Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

SIKLUS KEPERAWATAN MATERNITAS


“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER I”

KELOMPOK U’20

OLEH
NIDYA SARI , S.Kep
NIM: 1941312058

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
A. LANDASAN TEORITIS KEHAMILAN RESIKO TINGGI TRIMESTER I
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan
sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu
(Masriroh, 2013).
Kehamilan trimester pertama adalah periode kehamilan dari mulai terjadinya
konsepsi sampai usia kehamian (antenatal) belum mencapai 14 minggu. Antenatal atau
masa kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang dapat diikuti proses patologis yang
mengancam keadaan ibu dan janin (Hutahaean, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care
untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga
ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).

2. Kehamilan Resiko Tinggi


Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam
kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan,ketidaknyamanan
dan ketidakpuasan (Widiastuti, 2014). Dengan demikian untuk mengahadapi kehamilan
atau janin risiko tinggi harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif
dan preventif (Eka, 2012). Sampai pada waktunya, harus diambil sikap tepat dan cepat
untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya dipilih ibunya saja (Rochyati, 2003).
Keadaan yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu secara tidak langsung disebut
sebagai faktor risiko, semakin banyak faktor risiko yang ditemukan pada kehamilan
maka semakin tinggi pula risikonya (Syafrudin, 2009). Komplikasi pada saat kehamilan
dapat dikategorikan dalam risiko kehamilan, sebanyak 90% penyebab kematian
terjadi karena komplikasi obstetriyang tidak terduga saat kehamilan, saat persalinan atau
pasca persalinan dan 15% kehamilan diperkirakan berisiko tinggi dan dapat
membahayakan ibu dan janin (Syaifudin, 2014).

3. Kriteria Kehamilan Beresiko


Kehamilan berisiko terbagi menjadi tiga kriteria yang dituangkan dalam bentuk
angka atau skor. Angka bulat yang digunakan dalam penilaian yaitu 2, 4 dan 8 pada
setiap variabel dan kemudian dijumlahkan menjadi total skor akhir (Rochyati, 2003).
Berdasarkan total skor kehamilan berisiko dibedakan menjadi:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KKR)
Kehamilan risiko rendah dimana ibu seluruh ibu hamil berisiko terhadap
kehamilanya untuk ibu hamil dengan kehamilan risiko rendah jumlah skor 2 yaitu
tanpa adanya masalah atau faktor risiko. Persalinan dengan kehamilan risiko rendah
dalam dilakukan secara normal dengan keadaan ibu dan bayi sehat, tidak dirujuk
dan dapat ditolong olehbidan (Rochyati, 2003).
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
Kehamilan risiko tinggi dengan jumlah skor 6 -10, adanya satu atau lebih penyebab
masalah pada kehamilan, baik dari pihak ibu maupun bayi dalam kandungan yang
memberi dampak kurang menguntungkan baik ibu atau calon bayi. Kategori KRT
memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat (Rochyati, 2003).
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST )
Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST)Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST)
dengan jumlah skor ≥ 12. Ibu hamil dengan dua atau lebih faktor risiko meningkat
dan memerlukan ketepatan waktu dalam melakukan tidakan rujukan serta
pertolongan persalinan yang memadai di Rumah Sakit ditantangani oleh Dokter
spesialis. Hasil penelitian menunjukan bahwa KRST merupakan kelompok risiko
terbanyak penyebab kematian maternal (Widarta, 2015).

4. Pengelompokkan Faktor Risiko Tinggi Kehamilan


a. Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan. Faktor genetika yaitu faktor keturunan dan
faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh pendidikan dan social
b. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil atau keadaan yang dapat merangsang
kehamilan. Kebiasaan ibu seperti merokok, minum-minuman alcohol, kecanduan
obat, dll. Penyakit yang mempengaruhi kehamilan misalnya hipertensi gestasional,
toksemia gravidarum
c. Factor risiko saat persalinan
d. Factor risiko saat neonates

