Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan


preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Gunawan, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan
dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya
paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari
pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang
berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga
Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/
masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional,
efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk
menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau
membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis
serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000
orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada
tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang
merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak
yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk
mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk
menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90%
anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolah
menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan
peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970
sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi
krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana
Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas
berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang . Ada
beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang
positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila

1
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka
kepatuhan menjalani program KB berkurang .
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan
vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu
mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari
plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah
kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan
di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil
atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon
yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi
menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan
lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan
cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon
akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja
efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan
kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu
repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan
kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk
dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur),
panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau
suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun
demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya
pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu
kepada dokter.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari
pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui definisi dari KB susuk
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3. Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4. Mengetahui efektifitas Kb susuk
5. Mengetahui efek samping penggunaan KB susuk
6. Mengetahui Cara Pemasangan KB susuk

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1 Tujuan umum


mahasiswa mampu menerapkan asuhan keluarga berencana pada alat kontrasepsi
bawah kulit
untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunan AKBK
(alat kontrasepsi bawah kulit) pada peserta KB aktif

2
1.3.2 tujuan khusus
mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data untuk mengevaluasi
keadaan pasien
mahasiswa mampu melaksanakan interpretasi data, diagnosa masalah dan
kebutuhan pasien
mahasiswa mampu mengantisipasi masalah dan diagnosa yang timbul
mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan
mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan
mahasiswa mampu melaksanakan tindakan kebidanan yang nyata sesuai
dengan masalah yang diprioritaskan
mahasiswa mampu menilai dari hasil tindakan kebidanan yang dilakukan

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Implan / AKBK
Implan disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah
kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa
hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep
kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian
susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya
sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Jika Implant dicabut kesuburan bisa
pulih dan kehamilan bisa terjadi? Cara pencabutan Implan hampir sama dengan
pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan
yang terlatih.? Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebih
dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu bisa memakai Implan atau tidak.

2.2 Cara Kerja


Sama dengan pil namun susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas.
Implan mengandung progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.

2.3 Efektifitas

Lendir serviks menjadi kental


Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi
99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 1 kehamilan per 100 perempuan)

2.4 Indikasi Susuk KB

Pemakaian KB yang jangka waktu lama


Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu
dekat.
Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

2.5 Yang Harus Ibu Lakukan Setelah Pemasangan Implan


Daftarkan diri segera ke Pos KB Desa atau pusat pelayanan kesehatan lainya, agar
dapat dibantu mengingatkan pada saat jatuh tempo pencabutannya. Sesudah pemasangan
mungkin Ibu mengalami sedikit nyeri dibekas tempat pemasangan, Ibu tidak usah khawatir,
karena rasa nyeri akan hilang dalam satu atau dua hari. Untuk mencegah terjadinya Infeksi
dibekas pemasangan Implant harus dijaga supaya tetap kering selama 3 hari, jika ibu akan
mandi angkatlah tangan tempat pemasangan Implant agar luka tidak terkena air, sebab jika
luka menjadi basah dapat ?menyebabkan Infeksi. Jangan segan untuk membicarakan dengan
petugas lapangan KB dan petugas kesehatan jika ada masalah dengan pemakaian Implant.?
Sesudah 5 Tahun Implan harus dicabut dan apabila Ibu masih berniat memakai implant
kembali maka implant dapat dipasangkan lagi.

4
2.6 Keuntungan

Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah
pemasangan.
Melindungi wanita dari kanker rahim.
Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
Tidak mengganggu aktivitas seksual.
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak menggangu kegiatan senggama
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Mengurangi nyeri haid
Mengurangi jumlah darah haid
Mengurangi/memperbaiki anemia
Melindungi terjadinya kanker endometrium
Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul

2.7 Kelemahan
Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa
sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu,
kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa
jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada kebanyakan klien dapat
menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

2.8 Keluhan-Keluhan Yang Dapat Timbul akibat Pemasangan

Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual,


pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan,
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsy
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)
?Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi.
Hematoma/pembekakan dan nyeri.

2.9 Efek Samping


Gangguan pola Haid :

Tidak haid
Pendarahan yang tidak lama
Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan

5
Perdarahan
Siklus menstruasi lebih panjang
Rambut rontok
Gairah seksual turun
Jerawat dan depresi.

2.10 Penanggulangan :

Hubungan Petugas dengan klien


Hematoma (warna biru dan rasa nyeri) pada deerah pemasangan, kompres dengan air
dingin selama 2 hari, selanjutnya kompres dengan air panas/hangat sampai warna biru
hilang.

