Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRANIKAH PADA KASUS


RISIKO TINGGI DI KANTOR URUSAN AGAMA BADAS
KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

VITA HAYIN RAHMAWATI

NIM. 201908128

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang

didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat

masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari

ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi

43 minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017

tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil

mencapai 590.984 jiwa (Kemenkes RI, 2018).

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan

mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan

calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga

disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan

menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada

masa kehamilan (Johnson, 2016). Kehamilan merupakan suatu kondisi

fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat berubah menjadi kehamilan

patologis (Walyani, 2015).

Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau

penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil (Sukarni & Wahyu, 2013)

2
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu

kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu bahkan

setelah persalinan (Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan

medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi,

sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih

besar (Robson and Waugh, 2012).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan

suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat

disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan.

Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat

oleh kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk

kematian ibu hamil yang diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri,

2017).

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)

mencatat sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat

komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak

99% diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara berkembang,

pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran

hidup, dibandingkan dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per

100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).

3
AKI di Indonesia dalam data Kemenkes pada tahun 2016 terdapat

sekitar

305 per 100.000 kelahiran hidup (Astuti, 2016). Di Jawa Tengah, Angka

Kematian Ibu pada tahun 2016 mencapai 602 kasus atau 109,65 per 100.000

kelahiran hidup, yang mana angka kematian tertinggi ada di Brebes dengan 52

kasus serta angka kematian terendah ada di Temanggung dan Magelang

dengan jumlah masing-masing 3 kasus (Dinkes Jawa Tengah, 2017).

AKI diakibatkan karena risiko yang dihadapi oleh ibu selama masa

kehamilan hingga persalinan. Beberapa faktor risiko yang dapat

mempengaruhi kesehatan ibu hamil meliputi kondisi sosial ekonomi yang

menjadi salah satu indikator terhadap status gizi ibu hamil, kesehatan yang

kurang baik pada saat sebelum maupun dalam masa kehamilan, adanya

komplikasi pada kehamilan dan saat melahirkan, adanya ketersediaan fasilitas

kesehatan khususnya pelayanan terhadap prenatal dan obstetri. Selain itu,

terdapat 4 kriteria “terlalu” yang juga menjadi penyebab kematian dalam

maternal, yaitu terlalu muda usia ibu untuk melahirkan (usia < 20 tahun),

terlalu tua usia ibu saat melahirkan (usia > 35 tahun), terlalu banyak jumlah

anak (anak > 4 orang), dan terlalu rapat jarak antar setiap kelahiran (jarak < 2

tahun) (Dinkes Jawa Tengah, 2017).

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global dalam

Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016 hingga

4
tahun 2030 yang merupakan pembaharuan Millenium Development Goals

(MDGs) atau agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada

tahun 2015. Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu kondisi

kehamilan dan persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang dilahirkan

dapat hidup dengan sehat, yang dilakukan dengan pencapaian target dalam

mengurangi rasio kematian ibu secara global hingga kurang dari 70 per

100.000 kelahiran (WHO, 2017).

Asuhan kebidanan pada Ny. S usia 44 tahun dengan Resiko Tinggi di

KUA Pare.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada kasus Resiko tinggi

secara komprehensif

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif pada pada px dengan resiko

tinggi.

b. Melakukan pengkajian data objektif pada px dengan resiko tinggi.

c. Melakukan analisa pada px dengan resiko tinggi.

d. Melakukan penatalaksanaan pada px dengan resiko tinggi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan

5
Sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk study kasus

selanjutnya.

1.3.2 Bagi Lahan Praktik

Study kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk

meningkatkan manajemen kebidanan yang diharapkan oleh lahan

praktik.

1.3.3 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat

khususnya remaja-remaja tentang penataksanaan dismenorhea primer..

1.3.4 Bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta

dapat mengaplikasikan pada penanganan di kalangan remaja.

1.3.5 Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan dapat lebih meningkatkan pendidikan kesehatan

berupa penyuluhan kesehatan kepada remaja tentang penatalaksanaan

dismenorhea primer

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka

2.1.1 Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko

meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi

komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal

umumnya. Penyebab kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena

kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status

sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah.

Pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan

dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.

Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi

jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat

cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap

7
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat

mempengaruhi keadaan kehamilannya.

Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan

untuk mengalami komplikasi di bandingkan wanita yang hamil dibawah

usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi (Rikadewi,2010).

