Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komplikasi dalam kehamilan
Persalinan Nifas Dan Bayi Baru Lahir
Dosen:Atnesia Ajeng SST. M.KES danTeam

DisusunOleh:

Kelompok I

1. Iin Indriyani (2115202087)


2. Utami Adiningsih (2115201088)
3. Rukmanah (2115201078)
4. Shandra Kusuma Dewi (2115201073)
5. Fatimah (211521074)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTASILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Menurut WHO pada tahun 2015, Angka kematian Ibu (AKI) didunia sebesar

303.000 jiwa. Berdasarkan data Menurut WHO Indonesia menduduki urutan kelima

dengan Angka Kematian Ibu (AKI) tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya

(WHO, 2018)

Komplikasi kehamilan, pesalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan utama

bagi kesehatan wanita, karena merupakan penyebab terbesar kematian ibu dan bayi.

WHO memperkiraan 585.000 perempuan meninggal akibat kompliasi kehamilan dan

persalinan, sekitar satu perempuan meninggal setiap menitnya. Komplikasi kehamilan,

persalinan dan nifas merupakan determinan langsung kematian Ibu. Semakin tinggi

kasus komplikasi maka semakin tinggi kasus kematian Ibu. (WHO, 2015)

Menurut WHO pada tahun 2015, Angka kematian Ibu (AKI) didunia sebesar

303.000 jiwa. Berdasarkan data Menurut WHO Indonesia menduduki urutan kelima

dengan Angka Kematian Ibu (AKI) tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya

(WHO, 2018)

Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu

maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012). Ibu hamil yang

mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori

risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi

lebih besar (Robson dan Waugh, 2012).Adapun dampak yang dapat ditimbulkan akibat
ibu hamil dengan risiko tinggi sendiri dapat berdampak antara lainkeguguran, partus

macet, perdarahan antepartum, janin mati dalam kandungan (Intra Uterine Fetal

Death), keracunan dalam kehamilan, bayi lahir belum cukup bulan, dan bayi berat lahir

rendah

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat menyebabkan

terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya

selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan

persalinan dan nifas normal akibat adanya gangguan/komplikasi kehamilan. Pada

kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan janin.

Dampak dari kehamilan risiko tinggi ini dapat dicegah melalui pemeriksaan

kehamilan (antenatal care) secara teratur yang bertujuan untuk menjaga ibu agar sehat

selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang di

lahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko kehamilan, dan merencanakan

penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Pelayanan antenatal dapat mendeteksidan

menangani kasus risiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan

aman, sertapelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau. Pelayanan

kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal

satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester

ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai menjelang persalinan). Standar waktu

pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan

janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan (Kemenkes RI, 2020). Pentingnya Antenatal Care terpadu dalam

pemeriksaan ibu hamil resiko tinggi diharapkan dapatdilakukan sesuai standar minimal

asuhan antenatalyang dilaksanakan secara berkesinambungan dan menyeluruh

sehingga mampu mendeteksi dan menangani risiko tinggi pada ibu hamil.

1.2. Tujuan

a. Mampu menjelaskan tentang Rsiko tinggi pada kehamilan

b. Mampu menjelaskan tentang penggunaan teknologi pada kehamilan dengan resiko

tinggi

c. Mampu menjelaskan tentang kebijakan pengelolaan dan pentingnya pengkajian

risiko bekerja inteprofesioal kolaborasi dan Rujukan.


BAB II TINJAUANPUSTAKA

2.1 KehamilanRisikoTinggi

2.1.1 Defini Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal dan merupakan

sebuah keadaan yang dinantikan dari setiap pasangan, tetapi tetap mempunyai

risiko untuk terjadinya komplikasi. Setiap wanita hamil mempunyai risiko

untukmendapatkan hal-hal yang merugikan jiwanya maupun janin yang

dikandungnya,hanya saja mempunyai derajat risiko yang bervariasi. Faktor

risiko ibu hamil adalah kondisi pada ibu hamil/janin yang menyebabkan

kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan denganrisiko kematian pada ibu

dan bayi.