2.11 Kontraindikasi

Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing
manis.
Pendarahan Vagina tanpa sebab.
Wanita dalam usia reproduksi
Telah atau belum memiliki anak
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Pascapersalinan dan tidak menyusui
Pascakeguguran
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia
bulan sabit (sickle cell)
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
Sering lupa menggunakan pil

2.12CARA
Segera setelah implant dimasukkan ke bawa kulit lengan atas ekseptor, secara tetap sejumlah
levenorgestrel akan dilepaskan. Keadaan inilah yang melindungi akseptor dari kehamilan,
selama implant tatap berada di tempat tersebut (GUNAWAN, 1999).

2.13PERSIAPAN
1.PelaksanaanPelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun
pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan
(ramai)diklinikmaupundirumahsakit,sertaharus:
Mamilikipencahayaanyangcukup
Berlantaikeramikatausemensehinggamudahdibersihkan
Terbebasdaridebudanserangga
Memilikiventilasiudarayangbaik
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir
(airkrandanlain-lain).

6
2.14 Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan
implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk
itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang
implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat
mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila
kebersihankliensangatkurang
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan
batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang
mengalirsudahcukup
Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung
tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung
tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau
merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan,
pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari
trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada
wadahkeringdanbertutup
Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll)
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik
sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Lepaskansarungtangandaridalamkeluar.

2.15Persiapan
a.PersiapanKlien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian
antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah
mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat
bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan
Norplant.
b.Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
Meja periksa untuk berbaling klien
Alat penyangga lengan(tambahan)
Batang implant dalam kantong
kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan
implanNorplant.
Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
Sabun untuk mencuci tangan
Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya),lengkap dengan cawan/mangkok ant ikarat.
Zatanastesilokal(konsentrasi1%tanpaepinefrin)
Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
Trokar10 dan madrin

7
Skalpel11atau1
Kassa pembalut,bankaid,atauplester
Kassa steril dan pembalut
Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
Klem penjepit atau forsepmosquito(tambahan)
Bak/tempat instrumen(tertutup)

2.16Kunci Keberhasilan Pemasangan


Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah
medialengan
Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau
trokar tajam untuk membuat insisi.
Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah
kulit.Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan
pemasangantepatdibawahkulit
Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk
mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan
jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang
tepat
Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa
seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi
benardanpadabidangyangsamadibawahkulit.
Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

2.17 PENATALAKSANAAN UMUM


Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku di daerah medial lengan
atas. Untuk tempat pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang jarang digunakan. Pertama,
cuci lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan antiseptik dan suntik anestesi lokal.
Buat insisin kecil hanya sekedra menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul
dimasukkan melalui trokar khusus dan dipasang tepat di bawah kulit. Sebelum memulai
tindakan,periksakembaliuntukmemastikanapakahklien :
Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan
Sudah mendapat anestesi local sebelumnya
Alergi terhadap obatan estesilokal atau jenis obat lainnya

2.18PERSIAPANPEMASANGAN
Langkah1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.

8
Langkah2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain
bersih.
Langkah3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan
kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis
untuk memudahkan pemasangan.
Langkah4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya
dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi
tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka
sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat
melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali
denganalatyangsterilatauDDT.

2.19 TINDAKAN SEBELUM PEMASANGAN


Langkah1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
Langkah3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan
jumlahnya.
Langkah4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-
hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan.
Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.
Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat
anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul
implan.
Langkah7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi
untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum,

9
masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan
lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil
menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.

2.20 PEMASANGAN KAPSUL


Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan
obatanestesitelahbekerja.
Langkah1
Pegang skalpel dengan sudut 45, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
Janganmembuatinsisiyangpanjangataudalam.
Langkah2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas
trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung
menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung
trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti
kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah
kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut
lainnya.
Langkah4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus
cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang
yangtepatdibawahkulit.
Langkah5
Saat trokar masuk sampai tanda(1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau
klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan
tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan,
tapijanganmendorongdenganpaksa.
Langkah8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik
tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2)
muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting
pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul
kejaringan.
Langkah9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan
kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah
kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasangkapsulberikutnya.
Langkah10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan

10
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya
geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan
mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai
masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempatyangtepat.
Langkah14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit

2.21 TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL


1.Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis
danmengurangimemar(perdarahansubkutan)
2.Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkinterjadiselamapemasangan.
- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau
efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan,kalau bias diberikan secara tertulis.