2.1.2 Faktor Kehamilan Resiko Tinggi

2.1.2.1 Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun.

Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan

dengan kualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa

dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun

sampai umur 30 tahun. Penyulit pada kehamilan remaja salah

satunya pre eklamsi lebih tinggi dibandingkan waktu reproduksi

sehat. Keadaan ini disebabkab belum matangnya alat reproduksi

untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun

perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 1998).

2.1.2.2 Kehamilan pertama setelah 3 tahun atau lebih pernikahan

2.1.2.3 Kehamilan kelima atau lebih

2.1.2.4 Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2

tahun.

8
Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium

mengalami perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan

sebelumnya yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di

tempat implantasi plasenta. Adanya kemunduran fungsi dan

berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian

korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga

kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan

yang berhubungan dengan letak dan keadaan plasenta.

2.1.2.5 Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah

melahirkan

Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm,

memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature,

karena lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.

2.1.2.6 Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, Diabetes, Tiroid, Jantung,

Paru,Ginjal, dan penyakit sistemik lainnya)

Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis, diabetes, penyakit

ginjal atau lupus, akan meningkatkan risiko terkena preeklamsia.

Kehamilan dengan hipertensi esensial atau hipertensi yag telah ada

sebelum kehamilan dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala

mejadi pre eklamsi tidak murni. Penyakit gula atau diabetes

mellitus dapat menimbulkan pre eklamsi dan eklamsi begitu pula

9
penyakit ginjal karena dapat meingkatkan tekanan darah sehingga

dapat menyebabkan pre eklamsi.

2.1.2.7 Kehamilan dengan keadaan tertentu ( Mioma uteri, kista ovarium)

Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa

kelainan letak bayidan plasenta, terhalangnya jalan lahir,

kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak

setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa

menyebabkan keguguran. Sebaliknya, kehamilan juga bisa

berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri

cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor

yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga

menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor

bisa terputar.

2.1.2.8 Kehamilan dengan anemia ( Hb kurang dari 10,5 gr %)

Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala

pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan

lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita

hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.

Penyakit terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam

tubuh semasa mengandung.Faktor yang mempengaruhi terjadinya

anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi,

10
kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Anemia dalam

kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin

di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai

hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan

nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian hemodilusi.

2.1.3 Deteksi dini kehamilan risiko tinggi

Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang

dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan secepat mungkin. Deteksi

dini kehamilan risiko tinggi adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang

dilaksanakan untuk menemukan gejala kehamilan risiko tinggi sejak

awal.23 Hal – hal yang termasuk dalam deteksi dini kehamilan risiko tinggi,

yaitu: usia ibu hamil kurang dari 20 tahun,usia ibu hamil lebih dari 35

tahun,jumlah anak 3 orang atau lebih, jarak kelahiran kurang dari 2

tahun,Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm,ibu dengan berat badan <

45 kg sebelum kehamilan,ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm,riwayat

kehamilan dan persalinan sebelumnya (perdarahan, kejang-kejang, demam

tinggi, persalinan lama, melahirkan dengan cara operasi, dan bayi lahir

mati).

2.1.4 Resiko Yang dapat Dialami

11
Beberapa risiko yang dapat dialami wanita hamil yang usianya lebih dari 35

tahun adalah:

2.1.4.1 Penyakit diabetes gestasional

Wanita hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko terkena penyakit

diabetes gestasional yang lebih tinggi karena pengaruh hormon

kehamilan. Oleh karena itu, Anda harus mengontrol kadar gula

dalam darah Anda melalui asupan makanan yang sehat. Jangan lupa

untuk tetap melakukan olahraga untuk mencegah penyakit tersebut

memburuk. Beberapa kondisi mungkin mengharuskan Anda untuk

mengonsumsi obat. Diabetes gestasional yang tidak diobati dapat

menyebabkan bayi tumbuh lebih besar dan akan mempersulit proses

kelahiran.

2.1.4.2 Penyakit hipertensi gestasional

Wanita hamil di atas usia 35 tahun juga rentan menderita hipertensi

gestasional (tekanan darah tinggi selama kehamilan). Hipertensi

gestasional dapat mengurangi suplai darah ke plasenta. Periksakan

selalu kehamilan Anda ke dokter secara rutin. Dokter akan selalu

memantau tekanan darah Anda serta pertumbuhan dan

perkembangan janin. Tekanan darah yang selalu dikontrol, makan

makanan yang sehat, dan olahraga teratur dapat mencegah tekanan

darah tinggi semakin memburuk. Jika kondisinya semakin buruk,

12
mungkin Anda perlu mengonsumsi obat dengan resep dokter atau

mungkin harus melahirkan bayi Anda sebelum waktunya untuk

mencegah terjadinya komplikasi.