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat

menyebabkan terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin

yang dikandungnya selama masa kehamilan ,melahirkan atau pun nifas bila

dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal akibat adanya

gangguan/komplikasi kehamilan. Pada kehamilan risiko tinggi terdapat

tindakankhususterhadap ibu dan janin.

Tanda kemungkinan kehamilan abnormal atau patologis adalah muntah

berlebihan , pada hamil muda mengalami perdarahan, badan panas, dan sakit

perut mendadak. Pada kehamilan trimesterII dan III ditemukan kontrak si uterus

berlebihan, ketuban pecah (mengeluarkan air),perdarahan, gerakan janin


berkurang, kehamilan telat waktu, badan panas dan sesak nafas, tanda inpartu

(persalinan premature dan persalinan aterm).

2.1.2 Kategori Kehamilan Beresiko

Menurut PoedjiRochyati,dkk kriteria kehamilan risiko tinggi adalah:

a. Primipara muda umur kurang dari 16 tahun

b. Primipara tua umur diatas 35 tahun

c. Primipara sekunder dengan umur anak terkecil di atas 5 tahun

d. Tinggi badan kurang dari 145 cm

e. Riwayat kehamilan yang buruk:

1. Pernah keguguran

2. Pernah persalinan prematur,lahir mati.

3. Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vacum,

ekstraksiforceps,operasi seksio sesarea).

4. Pre-eklampsia dan eklampsia

5. Gravida serotinus

6. Kehamilan perdarahan antepartum

7. Kehamilan dengan kelainanletak

f. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan.

g. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan

Menurut Ida Bagus Gde Manuaba menyederhanakan faktorrisiko yang perlu

diperhatikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan anamnesis

● Umur penderita:
- Kurang dari 19tahun.

- Umur diatas 35tahun

- Perkawinan di atas 30 tahun.

● Riwayat operasi:

- Operasi plastic pada fistelvagina atau tumor vagina.

- Operasi persalinan atauo perasipadarahim.

● Riwayat kehamilan

- Keguguran berulang

- Kematian intrauteri

- Sering mengalami perdarahan saat hamil.

- Terjadi infeksi saat hamil

- Anak terkecil lebih 5tahun tanpaKB

- Riwayatmolahidatidosaataukoriokarsinoma

● Riwayat persalinan

- Persalinan prematur

- Persalinan dengan berat bayilahir rendah

- Persalinan lahir mati

- Persalinan dengan induksi

- Persalinan dengan plasenta manual


- Persalinan dengan perdarahan pascapartus

- Persalinan dengan tindakan (ekstraksi forceps,

ekstraksivakum, letak sungsang, ekstraksi versi, dan

operasiseksiosesarea).

b. Hasil pemeriksaan fisik

● Hasil pemeriksaan fisikumum:

- Tinggi badan kurangdari145cm.

- Deformitas pada tulang panggul.

- Kehamilan disertai anemia, penyakit jantung, diabetesmelitus,paru,

hepar,atauginjal.

● Hasil pemeriksaan kehamilan:

- Kehamilan trimester satu: hiperemesis gravidarumberat,

perdarahan, infeksi intrauteri, nyeri abdomen,serviks inkompeten,

dan kista ovarium serta miomauteri.

- Kehamilan trimester kedua dan ketiga: preeklampsia-eklampsia,

perdarahan, kehamilan ganda, hidramnion,dan dismaturitas serta

gangguan pertumbuhan.

- Kehamilan dengan kelainan letak: sungsang, lintang,kepala belum

masuk PAP minggu ke 36 padaprimigravida dan hamil dengan

dugaan disproporsi sefalopelvik kehamilan lewat waktu (di atas


42minggu).

c. In partu: persalinan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian seriuskarena

pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya kematian ibu dan neonatus

(perinatal).

● Keadaan risiko tinggi dari sudut ibu:

- Ketuban pecah dini.

- Persalinan lama melampaui batas waktu perhitungan partograf

- Persalinan terlantar

- Rupturauteri.

- Persalinan dengan kelainan letak janin: sungsang, kelainan posisi

kepala dan letak lintang.

- Distosia karena tumor jalan lahir, distosia bahu bayi,atau bayi yang

besar.

