PENDAHULUAN
1
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka
kepatuhan menjalani program KB berkurang .
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan
vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu
mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari
plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah
kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan
di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil
atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon
yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi
menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan
lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan
cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon
akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja
efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan
kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu
repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan
kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk
dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur),
panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau
suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun
demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya
pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu
kepada dokter.
2
1.3.2 tujuan khusus
mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data untuk mengevaluasi
keadaan pasien
mahasiswa mampu melaksanakan interpretasi data, diagnosa masalah dan
kebutuhan pasien
mahasiswa mampu mengantisipasi masalah dan diagnosa yang timbul
mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan
mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan
mahasiswa mampu melaksanakan tindakan kebidanan yang nyata sesuai
dengan masalah yang diprioritaskan
mahasiswa mampu menilai dari hasil tindakan kebidanan yang dilakukan
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Implan / AKBK
Implan disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah
kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa
hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep
kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian
susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya
sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Jika Implant dicabut kesuburan bisa
pulih dan kehamilan bisa terjadi? Cara pencabutan Implan hampir sama dengan
pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan
yang terlatih.? Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebih
dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu bisa memakai Implan atau tidak.
2.3 Efektifitas
4
2.6 Keuntungan
Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah
pemasangan.
Melindungi wanita dari kanker rahim.
Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
Tidak mengganggu aktivitas seksual.
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak menggangu kegiatan senggama
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Mengurangi nyeri haid
Mengurangi jumlah darah haid
Mengurangi/memperbaiki anemia
Melindungi terjadinya kanker endometrium
Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
2.7 Kelemahan
Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa
sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu,
kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa
jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada kebanyakan klien dapat
menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Tidak haid
Pendarahan yang tidak lama
Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan
5
Perdarahan
Siklus menstruasi lebih panjang
Rambut rontok
Gairah seksual turun
Jerawat dan depresi.
2.10 Penanggulangan :
2.11 Kontraindikasi
Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing
manis.
Pendarahan Vagina tanpa sebab.
Wanita dalam usia reproduksi
Telah atau belum memiliki anak
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Pascapersalinan dan tidak menyusui
Pascakeguguran
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia
bulan sabit (sickle cell)
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
Sering lupa menggunakan pil
2.12CARA
Segera setelah implant dimasukkan ke bawa kulit lengan atas ekseptor, secara tetap sejumlah
levenorgestrel akan dilepaskan. Keadaan inilah yang melindungi akseptor dari kehamilan,
selama implant tatap berada di tempat tersebut (GUNAWAN, 1999).
2.13PERSIAPAN
1.PelaksanaanPelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun
pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan
(ramai)diklinikmaupundirumahsakit,sertaharus:
Mamilikipencahayaanyangcukup
Berlantaikeramikatausemensehinggamudahdibersihkan
Terbebasdaridebudanserangga
Memilikiventilasiudarayangbaik
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir
(airkrandanlain-lain).
6
2.14 Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan
implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk
itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang
implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat
mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila
kebersihankliensangatkurang
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan
batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang
mengalirsudahcukup
Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung
tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung
tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau
merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan,
pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari
trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada
wadahkeringdanbertutup
Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll)
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik
sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Lepaskansarungtangandaridalamkeluar.
2.15Persiapan
a.PersiapanKlien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian
antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah
mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat
bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan
Norplant.
b.Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
Meja periksa untuk berbaling klien
Alat penyangga lengan(tambahan)
Batang implant dalam kantong
kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan
implanNorplant.
Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
Sabun untuk mencuci tangan
Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya),lengkap dengan cawan/mangkok ant ikarat.
Zatanastesilokal(konsentrasi1%tanpaepinefrin)
Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
Trokar10 dan madrin
7
Skalpel11atau1
Kassa pembalut,bankaid,atauplester
Kassa steril dan pembalut
Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
Klem penjepit atau forsepmosquito(tambahan)
Bak/tempat instrumen(tertutup)
2.18PERSIAPANPEMASANGAN
Langkah1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
8
Langkah2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain
bersih.