2.1.4.3 Kelahiran prematur dan bayi BBLR

Kehamilan di usia 35 tahun atau lebih berisiko untuk melahirkan

bayi prematur. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis, bayi

kembar, atau masalah lainnya. Wanita di atas 35 tahun mempunyai

peluang yang lebih tinggi untuk hamil kembar atau lebih, terutama

jika kehamilan terjadi dengan bantuan terapi kesuburan. Bayi lahir

prematur (sebelum usia kandungan 37 minggu) biasanya mengalami

BBLR (Berat Badan Bayi Rendah). Hal ini dikarenakan

pertumbuhan dan perkembangan bayi belum sempurna saat

dilahirkan. Bayi yang lahir terlalu kecil dapat meningkatkan risiko

bayi memiliki masalah kesehatan pada usia selanjutnya.

2.1.4.4 Bayi lahir Caesar

Kehamilan pada usia lebih tua atau di atas 35 tahun meningkatkan

risiko ibu menderita komplikasi penyakit saat hamil sehingga bayi

harus dilahirkan dengan operasi caesar. Salah satu keadaan yang

menyebabkan bayi harus dilahirkan lewat operasi caesar adalah

13
plasenta previa, yaitu keadaan plasenta yang menghalangi leher

rahim (serviks).

2.1.4.5 Ketidaknormalan kromosom

Bayi yang lahir dari wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih

dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh

kelainan kromosom, seperti Down syndrome. Semakin tua usia ibu

saat hamil, semakin besar kemungkinan bayi terkena Down

syndrome.

2.1.4.6 Keguguran atau kematian saat lahir

Kedua hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis ibu atau kelainan

kromosom pada bayi. Risiko ini meningkat seiring dengan

bertambahnya usia ibu di atas usia 35 tahun. Untuk mencegah hal ini

terjadi sebaiknya periksakan kehamilan Anda secara rutin, terutama

selama minggu-minggu terakhir kehamilan.

2.1.5 Penatalaksanaan

Beberapa risiko tersebut dapat diminimalkan oleh ibu hamil dengan selalu

menjaga kesehatan ibu dan janin saat kehamilan. Anda harus selalu

memeriksakan kehamilan agar mengetahui kondisi kehamilan Anda. Di

bawah ini merupakan cara untuk menjaga kehamilan Anda.

2.1.5.1 Periksakan kehamilan secara rutin

14
Sebaiknya periksakan kehamilan Anda ke dokter secara rutin,

minimal 3 kali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Anda

dan janin serta untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit

saat hamil. Lebih baik lagi jika Anda sudah mulai memeriksakan

kondisi tubuh Anda sebelum hamil.

2.1.5.2 Konsultasi dengan tenaga kesehatan

Anda harus mengetahui apa saja yang harus Anda lakukan dan

perawatan apa yang harus Anda jalani untuk mencegah penyakit

saat hamil, serta untuk mencegah bayi lahir prematur dan bayi

BBLR. Tes darah untuk mengetahui risiko kelainan kromosom

sebelum bayi lahir mungkin diperlukan.

2.1.5.3 Jaga asupan makan

Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi yang diperlukan untuk

dirinya dan janin. Memakan banyak makanan yang bervariasi

membantu Anda untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang

diperlukan tubuh. Zat gizi penting, seperti asam folat dan kalsium

Sebaiknya makan lebih sering dalam porsi kecil. Anda dapat

mendapatkan karbohidrat dari nasi, jagung, kentang, dan roti;

sumber lemak baik dari ikan, alpukat, sayuran hijau, dan minyak

15
nabati; sumber protein dari daging, ayam, ikan, tahu, tempe; serta

sumber vitamin dan mineral dari sayuran dan buah-buahan.

2.1.5.4Kontrol kenaikan berat badan

Konsultasikan dengan tenaga kesehatan berapa kenaikan berat

badan yang harus Anda capai. Semakin banyak berat badan yang

Anda miliki sebelum hamil, semakin kecil kenaikan berat badan

yang harus Anda capai ketika hamil. Dan sebaliknya, semakin

sedikit berat badan yang Anda miliki sebelum hamil, semakin

banyak berat badan yang harus Anda tambah selama kehamilan.

Kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan dapat

mengurangi risiko ibu hamil terkena penyakit diabetes gestasional

dan hipertensi gestasional.

2.1.5.5 Olahraga teratur

Olahraga teratur dapat membantu Anda mengontrol berat badan,

membuat tubuh lebih sehat, dan juga untuk mengurangi stres.

Selain itu, juga dapat membantu Anda menjalani proses persalinan

dengan mudah. Anda dapat mengikuti kelas senam ibu hamil atau

melakukannya sendiri di rumah dengan gerakan-gerakan yang tidak

16
memberatkan Anda dan janin. Konsultasikan dengan dokter Anda

sebelum Anda melakukan olahraga.

2.1.5.6 Hindari stres

Wanita hamil di atas usia 35 tahun biasanya memiliki beberapa

kecemasan tentang kesehatan bayi dalam kandungannya, bahkan

takut mengalami keguguran. sebaiknya bicarakan apa yang Anda

rasakan dengan dokter Anda dan orang sekitar Anda, seperti suami,

saudara, atau teman. Hal ini bisa mengurangi beban pikiran Anda.

2.1.5.7 Jauhi asap rokok dan minuman beralkohol

Asap rokok dapat meningkatkan risiko penyakit pada ibu hamil dan

bayi BBLR, sedangkan minum minuman beralkohol dapat

meningkatkan risiko bayi mengalami keterlambatan fisik dan

mental.

2.1 Hasil penelitian berdasarkan Jurnal Ilmiah

Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan Ditentukan Oleh Pengetahuan

Dan Dukungan Tenaga Kesehatan

17
Hasil penelitian, dari 3 determinan hanya 2 determinan yang menentukan

upaya deteksi dini risiko tinggi kehamilan yaitu pengetahuan dan dukungan

tenaga kesehatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan

ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan resiko tinggi maka semakin tinggi pula

kemampuan ibu dalam melakukan deteksi dini resiko tinggi kehamilan. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian Rr. Galuh Ajeng Indu Dewi, Agus Sulistyono,

Mahmudah yang berjudul Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap

Kemampuan Ibu Hamil dalam Melakukan Deteksi Dini Risiko Perdarahan Pasca

Persalinan dan Preeklamsia. Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan kemampuan deteksi dini. Menurut asumsi

peneliti Pengetahuan tentang manfaat deteksi dini resiko tinggi pada kehamilan

menyebabkan seorang ibu hamil mempunyai sikap yang positif dan akan

mempengaruhi ibu untuk melakukan deteksi dini resiko tinggi kehamilan dan

pemeriksaan antenatal care sedini mungkin ke petugas kesehatan.Penelitian ini

menunjukkan dukungan dari tenaga kesehatan menentukan upaya deteksi dini

resiko tinggi kehamilan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nirmala,dkk tahun 2014 mengenai hubungan pengetahuan, dukungan suami

dan dukungan tenaga kesehatan dengan pemeriksaan kehamilan di puskesmas

kotabumi udik lampung utara.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dukungan tenaga kesehatan

dengan kunjungan antenatal care. Menurut asumsi peneliti dukungan dari petugas

18
kesehatan akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku ibu hamil, ibu yang

mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan akan berperilaku positif dengan

melakukan upayadeteksi dini resiko tinggi pada kehamilan dan juga

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Tinggi

Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care Di Rsud Pandan

Arang Boyolali

Hasil penelitian penelitian ini bertujuan menguji adanya hubungan

pengetahuan ibu terhadap resiko tinggi dan kepatuhan ibu terhadap

kunjungan peiayanan antenatal. Hasil penelitian menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan pengetahuan dan kepatuhan ibu terhadap

kunjungan pelayanan antenatal, yang mana ibu yang patuh periksa

ketempat tenaga kesehatan memiliki resiko lebih kecil terdapat

komplikasi.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON PENGANTIN

PADA NY. S USIA 44 TAHUN DENGAN RESIKO TINGGI

DI KANTOR URUSAN AGAMA PARE

3.1 Data Subjektif

19
Anamnesa dilakukan oleh : Di : KUA

Tanggal : Pukul :

3.1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : Nama Suami :

Umur : Umur :

Suku/ Bangsa : Suku/Bangsa :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Alamat :

3.1.2 Alasan kunjungan saat ini

Keluhan utama

3.1.3 Riwayat menstruasi

 Menarche :

 Siklus menstruasi :

 Lama :

 Banyaknya darah :

 Konsistensi :

 Dysmenorhoe :

 Flour albus :

Warna:.-..... Bau:-........... Gatal:-.............