2.22 BILA TERJADI INFEKSI


-Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul) cabut semua kapsul.

2.23 PETUNJUK UNTUK MENJAGA AGAR TROKAR TETAP TAJAM


- Pemakaian yang berulang-ulang akan menyebabkan trokar menjadi tumpul. Trokar harus
diperiksa dengan hati-hati setelah setiap10kali pemasangan.
- Setelah selesai dipakai, dipisahkan trokar dari pendorongannya. (hal ini untuk menjaga
trokaragartetaptajam).
- Bila trokar telah menjadi tumpul, harus diasah seperti mengasah pisau atau gunting dengan
menggunakanbatuasahyanhalus.
- Pada waktu mengasahntrokar,jangan terlalu berlebihan oleh karena dapat mengubah sudut
ketajamannya sehingga trokar tidak bisa dipakai lagi. Pengasahan yang berlebihan akan
memperpendek trokar, mengurangi jarak ke tanda (2) dekat ujung trokar.
- Masalah lain yang ditimbulkan karena pengasahan yang erlebihan adalah pada waktu
memasukkan pendorong sepenuhnya, maka ujung tumpul pendorong akan menonjol keluar
melewati ujung tajam trokar. Hal ini akan menyulitkan waktu memasukkan trokar tepat di
bawah kulit. Bila hal ini terjadi, tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya tidak

11
menonjolkeluardariujungtajamtrokar.
- Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan , trokar harus diganti, tidak boleh diasah
lagi.

2.24 PEMASANGAN IMPLAN LADENATM DAN INDOPLANT


sama dengan pemasanganPemasangan implant JADENA dan INDOPLANT hanya
berbeda dalam jumlah kapsul yang dipasang yaitu hanya 2NORPLANT kapsul, kapsulnya
lebih panjang dan pemberian obat anastesi cukup 1-2 ml (1% tanpa Epinefrin).

2.25 PEMASANGAN IMPLAN TIMPLANON


Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali
pakai.Kemasantersebutmenyerupaialatsuntik.
Langkah1
Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
Langkah2
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam
lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan
membuatgarissepanjang6-8cm.
Langkah3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan
2 ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur
tempat pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.
Langkah4
Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan
jarum insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk
melatakana jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.
Langkah5
Lepaskan segel insenter dengan menekan penopang pendorong insenterya.
Langkah6
Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap
diataslengan.
Langkah7
Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap
memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan
suatu penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).

2.26 CARA PENCABUTAN METODE PENCABUTAN


maupun, Jadena, IndlopantMetode pencabutan unutk implant Norplant sama hanya
berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.Implano
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul
telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode
standar pencabutan, misalnya metode pop out yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada
tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan
metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan
dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung
oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan
kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau
tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan
waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant

12
Norplant yaitu Teknik U. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik u dan tehnik standar
adalah :
-Posisi dari insisikulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan
unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2
mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem
harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan
dipakaisudahdalamkeadaansterilatauDTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
-Meja periksa untuk tempat tidur klien.
-Penyangga lengan atau meja samping
-Sabun untuk mencuci tangan
-Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril
yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi
larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
-Sepasang sarung tangan steril/DTT.
-Larutan antiseptik
-Anastesilokal(konsentrasi0,1%tanpaEpinefrin).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 - 4 cm

2.27 TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN


Langkah1:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah2
Pakaisarungtangansteril
Langkah3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
Langkah4
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril untuk memegang
kasa tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan
gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.
Langkah5
Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebaruntuk
memaparkanlokasikapsul.
Langkah6
Rabaseluruhkapsuluntukmenentukanlokasinya.
Langkah7
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat
anastesi (1% tanpa epinefrin). Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan
dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh
darah. Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai kurang lebih 1/3
panjang kapsul, tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikan obat anastesi (0,5 ml) untuk
mengangkat ujung kapsul. Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke
bawah kapsul berikutnya. Ulangi proses ini sampai keenam ujung kapsul terangkat. Sebelum
memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk memastikan obat anstesi telah
bekerja.