- Perdarahan antepartum: (plasentaprevia, solusio plasenta, rupture

sinus marginalis, rupture vasaprevia).

- Retensio plasenta-plasentarest.

● Keadaan risiko tinggi ditinjau dari sudut janin:

- Pecah ketuban disertai perdarahan (pecahnya vasaprevia).

- Dismaturitas

- Makrosomia

- Infeksi intrauteri

- Distres janin
- Pembentukan kaput besar

● Keadaan risiko tinggi pascapartum

- Persalinan dengan retensio plasenta

- Atonia uteri pascapartus

- Persalinan dengan robekan perineum yang luas,robekan serviks,

vagina dan rupture uteri.

d. Kehamilan yang termasuk kedalam 4 terlalu:

● Umur ibu terlalu muda(<20 tahun)

Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan

baik dan relative masih kecil,biologis sudah siap tetapi psikologis

belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20

tahun.Apabila telah menikah pada usia di bawah 20 tahun, gunakanlah

salah satu alat/obatkontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama

sampai usia yangideal untuk hamil.

● Umur ibu terlalu tua (35tahun)


● Jarak kehamilan terlalu dekat (<2tahun)

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum

pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan

pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau perdarahan.


● Jumlah anak terlalu banyak (>4anak)

Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil

lagi,perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama,

kelainanletak, persalinan letak lintang, perdarahan pasca persalinan

karena semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.

Menurut Sarwono Prawirohardjo , faktor risiko dikelompokkan dalam tiga

kelompok

1. Faktor Resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO)

● Primi muda (Hamil pertama < 16 tahun)

● Primi tua (Hamil pertama setelah lama nikah > 4 tahun)

● Umur ibu > 35 tahun

● Anak terkecil < 2 tahun

● Primi tua sekunder (persalinan terakhir > 10 tahun)

● Grande multi (melahirkan > 4 kali)

● Tinggi Badan <145 cm

● Riwayat Obstetri Jelek (ROJ)


● Bekas operasi sesar

● Persalinan yang lalu dengan tindakan

2. Faktor Resiko II (Ada Gawat Obstetrik/ AGO)

● Penyakit pada ibu hamil (anemia, malaria, TBC, payah jantung, DM,

HIV/AIDS, Toksoplasmosis)

● Pre-Eklamsia ringan

● Hamil kembar/Ganda

● Hidramnion (Polihidramnion)

● Janin mati dalam rahim (Intra Uterine Fetal Death / IUFD)

● Hamil serotinus / Hamil lebih bulan

● Letak sungsang dan Letak lintang

3. Faktor Resiko III (Ada Gawat Darurat Obtetrik/AGDO)

● Perdarahan antepartum

● Pre Eklamsi
2.1.3 Dampak Kehamilan beresiko

a. Bagi Ibu

Dampak Fisik :

● Keguguran

● Partus Macet

● PreEklampsia dan Eklampsia

● IUFD

● Perdarahan Antepartum dan Post Partum

Dampak Psikologis

● Kekhawatiran, Kecemasan, Ketakutan

● Sikap Ambivalen

● Stres

b. Bagi Janin

● Bayi Lahir Belum Cukup bulan atau disebut Premature (kurang dari 37

minggu)
● Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), adalah bayi yang lahir kurang dari

2500 gram, tanpa memandang masa gestasi.

2.1.4 Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan

pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih

difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi.

Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat

diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan persalinan.

Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif

yang berkualitas minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada

trimester II dan 2 kalipada trimester III, termasuk minimal 1 kali kunjungan

diantar suami/pasangan atau anggota keluarga.

Adapun tujuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini

keadaan risiko tinggi ibudan janin sehingga dapat:

1) Melakukan pengawasan yang lebih intensif

2) Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan

3) Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang akurat.

4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

2.1.5 Deteksi Dini Resiko Tinggi

Kartu skor Poedji Rochajti (KPSR) adalah alat untuk mendeteksi dini

kehamilan beresiko dengan menggunakan skoring. Skor poedji Rochjati ini

memiliki beberapa fungsi bagi ibu hamil dan tenaga kesehatan. Bagi ibu hamil
dapat digunakan sebagai Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), digunakan

sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko

ibu hamil, yang selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah

terjadi komplikasi obstetri pada saat persalinan.