5. Batasan factor risiko


a. Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO) merupakan banyak faktor atau kriteria-kriteria
risiko kehamilan. Ibu hamil primi muda, primi tua, primi tua sekunder, anak terkecil
≤ 2 tahun, tinggi badan (TB) ≤ 145 cm, riwayat penyakit, kehamilan hidramnion dan
riwayat tindakan ini merupakan faktor fisik pertama yang menyebabkan ibu hamil
beresiko (Walsh, 2012).
1) Primi muda ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun, dimana pada usia
tersebut reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan, kondisi rahim dan
panggul yang masih kecil, akibat dari ini janin mengalami gangguan. Disisi lain
mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan. Bahaya yang terjadi
jika usia terlalu muda yaitu prematur, perdarahan antepartum, perdarahan
postpartum (Rochyati, 2003). Hasil penelitian di salah satu rumah sakit, ibu hamil
yang dikategorikan dalam primi muda sangat rendah yakni hanya mencapai angka
1,7% (Widarta, 2015). Faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya
komplikasi persalinan adalah ibu yang berumur < 20 tahun (Walsh, 2012).
2) Primi tua
a) lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan pertama setelah
masa pernikahan dan pasangan tidak menggunakan alat kontrasepsi KB
(Rochyati, 2003)
b) Pada umur ibu ≥ 35 tahun dan mengalami kehamilan. Usiatersebut
dikategorikan usia tua, ibu dengan usia tersebut mudah terserang penyakit,
kemungkinan mengalami kecacatan untuk bayinya dan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR), cacat bawaan sedangkan komplikasi yang dialami oleh ibu
berupa pre-eklamsi, mola hidatidosa, abortus (Rochyati, 2003). Menurut hasil
penelitian usia ≥ 35 tahun kemungkinan 2,954 kali mengalami komplikasi
persalinan (Riski, 2014).
3) Primi tua sekunder, ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak persalinan
sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu tersebut seolah menghadapi
kehamilan yang pertama lagi. Kehamilan ini dapat terjadi pada ibu yang
mempunyai riwayat anak pertama mati atau ibu yang mempunyai anak terkecil
hidup berumur 10 tahun, serta pada ibu yang tidak menggunakan KB (Rochyati,
2003)
4) Anak terkecil ≤ 2 tahun, ibu yang mempunyai anak pertama terkecil ≤ 2 tahun
namun telah mengalami kehamilaan berikutnya. Jarak kehamilan ≤ 2 tahun
kondisi rahim belum kembali seperti semula, selain itu ibu masih dalam proses
menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir,
bayi lahir namun belum cukup umur sehingga menyebabkan berat badan bayi
lahir rendah (BBLR) < 2.500 gram (Fitriani, 2012). Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan
≥ 5 tahun mempunyai kemungkinan 1,25 kali mengalami komplikasi persalinan,
ibu hamil yang pemeriksaan kehamilannya kurang kemungkinan mengalami 0,396
kali komplikasi pada saat persalinan, ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko
tinggi kategori kurang kemungkinan 0,057 kali mengalami komplikasi
persalinan(Riski, 2014)
5) Multigrande yaitu ibu yang pernah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau
lebih, komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi, dan
kekendoran pada dinding rahim. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kelainan
letak janin, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan, dan rahim robek pada
kelainan letak lintang (Rochyati, 2003). Sedangkan grandemultipara adalah ibu
yang pernah melahirkan lebih dari 6 kali atau lebih, baik bayi dalam keadaan
hidup atau mati (Rustam, 2015)
6) Usia ibu hamil 35 tahun atau lebih. Ibu hamil pada usia ini dapat mengalami
komplikasi seperti ketuban pecah dini (KPD), hipertensi, partus lama, partus
macet dan perdarahan post partum. Komplikasi tersebut mungkin dialami oleh ibu
hamil pada usia tersebut dikarenakan organ jalan lahir sudah tidak lentur dan
memungkinkan mengalami penyakit (Rochyati, 2003). Kejadian kehamilan resiko
tinggi dipengaruhi oleh umur dan paritas. Kehamilan resiko tinggi mayoritas
berumur ≥ 35 tahun dan terjadi pada grandemultipara (Kurniawati, 2015).
Menurut hasil penelitian di Kota Yogyakarta faktor resiko ibu hamil adalah
anemia (33,1%), usia yang terlalu muda dan tua (24,7%), Lila < 23,5 (21,7%),
grandemultigravida (9%), riwayat abortus lebih dari sekali (4,2 %) (Pratiwi, 2013)
7) Tinggi Badan (TB) 145 cm atau kurang. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu
ukuran panggul ibu sebagai jalan lahir sempit namun ukuran kepala janin tidak
besar atau ketidaksesuaian antara janin dan jalan lahir. Kemungkinan ukuran
panggul ibu normal, sedangkan ukuran kepala janin besar (Rochyati, 2003).
Komplikasi yang terjadi yaitu BBLR, prematur, bayi mati dalam kandungan
(Rochyati, 2003)
8) Ibu hamil dengan riwayatobstetri jelek dengan kondisi: ibu hamil kedua dimana
kehamilan pertama mengalami keguguran, meninggal di dalam kandungan, lahir
dalam keadaan belum cukup umur, lahir mati, dan lahir hidup kemudian mati pada
usia ≤ 7 hari, kehamilan sebelumnya pernah keguguran sebanyak ≥ 2 kali
(Rochyati, 2003). Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan kehamilan dan
meninggalnya janin dalam kandungan pada ibu adalah adanya penyakit seperti
diabetes mellitus, radang saluran kencing dan lain-lain (Manuaba, 2010)
9) Persalinan yang lalu dengan tindakan persalinan ditolong oleh alat bantu seperti
cunam/forcep/vacum, uri manual (manual plasenta), pemberian infus/transfusi
pada saat proses persalinan dan operasi sectio caesarepada persalinan (Rochyati,
2003)
b. Ada Gawat Obstetri tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
Beberapa penyakit ibu hamil yang dikategorikan sebagai gawat obstetri yaitu
anemia, malaria pada ibu hamil, penyakit TBC, payah jantung, diabetes mellitus,
HIV/AIDS, toksoplasmosis (Rochyati, 2003).
c. Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO. Adanya ancaman nyawa ibu dan bayi yaitu
perdarahan antepartum, dan preeklamsia atau eklamsia (Rochyati, 2003).

6. Faktor penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi


a. Factor non medis
Faktor non medis penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi yaitu kemiskinan,
ketidaktahuan, pendidikan rendah, adat istiadat, tradisi, kepercayaan, status
gizi,sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk
memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba
kekurangan (Sulistiyanti, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan, pendapatan ibu dan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dengan
kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) (Lili, 2015). Terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan (Wulandari,
2014).
b. Factor medis
Penyakit ibu dan janin, kelainan obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat,
komplikasi janin, penyakit neonates dan kelainan genetik (Sulistiyanti, 2013).

7. Adaptasi Fisologis dan Psikologis pada Masa Kehamilan


a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
1) Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I adalah :
a) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan
rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada 33 trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
c) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga
usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
d) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness
tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
e) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan
secara fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal
yang dapat mempengaruhi pola tidur.
f) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri)
tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala /
pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor
fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan
depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi
di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
h) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
i) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron
yang menyebabkan tubuh menahan air.
2) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2010), perubahan psikologis pada trimester I adalah:
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benarbenar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau bahkan merahasiakannya.
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a) Reaksi-reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being”
menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b) Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.
c) Maternal role attainment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
d) Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e) Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang
membutuhkan support.
f) Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan
janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
g) Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan
mulai dapat diobservasi.
h) Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu
mungkin menarik diri dari orang lain.