3.1.4 Riwayat kesehatan keluarga

20
a. Keturunan kembar :

Dari pihak siapa :-

b. Penyakit keturunan : Dari pihak siapa: -

Jenis penyakit :-

c. Penyakit lain dalam keluarga : Dari pihak siapa: -

Jenis penyakit :-

3.1.5 Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit menahun :

 Penyakit menurun :

 Penyakit menular :

3.1.6 Latar belakang budaya dalam keluarga

 Kebiasaan/upacara adat istiadat :

 Kebiasaan keluarga yang menghambat :

 Kebiasaan keluarga yang menunjang :

 Dukungan dari keluarga yang lain :

3.1.7 Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi :

Keluhan yang dirasakan :

b. Pola Eliminasi :

Keluhan yang dirasakan :

21
c. Pola istirahat tidur :

d. Keluhan yang dirasakan :

e. Pola Aktivitas :

f. Keluhan yang dirasakan :

g. Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll :

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll :

h. Personal Hygiene

Mandi, keramas, gosok gigi :

Ganti celana dalam dan pembalut :

Cara membersihkan genetalia :

Keluhan yang dirasakan :

3.2 Data Objektif

3.2.1 Pemeriksaan Umum

 Kesadaran :

 TD :

 Suhu :

 Nadi :

 RR :

22
 BB sekarang :

 TB :

 IMT :

 LILA :

3.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. INSPEKSI

 Kepala :

 Muka : Kelopak mata :

Conjungtiva :

Sklera :

 Mulut dan gigi : Bibir :

Lidah :

Gigi :

 Hidung : Simetris :

Sekret :

Kebersihan :

 Leher : Pembesaran vena jugularis :

Pembesaran kelenjar thyroid:

Pembesaran kelenjar getah bening :

 Dada : pembesaran/benjolan :

 Perut : Pembesaran :

23
Bekas luka operasi :

 Ekstremitas atas dan bawah : Oedema :

Varises :

b. PALPASI

 Leher : Pembesaran vena jugularis :

Pembesaran kelenjar thyroid:

Pembesaran kelenjar getah bening :

 Dada : Benjolan/ Tumor :

Keluaran :

 Perut : Pembesaran lien/ liver :

 Ekstremitas atas dan bawah : Oedema :

c. AUSKULTASI:

Dada :

Perut :

d. PERKUSI

1. Reflek Patela : kanan.....(+)....., Kiri.......(+)........

2. Perut :

3.2.3 Pemeriksaan laboratorium

- Hb :

- Golongan darah :

24
- Albuminuria :

- Reduksi Urine :

3.2.4 Pemeriksaan penunjang

3.3 ANALISA/DIAGNOSA:

Diagnosis :

Masalah :

Kebutuhan :

3.4 INTERVENSI

3.5 IMPLEMENTASI

25
3.6 EVALUASI

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan

mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan

calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga

disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan

26
menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada

masa kehamilan (Johnson, 2016). Kehamilan merupakan suatu kondisi

fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat berubah menjadi kehamilan

patologis (Walyani, 2015).

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko

meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi

komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal

umumnya. Penyebab kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena

kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status

sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah.

Pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan

dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.

Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi

jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat

cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap

mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat

mempengaruhi keadaan kehamilannya.

Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan

untuk mengalami komplikasi di bandingkan wanita yang hamil dibawah

usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi (Rikadewi,2010).