Langkah3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan
kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis
untuk memudahkan pemasangan.
Langkah4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya
dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi
tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka
sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat
melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali
denganalatyangsterilatauDDT.
9
masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan
lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil
menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
10
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya
geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan
mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai
masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempatyangtepat.
Langkah14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
11
menonjolkeluardariujungtajamtrokar.
- Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan , trokar harus diganti, tidak boleh diasah
lagi.
12
Norplant yaitu Teknik U. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik u dan tehnik standar
adalah :
-Posisi dari insisikulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan
unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2
mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem
harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan
dipakaisudahdalamkeadaansterilatauDTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
-Meja periksa untuk tempat tidur klien.
-Penyangga lengan atau meja samping
-Sabun untuk mencuci tangan
-Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril
yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi
larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
-Sepasang sarung tangan steril/DTT.
-Larutan antiseptik
-Anastesilokal(konsentrasi0,1%tanpaEpinefrin).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 - 4 cm
13
2.28 TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL
MetodeStandar
Langkah1
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira
5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi
waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang
beradadibawahinsisilama.
Lngkah2
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan
menggunakanscalpel.
Langkah3
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan
tempatinsisi.
Langkah4
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka
insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan
lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem
tersebut.Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah
ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan
klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi
sampai ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya,
dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul
dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah
ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka
insisi.
Langkah5
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok
pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.
Langkah6
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama
dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut
oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul
sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan
menggunakankasa.
Langkah7
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk
memastikankeenamkapsulsudahdicabut.
MetodehurufU
Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik U, merupakan modifikasi klem
yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5
menjadi2,2mm.
Langkah1
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul
dekat siku.
Langkah2
BUat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan
menggunakanscalpel.
Langkah3
Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.
14
Langkah4
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang
kapsul.
Langkah5
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul
dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah
kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah
bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah6
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok
menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.
Langkah7
Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem
pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang
telah dicabut dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Langkah8
Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang
samauntukmencabutkapsulberikutnya.
Metode PopOut
Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana
untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan pop out.
Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih
kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan.
Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang.
Berikut langkah-langkahnya:
Langkah1
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang
lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul
lainnya.Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada
saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas
ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.
Langkah2
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian
bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah3
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul.
Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang
kapsul dengan ibujari dan jari telunjuk.
Langkah4
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah
kapsulterpaparkeluar.
Langkah5
Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah
dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali
jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak
diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan
ditempat pencabutan.
15
2.29 PETUNJUK PENCABUTAN
-Kapsul yang sulit dicabut
Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak
gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang
kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan
kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
-Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa
diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 55
kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound,
bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe
ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
-Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina
akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di
ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bias dicabut.
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Permasalahan yang sering muncul pada klien
3.1.1 Permasalahan sesudah pemasangan
Mungkin akan terdapat memar
Ada yang bengkak
Sakit di daerah insisi selama beberapa hari
Terjadi infeksi pada daerah insisi
Haid tidak teratur
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul atau 2
kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat
siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih
berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat
memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant
dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara
lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan,
akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan
tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
4.2 saran
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pemasangan dan pencabutan implan
disebabkan oleh pemasangan dan pencabutan yang tidak tepat, oleh karena itu hanya petugas
klinik yang terlatih(dokter, bidan) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.
Untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan dan pencabutan implan,
semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut dengan
menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Nardho, dkk. 1999. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia. 2008. Implant Kontrasepsi untuk wanita
(Contraseptive for Female). http://www.pkmi-online.com/implant.htm. Diakses 18 Desember
2010
Rayax. 2007. Alat Kontrasepsi Implant. http://rayax-
alatkontrasepsiimplan.blogspot.com/2007/06/pemasangan-dan-pencabutan-implan-
susuk.html. Diakses 18 Desember 2010.
Saifufuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherli, 2006. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06
/alatkontrasepsi/. Diakses 17 Desember 2010.
19