8. Perkembangan Janin Kehamilan Trimester I


a. Minggu ke-1
Minggu ini merupakan proses pembentukan antara sperma dan telur yang
memberikan informasi bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah
mempunyai segala bekal ginetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom
manusia.
b. Minggu ke-2
Perubahan terjadi pada akhir minggu ke dua.  Sel telur  yang telah dibuahi membelah
dua. Sambil terus membelah,sel telur bergerak di dalam lubang falop menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morulla.pada hari ke-12 jumplahnya
telah bertambah dan  membantu blastocyst terpaud pada endometrium
c. Minggu ke-3
Sampai usia kehamilan tiga minggu, sel telur membelah menjadi ratusan dan akan
menempel pada dinging rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil berdiameter
0,1 – 0,2 mm
d. Minggu ke-4
Bayi membentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (chorionic
Gonadotropin – HCG ) saat ini terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta
jantung dan aorta.
e. Minggu ke-5
Terbentuk 3 lapisan yaitu, eksoderm, mesoderm dan endoderm. Eksoderm adalah
lapisan yang paling atas yang akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut dan
seterusnya mementuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan mesoderm
berada pada lapisan tengah yang akan membantuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan endoderm yaitu lapisan paling dalam yang
akan membentuk usus, hati, pangkreas dan pundi kecil.
f. Minggu ke-6
Ukuran embrio rata-rata 2-4mm yang diukur dari puncak, hingga bokong. Saraf
sepanjang punggung bayi telah tertutup sistem pernafasan dan sistem pencernaan
mulai terbentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki
mulai tampak
g. Minggu ke-7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Kira kira
sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan
tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu
pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru
h. Minggu ke-8
Panjaang kira-kira 14 sampai 20 mm. Bayi sudah mulai berbentuk diantaranya
pemebntukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Anggota tanggan serta kaki
juga berbentuk walaupun belum sempurna
i. Minggu ke-9
Telingga bagian luar mulai berbentuk, kaki dan tangan terus berkembang, berikut jari
kaki dan tangan mulai tampak. DJJ mulai terdengar, panjang sekitar 22-30 mm dan
beratnya sekitar 4 gram.
j. Minggu ke-10
Semua organ penting mulai bekerjasama, pertumbuhan otak meningkat dengan cepat
hampir 250.000 sel saraf baru di produksi setiap menit. Bayi mulai seperti manusia
kecil dengan panjang 32-40 mm dan berat 7 gram.
k. Minggu ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm, baik rambut, kuku jari tanggan dan
kakinya mulai tumbuh. Posisi bayi mulai berputar dan bisa dirasakan ibu.
l. Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil, jari-jari tangan dan kaki yang
mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada dalam rongga perut akibat
meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin meningkat, panjangnya sekitar
63 mm dan beratnya 14 gram.

9. Ketidaknyamanan pada Trimester I serta Cara Mengatasinya


a. Ngidam makanan
Tidak seharusnya menimbulkan kekawatiran asal cukup berganti dan makanan yang
di idamkan bukan makanan yang tidak sehat
b. Morning sickness
- Minum teh panas dengan gula saat bangun dan sebelum berjalan
- Makan porsi sedikit tapi sering yang bergizi
c. Hipersalivasi
- Gunakan pembersih mulut jika diperlukan
- Kunyahlah permen karet dan hisaplah permen yang keras
d. Sering berkemih atau nokturia
- Berkemihlah sesuai keperluan sekurang-kurangnya setiap 2 jam
- Tingkatkan mium air putih dan hindari cafein
e. Nyeri ulu hati
- Makan sedikit demi sedikit tapi sering
- Hindari makanan yang berlemak
f. Keringat bertambah
- Pakailah pakaian yang menyerap keringat atau dari bahan katun
- Banyak minum sedikit sedikit sesuai kebutuhan
- Mandi setelah keringat kering
g. Sakit kepala
- Lakukan latihan nafas dalam dan tehnik relaksasi supaya bisa rileks
- Mium 7 -8 gelas sehari sepaya idak mengalami dehidrasi
- Istirahatlah yang cukup dan makan sesuai gizi seimbang
h. Keputihan
- Tingkatkan kebersihan alat vital
- Hindari pakaian ketat dan CD yang terlalu ketat
- Setiap kali bak cebok dan ganti CD setelah mandi
i. Hidung tersumbat atau berdarah
- Gunakan pavorizer udara dingin
- Hindri penggunaan obat-obatan kombinasi
(Kusmiyati, Yuni. 2009)

