BAB I
PENDAHULUAN
1.2..Tujuan
1.3. Diagnosa
Penegakan diagnosis kehamilan dan janin dengan resiko tinggi
6
adalah dengan :
a) Melakukan anamnesa yang intensif ( baik )
b) Melakukan pemeriksaan fisik
c) Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti :
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan Rontgen
- Pemeriksaan ultrasonografi
- Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
1.4. Pencegahan
Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan
sedini mungkin sehingga diperlukan tindakan untuk menanganinya.
Yang harus dilakukan ibu hamil dengan esiko tinggi yaitu :
- Memeriksakan kehamilan secara teratur sesuai dengan anjuran
petugas kesehatan atau dokter.
- Merencanakan persalinan aman
- Istirahat cukup, istirahat malam kurang lebih 8 jam dan istirahat
siang kurang lebih 2 jam.
- Boleh melakukan kegiatan sehari-hari asal tidak berlebihan.
- Memenuhi kebutuhan gizi untuk ibu hamil dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi.
- Segera kebidan,dokter,puskesmas atau rumah sakit apabila
didapatkan tanda-tanda sebagai berikut :
a) Badan panas lebih dari 2hari
b) Perdarahan melalui vagina
c) Keluar ketuban melalui vagina
d) Sakit kepala terus menerus
e) Muntah-muntah
f) Batuk campur darah
g) Kejang-kejang
h) Gerakan janin tidak terasa
i) Bengkak pada kelopak mata atau seluruh tubuh
7
Keterangan :
Jumlah skor (A+B) :
2 → kehamilan resiko rendah
6-8 → kehamilan resiko tinggi
> 12 → kehamilan resiko sangat tinggi.
9
2. JURNAL
Kehamilan adalah fertilisasi spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan
nidation atau implantasi. Saat ini, angka kematian ibu sangat tinggi dengan 830
komplikasi persalinan. Di India, tinggi ibu dan berat janin dalam persalinan
ditemukan bahwa operasi caesar pada wanita pendek adalah 32,5% sedangkan
pada wanita dengan tinggi badan lebih dari 145 cm adalah 25%. Dengan
demikian wanita yang kurang dari atau sama dengan 145 cm memiliki risiko
lebih tinggi dari seksio sesaria darurat jika dibandingkan dengan wanita yang
melalui operasi caesar dibandingkan mereka dengan tinggi badan lebih dari 152
pencegahan pada wanita pendek untuk mengurangi hasil yang buruk selama
penentuan disproporsi sefalopelvik, faktanya hal ini tetap menjadi alat yang
berguna dalam menilai kehamilan pada risiko yang relatif lebih tinggi.
Deteksi dini wanita yang berisiko dengan tinggi badan tetap menjadi
tujuan perawatan antenatal dan kebutuhan untuk rujukan awal dari daerah ke
pusat.
Ibu hamil dengan lingkar lengan kurang dari 23 cm mempunyai risiko 232 persen
lebih tinggi untuk melahirkan beyi BBLR dibandingkan dengan ibu dengan lingkar
lengan lebih dari 23 cm. PGM 1998.2 I: 41-49 Risiko Ihu Ilamil REK dan Anemia
RlSlKO IBU HAMII. KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA UNTUK
Identitas Pasien :
(Aimul, 2016).
Alasan Kunjungan :
Wulandari, 2018).
Riwayat Psikososial :
Wulandari, 2016)
2018).
Tekanan darah :
(Sulistyawati, 2018).
Suhu :
Nadi :
Pernafasan :
Pemeriksaan Antropometri
Berat badan
(Widjanarko 2017).
Tinggi badan
Pemeriksaan Fisik :
gusi (warna dan edema), gigi geligi (karang gigi, caries gigi,
atau tidak, ada nyeri atau tidak (Varney, 2016). Pada kasus
Aini, 2017).
atau diatas patella, bila ada kontraksi berarti reflek otot baik
Data Penunjang :
20
tumor hipofisa).
Diagnosa Aktual :
kehamilan fisiologis”.
Data Dasar :
Data Subjektif
Data Objektif
Masalah :
Kebutuhan :
(Manuaba, 2017).
2.3.3 Intervensi
Tujuan
Intervensi/perencanaan
2.3.4 Implementasi
2.3.1 Evaluasi
2016).
Data Subyektif :
22
Data Obyektif :
Assessment :
Penatalaksanaan :
BAB 3
d. PERKUSI
1. Reflek Patela : kanan.....(+)....., Kiri.......(+)........
2. Perut : tidak kembung
3.2.3 Pemeriksaan laboratorium
Hb : 11,9 gr/dl
Golda : AB
Albuminuria :-
Reduksi urine : -
Hbsag : NR
HIV : NR
Sipilis : NR
3.2.4 Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
3.3 ANALISA/DIAGNOSA:
Diagnosis :Ny.Q G1 P0 A0, TB 139, KEK
Masalah : TB 139 cm, KEK
27
3.4 INTERVENSI
1. Melakukan Pemeriksaan fisik
2. Menjelaskan tentang penyebab masalah yang dialami nya
3. Memberikan penjelasan tentang tinggi badan pada kehami;an
4. Anjurkan untuk ke fasilitas kesehatan terdekat
3.5 IMPLEMENTASI
1. Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan
normal
2. Memberitahu Ny. Q bahwa hasil pemeriksaan TB 139 cm, Lila 20 cm, ukuran
tinggi badanrisiko pada ibu kemungkinan panggul sempit dan lila bisa
mengakibatkan bayi kecil.
3. Menganjuran ibu agar periksa sesuai anjuran atau bila ada keluhan.
3.5 EVALUASI
BAB 4
PEMBAHASAN
Pembahasan
Usia mempengaruhi status gizi ibu hamil. Seorang ibu yang masih sangat
dikandungnya akan bersaing dengan si ibu muda untuk mendapatkan zat gizi,
Ibu hamil memerlukan asupan makanan yang lebih, tidak sama seperti
wanita normal seusianya. Asupan makanan ini akan menentukan status gizi ibu
hamil. Ketika ibu hamil tidak memenuhi kebutuhan energinya, maka janin
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pola makan yang diperoleh semasa sebelum dan saat kehamilan akan
berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, yaitu dewasa (ibu
hamil) dan lanjut usia. Buruknya pola makan remaja akan menimbulkan
berbagai macam permasalahan gizi diantaranya overweight, obesitas, dan
Kurang Energi Kalori. Faktor resiko utama kejadian KEK pada ibu hamil adalah
status gizi yang terjadi akibat pola makan sebelum hamil yang tidak adekuat.
Malnutrisi masih banyak terjadi pada ibu hamil diantaranya disebabkan oleh
pemahaman yang salah terkait gizi dan kesehatan, body images, atau ketiadaan
akses terhadap makanan sehat.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi ibu hamil
Yang mengalami maupun tidak mengalami KEK diharapkan dapat
menerapkan hidup sehat terutama Pola makan agar terhindar dari berbagai
resiko penyakit.
5.2.2 Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan tetap dalam proses belajar
mengajar dan perbaiki praktek pembelajaran jadi lebih efektif dan lebih
efesien sehingga kualitas sumber daya di institusi meningkat
DAFTAR PUSTAKA