13
2.28 TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL
MetodeStandar
Langkah1
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira
5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi
waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang
beradadibawahinsisilama.
Lngkah2
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan
menggunakanscalpel.
Langkah3
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan
tempatinsisi.
Langkah4
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka
insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan
lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem
tersebut.Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah
ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan
klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi
sampai ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya,
dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul
dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah
ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka
insisi.
Langkah5
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok
pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.
Langkah6
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama
dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut
oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul
sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan
menggunakankasa.
Langkah7
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk
memastikankeenamkapsulsudahdicabut.
MetodehurufU
Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik U, merupakan modifikasi klem
yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5
menjadi2,2mm.
Langkah1
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul
dekat siku.
Langkah2
BUat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan
menggunakanscalpel.
Langkah3
Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.

14
Langkah4
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang
kapsul.
Langkah5
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul
dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah
kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah
bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah6
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok
menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.
Langkah7
Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem
pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang
telah dicabut dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Langkah8
Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang
samauntukmencabutkapsulberikutnya.
Metode PopOut
Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana
untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan pop out.
Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih
kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan.
Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang.
Berikut langkah-langkahnya:
Langkah1
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang
lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul
lainnya.Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada
saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas
ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.
Langkah2
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian
bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah3
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul.
Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang
kapsul dengan ibujari dan jari telunjuk.
Langkah4
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah
kapsulterpaparkeluar.
Langkah5
Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah
dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali
jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak
diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan
ditempat pencabutan.

15
2.29 PETUNJUK PENCABUTAN
-Kapsul yang sulit dicabut
Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak
gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang
kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan
kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
-Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa
diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 55
kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound,
bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe
ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
-Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina
akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di
ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bias dicabut.

2.30 TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN


Menutup luka insisi
Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisidan
sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua
tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian
balut luka insisi.
Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan)
atau kasa steril dan plester.

2.31 INTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DIRUMAH


Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit kemerahan pada daerah
pencabutan selama beberapa hari,keadaan ini normal.
Jaga luka insisi agar tetap kering danbersih minimal 48jam.
Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band aid boleh dibuka
setelah3-5hari.
Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan pada tempat insisi.
Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dengan tekanan normal.
Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat
insisi.
Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan lanjut, jika perlu.
Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa dan akan hilang
setelahbeberapabulan.

16
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Permasalahan yang sering muncul pada klien
3.1.1 Permasalahan sesudah pemasangan
Mungkin akan terdapat memar
Ada yang bengkak
Sakit di daerah insisi selama beberapa hari
Terjadi infeksi pada daerah insisi
Haid tidak teratur

3.2.1 permasalahan pada pencabutan

Kapsul yang sulit dicabut


Kapsul yang tidak dapat diraba
Kapsul yang putus
3.2 cara mengelolanya dari permasalahan
3.2.1 cara pengelolahan dari permasalahan sesudah pemasangan
melakukan konseling
jika terjadi infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan dan panas atau
sakit menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik atau dirawat
bila terjadi bengkak atau memar selama beberapa hari hal ini normal
jika terjadi benturan pada luka di daerah tersebut akan menambah tekanan
pada luka tersebut
bila terjadi apses (dengan atau tanpa ekspulsi kapsul) cabut semua kapsul
bila terjadi infeksi lokal obati dengan pengobatan yang sesuai
bila terjadi pendarahan obati dengan pengobatan yang sesuai
3.2.2 cara pengelolahan dari permasalahan sesudah pencabutan
melakukan konseling
pencabutan yang mudah tergantung dari pemasangan yang benar
gunakan tindakan pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk menghindari
infeksi
bila kapsul dipasang tepat dibawah kulit maka akan lebih mudah dicabut
bila dipasang terlau dalam akan menimbulkan masalah

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul atau 2
kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat
siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih
berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat
memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant
dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara
lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan,
akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan
tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
4.2 saran
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pemasangan dan pencabutan implan
disebabkan oleh pemasangan dan pencabutan yang tidak tepat, oleh karena itu hanya petugas
klinik yang terlatih(dokter, bidan) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.
Untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan dan pencabutan implan,
semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut dengan
menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Nardho, dkk. 1999. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia. 2008. Implant Kontrasepsi untuk wanita
(Contraseptive for Female). http://www.pkmi-online.com/implant.htm. Diakses 18 Desember
2010
Rayax. 2007. Alat Kontrasepsi Implant. http://rayax-
alatkontrasepsiimplan.blogspot.com/2007/06/pemasangan-dan-pencabutan-implan-
susuk.html. Diakses 18 Desember 2010.
Saifufuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherli, 2006. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06
/alatkontrasepsi/. Diakses 17 Desember 2010.

19

Anda mungkin juga menyukai