10. Factor-faktor yang Menyebabkan Penyulit Persalinan


Berdasarkan Machmudah (2010), penyulit persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:
a. Faktor Usia
Ibu yang hamil diatas usia 35 tahun atau lebih memiliki resiko tinggi dalam
melahirkan seperti kehamilan kembar, distosia, preeklamsi/eklamsia, hipertensi
dalam kehamilan dan kehamilan premature. Ibu yang melahirkan pertama kali pada
usia 19 tahun juga memiliki resiko komplikasi pada kehamilan pada saat melahirkan
dan nifas (Manuaba, 2009).
b. Paritas
Persalinan lama lebih sering terjadi pada ibu multipara atau grandemultipara karena
pada dinding abdomen atau uterus terdapat jaringan perut karena kehamilan
sebelumnya yang dapat menghambat proses kontraksi (Cumingham, 2006).
c. Jarak Kehamilan
Proses pemulihan pada ibu postpartum memerlukan waktu kurang lebih enam
minggu namun organ reproduksi akan kembali kekondisi sebelum hamil memerlukan
waktu dalam hitungan bulan bukan tahun. Jika terjadi kehamilan berikutnya selama
masa dua tahun dimungkinkan akan terjadi berturut - turut dalam jangka waktu
singkat menyebabkan pembuluh darah belum siap beradaptasi dengan adanya
peningkatan jumlah volume darah pada waktu hamil (Machmudah, 2010).
d. Aktivitas Selama Kehamilan
Kondisi ibu hamil juga dipengaruhi oleh aktivitas ibu selama hamil. Ibu hamil yang
banyak bergerak selama hamil akan dapat mempengaruhi (mempercepat) proses
persalinan (Machmudah, 2010). Ibu hamil yang banyak melakukan aktivitas berat,
misalnya mengangkat beban berat dan kerja berat dapat meningkatkan resiko
terjadinya persalinan premature (Bobak, 2005).
e. Kunjungan
Antenatal Care Kunjungan antenatal idealnya dilakukan segera setelah ibu hamil
(terlambat haid) dengan tujuan untuk memastikan kehamilan dan untuk melihat
kondisi kesehatan ibu dan janin. Pengawasan antenatal memberikan menfaat dengan
ditmukannya kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan (pada kasus plasenta
previa, preeklamsia). Kunjungan ibu hamil untuk memriksakankehamilannya
minimal 6 kali selama periode kehamilan (Kemenkes, 2007). Melakukan
pemeriksaan secara dini dan pengobatan secara teratur dapat menurunkan resiko
komplikasi selama persalinan dan nifas (Machmudah, 2010).
11. Data focus pada masa kehamilan
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester I:
a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi pusat
pernafaasan, CO2 menurun dan O2 meningkat akan bermanaat bagi janin. Kehamilan
menyebabkan hiperventilasi, dimana keadaan CO2 menurun.
b. Nutrisi
Kalori 200 gr/dL, Protein 30 gr/hari untuk pertumbuhan dan perkembangan bulan
kehamilan serta kenaikan protein plasma dan HB ibu hamil. Kenaikan berat badan
antara 6-19 kg dan sebelum 20 minggu adaln 2 kg/bulan.
c. Personal Hygiene
Harus selalu dijaga selama kehamilan, mandi untuk perawata kulit, karena fungsi
ekskresi meningkat (keringat). Kebersiahan payudara harus dijaga menggunakan
minyak telon kemudian dibilas denga air bersih.
d. Eliminasi
Pada trimester 1 ibu cenderung BAK karena rahim membesar dan menekan kandung
kemih sehingga sering BAK. Pengaruh progesterone, gerakan peristaltik usus
menurun sehingga terjadi konstipasi.
e. Seksual
Libido menurun karena sering mual dan muntah
f. Periksa kehamilan
Pada trimester 1 dijadwalkan untuk kunjungan ulang denga interval 4 minggu
g. Istirahat/tidur
Ibu hamil dianjurkan menentuka pola istirahat dengan baik guna menunjang
kesehatan ibu dan janin.
h. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit
yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.

12. Komplikasi Kehamilan


Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi
yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat kecelakaan
(kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).

13. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Menurut Wiknjosastro (2002), penatalaksanaan yaitu:
a. Diet dan Pengawasan Berat Badan
b. Merokok
c. Obat-obatan
d. Kebersihan dan Pakaian
e. Koitus
f. Perawatan Gigi
g. Imunisasi
h. Perawatan Payudara
14. WOC
Trimester I
B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang.
b. Riwayat kesehatan :
 Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke rumah
sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haaid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
 Riwayat Pembedahan :
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedhan,
kapan, oleh siapa dan diamna tindakan tersebut berlangsung.
 Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
 Riwayat kesehatan keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari geneogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
 Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah,
bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluhan yang menyertainya.
 Pola aktifitas sehari-hari :
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAK/BAB), istirahat
tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
c. Pemeriksaan fisik
1) Kelenjar tiroid
Tingkat metabolic dan ritme, termasuk keteraturan menstruasi pada usia subur,
diatur oleh kelenjar tiroid. Efek aktifitas tiroid sangat luas. Oleh karena itu,
observasi tingkah laku, penampilan, kulit, mata, rambut, dan status
kardiovaskular merupakan hal yang penting.
2) Payudara
Pemeriksaan ginekologi dilakukan dengan mula-mula memeriksa payudara
untuk menetapkan data dasar tentang keadaan normal. Akan tetapi, pemeriksa
harus waspada terhadap kemungkinan keganasan.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul (Nanda, 2018- 2020).
a. Kontipasi berhubungan dengan peningkatan absorsi air di saluran gastrointestinal
b. Resiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan mual-muntah
c. Resiko Jatuh terhadap janin berhubungan dengan pusing selama kehamilan

3. NOC-NIC

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Eliminasi Usus Manajemen saluran cerna
1 Kontipasi Defenisi : Pembentukan dan a. Catat tanggal BAB terakhir
pengeluran feses b. Monitor BAB termasuk
Defenisi: penurunan
Indikator : frekuensi,konsistensi,bentu
frekuensi normal
a. Pola Eliminasi k, volume, dengan cara
defekasi yang disertai
b. Kontrol gerakan usus yang tepat
keluitan atau
c. Kemudahan BAB c. Lapor berkurangnya bising
pengeluaran feses
d. Tekanan sfingter usus
d. Evaluasi Inkontinensia
fekal seperlunya
Manajemen konstipasi
a. Monitor tanda dan gejala
konstipasi
b. Monitor pergerakan usus
c. Monitor bising usus
d. Buatlah jadwal untuk BAB
dengan cara yang tepat
e. Informasikan pada pasien
mengenai prosedur untuk
mengeluarkan feses dengan
cara yang tepat