Fungsi KSPR:

1) Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil resiko tinggi

2) Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan

3) Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana (KIE)

4) Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan dan nifas

5) Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan, nifas

dengan kondisi ibu dan bayinya

6) Audit Maternal dan Neonatal

2.2 Penggunaan Tekhnologi pada Kehamilan dengan Komplikasi

2.2.1 Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tekhnologi adalahseluruh sarana

untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan bagi kelangsungan dan

kenyamanan hidup manusia.

2.2.2 Penggunaan tekhnologi Pada Kehamilan

a. Teknologi Untuk persiapan kehamilan

● Pemeriksaan Lab

● USG
● Pemeriksaan non invasi prenatal

b. Tekhnologi untuk membantu proses kehamilan

● Aplikasi Kalender masa kesuburan, untuk mengetahui:

- Hormon stabil

- Menstruasi Teratur/ tidak

c. Tekhnologi yang digunakan selama kehamilan

● Trimester I

- Minum asam folat

- USG

● Trimester II dan III

- Artificial Integensia /AI/ Sistem pakar (kecerdasan Buatan)

- Permainan cahaya menggunakan senter diruangan gelap atau

rangsangan melalui suara, doa, dan lagu-lagu klasik

2.2.3 Sistem Pengolaan tekhnologi ibu hamil

a. Metode one-way, test messaging/short message service (SMS), yaitu suatu

fasilitas untuk mengirim atau menerima suatu pesan singkat berupa teks

melalui perangkat nirkabel, yaitu perangkat komunikasi telpon selular (Indah

Puspitasari, 2020)

b. Program Mobile Obstetrik Monitoring (MOM), sebuh platform prototipe

telehealth yang bisa diadaptasi sesuai dengan kebutuhan spesifik daerah


pedesaan maupun perkotaan dengan memanfaatkan aplikasi ponsel (indah

Puspitasari, 2020)

c. ANC kelas Ibu hamil, yaitu sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan

bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,

persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit

menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009)

2.2.4 Jenis – jenis USG dalam Kehamilan

a. USG Standar, berbentuk tongkat transduser dan kemudian digosokkan diatas

perut untuk menghasilkan gambar dua dimensi dari bayi

b. Transvaginal Scancs, biasanya dilakukan pada awal kehamilan untuk

mengetahui bagaimana detak jantung janin didalam rahim dan mengalami

setiap perubahan pada leher rahim yang dapat menyebabkan komplikasi,

seperti keguguran atau persalian premature

c. Dopler, untuk mengukur seberapa baik darah yang mengalir didalam tubuh

janin

d. Echocardiography Janin, untuk mengukur seberapa baik darah yang mengalir

didalam tubuh janin, selain itu USG ini juga dilakukan bagi ibu hamil yang

memiliki tekanan darah tinggi atau pertumbuhan janin menjadi lambat dari

biasanya

e. CTG, digunakan untuk mengukur bunyi jantung bayi dan pergerakan bayi,

diaman jika akan ada HIS bisa terdeteksi.

f. USG 2D, dilakukan ketika awal kehamilan. Jenis USG ini henya
menampilkan gambar dalam warna hitam putih

g. USG 3D, dapat sangat membantu dalam mendiagnosis masalah yang

dicurigai selama kehamilan, seperti cacat dan kelainan.

h. USG 4D, menghasilkan Video yang bergerak, dan kita bisa elihat janin

melakukan sesuatu secara real time.

2.3 Kebijakan pengelolaan dan Pentingnya Pengkajian Risiko Bekerja

Interprofesional

2.3.1 Definisi Resiko

Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap

tujuan, atau kemungkinan kejadian yang akan mengancam pencapaian tujuan

dan sasaran instansi pemerintah`

2.3.2 Manfaat Pengkajian Resiko

a. Membantu pencapaian tujuan

b. Efisiensi dan efektivitas pelayanan

c. Kesinambungan pelayanan kepada stakeholders

d. Dasar penyususnan rencana strategis

e. Menghindari pemborosan

2.3.3 Tujuan pokok managemen Resiko

a. Mengidentifikasi dan mengurakan risiko-risiko potensial yang berasal dari

faktor internal maupun faktor eksternal

b. Meringkas resiko-resiko yang memerlukan penanganan segera atau tidak

memerlukan tindakan lebih lanjut


c. Memberikan masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa terdapat

resiko-resiko yang menjadi prioritas yang paling tinggi untuk dikelola

dengan efektif

2.3.4 Bidan Bekerja Interprofesional

a. Profesionalisme Bidan

Profesionalisme adalah pilar yang akan menempatkan birokrasi sebagai

mesin efektif bagi pemerintah dan sebagai parameter kecakapan aparatur

dalam bekerja secara baik. Profesionalisme adalah kompetensi, efektifitas,

dan efisiensi serta bertanggung jawab.

b. Pengertian Kolaborasi

Kolaborasi adalah suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama

yang berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya,

baik yang terlibat secara langsung, maupun tidak langsung.

Layanan kebidanan kolaborasi ialah layanan yang dilakukan oleh bidan

sebagai anggota team yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau

sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan

c. Tanggung Jawab Kebidanan Kolaborasi

- Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan

pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan

kolaborasi

- Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan

resiko tinggi dan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama

dengan tindakan kolaborasi denganmelibatkan klien/keluarga`


- Memberikan Asuhan kebidanan pada ibu nifas Bayi baru lahir dan Balita

Menurut Notoatmojo dalam tobing (2016) system rujukan adalah system

pelimpahan tanggung jawab dalam penanganan pasien dari satu fasilitas kesehatan

menuju fasilitas kesehatan yang lebih baik itu secara vertical maupun horizontal.

Hal- hal yang harus disiapkan dalam merujuk kehamilan atau persalinan adalah :

- Bidan, memastikan pasien harus didampingi tenaga kesehatan yang memiliki

kemamapuan untuk menangani kegawatdaruratan ketika melakukan rujukan

- Alat, dalam melakukan rujukan alat-alat yang harus dibawa tensimeter, dan alat

partus untuk bersiap siaga

- Memberitahukan keluarga kondisi pasien sehingga harus dirujuk

- Surat rujukan yang berisi identitas dan hasil pemeriksaan yang diberikan pada

pasien

- Obat-obatan

- Kendaraan

- Dana dari pihak keluarga pasien.


PENELITIANJURNALTERKAIT

N Nama/Penulis JudulPenelitian HasilPenelitian


o
1 ANGEL OKTAVIA INTERPROFESIONAL Berdasarkan pencarian
. PURBA / 181101099 COLABORATION literature didapatkan apa
angeloktavia013@gmail SEBAGAI WADAH defenisi interprofesional
.com DALAM UPAYA colaboration, apa tujuan
MENINGKATKAN dilakukannya
KESELAMATAN interprofesional
PASIEN colaboration dan
bagaimana strategi
meningkatkan keselamatan
pasien dengan metode
interprofesional
colaboration (IPC).

2 Yessi Christiana / MENINGKATKAN Kolaborasi interprofesional


. 1811010197 KOLABORASI merupakan merupakan
christianayessitambunan INTERPROFESION strategi untuk mencapai
@gmail.com AL UNTUK kualitas hasil yang
KESELAMATAN dinginkan secara efektif
PASIEN dan efisien dalam
pelayanan kesehatan.
Komunikasi dalam
kolaborasi merupakan
unsur penting untuk
meningkatkan kualitas
perawatan dan keselamatan
pasien (Reni,A al,2010).
Kemampuan untuk bekerja
dengan profesional dari
disiplin lain untuk
memberikan kolaboratif,
patient centred care
dianggap sebagai elemen
penting dari praktek
profesional yang
membutuhkan spesifik
perangkat kompetensi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehamilan risiko tinggi dapat dicega hdengan pemeriksaan dan pengawasan

kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih difokuskan pada keadaan

yang menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasanantenatal menyertai kehamilan

secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan

persiapan persalinan

3.2 Saran

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorangyang akan

mempengaruhi dalam perilakunya. Secara umum, seseorangyang berpendidikan lebih

tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingakan dengan seseorang

yang tingkat pendidikannya lebih rendah

Anda mungkin juga menyukai