan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu
deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan
kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan persalinan.29 Anjurkan setiap
ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali
dengan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga. 30
Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang dilaksanakan untuk menemukan
penyimpangan secepat mungkin. Deteksi dini kehamilan risiko tinggi adalah upaya penjaringan
dan penyaringan yang dilaksanakan untuk menemukan gejala kehamilan risiko tinggi sejak
awal.34 Hal-hal yang termasuk dalam deteksi dini kehamilan risiko tinggi, yaitu usia ibu hamil
kurang dari 20 tahun, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun, jumlah anak 3 orang atau lebih, Jarak
kelahiran kurang dari 2 tahun Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, Ibu dengan berat
badan < 45 kg sebelum kehamilan, Ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm, Riwayat
kehamilan dan persalinan sebelumnya (perdarahan, kejangkejang, demam tinggi, persalinan
lama, melahirkan dengan cara operasi, dan bayi lahir mati).35
Upaya penurunan AKI merupakan salah satu target Kementerian Kesehatan. Beberapa program
yang telah dilaksanakan antara lain Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke puskesmas di kabupaten/kota;
safe motherhood initiative, program yang memastikan semua perempuan mendapatkan
perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya
(tahun 1990); dan Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996 (Mi’raj, 2017). Selain itu, telah
dilakukan penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk
mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir kepada masyarakat. Upaya
lainnya yaitu strategi Making Pregnancy Safer (tahun 2000). Selanjutnya pada tahun 2012
diluncurkan Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka
menurunkan AKI dan neonatal sebesar 25% (Rahmi, 2016). Selain upaya yang dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan melalui berbagai program dan kegiatan untuk menurunkan AKI tersebut,
mulai tahun 2007, pemerintah melalui Kementerian Sosial juga melaksanakan sebuah program
yang mendukung upaya penurunan AKI, karena salah satu fokusnya adalah ibu hamil yang
terdapat dalam rumah tangga miskin. Program tersebut adalah Program Keluarga Harapan
(PKH), yang membuka akses keluarga miskin yang menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM),
termasuk ibu hamil untuk memanfaatkan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di
sekitar mereka. Kewajiban KPM PKH di bidang kesehatan antara lain adalah melakukan
pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil. Berbagai upaya untuk menurunkan AKI yang dilakukan
oleh pemerintah tersebut akan lebih efektif jika didukung oleh semua pihak.
4. MM audit maternal perinatal
4.1. Definisi
suatu serangkaian sebab kematian atau kesakitan ibu , perinatal dan neonatal guna mencegah kesakitan
atau kematian serupa dimasa mendatang . pengkajian yang dilakukan harus menerapkan prinsip
menghormati dan melindungi semua pihak yang terkait , baik individu maupun instansi
4.2. Tujuan
AMP dapat dimanfaatkan untuk menggali permasalahan yang berperan atas kejadian morbiditas dan
mortalitas yang berakar pad pasien / keluarga, petugas kesehatan, manajemen layanan , serta kebijakan
pelayanan. Melalui kegiatan ini diharapkan para pengelola program KIA di Kota Tegal dan para pemberi
layanan ditingkat dasar da rujukan dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor – faktor yang
berpengaruh tersebut.
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat
penurunan AKI dan AKB.
4.3. Proses
A. Persiapan
B. Pelaksanaan AMP
C. Pencatatan dan pelaporan
D. Pemantauan dan evaluasi
5. MM pandangan islan ttg aborsi dan hub suami istri diluar nikah
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang
menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama kelamaan sistem kekebalan
tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada
tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.
Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV
di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan
pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.
PENULARAN
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah,
ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya
selama kehamilan dan persalinan. Orang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti
mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air. (WHO, 2019)
a) Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar HIV.
( 2 ) Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina.
( 3 ) Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu. Kenyataannya 25-35% dari semua bayi
yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan
anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
b) Memiliki infeksi menular seksual lainnya seperti sifilis, herpes, klamidia, kencing nanah, dan vaginosis
bakterial.
c) Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya dan solusi obat
ketika menyuntikkan narkoba.
d) Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi jaringan, prosedur medis yang
melibatkan pemotongan atau tindakan yang tidak steril.
e) Mengalami luka tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk diantara pekerja kesehatan.
f) Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang memiliki banyak pasangan lain
PENCEGAHAN
1. A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah.
2. B (Be Faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti
pasangan).
3. C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan kondom.
5. E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan,
pencegahan dan pengobatannya.