2 Kekurangan volume Keseimbangan cairan kriteria Manajemen cairan


cairan hasil :
Defenisi: penurunan a) Tekanan darah tidak a. Pertahankancat atan intake
cairan intravaskuler, terganggu dan output yang akurat
interstisial, dan atau b) Keseimbangan intake b. Monitor status hidrasi
intraseluler. Ini dan output tidak c. Monitor vital sign
mengacu pada terganggu d. Monitor masukanataucai
dehidrasi. c) Berat badan stabil tidak randanhitung intake
terganggu kaloriharian
Faktor risiko : d) Turgor kulit tidak e. Kolaborasi pemberian cairan
terganggu IV
a. Perubahan status
e) Hematokrit sedikit f. Monitor status nutrisi
mental
terganggu g. Monitor tingkathematok rit
b. Penurunan
f) Berat jenis urin sedikit h. Monitor tanda vital
tekanan darah
terganggu Manajemen hipovolemia
c. Penurunan
a. Monitor status cairan
tekanan nadi
Dehidrasi ti dak terjadi termasuk intake dan output
d. Penurunan turgor
dengan kriteria hasil : cairan
kulit
a) Turgor kulit tidak b. Pelihara IV line
e. Membrane
terganggu c. Monitor tingkatan Hb dan
mukosa kering
b) Membran mukosa lembab hematokrit
f. Kulit kering
tidak tergganggu d. Monitor tanda vital
g. Peningkatan suhu
c) Intake cairan tidak tergan e. Monitor respon pasien
tubuh
ggu terhadap penambahan cairan
d) Output urin tidak f. Dorong pasien untuk
Faktor yang terganggu menambah intake oral
berhubungan dengan e) Perfusi jaringan tid ak
: terganggu
f) Tidak ada haus
a. Kehilangan cairan g) Tidak ada peningkatan
aktif hematokrit
b. Kegagalan h) Tidak ada nadi cepat dan
mekanisme lemah
regulasi
Kejadian Jatuh Manajemen lingkungan :
3 Resiko Jatuh Defenisi : Jumlah banyaknya keselamatan
terhadap janin pasien jatuh a. Identifikasi hal-hal yang
Aktivitas : membahayakan di
Defenisi: rentan
a. Jatuh saat berdiri lingkungan
terhadap peningkatan
b. Jatuh saat berjalan b. Modifikasi lingkungan
risiko jatuh, yang
c. Jatuh saat duduk untuk meminimalkan bahan
dapat menyebbakan
d. Jatuh saat naik tangga berbahaya dan beresiko
bahaya fisik dan
e. Terjun saat turun tangga c. Gunakan peralatan
gangguan kesehatan
perlindungan
d. Sedikan alat untuk
beradaptasi
Pencegahan jatuh
a. Identifikasi perilaku dan
factor yang mempengaruhi
resiko jatuh
b. Kaji ulang riwayat jatuh
Bersama pasien dan
keluarga
c. Monitor gaya berjalan,
keseimbangan dan tingkat
kelelahan dengam ambulasi
d. Ajarkan pasien untuk
beradaptasi terhadap
modifikasi gaya berjalan
yang telah disarankan

4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi penting untuk memastikan bahwa ini untuk meningkatkan keseimbangan
cairan dan elektrolit optimum, mencegah komplikasi ketidakseimbangan dan
meningkatkan pengetahuan yang diterima klien. Evaluasi keperawatan merupakan
tindakan untuk melihat seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
implementasi yang ditulis dalam bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Eka Norma, Isa Febriani, Fatimus Zahro, Utari R. (2012). Cakupan Kunjungan Pertama Ibu
Hamil Pada Pelayanan Antenatal Care. Journal Ilmiah.; 2(1)
Fitriani. (2012). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Kehamilan Risiko Tinggi Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil.
Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika
Kurnia, S. N. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawata Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya Syafrudin.
Machmudah. 2010. Pengaruh Persalinan dengan Komplikasi terhdapa Kemungkinan Terjadinya
Pospartum Blues di Kota Semarang.
Manuaba, IBG . 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.
Moorhead, Sue.,dkk. 2017. NOC (Nursing Outcomes Classification). Singapura: ELSEVIER
NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi tahun 2018-2020. Jakarta:
EGC.
Rochyati P. (2003). Skiring Antenatal pada Ibu Hamil. Pengenalan Faktor Risiko.
Sulistyawati, E & Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.
Sunarti. 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In Media.

Syafrudin, Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Walsh. (2012). Buku Ajar Kebidanan Komunitas: EGC


Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Widarta GD, Laksamana MAC, Sulistyono A, Purnomo dan Pencegahan Faktor Empat
Terlambat. Majalah Obstetri & Ginekologi: 23(1)

Widiastuti T, Kartasurya MI, Dharminto2. (2014). Manajemen Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko
Tinggi pada Pelayanan Antenatal di Tingkat Puskesmas Kabupaten Jepara. Journal
Manajemen Kesehatan Indonesia:2(3
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. I W. (2015). Deteksi Dini Risiko Ibu Hamil dengan Krtu Skor
Poedji Richjati lmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-Sarwono Prawirohardjo.
LAPORAN KASUS

SIKLUS KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER I

KELOMPOK U

OLEH

NIDYA SARI , S.Kep

NIM: 1941312058
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
ASUHAN KEPERAWATAN

IBU HAMIL TRIMESTER I

1. PENGKAJIAN

Hari / Tanggal : Rabu/ 2 September 2020

Oleh : Nidya Sari, S.Kep

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas pasien dan penanggung jawab :
a. Identitas pasien
Nama : Ny.M
Usia : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Komp.PJKA Sawahan Timur
b. Identitas penanggung jawab (suami)
Nama : Tn.M
Usia : 42 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Komp.PJKA Sawahan Timur

2. Keluhan Utama
Ny.M mengatakan sejak 10 minggu terakhir tidak ada datang haid lagi (klien
sudah melakukan pemeriksaan dengan tespack dan pemeriksaan ke bidan terdekat)
klien mengatakan mengatakan belakangan ini badan nya terasa letih, lesu dan kram
perut, mual dan muntah pada pagi hari. Klien juga mengatakan susah BAB selama
hamil ini, kadang BAB 1x/3 hari. Klien mengatakan aktivitas klien juga menurun
karena cepat merasa lelah dan nafsu makan menurun. Klien mengatakan tidak
nyaman dengan kehamilannya saat ini.