4.1.1 Subjektif

27
Menurut teori merupakan informasi yang dicatat dan diperoleh dari hasil

wawancara langsung kepada pasien/klien atau dari keluarga dan tenaga

kesehatan identitas meliputi :

4.1.1.1 Riwayat Kesehatan

4.1.1.2 Riwayat Obstetri

4.1.1.3 Pola Kebiasaan Sehari hari

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi akurat dan semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Dalam prakteknya pengkajian

sudah dilakukan sesuai dengan teori, meliputi pengkajian data subjektif,

sehingga dalam melakukannya pengkajian data subjektif sudah dilakukan

sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

4.1.2 Objektif

Menurut teori data yang diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi,

palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan data

tersebut meliputi :

4.1.2.1 Pemeriksaan Fisik

4.1.2.2 Pemeriksaan Sistemis

28
4.1.2.3 Pemeriksaan Penunjang

Pada langkah ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari

pemeriksaan yang dilakukan langsung kepada pasien dan semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien. Dalam prakteknya pengkajian sudah

dilakukan sesuai dengan teori, meliputi pengkajian data objektif, sehingga

dalam melakukan pengkajian data objektif sudah dilakukan sesuai dengan

teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

4.1.3 Diagnosa Kebidanan / Analisa

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan

sehingga ditemukan masalah atau diagnose spesifik. Dilahan prektek

interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak

ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

Diagnosa pada Ny. S yaitu Mengalami resiko tinggi apabila nanti

terjadi kehamilan dikarenakan usia Ny S diatas 35 tahun.

4.1.4 Intervensi / Perencanaan

Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan

interprestasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang

sudah ada. Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan

29
interpretasi data yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dengan praktek.Perencanaan pada kasus diatas

adalah memberitahu hasil pemeriksaan pada Ny. S memberikan pendidikan

kesehatan tentang deteksi dini resiko tinggi. Ini sejalan dengan penelitian

(Siti Khadijah,2018) Hasil penelitian, dari 3 determinan hanya 2 determinan

yang menentukan upaya deteksi dini risiko tinggi kehamilan yaitu

pengetahuan dan dukungan tenaga kesehatan. Penelitian ini menunjukkan

bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan

resiko tinggi maka semakin tinggi pula kemampuan ibu dalam melakukan

deteksi dini resiko tinggi kehamilan. Kemudian menganjurkan ibu apabila

nanti hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya ketempat tenaga

kesehatan agar apabila ada komplikasi dapat ditangani dengan segera.

Penelitian (Erni Damayanti,2009) hasil penelitian penelitian ini

bertujuan menguji adanya hubungan pengetahuan ibu terhadap

resiko tinggi dan kepatuhan ibu terhadap kunjungan peiayanan

antenatal. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan pengetahuan dan kepatuhan ibu terhadap kunjungan

pelayanan antenatal, yang mana ibu yang patuh periksa ketempat

tenaga kesehatan memiliki resiko lebih kecil terdapat komplikasi.

4.1.5 Penatalaksanaan

30
Menurut teori penatalaksanaan disesuaikan dengan rencana

manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.

Pada kasus diatas pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktik.

4.1.6 Evaluasi

Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan

asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai

dengan diagnosanya. Pada kasus ini evaluasi sudah dibuat sesuai dengan

teori dan perencanaan serta pelaksanaan yang ada, sehingga dalam kasus

ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.

Pada kasus Ny. S evaluasi sudah dilakukan dengan teori. Evaluasi

pada kasus ini adalah hasil pemeriksaan telah disampaikan, pendidikan

kesehatan tentang deteksi dini resiko kehamilan dan kepatuhan untuk

periksa ketenaga kesehatan. .Ny. S bersedia melakukan apa yang telah

dianjurkan bidan, Nn S dapat menjelaskan kembali informasi yang telah

disampaikan bidan dengan baik.

31
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah ada dapat diambil garis besar dengan pemantauan yang

lebih teliti, dari asuhan kebidanan pada pra nikah didapatkan ibu yang

32
mengalami resiko tinggi. Data yang sudah ada mencangkup semua permasalahan

yang ada pada ibu. Penyebab kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena

kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status

sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. faktor utama pada penyebab resiko

tinggi karena usia ibu sudah diataa 35 tahun.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Ibu

Bagi ibu yang mengalami resiko tinggi hendaknya memeriksakan

dirinnya ke bidan atau ke puskesmas untuk mengetahui cara deteksi dini

resiko tinggi dan cara mengurangi resiko.

5.2.2 Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan asuhan

kebidanan pada ibu resiko tinggi dengan tetap dalam proses belajar

mengajar dan perbaiki praktek pembelajaran jadi lebih efektif dan lebih

efesien sehingga kualitas sumber daya di institusi meningkat

5.2.3 Bagi Penulis

Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahunan

tentang resiko tinggi pada kehamilan sehingga kedepannya dapat

33
memberikan asuhan yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan

berkualitas

34

Anda mungkin juga menyukai