3. Riwayat Haid
 HPHT : 10 Juni 2020
 Siklus : 28 Hari
 Lama : 5 – 7 hari
 Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut perhari
 Sifat Darah : Kental dan berwarna merah kecoklatan
 Menarche : 13 Tahun
 HPL : 17 Maret 2021
 UK (Usia Kehamilan) : 11 minggu
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas lalu
Pada saat dikaji Ny.M mengatakan sudah memiliki 2 orang anak. Anak pertama
berjenis kelamin perempuan berusia 16 tahun lahir dengan persalinan normal. Anak
kedua berusia 12 tahun berjenis kelamin perempuan dan lahir juga dengan persalinan
normal ditolong leh bidan. Ny.M mengatakan anak ketiga yang sedang dikandungnya
saat ini direncanakan lahir di bidan dekat rumahnya.
Komplikasi tidak ada
5. Riwayat Kehamilan sekarang
a. Gangguan yang dialami : Ny M mengalami kram perut, mual dan muntah
sehingga mengalami penurunan nafsu makan, badan terasa cepat lelah letih dan
sering terasa pusing,susah buang air besar. Klien juga mengatakan sering
terbangun pada malam hari karena mual dan muntah dan juga kadang-kadang
terbangun untuk BAK. Klien mengatakan susah BAB 1x/3 hari.Klien
mengatakan merasa tidak nyaman dengan kehamilannya saat ini.
b. Tempat memeriksaan dan berapa kali
Ny.M sudah melakukan pemeriksaan kehamilan klinik bidan sebanyak 2 kali
c. Pergerakan anak : Belum terasa
d. Nafsu makan selama hamil : Mengalami penurunan nafsu makan karena mual
dan muntah

Makan Sebelum hamil Saat hamil

Pagi nasi + lauk+ sayur + Bubur ayam + buah


vitamin

Siang Nasi + lauk + sayur + Bubur ayam + buah


buah + cemilan

Malam Nasi + lauk + sayur Nasi lunak+ lauk + sayur

Porsi 1 piring ½ piring

Kesulitan Tidak ada Mual dan muntah pada pagi hari

Minum Sebelum hamil Saat hamil

Porsi 6-7 gelas 5 – 6 gelas

Komposisi Air putih, jus, dll Air putih, , jus buah dll

e. Pemenuhan BAB dan BAK :

Bak Sebelum Hamil Saat Hamil

Frekuensi 2-3 kali/hari 6-7 kali/hari

Warna Kuning jernih Kuning jernih

Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAB Sebelum hamil Saat hamil

Frekuensi 1 kali/hari 1 kali/ 3 hari

Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan


Konsistensi Lembek keras

Keluhan Tidak ada Konstipasi

6. Riwayat Keluarga
a. Penyakit dari keluarga yang menular atau menurun: tidak ada
b. Anak kembar: tidak ada riwayat anak kembar pada keluarga Ny.M

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. BB: 58 kg
3. TB: 158 cm
4. TTV
a. TD : 140/90 mmHg
b. HR : 88 x/m
c. RR : 20x/m
d. T : 36,7 ºC
5. Refleks lutut : ada (+)
6. Pemeriksaan Fisik/ Obstetri
a. Muka : Sedikit pucat (+), chloasma gravidarum (-)
b. Mata : Konjungtiva : anemis (-), Sklera : ikterik (-)
c. Dada : Pembesaran mammae (+), bentuk papilla (membulat), hiperpigmentasi
areola (+)
d. Abdomen :
1) Bentuk pembesaran : Membulat lonjong
2) Strie gravidarum : Ada sedikit
3) Hiperpigmentasi, linea nigra: Belum terlihat jelas
4) Leopold (menyesuaikan usia kehamilan)
 Leopold I : TFU 2 jari di atas simpihisis pubis
 Leopold II : -
 Leoplod III : -
 Leopold IV : -
5) DJJ : frekuensi: lemah / kuat (belum terdengar pada
kehamilan 10 minggu)
6) Pemeriksaan panggul luar
7) Pemeriksaan penunjang (pada saat pemeriksaan ke klinik)
a. Laboratorium : gula darah dan urin,HB
b. USG : belum pernah

II. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1 Data subjektif : Penurunan nafsu Ketidakseimbangan nutrisi


makan, mual dan kurang dari kebutuhan
 Klien mengeluh
muntah tubuh
mengalami mual muntah
terutama di pagi hari
 Klien mengatakan tidak
nafsu makan, setiap makan
pasti muntah
Data objektif :
 Bidan memberikan asam
folat dan vitamin
 Klien terlihat lesu dan
lemas
 Nafsu makan klien
menurun
 Porsi makan tidak
dihabiskan, hanya habis ½
piring
2 Data subjektif: Gangguan adaptasi gangguan rasa nyaman
kehamilan
 Klien mengeluh mual
muntah pada pagi hari
 Klien mengeluh tidak
nyaman dengan
kehamilannya saat ini
 Klien mengeluh perutnya
terasa kram
Data objektif:
 Klien tampak lemas dan
lesu

3 Data subjektif: Kelemahan otot Konstipasi


abdomen,
 Klien mengeluh susah
perubahan
BAB
kebiasaan makan
 Klien mengatakan BAB
1x/3 hari
 Klien mengatakan
perutnya sering kram dan
terasa penuh
Data objektif:
 Perut terasa tegang

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan nafsu makan, mual dan muntah
2. Gangguan rasa nyaman b/d gangguan adaptasi kehamilan
3. Konstipasi b/d kelemahan otot abdomen, perubahan kebiasaan makan

.
IV. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management:
kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake
 Kaji adanya alergi makanan
perubahan nafsu makan, mual dan
Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
muntah
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
 Mampu mengidentifikasi
(Nanda Nic Noc 2018-2020) dibutuhkan pasien.
kebutuhan nutrisi
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
 Tidak ada tanda tanda
Fe, protein dan vitamin C
malnutrisi
 Berikan makanan yang terpilih (sudah
 Tidak terjadi penurunan berat
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
badan yang berarti
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
ibu hamil trimester 1

Nutrition Monitoring

 BB pasien dalam batas normal


 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kalori dan intake nuntrisi

2. Gangguan rasa nyaman b/d gangguan Status Kenyamanan meningkat Terapi relaksasi ;
adaptasi kehamilan dengan kriteria hasil :  Identifikasi tehnik relaksasi yang pernah
 Kesejahteraan fisik meningkat efektif digunakan
(SDKI SLKI SIKI)
 Kesejahteraan psikologis  Identifikasi kesediaan,kemampuan, dan
meningkat Penggunaan tehnik sebelumnya
 Keluhan tidak nyaman menurun  Periksa ketegangan otot,frekuensi
 Gelisah menurun nadi,tekanan darah dan suhu sebelum dan
 Mual menurun sesudah latihan

 Lelah menurun  Monitor repsons terhadap latihan relaksasi


 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur tekhnik relaksasi
 Gunakan pakian longgar
 Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain,
jika sesuai
 Jelaskan tujuan,manfaat,batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih
 Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
 anjurkan sering mengulang atau melatuh
tehknik yang dipilih
 Demonstrasikan dan latih tekhnik relaksasi

3 Konstipasi b/d kelemahan otot Eleminasi Fekal membaik dengan Manajemen Eliminasi Fekal :
abdomen, perubahan kebiasaan makan kriteria hasil :  Identifikasi masalah usus dan Penggunaan
 Kontrol pengeluaran faeces obat pencahar
(SDKI SLKI SIKI)
meningkat  Identifikasi pengobatan yang berefek pada
 Keluhan defekasi lama dan sulit kondisi gastrointestinal
menurun  Jelaskan makanan yang membantu
 Mengejan saat defekasi menurun meningkatkan keteraturan peristaltic usus
 Distensi abdomen menurun  Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik
 Konsistensi feses membaik sesuai toleransi
 Frekuensi defekasi membaik  Anjurkan pengurangan makanan yang
meningkatkan pembentukan gas
 Anjurkan mengkomsusmsi makanan yang
mengandung tinggi serat
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika
tidak ada kontraindikasi

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi

1 Ketidakseimbangan nutrisi Nutrition Management: S:


kurang dari kebutuhan
 Mengkaji adanya alergi makanan pada klien,  klien mengatakan tidak memiliki
tubuh berhubungan dengan
klien tidak memiliki riwayat alergi riwayat alergi makanan
perubahan nafsu makan,
 Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering  klien mengatakan mual muntah masih
mual dan muntah
 Menganjurkan klien untuk mengknsumsi ada tetapi sudah berkurang dari yang
sebelum nya
makanan yang bergizi, minum vitamin, asam  klien mengatakan sudah sudah paham
folat dan tablet Fe yang diberikan bidan tentang bagaimana memenuhi
 Memberikan informasi berupa penkes tentang kebutuhan nutrisi bagi diri nya dan
kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester I janin nya yaitu dengan cara makan
 Berdasarkan penelitian Putri, dkk (2017) dalam sedikit tapi sering dan meminum jahe
jurnal Efektifitas Pemberian Jahe Hangat Dalam hangat
Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu
O:
Hamil Trimester I bahwa pemberian minuman
jahe hangat efektif dalam mengurangi frekuensi  klien tampak lemah dan letih
mual muntah pada ibu hamil trimester pertama  klien tampak antusias dan menyimak
karena jahe berkhasiat mengendurkan dan dengan baik tentang materi penkes
melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan mengenai pentingnya asupan makanan
sehingga mengurangi mual muntah pada ibu pada ibu hamil dan klien aktif
hamil. bertanya terkait kondisinya
 Berdasarkan penelitian Maternity, dkk (2017)  klien dapat memahami materi penkes
dalam jurnal Inhalasi Lemon Mengurangi Mual yang diberikan dan mau mengusahan
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Satu menjaga kesehatan dan makananya.
dijelaskan bahwa hasil penelitian ini
A:
menunjukkan bahwa rata-rata skor frekuensi
mual muntah 15 responden sebelum dan sesudah  Masalah nutrisi kurang dari
pemberian inhalasi lemon memiliki perbedaan kebutuhan belum teratasi sepenuhnya
yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan
P:
bahwa ada pengaruh pemberian inhalasi lemon
untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil  mendiskusikan dengan klien untuk
trimester1. selalu mengontrol pola makan dan
nantinya bisa dilanjutkan secara
§
mandiri dengan bantuan dan
dukungan keluarga

2. Gangguan rasa nyaman Terapi relaksasi ; S:


b/d gangguan adaptasi  mengidentifikasi tehnik relaksasi yang pernah
 Klien mengatakan mual muntah masih
kehamilan efektif digunakan
ada
 memeriksa ketegangan otot,frekuensi
 Klien mengatakan sudah agak nyaman
nadi,tekanan darah dan suhu sebelum dan
dengan keadaannya sekarang
sesudah latihan
 Klien mengatakan akan menggunakan
 memonitor repsons terhadap latihan relaksasi
terapi relaksasi yang disarankan
 menciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang O :
nyaman, jika memungkinkan
 memberikan informasi tertulis tentang persiapan  Klien masih tampak lemas
dan prosedur tekhnik relaksasi  Klien tampak menyimak dan
 menggunakan pakaian longgar kooperatif saat diberikan penjelasan
 menjelaskan tujuan,manfaat,batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
 menganjurkan mengambil posisi yang nyaman A:

 menganjurkan rileks dan merasakan sensasi


 Masalah gangguan rasa nyaman
relaksasi
teratasi sebagian
 menganjurkan sering mengulang atau melatih
tehknik yang dipilih P:

 mendemonstrasikan dan latih tekhnik relaksasi  menganjurkan kepada klien untuk


 berdasarkan penelitian Zuraida dkk (2018) salah mengulang terapi relaksasi yang
satu tekhnik relaksasi untuk mengurangi disarankan
gangguan rasa nyaman karena mual dan muntah
pada ibu hamil adalah terapi relaksasi pemberian
oil peppermint dan aroma terapi lavender. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa rata-rata
intensitas mual muntah responden sebelum
intervensi 11,57 dan setelah intervensi menurun
menjadi 6,14 (14 responden).
3. Konstipasi b/d kelemahan Manajemen Eliminasi Fekal : S:
otot abdomen, perubahan  mengidentifikasi masalah usus dan Penggunaan
 klien mengatakan susah BAB 1x/3
kebiasaan makan obat pencahar
hari
 mengidentifikasi pengobatan yang berefek
 klien mengatakan BAB masih belum
pada kondisi gastrointestinal
lancar
 menjelaskan makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltic usus O:
 menganjurkan meningkatkan aktivitas fisik
 perut masih tampak tegang
sesuai toleransi
 klien ada tampak menyimak dan
 menganjurkan pengurangan makanan yang
kooperatif tentang penjelasan yang
meningkatkan pembentukan gas
diberikan
 menganjurkan mengkomsusmsi makanan yang
mengandung tinggi serat A:

 menganjurkan meningkatkan asupan cairan,


 Masalah konstipasi belum teratasi
jika tidak ada kontraindikasi
 berdasarkan penelitian I’in Ningtias dkk (2017) P :
tentang pemberian jus jambu biji merah
 menganjurkan kepada klien untuk
memiliki pengaruh yang cukup signifikan
meminum jus jambu merah 1x/hari
untuk mengurangi konstipasi pada ibu hamil,
untuk mengatasi konstipasi
dengan memberikan terapi untuk
mengkomsumsi jus jambu satu kali perhari,
karena didalam jus jambu mengandung banyak
serat,vitamin,mineral dan elektrolit yang dapat
meningkatkan kadar air dalam feses sehingga
menghasilkan feses yang lembut dan
menurunkan kontraksi otot. Dari 26 sampel ibu
hamil yang mengalami konstipasi, sebanyak
73% (19 responden) mengalami perubahan
jenis konsisntensi feses menjadi normal.
SKRINING / DETEKSI DINI IBU RISIKO TINGGI
Nama : Ny.M………………….. Alamat : Komp.PJKA Sawahan Timur…………..................
Umur Ibu : 40 ……………………. Kec/Kab : ……….Padang..............…………………...
Pendidikan : SMA……………………. Pekerjaan : IRT………………………………
Hamil Ke …3……Haid Terakhir tgl 10 Juni 2020
Perkiraan Persalinan tgl 17 Maret 20221
Periksa I
Umur Kehamilan : ....11 minggu./ 3 bulan........bln Di:...................................................................
I II III IV
KEL NO. Masalah/Faktor Risiko SKOR Tribulan
F.R. I II III.1 III.2
Skor awal ibu hamil 2 2
I 1 Terlalu muda, hamil < 16 th 4
2 Terlalu tua, hamil > 35 th 4 4
Terlalu lambat hamil I, kawin > 4 th 4
3 Terlalu lama hamil lagi (> 10 th) 4 4
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2 th) 4
5 Terlalu banyak anak, 4 / lebih 4
6 Terlalu tua, umur > 35 th 4
7 Terlalu pendek < 145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
9 Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan tang / vakum 4
b. Uri dirogoh 4
c. Diberi infus / Transfusi 4
10 Pernah Operasi Sesar 8
II 11 Penyakit pada ibu hamil :
a. Kurang Darah b. Malaria 4
c. TBC Paru d. Payah Jantung 4
e. Kencing Manis (Diabetes) 4
f. Penyakit Menular Seksual 4
12 Bengkak pada muka/tungkai dan 4
tekanan darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air (Hydramnion) 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia Berat / Kejang-2 8

JUMLAH SKOR 10

PENYULUHAN KEHAMILAN/PERSALINAN AMAN – RUJUKAN TERENCANA


KEHAMILAN KEHAMILAN DENGAN RISIKO
JML JML PERAWA RUJU TEMPAT PENOLO RUJUKAN
SKOR SKOR TAN KAN NG RDB RDR RTW
2 KRR BIDAN TIDAK TIDAK BIDAN
DIRUJUK DIRUJUK
6 – 10 KRT BIDAN BIDAN POLINDES BIDAN √
DOKTER PKM DOKTER
PKM / RS
>12 KRST DOKTER RUMAH RUMAH DOKTER
SAKIT SAKIT
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai