Anda di halaman 1dari 169

BUPATI JOMBANG

PROVINSI JAWA TIMUR


PERATURAN BUPATI JOMBANG

NOMOR : .... TAHUN 2019

TENTANG

PENETAPAN TARGET INDIKATOR DAN DEFINISI OPERASIONAL DALAM


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
DI KABUPATEN JOMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JOMBANG,

Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Bupati Jombang
tentang Penetapan Target Indikator dan Definisi Operasional dalam
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Jombang;
b. Bahwa untuk memudahkan pengukuran capaian kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan maka perlu penetapan
target Indikator dan Definisi Operasional dalam Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.


3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang standar Pelayanan
Minimal;

i
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.

6. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2009 Nomo2 7/E)

7. Peraturan Daerah Jombang Nomor 8 tahun 2016 tentang Pembentukan


dan Susunan Perangkat Daerah

8. Peraturan Bupati Kabupaten Jombang Nomor 24 Tahun 2016 Tentang


Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI JOMBANG TENTANG


PENETAPAN TARGET INDIKATOR DAN DEFINISI
OPERASIONAL DALAM STANDAR TEKNIS
PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KABUPATEN JOMBANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati Jombang ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Jombang.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jombang.

3. Bupati adalah Bupati Jombang.

4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten

Jombang.

5. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM

Bidang Kesehatan adalah merupakan ketentuan mengenai

jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan

ii
yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak

diperoleh setiap warga negara.

6. Standar Teknis SPM bidang kesehatan adalah ketentuan

standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa,

personal/sumber daya manusia kesehatan dan petunjuk teknis

atau tata cara pemenuhan standar dari masing-masing jenis

dan mutu pelayanan dasar SPM Bidang Kesehatan.

7. Target Indikator SPM adalah suatu nilai yang harus dicapai

dalam pelaksanaan indikator SPM pada kurun waktu tertentu,

dan dalam suatu wilayah kerja.

8. Indikator SPM adalah kegiatan Pelayanan Dasar Minimal

Bidang Kesehatan

9. Pelayanan Dasar Minimal Bidang Kesehatan adalah

pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

warga Negara.

10. Warga negara adalah setiap individu di wilayah kabupaten


jombang yang berhak menerima layanan dasar dalam SPM

kesehatan.

Pasal 2

1. SPM Kesehatan terdiri atas SPM urusan Wajib dan SPM

Urusan Tambahan sesuai Kebutuhan.

2. SPM urusan Wajib terdiri atas :

a. Pelayanan kesehatan ibu hamil;

b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin;

c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;

iii
d. Pelayanan kesehatan balita;

e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;

f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif;

g. Pelayanan kesehatan pada usia usia lanjut;

h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;

i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;

j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;

k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan

l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus


yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human

Immunodeficiency Virus).

yang bersifat peningkatan/promotif dan

pencegahan/preventif.

3. SPM urusan Tambahan sesuai kebutuhan terdiri atas :

a. Desa Siaga Purnama Mandiri;

b. Posyandu Purnama Mandiri;

c. PHBS Tatanan Rumah Tangga Sehat;

d. Cakupan Klinik sanitasi;

e. Cakupan pembinaan kelompok/klub olah raga;

f. Cakupan pembinaan kelompok pekerja;

g. Persentase pelayanan kesehatan ibu nifas;

h. Pelayanan pemeriksaan berkala siswa tingkat SD

sederajat;

i. Pelayanan pemeriksaan berkala siswa tingkat dasar

SMP/ sederajat;

iv
j. Pelayanan pemeriksaan berkala siswa tingkat dasar

SMA/ sederajat;

k. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe;

l. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif;

m. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan;

n. Ibu hamil KEK yang ditangani;

o. Desa/kelurahan UCI;

p. Cakupan baduta yang memperoleh imunisasi Booster;

q. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam;

r. Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes;

s. Pemeriksaan kontak intensif kusta;

t. Penderita DBD yang ditangani;

u. Penemuan penderita diare yang ditangani;

v. Cakupan posbindu;
w. Peserta prolanis aktif;

x. Keluarga rawan yang mendapat keperawatan

kesehatan masyarakat (Home Care);

y. Puskesmas terakreditasi;

z. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan;

aa. Penyuluhan keamanan pangan (Penerbitan Sertifikat

Keamanan Pangan).

4. Pelayanan yang bersifat peningkatan/promotif dan

pencegahan/preventif sebagaimana dimaksud ayat (3)

mencakup :

v
a. peningkatan kesehatan;

b. perlindungan spesifik;

c. diagnosis dini dan pengobatan tepat;

d. pencegahan kecacatan; dan

e. rehabilitasi.

5. Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada


fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah pusat,

pemerintah daerah, maupun swasta.

6. Pelayanan dasar sebagaimana diamksud pada ayat (5)


dilaksanakan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan

kompetensi dan kewenangan.

7. Selain oleh tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (6) untuk jenis pelayanan dasar tertentu dapat

dilakukan oleh kader kesehatan terlatih di luar fasilitas

pelayanan kesehatan di bawah pengawasan tenaga

kesehatan.

BAB II
STANDAR PELAYANAN DAN TATA CARA
PEMENUHAN STANDAR
Pasal 3

1. Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan

setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang kesehatan.

2. Mutu pelayanan setiap jenis palayanan dasar pada SPM


urusan Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dalam standar teknis yang terdiri atas :

vi
a. Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;

b. Standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya

manusia kesehatan; dan

c. Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

3. Mutu pelayanan setiap jenis palayanan dasar pada SPM


urusan Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dalam standar teknis yang terdiri atas :

a. Pernyataan standar;

b. Langkah-langkah kegiatan;

c. Sumber Daya Manusia yang memberikan layanan

dasar SPM bidang kesehatan.

4. Standar teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada


SPM Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dan (3) tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 4

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam

pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada

SPM kesehatan tercanum dalam lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 5

Perhitungan pembiayaan pelayanan dasar pada SPM Kesehatan

memperhatikan berbagai sumber pembiayaan agar tidak terjadi

vii
duplikasi anggaran.

Pasal 6

Pelaksanaan pelayanan dasar sebagaiman dimaksud dalam pasal

3 ayat (2) dicatat dan dilaporkan kepada pemerintah daerah

kabupaten, pemerintah daerah provinsi, dan Menteri Kesehatan

secara berjenjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 7

Pemerintah Daerah melakukan monitoring dan evaluasi serta

pembinaan dan pengawasan secara berjenjang sesuai dengan

kewenangan masing-masing.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkannya

pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya

dalam Berita Daerah Kabupaten Jombang.

Ditetapkan di Jombang
Pada tanggal Oktober 2019
BUPATI JOMBANG,

viii
MINDJIDAH WAHAB
Diundangkan di Jombang
Pada tanggal Oktober 2019
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN JOMBANG

AKH. JAZULI

BERITA DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2019 NOMOR /E

Lampiran
Peraturan Bupati Jombang Nomor
xxx Oktober 2019 tentang
Penetapan Target Indikator Dan
Definisi Operasional Dalam
Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Di Kabupaten Jombang

PENETAPAN TARGET INDIKATOR DAN DEFINISI OPERASIONAL DALAM


STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA STANDAR
PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN JOMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Seseorang tidak bisa

memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga

kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara

ix
layak. Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara

memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu

bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang

menjadi tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat

terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap warganegara.

Dalam rangka penerapan SPM Bidang Kesehatan diperlukan Standar Teknis SPM

yang menjelaskan langkah operasional pencapaian SPM Bidang Kesehatan di tingkat

Kabupaten Jombang sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dengan

memperhatikan potensi dan kemampuan daerah.

Penerapan SPM bidang kesehatan perlu ditetapkan Target Kinerja, sebagai acuan

dalam pengukuran kinerja dan tolak ukur dalam upaya perbaikan kinerja. Penekanan SPM

bidang kesehatan berfokus pada pelayanan promotif dan preventif, sementara program

program kesehatan yang selama ini dianggarakan lebih berfokus pada pelayanan kuratif

dan rehabilitatif. Sehingga pada penerapan SPM bidang kesehatan khususnya di

Kabupaten Jombang ada rasionalisasi proporsi alokasi anggaran kesehatan, untuk

pembiayaan dan pelayanan program Promotif dan Preventif, juga diimbangi dengan

alokasi anggaran untuk pelayanan pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.

B. Tujuan dan Sasaran

Penetapan Target Indikator dan Definisi Operasional SPM ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan dan kejelasan kepada pemerintah daerah dalam mengukur

capaian kinerja dalam pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten Jombang.

Sasaran dari Penetapan Target Indikator dan Definisi Operasional SPM ini adalah

untuk memberikan pedoman kepada pemerintah daerah terkait penerapan SPM Bidang

x
Kesehatan dan kebijakan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kesehatan berdasarkan

Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018.

C. Pengertian

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :

11. Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan

urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara.

12. Standar Teknis SPM bidang kesehatan adalah ketentuan standar jumlah dan kualitas

barang dan/atau jasa, personal/sumber daya manusia kesehatan dan petunjuk teknis

atau tata cara pemenuhan standar dari masing-masing jenis dan mutu pelayanan dasar

SPM Bidang Kesehatan.

13. Target Indikator SPM adalah suatu nilai yang harus dicapai dalam pelaksanaan

indikator SPM pada kurun waktu tertentu, dan dalam suatu wilayah kerja.

14. Indikator SPM adalah kegiatan Pelayanan Dasar Minimal Bidang Kesehatan
15. Pelayanan Dasar Minimal Bidang Kesehatan adalah pelayanan publik untuk

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan warga Negara.

16. Mutu Pelayanan dasar minimal Bidang Kesehatan adalah ukuran kuantitas dan
kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar kesehatan serta pemenuhan sesuai

standar teknis agar hidup secara layak.

17. Urusan pemerintahan wajib bidang kesehatan adalah urusan pemerintahan bidang

kesehatan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Jombang.

18. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan

Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah.

xi
19. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal
di Kabupaten Jombang.

D. Ruang Lingkup

Penetapan Target Indikator Dan Definisi Operasional Dalam Standar Teknis

Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Di Kabupaten Jombang meliputi:

1. Target Indikator SPM Bidang kesehatan

2. Definisi Operasional Indikator SPM Bidang Kesehatan,

3. Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;

4. Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar, untuk setiap jenispelayanan dasar

pada SPM bidang Kesehatan, di di tingkat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

xii
BAB II
TARGET INDIKATOR SPM URUSAN WAJIB
MENURUT PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019
TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PADA PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN

INDIKATOR TARGET SUMBER


NO FORMULA PERHITUNGAN
SPM 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
1 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan a) PWS Ibu
Kesehatan Ibu K4 di fasilitas pelayanan kesehatan milik b) LB3 KIA
Hamil pemerintah dan swasta c) SIMPUS
Persentase ibu hamil
= d) Kohort Ibu
mendapatkan X 100%
Jumlah semua ibu hamil di wilayah
pelayanan ibu hamil
Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
yang sama

2 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan a) LB 3 KIA
  Kesehatan Ibu           Persentase ibu pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas b) Laporan
  Bersalin           bersalin pelayanan kesehatan Persalinan
  mendapatkan = X 100% c) SIMPUS dan
  pelayanan Jumlah semua ibu bersalin yang ada di wilayah SIRS
persalinan  Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu d) Kohort Ibu
satu tahun
3 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang a) Kohort Bayi
Persentase bayi
  Kesehatan Bayi           mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru b) MTBM
baru lahir
  Baru Lahir           lahir sesuai dengan standar c) PWS KIA
mendapatkan
  (Bayi)
pelayanan = X 100%
  Jumlah semua bayi baru lahir di wilayah d) SIMPUS
kesehatan bayi
Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu /SIRS
baru lahir
satu tahun

1
INDIKATOR TARGET SUMBER
NO FORMULA PERHITUNGAN
SPM 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
4 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah balita usia 0-59 bulan yang a) PWS Anak
  Kesehatan Balita         Persentase anak b) LB 3 KIA
mendapatkan pelayanan kesehatan balita
          usia 0-59 bulan c) MTBS
sesuai dengan standar dalam kurun waktu satu
yang mendapatkan d) Kohort Balita
tahun
pelayanan = X 100% e) Buku KIA
kesehatan balita f) Laporan
Jumlah balita 0-59 bulan yang ada di wilayah
sesuai standar  SDIDTK
kerja dalam kurun waktu satu tahun yang sama
5 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan a) Data Skrining
Kesehatan pada         7 yang mendapatkan pelayanan skrining Klas 1 dan 7
Usia Pendidikan         kesehatan di satuan pendidikan dasar Prog UKS
Persentase anak usia
Dasar b) Pemenuhan
pendidikan dasar
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar kelas UKS Kit
yang mendapatkan = X 100%
1 dan 7 yang ada di wilayah kerja di wilayah disesuaikan
skrining kesehatan
Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu 1 kebutuhan
sesuai standar
tahun ajaran Sasaran di
usulkan dalam
Penganggaran.
6 Pelayanan  100%  100%  100%  100%  100% 100% Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun Skrining
Kesehatan pada         mendapatkan pelayanan skrining kesehatan dilaksanakan :
Usia Produktif sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun a) Skring Klas 10
SMA (-IVA)
Persentase warga b) Proyek skrining
negara usia 15-59   Jumlah warga negara usia 15-59 tahun yang penduduk usia di
tahun mendapatkan = ada di wilayah kerja dalam kurun waktu satu X 100% atas SMA
skrining kesehatan tahun yang sama mengusulkan dana
sesuai standar BOK dan JKN
c. Pemeriksaan
kesehatan Haji
d. ANC Terpadu (-
IVA)
7 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Persentase warga Jumlah pengunjung berusia 60 tahun keatas a) Pelayanan di
Kesehatan pada negara usia 60 yang mendapatkan pelayanan skrining Posy Lansia,
Usia Lanjut tahun keatas = kesehatan sesuai standar minimal 1 kali dalam X b) Pelayanan di
100% Posbindu
mendapatkan kurun waktu satu tahun

2
INDIKATOR TARGET SUMBER
NO FORMULA PERHITUNGAN
SPM 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
              c) Pelayanan di
Jumlah semua penduduk ber usia 60 tahun Poli Lansia
skrining kesehatan
keatas yang ada di wilayah Kabupaten/kota Puskesmas
sesuai standar
tersebut dalam kurun waktu satu tahun
perhitungan
8 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah penderita Hipertensi yang mendapatkan a) LB 1
  Kesehatan           pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun Puskesmas
  Penderita           waktu satu tahun b) di Prolanis :
Hipertensi pasien datang sekali
Persentase penderita dalam 1 bulan diberi
  Jumlah estimasi pederita hipertensi berdasar
Hipertensi pelayanan
  = angka prevalensi kab/kota dalam kurun waktu X 100%
mendapatkan penanganan
satu tahun pada tahun yang sama
pelayanan kesehatan hipertensi
sesuai standar c) Data Simpus
kunjungan pasien
*) ( untuk di RS di
Poli Penyakit
Jantung)
9 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah penyandang DM yang mendapatkan a) Di RS di Poli
  Kesehatan           Persentase pelayanan kesehatan sesuai standar dalam penyakit Dalam
  Penderita           penyandang DM kurun waktu satu tahun b) LB1
Diabetes Melitus yang mendapatkan Puskesmas
= X  100%
(DM) pelayanan Jumlah penyandang DM berdasar angka c) Data SIMPUS
  kesehatan sesuai prevalensi DM nasional di wilayah kerja
  standar dalam kurun waktu satu tahun pada tahun yang
sama
10 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerja LB1 Kunjungan
  Kesehatan Orang           Persentase ODGJ kab/kota yang mendapatkan pelayanan Jiwa (Pelayanan
  dengan           berat yang kesehatan jiwa promotif preventif sesuai dalam gedung
Gangguan Jiwa mendapatkan standar dalam kurun waktu satu tahun dan Luar
(ODGJ) pelayananan gedung)
= X 100%
  kesehatan jiwa Jumlah ODGJ berat (psikotik) yang ada di
  sesuai standar wilayah kerja kab / kota dalam kurun waktu
satu tahun yang sama
11 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Persentase orang = Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan X 100% a) Form TB 07 di
  Kesehatan Orang           terduga TB pemeriksaan penunjang dalam kurun waktu Puskesmas, RS,
  terduga         mendapatkan satu tahun Klinik dan

3
INDIKATOR TARGET SUMBER
NO FORMULA PERHITUNGAN
SPM 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
Tuberculosis Poskestren
(TB) pelayananan TB Jumlah orang yang terduga TBC dalam kurun
  sesuai standar waktu satu tahun yang sama
 
12 Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang a) Poli VCT
Kesehatan Orang           mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar b) Mobile VCT
dengan Resiko           Persentase orang di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun c) PPIA
terinfeksi HIV beresiko terinfeksi dalam kurun waktu satu tahun d) Poli IMS
HIV mendapatkan e) Kolaborasi TB
pemeriksaan HIV = X 100%
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang -HIV
sesuai standar ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu  
satu tahun yang sama  

4
BAB III
INDIKATOR SPM URUSAN TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN
BIDANG KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2019-2024

No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER


INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
1 Desa Siaga Promosi dan Desa yang 42% 44% 46% 48% 50% 50% Jumlah desa siaga Laporan
Purnama Pemberdayaan memenuhi Purnama Mandiri Tahunan
Mandiri Masyarakat kriteria desa siaga Desa Siaga Promkes
Purnama Purnama = x 100%
Mandiri Mandiri
dibandingkan Jumlah semua
dengan jumlah desa siaga yang ada
desa siaga yang
dibentuk/yang
ada.

2 Posyandu Promosi dan Posyandu yang 88% 90% 93% 95% 97% 99% Jumlah Posyandu Laporan
Purnama Mandiri Pemberdayaan diukur dengan Persentase Purnama Mandiri Tahunan
  Masyarakat Pedoman Telaah Posyandu = x 100% Promkes
  Kemandirian Purnama
Posyandu (Versi Mandiri Jumlah seluruh
Jatim) dengan Posyandu
skor minimal 75.
3 PHBS tatanan Promosi dan Persentase 59% 61% 63% 65% 67% 69% Persentase Jumlah Rumah Laporan
Rumah Tangga Pemberdayaan Rumah Tangga PHBS Tangga yang telah Bulanan
Sehat Masyarakat yang telah Tatanan memenuhi semua dan/atau
melaksanakan Rumah indikator PHBS Laporan
semua indikator Tangga tatanan Rumah Tahunan
PHBS Tangga dalam satu Promkes
kurun waktu
tertentu
= x 100%
Jumlah Rumah

5
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
Tangga yang di
Survey PHBS
dalam kurun waktu
sama
4 Cakupan Klinik Kesehatan Kegiatan 20% 20% 20% 20% 20% 20% Jumlah Kunjungan Laporan
sanitasi Lingkungan, Pemberian klien Klinik Bulanan
Kesehatan Kerja dan Konseling dan sanitasi, dalam Kesling
Olah Raga tindak lanjut wilayah kerja pada (google.
(misal kunjungan kurun waktu drive)
rumah, dll.) tertentu.
  terhadap Klien Cakupan = x 100%
guna menganalisa Klinik
sebab-sebab Sanitasi Jumlah Kunjungan
terjadinya klien / pasien
penyakit serta penyakit berbasis
upaya lingkungan, dalam
pemecahannya. wilayah kerja pada
kurun waktu
tertentu
dari jumlah kunjungan pasien penyakit berbasis
lingkungan
5 Cakupan Kesehatan Jumlah 30% 35% 40% 45% 50% 55% Cakupan Jumlah  
pembinaan Lingkungan, kelompok/klub pembinaan kelompok/klub Laporan
kelompok/ klub Kesehatan Kerja dan olahraga yang kelompok/ olah raga yang Bulanan
olah raga Olah Raga dibina di wilayah klub olah dibina di dalam Google
kerja. raga wilayah kerja pada Drive
Kelompok/klub kurun waktu  
olah raga adalah tertentu  
kelompok olahraga = x 100%  
di sekolah, klub
jantung sehat, klub Jumlah
senam asma, kelompok/klub
kelompok senam olah raga yang ada
usila, kelompok di dalam wilayah
senam ibu hamil, kerja pada kurun
kelompok senam waktu tertentu
diabetes, kelompok

6
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
senam
osteoporosis, klpk
kebugaran jemaah
haji, klub fitness &
kelompok
olahraga/ latihan
fisik lainnya.
Pembinaan
kelompok/ klub
olahraga meliputi:
pendataan
kelompok/ klub
olahraga, pemerik
saan kesehatan &
penyuluhan
kesehatan
olahraga.

6 Cakupan Kesehatan Jumlah kelompok 40% 42% 44% 46% 48% 50% Jumlah kelompok Laporan
pembinaan Lingkungan, pekerja yang pekerja yang dibina Bulanan
kelompok pekerja Kesehatan Kerja dan dibina di wilayah di dalam wilayah Google
Olah Raga kerja. Kelompok   kerja pada kurun Drive
pekerja meliputi waktu tertentu
pekerja formal Cakupan
= x 100%
dan informal. pembinaan
kelompok Jumlah kelompok
pekerja pekerja yang ada di
dalam wilayah kerja
pada kurun waktu
tertentu
7 Persentase Kesehatan Keluarga Persentase Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100% Persentase Jumlah Pelayanan a) Kohort
Pelayanan dan Gizi ibu nifas mendapat Pelayanan ibu ibu nifas sesuai Ibu
Kesehatan Ibu pelayanan nifas sesuai standart di wilayah b) PWS Ibu
Nifas kesehatan nifas standar kerja dalam kurun c) SIMPUS
sesuai standar waktu tertentu.

7
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
minimal 3 kali = x 100%
dengan distribusi
pada 6 jam post
partum sampai 3
hari minimal 1
kali, 4 hari -28 hari
minimal 1 kali dan
28 hari - 42 hari Jumlah sasaran ibu
minimal 1 kali di nifas 0-42 hari
wilayah kerja yang ada di wilayah
dalam kurun waktu kerja dalam kurun
tertentu dibanding waktu yang sama.
dengan Jumlah
sasaran ibu nifas
yang ada di
wilayah kerja
selama kurun
waktu yg sama.
8 Pelayanan Kesehatan Keluarga Persentase Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100% Persentase Jumlah siswa   
Pemeriksaan dan Gizi siswa tingkat SD/ Pelayanan tingkat SD/ a) Laporan
Berkala siswa   sederajad kelas 2-6 Pemeriksaan sederajad kelas 2-6 Bulanan
tingkat SD   yg mendapat Berkala siswa yang mendapat UKS
sederajat   pelayanan tingkat SD/ pelayanan kesehatan b) Kohort
  kesehatan sederajat pemeriksaan berkala UKS
pemeriksaan sesuai standar c)
berkala sesuai minimal 1 kali SIMPUS
standar minimal 1 dalam periode  
kali periode tertentu dalam satu
tertentu dalam 1 wilayah kerja.
wilayah kerja = x 100%
dibanding dengan
Jumlah Sasaran Jumlah Sasaran
seluruh siswa seluruh siswa
tingkat SD/ Tingkat SD/
sederajat kelas 2-6 sederajat kelas 2-6
yg ada di wilayah yang ada di wilayah
kerja pada periode

8
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
kerja pada periode yang sama.
yg sama.
9 Pelayanan Kesehatan Keluarga Perbandingan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah siswa  
Pemeriksaan dan Gizi antara Jumlah tingkat a) Laporan
Berkala siswa siswa tingkat SMP/sederajat kelas Bulanan
tingkat Dasar SMP/sederajat 8-9 yang mendapat UKS
SMP/ sederajat yang mendapat pelayanan kesehatan b) Kohort
pelayanan pemeriksaan berkala UKS
kesehatan sesuai standar c)
Pelayanan
pemeriksaan minimal 1 kali SIMPUS
Pemeriksaan
berkala sesuai periode tertentu
Berkala siswa
standar minimal 1 dalam satu wilayah
tingkat Dasar
kali periode kerja
SMP/ sederajat
tertentu dalam satu = x 100%
wilayah kerja
dengan Jumlah Jumlah sasaran
sasaran seluruh seluruh siswa
siswa tingkat tingkat
SMP/sederajad SMP/sederajad kelas
kelas 8-9 yang ada 8-9 yang ada di
di wilayah kerja wilayah kerja dan
dan pada periode pada periode yang
yang sama. sama.

10 Pelayanan Kesehatan Keluarga Perbandingan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah siswa a) Laporan
  Pemeriksaan dan Gizi antara Jumlah Pelayanan tingkat Bulanan
  Berkala siswa siswa tingkat Pemeriksaan SMA/sederajad UKS
  tingkat Lanjutan SMA/sederajat Berkala siswa kelas 11-12 yang b) Kohort
(SMA)/ sederajat yang mendapat tingkat mendapat pelayanan UKS
pelayanan Lanjutan kesehatan c)
kesehatan (SMA)/ pemeriksaan berkala SIMPUS
pemeriksaan sederajat sesuai standar  
berkala sesuai minimal 1 kali
standar minimal 1 periode tertentu
kali periode dalam satu wilayah

9
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
tertentu dalam kerja
satu wilayah kerja
dengan Jumlah = x 100%
sasaran seluruh
siswa tingkat Jumlah sasaran
SMA/sederajad seluruh siswa
kelas 11-12 yang tingkat
ada di wilayah SMA/sederajad
kerja dan pada kelas 11-12 yang
periode yang ada di wilayah kerja
sama. dan pada periode
yang sama.
11 Cakupan Bumil Kesehatan Keluarga Ibu hamil yang 91,5% 92% 92,5% 93% 93,5% 94% Jumlah ibu hamil Laporan
  mendapat 90 dan Gizi mendapat 90 yang mendapat 90 PGZ
tablet Fe tablet Fe table Fe selama Laporan
(suplemen zat periode PGZ
besi) selama kahamilannya pada
periode wilayah dan kurun
kehamilannya di   waktu tertentu
satu wilayah kerja Cakupan
= x 100%
pada kurun waktu Bumil
tertentu mendapat 90 Jumlah ibu hamil
tablet Fe pada wilayah dan
kurun waktu yang
sama
12 Bayi yang Kesehatan Keluarga Bayi yang 84% 84% 84,5% 84,5% 85% 85% Cakupan Jumlah bayi usia 0-6 Laporan
mendapat ASI dan Gizi mendapat ASI Bayi bulan yang PGZ
Eksklusif eksklusif ádalah Mendapat mendapat ASI saja  
bayi yang hanya ASI Eksklusif = x 100%  
mendapat ASI  
saja sejak lahir Jumlah bayi 0 - 6  
sampai usia 6 bulan yang diperiksa
bulan di satu
wilayah kerja
pada kurun waktu
tertentu.

10
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
13 Cakupan Balita Kesehatan Keluarga Balita Gizi Buruk 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah balita Gizi Laporan
  Gizi Buruk dan Gizi Yang ditangani di Buruk yang dirawat PGZ
  Mendapat   sarana pelayanan Cakupan  
  Perawatan   kesehatan sesuai Balita Gizi = x 100%  
  tatalaksana gizi Buruk Jumlah semua balita  
buruk di satu Mendapat yang ditemukan
wilayah kerja perawatan
pada kurun waktu
tertentu.
14 Ibu Hamil KEK Kesehatan Keluarga Ibu hamil KEK 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah ibu Hamil Laporan
  yang ditangani dan Gizi yang ditangani KEK yang ditangani PGZ
    dan mendapat Ibu Hamil pada kurun waktu  
    pelayanan KEK yang tertentu  
kesehatan yang ditangani  
= x 100%
terdapat disatu
wilayah kerja Jumlah ibu Hamil
pada kurun waktu KEK yang ada
tertentu dalam kurun waktu
yang sama
15 Desa/ Kelurahan Surveylans dan Desa/Kelurahan 88% 90% 92% 100% 100% 100% Jumlah  
UCI Imunisasi dimana ≥80% desa/kelurahan UCI Laporan
    dari jumlah bayi dalam satu wilayah Bulanan
yang ada di desa Cakupan dan kurun waktu UCI
tersebut sudah Desa/Kelurah tertentu
mendapat an UCI = x 100%
imunisasi dasar
lengkap dalam Jumlah
waktu satu tahun. desa/kelurahan yang
ada dalam satu
wilayah dan pada
kurun waktu yang
sama
16 Cakupan Baduta Surveylans dan Anak usia 18-24 >95% >95% >95% >95% >95% >95% Cakupan Jumlah anak usia Laporan
yang Memperoleh Imunisasi bulan yang Baduta yang 18-24 bulan yang Bulanan
Imunisasi Booster   mendapatkan Memperoleh mendapatkan Imunisasi
  imunisasi DPT- Imunisasi imunisasi DPT-HB- Booster
HB-Hib dan Booster Hib dan Campak Batita

11
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
Campak di suatu dalam satu wilayah
wilayah kerja kerja dan kurun
pada kurun waktu waktu tertentu.
tertentu. = x 100%
Jumlah anak usia
18-24 bulan, dalam
satu wilayah kerja
dan pada kurun
waktu yang sama
17 Cakupan Surveylans dan Desa atau 100% 100% 100% 100% 100% 100% Cakupan Jumlah KLB di Laporan
Desa/Kelurahan Imunisasi Kelurahan Desa/ desa/kelurahan yang KLB 24
Mengalami KLB mengalami Kelurahan ditangani < 24 jam Jam (W1)
yang dilakukan Kejadian Luar Mengalami dalam kurun waktu
Penyelidikan Biasa (KLB) yang KLB yang tertentu
Epdemiologi < 24 dilakukan PE < dilakukan = x 100%
Jam 24 Jam terhadap Penyelidikan
KLB pada kurun Jumlah KLB di
Epdemiologi desa/kelurahan yang
waktu tertentu. < 24 Jam terjadi dalam kurun
waktu yang sama.
18 Rumah/ bangunan Pencegahan dan Rumah/bangunan >95% >95% >95% >95% >95% >95% Jumlah Laporan
yang bebas jentik Pengendalian yang telah rumah/bangunan
nyamuk Aedes Penyakit Menular diperiksa jentik yang bebas jentik Bulanan
dan disimpulkan nyamuk Aedes di
telah bebas jentik suatu wilayah kerja
P2 DBD
Rumah/
nyamuk Aedes bangunan pada kurun waktu
Aegypti di satu yang bebas tertentu
wilayah tertentu jentik = x 100%
pada kurun waktu nyamuk
tertentu (1 tahun) Jumlah
Aides rumah/bangunan
yang diperiksa di
wilayah kerja dan
pada kurun waktu
yang sama
19 Pemeriksaan Pencegahan dan Jumlah persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Pemeriksaan Penderita kusta yang Laporan
kontak intensif penanggulangan penderita kusta yg Kontak RFT 2-5 thn yang

12
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
kusta Penyakit Menular RFT 2-5 thn yang dikontak intensif P2 Kusta
  dikontak intensif = x 100%
Intensif Kusta
Jml. Penderita kusta
yang RFT 2-5 tahun
20 Penderita DBD Pencegagahn dan Presentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah penderita SIMPUS,
yang Ditangani Pengendalian penderita DBD DBD yang SIRS,KD
  Penyakit Menular yang ditangani Ditangani sesuai RS, dan
    sesuai standar di SOP di suatu KD-DBD
satu wilayah wilayah dalam  
dalam waktu 1 Persentase waktu satu tahun  
tahun Penanganan = x 100%
dibandingkan Penderita DBD
dengan jumlah Jumlah Penderita
penderita DBD DBD yang
yang Ditemukan di satu
ditemukan/dilapor wilayah dalam
kan dalam kurun waktu satu tahun
waktu 1 tahun yang sama.
yang sama.
21 Penemuan Pencegahan dan Penemuan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah penderita Catatan
Penderita Diare Pengendalian Penyakit penderita diare diare yang datang Kader/
yang Ditangani Menular adalah jumlah dan dilayani di register
penderita diare yg sarana kesehatan penderita/
datang dan dilayani dan kader di satu LB1/Lapo
di Sarana wilayah tertentu. ran
Kesehatan dan Penemuan = x 100% Bulanan
Kader di suatu Penderita Diare dan
wilyah tertentu Jumlah perkiraan Klinik.
yang Ditangani penderita diare pada
dalam waktu 1
tahun suatu wilayah
tertentu dalam
waktu yang sama
(10% x 100% dari
angka kesakitan
diare x jumlah
penduduk)

13
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
22 Cakupan Pencegahan dan Desa yang 80% 85% 90% 95% 100% 100% Desa yang Profil
Posbindu Pengendalian mempunyai mempunyai PTM
Penyakit Tidak Posbindu dalam Posbindu dalam Tahunan
Menular dan wilayah kerja Cakupan wilayah kerja pada  
Kesehatan Jiwa pada kurun waktu Posbindu kurun waktu tertentu
tertentu dibanding = x 100%
jumlah desa yang
ada di wilayah Jumlah desa yang
kerja pada kurun ada di wilayah kerja
waktu yang sama. pada kurun waktu
yang sama
23 Peserta Prolanis Pencegahan dan Jumlah peserta 50% 50% 50% 55% 60% 70% Jumlah Peserta Laporan
Aktif Pengendalian prolanis yang Prolanis yang Aktif Kegiatan
  PenyakitTidak aktif Prolanis
  Menular dan dibandingkan Cakupan = x 100%
  Kesehatan Jiwa dengan jumlah Peserta
peserta Prolanis Prolanis Aktif Jumlah Peserta
yang terdaftar Prolanis aktif yang
pada kurun waktu terdaftar.
tertentu.
24 Keluarga rawan Pelayanan Kesehatan Keluarga rawan 40% 45% 50% 60% 70% 80% Keluarga Keluarga rawan  
yang mendapat   (Penderita Penyakit rawan yang mendapat Perawatan a).Form
keperawatan   Manular & Tidak mendapat kesehatan dan
kesehatan   Menular, termasuk perawatan masyarakat dalam Register
masyarakat Jiwa, ibu hamil kesehatan kurun waktu tertentu Keperawat
(Home Care) resiko tinggi & masyarakat an
KEK,Balita KEK, (Home Care) Kesehatan
miskin) yg dapat Masyaraka
perawatan di t dan
rumah oleh tim Register
terpadu PKM Kohort
(medis, paramedis, Keluarga
bidan, gizi, Binaan
kesling,dll sesuai Perkesmas
kebutu han), untuk .
penilaian b). Peserta

14
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
lingkungan = x 100% PBI
(keadaan rumah,
Jumlah keluarga
keluarga, keuang
rawan di Puskesmas
an) & pemeriksaan
pada kurun waktu
fisik (menilai
yang sama
keadaan awal,
deteksi penyakit,
respon terapi dll) di
wilayah kerja
Puskesmas pada
waktu tertentu.
Keluarga rawan
adalah keluarga
miskin yg punya
masalah kesehatan
25 Puskesmas Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang 70% 80% 100% 100% 100% 100% Jumlah Seluruh Komisi
Terakreditasi terakreditasi Puskesmas Yang
Persentase Akreditasita
adalah Puskesmas terakreditasi
Puskesmas
yang telah = x 100% si,
yang
memiliki
Terakreditasi Jumlah Puskesmas Laporan
sertifikat
akreditasi yang yang ada di wilayah Tribulanan
dikeluarkan oleh kerja
Yankes
pihak yang
berwenang
26 Ketersediaan Obat Kefarmasian, Alkes Tersedianya obat 80% 85% 90% 92% 94% 95%   Jumlah total item LPLPO,
sesuai kebutuhan dan Perbekalan untuk pelayanan   obat, perbekkes, Kartu Stok
  Kesehatan Rumah kesehatan dasar Ketersediaan reagen yang dan RKO
  Tangga mengacu pada Obat  terlaksana/diadakan/ (Rencana
  Fornas Obat Tk.I diminta dalam Kebutuhan
dan SK Kadinkes kurun waktu Obat)
tentang Fornas di terntentu
Pelayanan = x 100%
Kesehatan Dasar
(Puskesmas)
Jumlah total item

15
No PENANGGUNG DEFINISI TARGET TAHUNAN SUMBER
INDIKATOR FORMULA PERHITUNGAN
JAWAB OPERASIONAL 2019 2020 2021 2022 2023 2024 DATA
obat, perbelkes,
reagen yang akan
diadakan/diminta
dalam kurun waktu
yang sama.

27 Penyuluhan Kefarmasian, Alkes Jumlah sertifikat 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah SPKP yang Data
Keamanan Pangan dan Perbekalan keamanan pangan   diterbitkan pada jumlah
(Penerbitan Kesehatan Rumah yang diterbitkan   tahun tersebut sertifikat
Sertifikat Tangga oleh Dinas Jumlah = x 100% yang
Keamanan Kesehatan Sertifikat diterbitkan
Pangan) PKP Jumlah SPKP yang
diusulkan pada
  tahun tersebut

BUPATI JOMBANG,

MUNDJIDAH WAHAB

16
BAB IV
DEFINISI OPERASIONAL DAN PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

I. PELAYANAN WAJIB
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a. Pernyataan Standar

Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan kesehatan

ibu hamil sesuai standar kepada semua ibu hamil di wilayah Kabupaten Jombang

dalam kurun waktu kehamilan.

b. Pengertian

1) Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester

pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang

dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik

yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang

memiliki Surat Tanda Register (STR)

2) Yang disebut dengan standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang

dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :

a) Pengukuran berat badan.

b) Pengukuran tekanan darah.

c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas/LILA.

d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).

e) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).

f) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.

g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.

17
h) Tes Laboratorium.
i) Tatalaksana/penanganan kasus.

j) Temu wicara (konseling).


c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu

Hamil sesuai standar di wilayah Kabupaten Jombang tersebut dalam kurun waktu

satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar di
wilayah kerja kabupaten tersebut dalam
Persentase ibu hamil kurun waktu satu tahun (Nominator)
mendapatkan pelayanan ibu = X 100%
hamil Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
Kabupaten tersebut dalam kurun waktu
satu tahun yang sama (denominator)

Catatan :

1) Nominator yang dihitung adalah ibu hamil yang telah selesai menjalani masa

kehamilannya (bersalin) di akhir tahun berjalan.

2) Ibu hamil yang belum selesai menjalani masal kehamilannya pada akhir tahun
berjalan tidak dihitung sebagai nominator akan tetapi dihitung sebagai

nominator dan denominator pada tahun berikutnya.

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten ”A” terdapat 3 Puskesmas B, C, dan D. Terdapat estimasi 1000

ibu hamil dan dari hasil pendataan terdapat 750 ibu hamil. Adapaun rincian

yang berkunjung ke Puskesmas dan fasyankes swasta :

18
Jumlah Ibu Mendapat Keterangan
Mendapat
Lokasi Hamil di Pelayanan
Pelayanan
Pelayanan Kabupaten tidak sesuai
sesuai standar
(Proyeksi) standar
Puskesmas B, 350 150 100 100 ibu hamil
(data laporan tidak
termasuk dari mendapatkan
poskesdes, pelayanan sesuai
polindes, Pustu, standar misalnya
dan Fasyankes ibu hamil tidak
Swasta) mendapatkan
tablet tambah
darah.
Puskesmas C, 500 300 100 Fasyankes swasta
(data laporan termasuk rumah
termasuk dari sakit harus
poskesdes, melapor ke
polindes, Pustu, Puskesmas C
dan Fasyankes
Swasta)
Puskesmas D, 150 100 0 Tidak ada
(data laporan sasyankes swasta
termasuk dari di wilayah
poskesdes, Puskesmas D
polindes, Pustu,
dan Fasyankes
Swasta)
Total Kabupaten 1000 550 200
A (Total (X) (Y) (Z)
Puskesmas
B+C+D)

Capaian indikator ibu hamil yang mendapatkan pelayanan standar di Kab. A

= Y x 100%
X

= 550 x 100% = 55%


1000

19
Capaian SPM Kabupaten A untuk indikator pelayanan kesehatan ibu hamil

adalah 55%.

Catatan :

(i) Capaian SPM kabupaten A belum mencapai 100% yaitu 55%, sehingga

kabupaten A harus menganalisis penyebabnya seperti :

(a) Kurangnya informasi mengenai pelayanan antenatal

(b) Akses ke fasyankes sulit

(c) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta

ke Puskesmas

(d) Ibu hamil mendapatkan pelayanan di fasyankes luar wilayah kerja

Kabupaten

(e) Kendala biaya

(f) Sosial budaya

Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah sehingga pada

tahun berikutnya capaian SPM untuk indikator pelayanan kesehatan

ibu hamil mencapai 100%.

(ii) Ibu Hamil di luar wilayah kerja kabupaten tetap dilayani dan dicatat

tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di kabupaten tersebut

melainkan dilaporkan ke Kabupaten sesuai dengan alamat tinggal ibu

hamil tersebut.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1. Vaksin Tetanus 1 ampul x Sejumlah Pencegahan
Difteri (Td); sasaran ibu Tetanus pada ibu

20
hamil/10 dan tetanus pada
(tergantung status bayi saat
imunisasi ibu) persalinan
2. Tablet tambah darah 90 tablet x jumlah - Pencegahan
ibu hamil anemia difisinensi
besi dan defisiensi
asam folat.
3. Alat deteksi risiko ibu hamil
a. Tes Kehamilan Sejumlah ibu hamil - Mengetahui hamil
atau tidak.
b. Pemeriksaan Hb Sejumlah ibu hamil - Mengetahui
anemia atau tidak.
c. Pemeriksaan Sejumlah ibu hamil - Mengetahui
golongan darah golongan darah
ibu hamil sebagai
persiapan mencari
pendonor darah
bila terjadi
komplikasi.
d. Pemeriksaan Sejumlah ibu hamil x - Mengetahui
glukoprotein urin 15% diabetes dan risiko
pre eklamsi dan
eklamsi.
4. Kartu ibu / rekam Sejumlah ibu hamil - Form rekam medis
medis ibu bagi ibu.
5. Buku KIA Sesuai Kebutuhan - Pencatatan
kesehatan ibu dan
anak sampai umur
6 tahun.
- Media KIE bagi
ibu dan
keluarganya

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan

Tenaga Kesehatan meliputi :

(a) Dokter / dokter spesialis kebidanan, atau

21
(b) Bidan, atau

(c) Perawat

g. Mekanisme Pelayanan :
1) Penetapan sasaran ibu hamil di wilayah Kabupaten Jombang dalam satu tahun

menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan

mempertimbangkan estimasi dari hasil survey/riset yang terjamin validitasnya,

yang ditetapkan oleh Kepala daerah.

2) Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)

dengan kententuan :

(a) Satu kali pada trimester pertama

(b) Satu kali pada trimester kedua

(c) Dua kali pada trimester ketiga

3) Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pelayanan antenatal.

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

a. Pernyataan Standar

Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan Kesehatan

Ibu Bersalin sesuai standar kepada semua ibu bersalin di wilayah kerjanya dalam

kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

1) Pelayanan persalinan sesuai standar meliputi :


(a) Persalinan normal

(b) Persalinan komplikasi

2) Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal (APN) sesuai


standar yaitu :

22
(a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

(b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari :

(i) Dokter dan Bidan, atau

(ii) Dua orang Bidan, atau

(iii) Bidan dan Perawat.

3) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan


Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar dan Rujukan.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai dari cakupan pelayanan kesehatan ibu

bersalin sesuai standar di wilayah kerjanya tersebut dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan
pelayanan persalinan sesuai standar di
fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
Persentase ibu bersalin kerja kabupaten dalam kurun waktu satu
mendapatkan pelayanan = tahun X 100%
persalinan
Jumlah semua ibu bersalin di wilayah
kerja Kabupaten tersebut dalam kurun
waktu satu tahun yang sama

e. Contoh Perhitungan
1) Kabupaten “D” terdiri dari 3 Puskesmas A, B, dan C. Terdapat 3.500 sasaran

ibu bersalin (proyeksi). Rincian ibu yang mendapatkan pelayanan ibu bersalin di

Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan lainnya adalah sebagai

berikut :

Dilayani Keterangan
Jumlah Ibu
Dilayani Sesuai Tidak
Lokasi Pelayanan bersalin
Standar Sesuai
(proyeksi)
Standar
Puskesmas A 800 500 0
Bersalin oleh 0 20 Tidak dihitung,
tenaga kesehatan karena tidak

23
Dilayani Keterangan
Jumlah Ibu
Dilayani Sesuai Tidak
Lokasi Pelayanan bersalin
Standar Sesuai
(proyeksi)
Standar
di Rumah bersalin di
fasyankes.
Tetapi dipakai
sebagai bahan
evaluasi dan
perencanaan
Puskesmas
selanjutnya.
Bersalin oleh 0 Tidak dihitung,
dukun tetapi sebagai
bahan evaluasi
dan perencanaan
berikutnya.
Bersalinan di 0 30 Tidak dihitung,
Polindes dan kecuali
poskesdes pemerintah
daerah
menjamin
polindes dan
poskesdes telah
dilengkapi SDM,
sarana dan
prasarana sesuai
standar
pelayanan
persalinan
Bersalin di fasilitas 200 0 Fasyankes
pelayanan primer dan
kesehatan swasta rujukan
melaporkan
pelayanan
persalinan ke
Puskesmas
sesuai dengan
wilayah

24
Dilayani Keterangan
Jumlah Ibu
Dilayani Sesuai Tidak
Lokasi Pelayanan bersalin
Standar Sesuai
(proyeksi)
Standar
kerjanya.
Total Puskesmas A 800 700 50
Total Puskesmas B 1300 900 100
Total Puskesmas C 1400 1000 0
Kabupaten D 3.500 2.600 150
(Total Puskesmas (X) (Y) (Z)
A+B+C)

*) data bersalin di rumah, Polindes, poskesdes, oleh dukun dilaporkan ke

Puskesmas walaupun tidak dihitung dalam cakupan.

Capaian indikator Ibu Bersalin mendapat pelayanan standar di kabupaten “D”

= Y x 100%
X

= 2600 x 100% = 74,3%


3500

Capaian SPM Kabupaten “D” untuk indikator Pelayanan kesehatan Ibu Bersalin

adalah 74,3%.

Catatan :

(i) Capaian SPM kabupaten “D” belum mencapai 100% (74,3%), sehingga

kabupaten “D” harus menganalisis penyebabnya seperti :

(i) Kurangnya informasi mengenai pelayanan persalinan

(ii) Akses ke fasyankes yang sulit

(iii) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes

swasta ke puskesmas

(iv)Ibu bersalin mendapatkan pelayanan bukan oleh nakes dan atau tidak

di fasyankes

25
(v) Ibu bersalin mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja kabupaten

(vi)Kendala biaya

(vii) Sosial budaya

Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah sehingga pada tahun

berikutnya capaian SPM untuk indicator pelayanan kesehatan ibu

bersalin mencapai 100%.

(ii) Ibu bersalin di luar wilayah kerja kabupaten tetap dilayani dan dicatat
tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di kabupaten tersebut

melainkan dilaporkan ke Kabupaten sesuai dengan alamat tinggal ibu

bersalin tersebut.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1. Formulir partigraf Sejumlah sasaran ibu - Instrumen pemantauan
bersalin persalinan
2. Kartu Ibu (Rekam Terintegrasi dengan - Form rekam medis
Medis) ibu hamil bagi ibu
3. Buku KIA Terintegrasi dengan - Pencatatan kesehatan
ibu hamil ibu dan anak sampai
umur 6 tahun
- Media KIE bagi ibu
dan keluarganya

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya manusia Kesehatan

Tenaga kesehatan meliputi :

(a) Dokter / dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau

(b) Bidan, atau

(c) Perawat

g. Mekanisme Pelayanan

26
1) Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan

mempertimbangkan estimasi dari hasil survey/riset yang terjamin validitasnya,

yang ditetapkan oleh Kepala daerah.

2) Pelayanan persalinan sesuai standar

3) Pelayanan persalinan komplikasi sesuai standar

3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir


a. Pernyataan Standar

Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai

standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan

kesehatan bayi baru lahir kepada semua bayi usia 0-28 hari di wilayah kerjanya

dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

1) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang
diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada Pelayanan Neonatal

Esensial sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25

Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh Bidan dan atau

perawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki Surat

Tanda Register (STR).

2) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar meliputi :


(a) Standar kuantitas

(b) Standar kualitas

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan kesehatan bayi baru lahir dinilai dari cakupan jumlah bayi baru lahir

27
usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai

standar di wilayah kerjanya dalam waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari
yang mendapatkan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir sesuai dengan standar
Persentase bayi baru lahir dakam kurun waktu satu tahun
mendapatkan pelayanan = X 100%
kesehatan bayi baru lahir Jumlah sasaran bayi baru lahir di
wilayah Kabupaten tersebut dalam kurun
waktu satu tahun yang sama

e. Contoh Perhitungan

1) Kabupaten “A” terdiri dari 3 Puskesmas B, C, dan D. Terdapat 3.500 sasaran

bayi baru lahir (proyeksi). Rincian ibu yang mendapatkan pelayanan bayi baru

lahir di Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan lainnya adalah

sebagai berikut :

Mendapat
Jumlah Bayi
Mendapat pelayanan
Baru Lahir di
Lokasi Pelayanan pelayanan tidak Keterangan
Kabupaetn
sesuai standar sesuai
(Proyeksi)
standar
Puskesmas B, 350 150 100 100 bayi beru
(data laporan lahir tidak
termasuk dari mendapatkan
poskesdes, pelayanan
polindes, Pustu, sesuai standar
Rumah sakit dan misalnya bayi
fasyankes baru lahir
swasta) tidak
mendapatkan
salep mata
antibiotik.
Puskesmas C, 500 300 100 Rumah Sakit
(data laporan dan Fasyankes
termasuk dari swasta harus
poskesdes, melapor ke

28
polindes, Pustu, Puskesmas C
Rumah sakit dan
fasyankes
swasta)
Puskesmas D, 150 100 0 Tidak ada
(data laporan fasyankes
termasuk dari swasta di
poskesdes, wilayah
polindes, Pustu) Puskesmas C
Total Kabupaten 1000 550 200
A (Total (X) (Y) (Z)
Puskesmas
B+C+D)

Capaian indikator bayi baru lahir yang mendapat pelayanan standar di

kabupaten “A”

= Y x 100%
X

= 550 x 100% = 55%


1000

Capaian SPM Kabupaten “A” untuk indikator Pelayanan kesehatan Bayi Baru

Lahir adalah 55%.

Catatan :

(i) Capaian SPM kabupaten “A” belum mencapai 100% yaitu 55%, sehingga

kabupaten “A” harus menganalisis penyebabnya seperti :

(a) Kurangnya informasi mengenai pelayanan bayi baru lahir

(b) Akses ke fasyankes yang sulit

(c) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta

ke puskesmas

29
(d) Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja

kabupaten

(e) Kendala biaya

(f) Sosial budaya

Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah sehingga pada tahun

berikutnya capaian SPM untuk indikator pelayanan bayi baru lahir

mencapai 100%.

(ii) Bayi baru lahir di luar wilayah kerja kabupaten tetap dilayani dan dicatat

tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di kabupaten tersebut

melainkan dilaporkan ke Kabupaten sesuai dengan alamat tinggal bayi

baru lahir tersebut.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1. Vaksin Hepatitis B0 Sejumlah sasaran Pencegahan infeksi
Bayi Baru Lahir Hepatitis B
2. Vitamin K1 Injeksi Sejumlah sasaran Pencegahan perdarahan
Bayi Baru Lahir
3. Salep/tetes mata Sejumlah sasaran Pencegahan infeksi mata
antibiotik Bayi Baru Lahir
4. Formulir Bayi Baru Lahir Sejumlah sasaran - Pencatatan hasil
Bayi Baru Lahir pemeriksaan fisik Bayi
Baru Lahir
5. Formulir MTBM Sejumlah 3x - Pencatatan hasil
sasaran Bayi Baru pemeriksaan Bayi Baru
Lahir Lahir dengan
menggunakan
Pendekatan MTBM
untuk bayi sehat dan
sakit
6. Buku KIA Terintegrasi - Pencatatan kesehatan ibu
dengan Ibu Hamil dan anak sampai umur 6

30
tahun
- Media KIE bagi ibu dan
keluarganya
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan

Tenaga Kesehatan meliputi :

(a) Dokter / dokter spesialis anak, atau

(b) Bidan, atau

(c) Perawat

g. Mekanisme Pelayanan

1) Penetapan sasaran bayi baru lahir di wilayah kabupaten dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan

mempertimbangkan estimasi dari hasil survey/riset yang terjamin validitasnya,

yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

2) Standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama periode neonatal,

dengan ketentuan :

(a) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam

(b) Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3 - 7 hari

(c) Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8 - 28 hari

3) Standar Kualitas :
(a) Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam)

Perawatan neonatal esensial saat lahir meliputi :

(i) Pemotongan tali pusat

(ii) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

(iii) Injeksi vitamin K1

(iv)Pemberian salep/tetes mata antibiotik.

(v) Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis HB0)

31
(b) Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari)

Perawatan neonatal esensial setelah lahir meliputi :

(i) Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Eksklusif.

(ii) Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM.

(iii) Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas pelayanan

kesehatan atau belum mendapatkan injeksi vitamin K1.

(iv) Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia <24 jam yang lahir tidak

ditolong tenaga kesehatan.

(v) Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.

4. Pelayanan Kesehatan Balita

a. Pernyataan Standar

Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan kesehatan

sesuai standar kepada semua anak balita di wilayah kerja kabupaten dalam kurun

waktu satu tahun.

b. Pengertian

1) Pelayanan kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan dan dilakukan oleh Bidan dan atau

Perawat dan atau Dokter/DLP dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki

Surat Tanda Register (STR) dan diberikan di fasilitas kesehatan pemerintah

maupun swasta, dan UKBM.

2) Pelayanan kesehatan, meliputi :

(a) Pelayanan Kesehatan balita sehat.


(b) Pelayanan kesehatan balita sakit

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

32
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan kesehatan balita usia 0-59 bulan dinilai dari cakupan balita yang

mendapat pelayanan kesehatan balita sehat sesuai standar di wilayah kerjanya

dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah balita usia 12-23 bulan yang
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Cakupan Pelayanan sesuai Standar1 + Jumlah Balita usia 24-
Kesehatan Balita sesuai 35 bulan mendapatkan pelayanan sesuai
Standar = standar 3 X 100%

Jumlah balita usia 12-59 bulan di


wilayah kerja Kabupaten tersebut pada
kurun waktu satu tahun yang sama
Catatan :

(1) Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di
hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan dilakukan setelah

balita berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun / 12 bulan).

(2) Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak

dihitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan. Perhitungan dilakukan

setelah berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun / 24 bulan).

(3) Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun berjalan tidak

dihitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan. Perhitungan dilakukan

setelah berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun / 36 bulan)

e. Contoh Perhitungan

1) Balita A lahir pada 1 Juni 2018, di akhir tahun berjalan (Desember 2018) balita
A berusia 6 bulan, sudah mendapatkan penimbangan 4 kali, pengukuran panjang

badan 2 kali, pemantauan perkembangan 1 kali dan Vitamin A 1 kali, imunisasi

HB0 1 kali, BCG 1 kali, DPT-HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali dan IVP 1 kali. Balita

A di akhir tahun berjalan (Desember 2018) belum dihitung sebagai

33
cakupan, karena belum mencapai usia 1 tahun dan belum mendapatkan

pelayanan sesuai standar;

2) Balita B lahir pada 1 Oktober 2017, di akhir tahun berjalan (bulan Desember
2018), balita B berusia 14 bulan. Dalam kurun waktu 1 tahun terakhir (Jan-Des

2018) Balita B mendaptkan penimbangan 8 kali (4 kali dalam kurun waktu 6

bulan), pengukuran panjang badan sebanyak 2 kali, pemantauan perkembangan

2 kali, pemberian vitamin A 2 kali dan imunisasi dasarnya sudah lengkap.

Balita B dihitung sebagai cakupan Balita usia 12-23 bulan pada tahun 2018

karena sudah mendapatkan pelayanan sesuai standar;

3) Balita C lahir pada 1 November 2016, di akhir tahun berjalan (bulan Desember
2018), balita C berusia 25 bulan. Dalam kurun waktu 1 tahun terakhir (Jan-Des

2018) Balita C mendapatkan penimbangan 8 kali (4 kali di kurun waktu 6

bulan), pengukuran panjang badan 2 kali, pemantauan perkembangan 2 kali,

vitamin A 2 kali, Imunisasi lanjutan Campak Rubella 1 kali dan DPT-HB-Hib 1

kali. Balita C dihitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan karena

mendapatkan pelayanan sesuai standar.

4) Balita D lahir pada 1 November 2015, di akhir tahun berjalan (bulan Desember
2018), bayi D berusia 37 bulan. Dalam kurun waktu 1 tahun terakhir (Jan-Des

2018) Balita D sudah mendapatkan penimbangan 8 kali (4 kali di kurun waktu 6

bulan), pengukuran panjang badan 2 kali, pemantauan perkembangan 2 kali,

vitamin A 2 kali. Balita D dihitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan

karena mendapatkan pelayanan sesuai standar.

Cara menghitung Cakupan Pelayanan :

Di Kabupaten D, terdapat Puskesmas A dan B. Jumlah sasaran balita (0-59

Bulan) yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama sebanyak300

34
orang Balita. Jumlah balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

dengan rincian sebagai berikut :

Balita Tidak
Balita Mendapat Mendapat
Lokasi Pelayanan Jumlah Balita Pelayanan sesuai Pelayanan Keterangan
standar sesuai
standar
Puskesmas A dan 200 150 50
jaringannya
Puskesmas B dan 100 70 30
Jaringannya
Jumlah 300 220 80
(X) (Y) (Z)

Capaian SPM Balita mendapatkan pelayanan Standar di Kabupaten D

= Y x 100%

= 220 x 100% = 73,3%

300

Capaian SPM Kabupaten D untuk indikator pelayanan balita adalah 73,3%.

Catatan :
(i) Capaian SPM Kabupaten D belum mencapai 100% yaitu 73,3%, sehingga

kabupaten D harus menganalisis penyebabnya seperti :

(a) Kurangnya informasi mengenai pelayanan balita

(b) Akses ke fasyankes yang sulit

(c) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta

ke puskesmas

(d) Balita mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja kabupaten

35
(e) Kendala biaya

(f) Sosial budaya

Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah sehingga pada tahun

berikutnya capaian SPM untuk indikator pelayanan Balita mencapai 100%.

(ii) Balita di luar wilayah kerja kabupaten tetap dilayani dan dicatat tetapi

tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di kabupaten tersebut melainkan

dilaporkan ke Kabupaten sesuai dengan alamat tinggal bayi dan anak balita

tersebut.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1 Kuesioner Pra Skrining Sesuai Kebutuhan Pemerinksaan
Perkembangan (KPSP) Kesehatan Balita
atau instrumen standar
lain yang berlaku
2 Formulir DDTK Sesuai Kebutuhan Pencatatan hasil
pelayanan
3 Buku KIA Sejumlah sasaran ibu Media informasi
hamil + jumlah balita dan Pencatatan
yang tidak mempunyai Kesehatan Ibu dan
buku KIA Anak sampai
dengan umur 6
tahun.
4 Vitamin A Biru Sesuai standar
5 Vitamin A Merah
6 Vaksin Imunisasi dasar : Sesuai standar Memberikan
HB0 kekebalan tubuh
BCG dari penyakit.
Polio
IPV
DPT-HB-Hib

36
Campak Rubella
7 Vaksinasi imunisasi

Lanjutan :

DPT-HB-Hib
Campak Rubella
8 Jarum suntik dan BHP Pemberian
imunisasi pada
balita
9 Peralatan anafilatik Pengobatan bila
terjadi syok
anafilatik akibat
penyuntikan.

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan


(a) Tenaga Kesehatan :

(1) Dokter, atau

(2) Bidan, atau

(3) Perawat

(4) Gizi

(b) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu :

(1) Guru PAUD

(2) Kader Kesehatan

g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran balita di wilayah kabupaten dalam satu tahun menggunakan

data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan

mempertimbangkan estimasi dari hasil survei / riset yang terjamin validitasnya,

yang ditetapkan oleh Kepala Daerah

37
2) Pemberian Pelayanan Kesehatan Balita sehat adalah pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh

kembang, meliputi :

(a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0 - 11 bulan :

i. Penimbangan minimal 8 kali setahun,

ii. pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali setahun

iii. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali /tahun

iv. Pemberian kapsul vitamin A c pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun.

v. Pemberian imunisasi dasar lengkap.

(b) Pelayanan kesehatan Balita usia 12 - 23 bulan :

i. Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun

waktu 6 bulan).

ii. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.

iii. Pemantauan perkembanagan minimal 2 kali/tahun.

iv. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.

v. Pemberian Imunisasi Lanjutan.

(c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24 - 59 bulan :

i. Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun

waktu 6 bulan).

ii. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.

iii. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.

iv. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.

(d) Pemantauan perkembangan balita.

(e) Pemberian kapsul Vitamin A

(f) Pemberian imunisasi dasar lengkap.

38
(g) Pemberian Imunisasi lanjutan.

(h) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.

(i) Edukasi dan informasi.

3) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan

pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).

5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar

a. Pernyataan Standar

Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib

melakukan pelayanan kesehatan sesuai kepada anak usia pendidikan dasar di dalam

dan luar satuan pendidikan dasar di wilayah kerja Kabupaten Jombang dalam

kurun waktu satu tahun ajaran.

b. Pengertian

1) Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan kesehatan yang

diberikan kepada anak usia pendidikan dasar minimal satu kali pada kelas 1 dan

kelas 7 yang dilakukan oleh Puskesmas.

2) Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai standar meliputi :


a) Skrining Kesehatan.

b) Tindak lanjut hasil skrining kesehatan.

Keterangan :

Dilakukan pada anak usia kelas 1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal

satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7 sampai 15 tahun di luar sekolah.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

39
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan kesehatan anak usia pendidikan dasar dinilai dari cakupan pelayanan

kesehatan pada usia pendidikan dasar sesuai standar di wilayah kerjanya dalam

kurun waktu satu tahun ajaran.

d. Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah anak usia pendidikan dasar yang


mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar yang ada di wilayah kerja
Persentase anak usia Kabaputen Jombang dalam kurun waktu
pendidikan dasar yang satu tahun ajaran
= X 100%
mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar Jumlah semua anak usia pendidikan
dasar yang ada di wilayah kerja
Kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun ajaran yang sama.

e. Contoh Perhitungan
Di Kabupaten ”E” terdapat 17.000 anak usia pendidikan dasar. Rincian anak
yang mendapatkan pelayanan kesehatan di satuan pendidikan dasar dan di luar
satuan pendidikan dasar (pondok pesantren/ panti / LKSA /l apas / LPKA /
Posyandu remaja sebagai berikut :

Jumlah Tidak Tidak


Anak usia mendapat mendapat
Pendidika pelayanan pelayanan
Jumlah Anak n Dasar kesehatan kesehatan
Usia yang sesuai
Pendidikan mendapat standar
Dasar yang pelayanan
Jumlah Anak
Fasilitas mendapat kesehatan
Usia
Pelayanan pelayanan sesuai
Pendidikan
Kesehatan kesehatan standar di
Dasar
sesuai pondok
standar di pesantren/
sekolah/madr panti/LKS
asah A/lapas/L
PKA/Posy
andu
remaja
Puskesmas A 7.500 7.400 55 40 5

40
Jumlah Tidak Tidak
Anak usia mendapat mendapat
Pendidika pelayanan pelayanan
Jumlah Anak n Dasar kesehatan kesehatan
Usia yang sesuai
Pendidikan mendapat standar
Dasar yang pelayanan
Jumlah Anak
Fasilitas mendapat kesehatan
Usia
Pelayanan pelayanan sesuai
Pendidikan
Kesehatan kesehatan standar di
Dasar
sesuai pondok
standar di pesantren/
sekolah/madr panti/LKS
asah A/lapas/L
PKA/Posy
andu
remaja
Puskesmas B 6.000 5.750 42 200 8
Puskesmas C 3.500 2.677 33 600 190
Jumlah 17.000 15.827 130 840 203

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, anak usia pendidikan dasar di dalam satu

tahun ajaran sebanyak 17.000 orang, yang mendapatkan pelayanan skrining

kesehatan sesuai standar sebanyak 15.957 orang (jumlah anak usia pendidikan

dasar mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di sekolah

sebanyak 15.827 orang + jumlah anak usia pendidikan dasar mendapatkan

pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di pondok pesantren/ panti/

LKSA/lapas/LPKA/Posyandu remaja sebanyak 130 orang).

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten ”E” dalam memberikan

pelayanan kesehatan anak usia pendidikan dasar sesuai standar : 15.957 x

100% = 93,86%.

17.000

41
Catatan :

Capaian Kinerja pemerintah Daerah Kabupaten ”E” belum mencapai 100%,

karena masih mendapat 1.043 anak yang belum mendapat skrining kesehatan

(penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala) sesuai dengan standar,

sehingga perlu untuk dilakukan analisis penyebab (faktor sarana prasarana,

keterbatasan tenaga kesehatan puskesmas dan/atau kurangnya koordinasi lintas

sektor, dan sebagainya).

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1 Buku Rapor Sesuai jumlah Peserta - Pencatatan hasil

Kesehatanku didik di sekolah/madrasah pemeriksaan kesehatan

dan

- Media KIE
2 Buku Pemantauan Sesuai jumlah anak usia - Pencatatan hasil

Kesehatan pendidikan dasar di luar pemeriksaan kesehatan

satuan pendididkan dasar dan

seperti di pondok - Media KIE

pesantren/panti/LKSA dan

lapas/LPKA/ Posyandu

remaja
3 Kuesioner Sesuai jumlah anak usia - Pemeriksaan kesehatan

Skrining kesehatan pendidikan dasar usia pendidikan dasar

4 Formulir Sesuai kebutuhan dengan - Umpan Balik hasil

Rekapitulasi Hasil mempertimbangkan skrining/penjaringan

Pelayanan jumlah anak usia kesehatan ke sekolah /

42
kesehatan usia pendidikan dasar per madrasah

sekolah dan remaja sekolah/madrasah - Pencatatan dan pelaporan

di dalam sekolah
5 Formulir Sesuai kebutuhan dengan - Umpan balik hasil

Rekapitulasi Hasil mempertimbangkan skrining/penjaringan

Pelayanan jumlah pondok pesantren, kesehatan di pondok

kesehatan usia panti/ LKSA dan pesantren / panti

sekolah dan remaja lapas/LPKA/posyandu /LKSA /lapas/LPKA

di luar sekolah. remaja per puskesmas posyandu remaja

- Pencatatan dan pelaporan

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan

a) Tenaga Kesehatan :

1) Dokter / dokter gigi, atau

2) Bidan, atau

3) Perawat

4) Gizi

5) Tenaga kesehatan masyarakat

b) Tenaga non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu :

(1) Guru

(2) Kader Kesehatan/dokter kecil/ peer conselor.

No Kegiatan SDM Kesehatan


1 Skrining Kesehatan -
a. Pemeriksaan status gizi - Guru

- Tenaga pendamping di

Lapas/ LPKA

43
- Tenaga pendamping/ pekerja

sosial di panti / LKSA

- Dokter kecil, kader kesehatan

remaja termasuk kader

posyandu remaja
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital - dokter / dokter gigi/ bidan/

perawat / perawat gigi, kader

posyandu remaja
c. Pemeriksaan kebersihan diri - Dokter / dokter gigi / bidan/

serta kesehatan gigi dan mulut perawat/ perawat gigi/ , Guru

BK, Guru UKS.

g. Mekanisme Pelayanan

1. Penetapan sasaran anak setingkat usia pendidikan dasar (7 sampai dengan 15

tahun) di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi

BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangka estimasi dari

hasil survei/riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala

Daerah.

2. Skrining kesehatan

Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar dilaksanakan di

satuan pendidikan dasar (SD/ MI dan SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan

dasar seperti di pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya,

meliputi :

1) Penilaian status gizi

2) Penilaian tanda vital

3) Penilaian kesehatan gigi dan mulut

44
4) Penilaian ketajaman indera

3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :

1) Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan

2) Melakukan rujukan jika diperlukan

3) Memberikan penyuluhan kesehatan

6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif

a. Pernyataan Standar

Setiap warga negara usia 15 tahun sampai dengan 59 tahun mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan kesehatan

dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan sesuai standar kepada warga negara

usia 15-59 tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar meliputi :

1. Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.

2. Skrining faktor resiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.


c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan kesehatan usia produktif dinilai dari persentase orang usia 15-59 tahun

yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya

dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja

Persentase orang usia 15-59 Jumlah orang usia 15-59 tahun di


tahun mendapatkan skrining = Kabupaten Jombang yang mendapatkan X 100%
kesehatan sesuai standar pelayanan skrining kesehatan sesuai

45
standar dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah orang usia 15-59 tahun yang ada


di kabupaten dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten ”F” terdapat 6000 warga negara berusia 15-59 tahun. Rincian
yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan pemerintah daerah adalah sebagai
berikut :
Jumlah
Jumlah
Warga
Warga
Jumlah Negara
Negara Jumlah
Fasilitas Warga yang
yang yang
Pelayanan Negara Dilakukan Keterangan
Dilakukan Tidak
Kesehatan usia 15-59 Skrining
Skrining Dilayani
(proyeksi) Tidak
Sesuai
Sesuai
Standar
Standar
Puskesmas 3450 650 900 650 Tidak ada
dan skrining
Jaringannya obesitas
Fasyankes 800 100 100 100 tidak
Swasta dilakukan
deteksi dini
kanker
payudara dan
kanker leher
rahim.
Jumlah 6000 4250 750 1000

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, warga negara berusia 15-59 (proyekasi) adalah

sebanyak 6000 orang. Sebanyak 4250 orang mendapat pemeriksaan obesitas,

hipertensi dan diabetes melitus, pemeriksaan ketajaman penglihatan dan

pendengaran serta pemeriksaan gangguan mental emosional dan perilaku sesuai

standar.

46
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten ”F” dalam memberikan

pelayanan skrining kesehatan warga negara usia 15-59 tahun adalah

4250/6000x100% = 70,83%.

Catatan :

Mengingat Jumlah kunjungan masih 5000 orang diperlukan rencana strategis

tahun depan untuk menjangkau 1000 orang yang belum berkunjungan. Perlu di

analisis sebab-sebab mereka belum berkunjung apakah persoalan sosialisasi,

akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau mendapat pelayanan skrining.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang harus mempunyai strategi untuk

menjangkau seluruh warga negara usia 15-59 tahun agar seluruhnya dapat

memperoleh pelayanan skrining sesuai standar setahun sekali.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1 Pedoman dan Minimal 2 per Puskesmas - Panduan dalam
Media KIE melakukan skrining
kesehatan sesuai standar
2 - Alat ukur berat Sesuai Jumlah sasaran Melakukan skrining
badan, kesehatan.
- Alat ukur tinggi
badan,
- Alat ukur
lingkar perut,
- Glukometer,
- Tes strip gula
darah,
- Lancet
- Kapas alkohol,
- KIT IVA tes.
3 Formulir Sesuai kebutuhan Pencatatan dan
pencatatan dan pelaporan
pelaporan

47
Aplikasi Sistem
Informasi Penyakit
Tidak Menular (SI
PTM)

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan

(a) Tenaga kesehatan :

(1) Dokter, atau

(2) Bidan, atau

(3) Perawat

(4) Gizi

(5) Tenaga Kesehatan Masyarakat

(b) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu, kader
kesehatan
No Kegiatan SDM Kesehatan
1. Pengukuran TB, BB, Lingkar perut Perawat/Petugas Pelaksana
dan Tekanan Darah Posbindu terlatih.
2. Pemeriksaan kadar gula darah Dokter/ Perawat/ Bidan/

Petugas Pelaksana Posbindu

terlatih
3. Pemeriksaan SADANIS dan IVA Dokter/ Bidan terlatih

(bagi sasaran wanita usia 30-50

tahun)
4. Melakukan rujukan jika diperlukan Nutrisi/ Tenaga Gizi/ Petugas

Pelaksana Posbindu terlatih


5. Memberikan penyuluhan kesehatan Dokter/ Perawat/ Bidan/

petugas kesehatan terlatih

lainnya/ Petugas Pelaksana

Posbindu terlatih

48
g. Mekanisme Pelayanan

1) Penetapan sasaran usia produktif (berusia 15-59 tahun) di wilayah kabupaten

Jombang dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS ata data riil yang

diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survey/riset yang

terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala daerah.

2) Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah Edukasi yang dilaksanakan di

fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM.

3) Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif adalah skrining yang

dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit

tidak menular meliputi :

a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.

b) Pengukuran tekanan darah.


c) Pemeriksaan gula darah.

d) Anamnesa perilaku berisiko.

4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :

a) Melakukan rujukan jika diperlukan.

b) Memberikan penyuluhan kesehatan.

Keterangan :

Wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau mempunyai riwayat

berhubungan seksual berisiko dilakukan pemeriksaan SADANIS dan Cek IVA.

7. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut

a. Pernyataan Standar

49
Setiap warga negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan kesehatan usia

lanjut sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan

pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai standar

pada warga Negara usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya dalam kurun waktu

satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar meliputi :

1) Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun keatas atau

lebih dinilai dari cakupan warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang

mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayah kerjanya

dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah warga negara berusia 60


tahun atau lebih yang mendapat
skrining kesehatan sesuai standar
Persentase warga negara minimal 1 kali yang ada di suatu
usia 60 tahun keatas wilayah kerja kabupaten Jombang
= X 100%
mendapatkan skrining dalam kurun waktu satu tahun
kesehatan sesuai standar (Nominator)

Jumlah semua warga Negara berusia


60 tahun atau lebih yang ada di suatu
wilayah Kabupaten Jombang dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
(Denominator)

e. Contoh Perhitungan

50
1) Di Kabupaten ”G” terdapat Puskesmas A, B, dan C. Jumlah Usia lanjut yang
ada di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun yang sama berdasar data

proyeksi dari BPS sebanyak 4900 orang. Jumlah usia lanjut yang mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah
Jumlah orang Jumlah orang orang usia
Fasilitas Pelayanan usia lanjut di usia lanjut yang lanjut yang
Keterangan
Kesehatan Kabupaten dilayani Sesuai dilayani
Jombang Standar tidak Sesuai
Standar
Puskesmas A dan 2200 1570 100
jaringannya, meliputi
:
490 0
1) Pelayanan di
Puskesmas A
2) Posyandu Lansia/ 250 40 40 tidak diperiksa
Posbindu kolesterol
3) Rumah sakit 490 30 30 orang tidak
Umum Daerah diperiksa
gangguan mental
emosional/
kognitif
4) Klinik Pratama 240 20 10 orang tidak
diperiksa
kolesterol, 10
orang tidak
diperiksa gula
darah.
5) Rumah sakit 100 10 10 orang tidak
Swasta diperiksa tingkat
kemandirian

51
Jumlah
Jumlah orang Jumlah orang orang usia
Fasilitas Pelayanan usia lanjut di usia lanjut yang lanjut yang
Keterangan
Kesehatan Kabupaten dilayani Sesuai dilayani
Jombang Standar tidak Sesuai
Standar
Puskesmas B dan 1500 1000 50 50 tidak diperiksa
Jaringannya kolesterol,
gangguan mental
emosional

Puskesmas C dan 1200 1000 100 100 tidak


Jaringannya diperiksa
kolesterol/
gangguan mental
emosional/
gangguan kognitif.
Jumlah 4.900 3.570 250
(X) (Y) (Z)

Capaian SPM Pelayanan Usia Lanjut mendapat pelayanan standar di Kabupaten

”G”

= Y x 100%

= 3570 x 100% = 72,85%.


4900

Capaian SPM Kabupaten ”G” untuk indikator pelayanan kesehatan Usia Lanjut

adalah 72,85%.

Catatan :

a) Capaian SPM Kabupaten ”G” Belum mencapai 100% (72,85%), sehingga


kabupaten G harus menganalisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya

misalnya :

52
(1) Kurangnya Informasi mengenai pelayanan kesehatan usia lanjut

(2) Sulitnya Akses ke fasilitas pelayanan kesehatan

(3) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan jejaring puskesmas
(seperti fasyankes sawsta dll) ke puskesmas

(4) Adanya usia lanjut yang mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja

Kabupaten Jombang

(5) Terbatasnya biaya

(6) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat yang salah satunya

disebabkan oleh faktor sosial budaya

(7) Ketersediaan sumber daya terbatas

(8) Adanya kematian/mortalitas usia lanjut

(9) Perpindahan penduduk/migrasi

Untuk itu perlu dilakukan intervensi penyelesaian masalah sehingga

pada tahun berikutnya capaian SPM untuk indikator pelayanan usia

lanjut mencapai 100%.

b) Usia lanjut di luar wilayah kerja Kabupaten Jombang tetap dilayani dan

dicatat tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di Kabupaten

Jombang melainkan dilaporkan ke Kabupaten/Kota sesuai dengan alamat

tinggal usia lanjut tersebut.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1 Strip uji Sesuai jumlah sasaran • Pemeriksaan kadar gula

pemeriksaan : warga negara usia lanjut (≥ darah dan kolesterol

• Gula darah 60 tahun) dalam darah

53
• kolesterol
2 Instrumen Sesuai jumlah sasaran • Pemeriksaan kesehatan

Geriatric warga negara usia lanjut (≥ usia lanjut (≥ 60 tahun)

Depression Scale 60 tahun) meliputi pemeriksaan

(GDS), Instrumen status mental, status

Abbreviated kognitif dan tingkat

Mental Test kemandirian pada usia

(AMT), dan lanjut.

Instrumen Activity

Daily Living

(ADL) dalam paket

Pengkajian

Paripurna Pasien

Geriatri (P3G)
3 Buku kesehatan Sesuai jumlah sasaran • Pencatatan hasil

Lansia warga negara usia lanjut (≥ pemeriksaan kesehatan

60 tahun) usia lanjut (≥ 60 tahun)

• Media KIE

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan

(1) Tenaga Kesehatan :

(i) Dokter, atau

(ii) Bidan, atau

(iii) Perawat

(iv) Gizi

(v) Tenaga kesehatan masyarakat

54
(2) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu, kader

kesehatan.

g. Mekanisme Pelayanan

1) Penetapan sasaran usia lanjut (berusia 60 tahun atau lebih) di wilayah


kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil

yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/riset

yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oelh Kepala Daerah.

2) Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi yang dilaksanakan di


Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan rumah.

3) Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining yang dilakukan

minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak

menular meliputi :

(i) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut


(ii) Pengukuran tekanan darah

(iii) Pengukuran gula darah

(iv)Pemeriksaan gangguan mental

(v) Pemeriksaan gangguan kognitif

(vi)Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut

(vii)Anamnesa perilaku berisiko

4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :

(i) Melakukan rujukan jika diperlukan

(ii) Memberikan penyuluhan kesehatan

Keterangan :

Berikut form Instrumen skrining kesehatan usia lanjut yang digunakan :

(a) Instrumen Geriatric Depression Scale (GDS)

55
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

Tanggal : .......................................

Nama : ............................................. Umur/Jenis Kelamin :

............Tahun/ ..................

Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda

selama dua minggu terakhir.

NO PERTANYAAN SKOR
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan YA TIDAK

kehidupan anda ?
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak YA TIDAK

kegiatan dan minat / kesenangan anda ?


3 Apakah anda merasa kehidupan anda YA TIDAK

hampa ?
4 Apakah anda sering merasa bosan ? YA TIDAK
5 Apakah anda mempunyai semangat baik YA TIDAK

setiap saat ?
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan YA TIDAK

terjadi pada anda ?


7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian YA TIDAK

besar hidup anda ?


8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ? YA TIDAK
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah YA TIDAK

daripada pergi ke luar dan mengerjakan

sesuatu hal yang baru ?


10 Apakah anda merasa mempunyai banyak YA TIDAK

masalah dengan daya ingat anda

dibandingkan kebanyakan orang ?


11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini YA TIDAK

56
menyenangkan ?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti YA TIDAK

perasaan anda saat kini ?


13 Apakah anda merasa penuh semangat ? YA TIDAK
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda YA TIDAK

tidak ada harapan ?


15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih YA TIDAK

baik keadaannya dari anda ?


TOTAL SKOR

Panduan pengisian instrumen GDS :

a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa akan menanyakan keadaan

perasaannya dalam dua minggu terakhir, tidak ada jawaban benar salah,

jawablah ya atau tidak sesuai dengan perasaan yang paling tepat akhir-akhir

ini.

b. Bacakan pertanyaan nomor 1-15 sesuai dengan kalimat yang tertulis,


tunggu jawaban pasien. Jika jawaban kurang jelas, tegaskan lagi apakah

pasien ingin menjawab ya atau tidak. Beri tanda (lingkari) jawaban pasien

tersebut.

c. Setelah semua pertanyaan dijawab, hitunglah jumlah jawaban yang bercetak


tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang bercetak tebal diberi nilai satu (1).

d. Jumlah skor diantara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar ada gangguan

depresi.

e. Jumlah skor 10 atau lebih menunjukkan ada gangguan depresi.

b) Instrumen Abbreviated Mental Test (AMT)


INSTRUMEN ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)

Tanggal : ...................................

57
Nama : ................................... Umur / Jenis Kelamin :

...... tahun/ ...............


Salah Benar =1

=0
A Berpakah umur Anda ?
B Jam Berapa sekarang ?
C Di mana alamat rumah anda ?
D Tahun berapa sekarang ?
E Saat ini kita sedang berada di mana ?
F Mampukah pasien mengenali dokter atau

perawat ?
G Tahun berapa Indonesia merdeka ?
H Siapa nama presiden RI sekarang ?
I Tahun berapa Anda lahir ?
J Menghitung mundur dari 20-1
Jumlah skor :
K Perasaan hati (afek) : pilih yang sesuai dengan kondisi pasien

1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas

Cara Pelaksanaaan :

1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (v)

pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1) jika benar

2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya

sebagai keterangan.

3. Interpretasi :

- Skor 8-10 menunjukkan normal,

- Skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan

- Skor 0-3 gangguan ingatan berat

58
c) Form penilaian Activity Daily Living (ADL) dengan instrumen Indeks
Barthel Modifikasi.

PENILAIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) DENGAN

INSTRUMEN INDEKS BARTHEL MODIFIKASI

Tanggal : ...................................

Nama : ................................... Umur / Jenis Kelamin :

...... tahun/ ...............


NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
1 Mengendalikan rangsang 0 Tidak terkendali/tak
teratur (perlu pencahar)
Buang Air Besar (BAB)
Kadang-kadang tak
1 terkendali (1x / minggu)
Terkendali teratur

2
2 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali atau pakai

Buang Air Kecil (BAK) kateter


1 Kadang-kadang tak

terkendali (hanya 1 x 24

jam)
2
Mandiri
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang

(mencuci wajah, lain

menyikat rambut,
1
mencukur kumis, sikat Mandiri

gigi)
4 Penggunaan WC (keluar 0 Tergantung Pertolongan

masuk WC, melepas/ orang lain

59
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
memakai celana, cebok, Perlu pertolongan pada

menyiram) 1 beberapa kegiatan tetapi

dapat mengerjakan sendiri

beberapa kegiatan yang

lain

Mandiri

2
5 Makan minum (jika 0 Tidak mampu

makan harus berupa 1 Perlu ditolong memotong

potongan, dianggap makanan

dibantu) 2 Mandiri
6 Bergerak dari kursi roda 0 Tidak mampu

ke tempat tidur dan 1 Perlu banyak bantuan

sebaliknya (termasuk untuk bisa duduk (2

duduk di tempat tidur) orang)


2
Bantuan minimal 1 orang

Mandiri
3
7 Berjalan di tempat rata 0 Tidak mampu

(atau jika tidak bisa 1 Bisa (pindah) dengan

berjalan, menjalankan kursi roda

kursi roda) 2 Berjalan dengan bantuan 1

orang
3
Mandiri
8 Berpakaian (termasuk 0 Tergantung orang lain

memasang tali sepatu, Sebagian dibantu (mis :

60
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
mengencangkan sabuk) 1 mengancing baju)

2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidakmampu

1 Butuh pertolongan

2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain

1 Mandiri
Skor Total

Skor Penilaian ADL dengan Instrumen Indeks Barthel Modifikasi :


20 : Mandiri (A)
12-19 : Ketergantungan ringan (B)
9-11 : Ketergantungan sedang (B)
5-8 : Ketergantungan berat (C)
0-4 : Ketergantungan total (C)

8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi

a. Pernyataan Standar

Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang mempunyai kewajiban untuk memberikan

pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi sebagai

upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai standar meliputi :

1) Pengukuran tekanan darah

2) Edukasi

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

61
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam memberikan pelayanan

kesehatan sesuai standar bagi penderita hipertensi, dinilai dari persentase jumlah

penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah penderita Hipertensi Usia ≥15 tahun
di dalam wilayah kerjanya yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
Persentase penderita standar dalam kurun waktu satu tahun
Hipertensi mendapatkan
= X 100%
pelayanan kesehatan sesuai Jumlah estimasi pederita hipertensi Usia
standar ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah
kerjanya berdasarkan angka prevalensi
kab/kota dalam kurun waktu satu tahun
pada tahun yang sama

Catatan :

Estimasi penderita Hipertensi Kabupaten Jombang berdasarkan prevalensi data

Riskesdas terbaru.

Nominator : Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun yang mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan

hipertensi sesuai standar terdiri dari : pengukuran dan monitoring tekanan darah,

edukasi dan terapi farmokologi.

Denominator : Jumlah estimasi penderita hipertensi usia ≥15 tahun yang berada di

dalam wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi kabupaten Jombang dalam

kurun waktu satu tahun yang sama.

e. Contoh Perhitungan

1) Prevalensi kasus hipertensi di Kabupaten ”H” adalah 22% berdasarkan data


Riset Kesehatan Dasar, dan jumlah Warga Negara usia 15 tahun ke atas di

Kabupaten ”H” pada tahun 2018 adalah 2,3 juta orang. Jumlah estimasi

62
penderita hipertensi yang berumur 15 tahun ke atas di Kabupaten ”H” tahun

2018 adalah (22 x 2,3 juta) / 100 = 506.000 penderita hipertensi. Jumlah

penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar 345.000

orang. Jadi persentase penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan

standar adalah :

= (345.000/506.000) x 100%

= 68,18%.

Fasilitas Jumlah Penderita HT Penderita HT Penderita HT

Pelayanan Estimasi yang dilayani yang dilayani yang tidak

kesehatan Penderita sesuai tidak sesuai dilayani

Hipertensi standar standar

berdasarkan

prevalensi

Kabupaten
Puskesmas 245.000 60.000 45.000

dan

jaringannya
Fasilitas 100.000 40.000 16.000

Kesehatan

swasta
506.000 345.000 100.000 61.000

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/ atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1 Pedoman Minimal 2 per Panduan dalam melakukan

63
pengendalian Puskesmas penatalaksanakan dan edukasi

Hipertensi dan sesuai standar

media KIE
2 Tensimeter Sesuai kebutuhan Mengukur tekanan darah
3 Formulir Sesuai kebutuhan Pencatatan dan Pelaporan

pencatatan dan

Pelaporan Aplikasi

Sistem Informasi

PTM

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan

Tenaga kesehatan meliputi :

(a) Dokter, atau

(b) Bidan, atau

(c) Perawat

(d) Tenaga kesehatan masyarakat


No Kegiatan SDM Kesehatan
1 Pengukuran Tekanan Darah Dokter atau Tenaga Kesehatan yang

berkompeten atau tenaga kesehatan

yang lain yang terlatih


2 Edukasi Dokter dan/atau Tenaga Kesehatan

yang berkompeten dan/atau tenaga

kesehatan yang terlatih.


3 Terapi Farmakologi Dokter
g. Mekanisme Pelayanan

1) Penetapan sasaran penderita hipertensi ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan

menggunakan data RISKESDAS terbaru yang ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan.

64
2) Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang

meliputi :

(a) Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas

pelayanan kesehatan.

(b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat.

(c) Melakukan rujukan jika diperlukan.

Keterangan :

Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg ditambahkan pelayanan terapi

farmakologi.

9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)

a. Pernyataan Standar

Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Pemerintah Kabupaten Jombang mempunyai kewajiban untuk memberikan

pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus

(DM) usia 15 tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah

kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus sesuai standar meliputi :

1) Pengukuran gula darah;

2) Edukasi.
3) Terapi Farmakologi

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam memberikan pelayanan

kesehatan sesuai standar bagi penderita DM dinilai dari persentase penderita DM

65
usia 15 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah

kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah penderita Diabetes Mellitus usia
≥15 tahun di dalam wilayah kerjanya
yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu
Persentase penderita DM
tahun
yang mendapatkan
= X 100%
pelayanan kesehatan sesuai
Jumlah estimasi penderita Diabetes
standar
Mellitus usia ≥15 tahun yang berada di
dalam wilayah kerjanya berdasarkan
angka prevalensi Kbaupaten Jombang
dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

Catatan :

Nominator : Jumlah penderita diabetes mellitus usia ≥15 tahun di dalam wilayah

kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun

waktu satu tahun

Denominator : Jumlah estimasi penderita diabetes mellitus usia ≥15 tahun yang

berada di dalam wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi kabupaten

Jombang dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

e. Contoh Perhitungan

1) Kabupaten ”I” mempunyai jumlah warga negara usia ≥15 tahun sebesar 10.000
jiwa. Berdasarkan prevalensi DM usia ≥15 tahun kabupaten ”I” sebesar 6,9%

maka estimasi jumlah penderita DM usia ≥15 tahun di kabaputen tersebut

adalah sebesar 690 orang. Dari laporan yang ada kasus yang sudah ditangani di

66
FKTP sesuai standar sebesar 390 orang, dari upaya penjaringan skrining

kesehatan sesuai standar ditemukan 100 kasus DM baru. Kasus ini dipantau

akses ke pelayanan kesehatan oleh Pemerintah Kabupaten agar penderita DM

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di fasilitas kesehatan yang

mampu menangani.

Dari hasil pemantauan di akhir tahun diketahui 390 kasus DM mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar, 10 orang penderita DM menolak/tidak

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pelayanan DM di fasyankes

swasta semuanya dilayani sesuai standar, sehingga capaian kinerja pemerintah

Kabupaten ”I” dalam pencapaian pelayanan kesehatan penyandang DM adalah :

380 + 100
x 100% = 69,6%
690

Jadi capaian pelayanan DM di kabupaten tersebut hanya 69,6%, dari estimasi

penderita DM usia ≥15 tahun yang harus dilayani di kabupaten tersebut,

sehingga perlu strategis untuk menjangkau penderita DM yang belum terlayani

sesuai standar ataupun sama sekali belum mendapatkan pelayanan kesehatan di

kabupaten tersebut.

Fasilitasi Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Keterangan

Pelayanan estimasi yang yang yang

Kesehatan penderita Dilakukan Tidak Tidak

DM Pelayanan Dilayani Dilayani

berdasarkan DM sesuai Sesuai

prevalensi Standar Standar

kabupaten
Puskesmas 380 10 - 10 orang

67
dan dinyatakan

Jaringanya DM namun

tidak diperiksa

sesuai

standar.m 290

orang yang

tidak

mendapatkan

layanan DM
Fasyankes 100 - - Semua

Swasta dilayani sesuai

standar
JUMLAH 690 480 10 - 200 orang

yang belum

terseleksi

sehingga

belum

ditatalaksana

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1  Glukometer Sesuai kebutuhan Melakukan

 Strip tes Gula Darah Sesuai sasaran pemeriksaan Gula

 Kapas Alkohol Sesuai sasaran Darah

Sesuai sasaran
 Lancet
2 Formulir pencatatan dan Sesuai kebutuhan Pencatatan dan

68
pelaporan Aplikasi SI PTM pelaporan
3 Pedoman dan media KIE Minimal 2 per Panduan dalam

Puskesmas melakukan

penatalaksanaan

sesuai standar

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan

Tenaga kesehatan meliputi :

(e) Dokter, atau

(f) Bidan, atau

(g) Perawat

(h) Gizi

(i) Tenaga kesehatan masyarakat

No Kegiatan SDM Kesehatan


Pengukuran Kadar Gula Darah Dokter/Tenaga kesehatan yang
1
berkompeten
Edukasi gaya hidup dan/atau nutrisi Dokter/Tenaga kesehatan yang
2
berkompeten
3 Terapi Farmakologi Dokter

g. Mekanisme Pelayanan

1) Penetapan sasaran penderita diabetes melitus ditetapkan oleh Kepala Daerah


dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang ditetapkan oelh Menteri

Kesehatan.

2) Pelayanan kesehatan diabetes melitus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar

yang meliputi :

69
(a) Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas

pelayanan kesehatan

(b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau Nutrisi

(c) Melakukan rujukan jika diperlukan

Keterangan :

Gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan pelayanan terapi

farmakologi.

10. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat

a. Pernyataan Standar

Setiap orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar. Pemerintah daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan

kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)

berat sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu

satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik akut dan

Skizofrenia meliputi :

1) Pemeriksaan kesehatan jiwa;

2) Edukasi

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam memberikan pelayanan

kesehatan sesuai standar bagi ODGJ Berat, dinilai dari jumlah ODGJ berat yang

70
mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu

tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja
kab/kota yang mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa sesuai standar dalam
Persentase ODGJ berat
kurun waktu satu tahun
yang mendapatkan
pelayananan kesehatan jiwa = X 100%
Jumlah ODGJ berat berdasarkan
sesuai standar
proyeksi di wilayah kerja Kab / Kota
dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

Catatan :

Nominator : Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Kabupaten Jombang yang

mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam kurun waktu satu

tahun.

Denominator : Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi di wilayah kerja

Kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

Contoh penentua estimasi di awal tahun.

Pada tahun 2018, prevalensi ODGJ berat pada Provinsi A berdasarkan Riskesdas

terkini adalah 4/1000 rumah tangga. Jumlah rumah tangga Kab/Kota B di Provinsi

A tahun 2018 adalah 100.000 rumah tangga. Target sasaran jumlah rumah tangga

dengan ODGJ berat yang menjadi sasaran kinerja di Kab/Kota B sebanyak = 0,004

x 100.000 = 400 rumah tangga dengan ODGJ berat. Dengan asumsi 1 rumah

tangga ada 1 ODGJ berat, maka di Kab/Kota B terdapat 400 ODGJ berat.

Sehingga untuk merencanakan kegiatan didapatkan estimasi/perkiraan di Kab/Kota

B, provinsi A terdapat 400 ODGJ berat pada tahun 2018 sebagai target sasaran

kinerja dalam kurun waktu satu tahun.

Kesimpulan :

71
Estimasi/perkiraan target sasaran kinerja di Kab/Kota B di tahun 2018 adalah 400

ODGJ berat.

e. Contoh Perhitungan

1) Nominator : Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Kab/Kota yang mendapatkan


pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

Denominator : Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi di wilayah kerja

Kab/Kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

Estimasi/perkiraan target sasaran kinerja di Kabupaten B di tahun 2018 adalah

400 ODGJ berat. Namun hanya 350 dari proyeksi 400 kasus yang mendapatkan

pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar.

Sehingga capaian kinerja pemerintah Kabupaten B dalam kurun satu tahun

adalah :

350 x 100% = 87,5%.

400

Kesimpulan :

Kinerja Kab/Kota B di tahun 2018 adalah 87,5%. Terdapat kesenjangan antara

jumlah ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar

dengan jumlah ODGJ berat berdasarkan data proyeksi di wilayah kerja Kabupaten

B, provinsi A tahun 2018.Untuk itu perlu dilakukan analisis faktor-faktor masih

adanya ODGJ berat yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai

standar, sehingga didapatkan strategi untuk menutup kesenjangan tersebut di tahun

mendatang.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

72
No Barang Jumlah Fungsi
1 Buku Pedoman Diagnosis Minimal 1 per Pedoman gejala

Penggolongan Gangguan Puskesmas klinis ODGJ

Jiwa (PPDGJ III) atau buku (Psikotik akut dan

Pedoman Diagnosis Skizofrenia) untuk

Penggolongan Gangguan menentukan

Jiwa terbaru (bila sudah diagnosis

tersedia)
2 Kit berisi 2 alat Fiksasi Sesuai kebutuhan Alat Fiksasi

sementara yang

digunakan saat

ODGJ dalam

kondisi akut/gaduh

gelisah
3 Penyediaan Formulir Sesuai kebutuhan Pencatatan dan

Pencatatan dan Pelaporan Pelaporan


4 Media KIE Sesuai kebutuhan Media komunikasi,

Informasi, dan

Edukasi sebagai

alat penyuluhan

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan

Pelayanan kesehatan Penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat

dilakukan oleh minimal 1 orang dokter dan/atau perawat terlatih jiwa dan/atau

tenaga kesehatan lainnya. Jenis pelayanan dan sumber daya kesehatan yang

dibutuhkan sebagai berikut :

No Kegiatan SDM Kesehatan

73
1 Pemeriksaan kesehatan Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa

Jiwa dan/atau tenaga kesehatan terlatih


a Pemeriksaan status Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa

mental dan/atau tenaga kesehatan terlatih


b Wawancara Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa

dan/atau tenaga kesehatan terlatih


2 Edukasi Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa

dan/atau tenaga kesehatan terlatih


g. Mekanisme Pelayanan

1) Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan
menggunakan data RISKESDAS terbaru yang ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan.

2) Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi :

(a) Pemeriksan status mental

(b) Wawancara

3) Edukasi kepatuhan minum obat.


4) Melakukan rujukan jika diperlukan.

11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberculosis


a. Pernyataan Standar

Setiap orang terduga Tuberculosis (TBC) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar.

Pemerintah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai

standar kepada orang terduga TBC di wilayah kerja Kabupaten Jombang dalam

kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

74
1) Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga TBC meliputi :

i) Pemeriksaan klinis

ii) Pemeriksaan Penunjang

iii) Edukasi

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan sesuai standar bagi orang dengan terduga TBC dinilai dari persentase

jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar di

wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah orang terduga TBC yang
dilakukan pemeriksaan penunjang dalam
Persentase orang terduga
kurun waktu satu tahun
TBC mendapatkan = X 100%
pelayananan TBC sesuai
Jumlah orang terduga TBC dalam kurun
standar
waktu satu tahun yang sama

Catatan :

1) Orang terduga TB adalah seseorang yang menunjukkan gejala batuk >2 minggu

disertai dengan gejala lainnya.

2) Nominator : jumlah orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan penunjang

dalam kurun waktu satu tahun.

3) Denominator : Jumlah orang yang terduga TBC dalam kurun waktu satu tahun

yang sama.

e. Contoh Perhitungan

1) Jumlah penduduk Kabupaten ”K” adalah 1.500.000 jiwa. Pada tahun 2018
dilakukan skrining pada kelompok risiko terkena TB (Rumah Tahahan, pondok

pesantren, keluarga, penderita TBC, penderita HIV dll). Dari 200.000 yang

diperiksa, 20.000 menunjukkan gejala TBC. Untuk memastikan adanya

75
penyakit TBC 15.000 orang dilakukan pemeriksaan lanjutan di fasilitas

kesehatan untuk pemeriksaan dahak.

Perhitungan :

 Jumlah orang terduga TBC : 20.000 orang

 Jumlah terduga TBC yang dilayani sesuai standar : 15.000 orang

 Capaian kinerja : (15.000 / 20.000) x 100% = 60%.

Kesimpulan : Capaian kinerja Pemerintah Daerah (SPM) belum tercapai.

Catatan : Mengingat capaian pelayanan terduga TBC sesuai standar masih di

bawah target, diperlukan rencana strategis tahun depan untuk menjangkau orang

yang mendapat pelayanan dan tatalaksana sesuai standar. Perlu dianalisis sebab-

sebab masyarakat belum berkunjung apakah persoalan sosialisasi, akses, sudah

memeriksa sendiri atau tidak mau mendapat pelayanan terduga TBC.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/ atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1 Media KIE (leaflet, Sesuai Kebutuhan Menyampaikan
lembar balik, poster, informasi tentang TBC
banner)
2 Reagen Zn TB Sesuai jumlah sasaran Bahan pemeriksaan
terduga TBC Terduga TBC
3 Masker jenis rumah Sesuai jumlah sasaran Pencegahan penularan
tangga terduga TBC TBC
4 Pot dahak, kaca slide, Sesuai Kebutuhan Bahan pemeriksaan
bahan habis pakai (Oil Terduga TBC
Emersi, Ether Alkohol,
lampu spirtus/bunsen,
ose/lidi) rak pengering
5 Catridge tes Cepat Sesuai Kebutuhan Bahan pemeriksaan

76
No Barang Jumlah Fungsi
Molekuler Terduga TBC
6 Formulir pencatatan Sesuai Kebutuhan Pencatatan dan
dan pelaporan pelaporan
7 Pedoman / satndar Sesuai Kebutuhan Panduan dalam
operasional prosedur melakukan
penatalaksanaan sesuai
standar

2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan

1) Tenaga Kesehatan :

i) Dokter/dokter spesialis penyakit dalam /spesialis paru, atau

ii) Perawat

iii) Analis teknik Laboratorium Medik (ATLM)

iv) Penata Rontgen

v) Tenaga Kesehatan Masyarakat

2) Tenaga Non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu; kader

kesehatan

Jenis pelayanan dan sumber daya kesehatan yang dibutuhkan sebagai

berikut :

No Kegiatan SDM Kesehatan


1 Pemeriksa Klinis Perawat / dokter
2 Pemeriksaan Penunjang Analis Teknik Laboratorium
Medik (ATLM)
3 Edukasi/ Promosi Tenaga Kesehatan Masyarakat /
Bidan/ Perawat/ Dokter
4 Melakukan rujukan Dokter

g. Mekanisme Pelayanan

77
1) Penetapan sasaran orang terduga TBC menggunakan data orang yang kontak

erat dengan penderita TBC dan ditetapkan oleh Kepala Daerah.

2) Pemeriksaan klinis

Pelayanan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali dalam setahun, adalah

pemeriksaan gejala dan tanda.

3) Pemeriksaan penunjang, adalah pemeriksaan dahak dan/atau bakteriologis

dan/atau radiologis.

4) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan.

5) Melakukan rujukan jika diperlukan.

12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko terinfeksi HIV

a. Pernyataan Standar

Setiap orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan

pelayanan kesehatan sesuai standar kepada setiap orang dengan resiko terinfeksi

virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency

Virus = HIV) di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada orang dengan risiko terinfeksi HIV

sesuai standar meliputi :

1) Edukasi perilaku berisiko

2) Skrining

Orang dengan risiko terinfeksi virus HIV yaitu :

1) Ibu hamil, yang setiap perempuan yang sedang hamil.

2) Pasien TBC, yaitu pasien yang terbukti terinfeksi TBC dan sedang mendapat

pelayanan terkait TBC

78
3) Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), yaitu pasien yang terbukti terinfeksi
IMS selain HIV dan sedang mendapat pelayanan terkait IMS.

4) Penjaja seks, yaitu seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan orang

lain sebagai sumber penghidupan utama maupun tambahan, dengan imbalan

tertentu berupa uang, barang atau jasa.

5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), yaitu lelaki yang pernah
berhubungan seks dengan lelaki lainnya, sekali, sesekali atau secara teratur

apapun orientasi seksnya (heteroseksual, homoseksual atau biseksual)

6) Transgender/Waria, yaitu orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi

gender yang berbeda dengan jenis kelamin atau seksnya yang ditunjuk saat

lahir, kadang disebut juga transeksual.

7) Pengguna napza suntik (penasun), yaitu orang yang terbukti memiliki riwayat

menggunakan narkotika dan/ atau zat adiktif suntik lainnya.

8) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), yaitu orang yang dalam pembinaan

pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM dan telah mendapatkan vonis

tetap.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan sesuai standar bagi orang dengan risiko terinfeksi HIV dinilai dari

persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan HIV

sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV
Persentase orang dengan yang mendapatkan pelayanan sesuai
risiko terinfeksi HIV standar dalam kurun waktu satu tahun
mendapatkan pelayanan
= X 100%
deteksi dini HIV sesuai Jumlah orang dengan risiko terinfeksi
standar HIV di Kabupaten dalam kurun waktu
satu tahun yang sama

79
Catatan :

Nominator : Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV (penderita TBC, IMS,

penjaja seks, LSL, transgender, penasun, WBP dan ibu hamil)

yang mendapatkan pelayanan (pemeriksaan rapid test R1) sesuai

standar dalam kurun waktu satu tahun.

Denominator : Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV di Kabupaten dalam

kurun waktu satu tahun yang sama yang ditetapkan kepala

daerah.

e. Contoh Perhitungan

Contoh kasus penyelesaian pelayanan dasar bagi orang dengan risiko

terinfeksi HIV di Kabupaten ”L”, pada tahun 2019. Jumlah penduduk 220.412 jiwa

dengan proyeksi estimasi sasaran jumlah ibu hamil 4.939 orang, estimasi penderita

TBC 634, estimasi penderita IMS 5.681 orang. Estimasi populasi berperilaku risiko

tinggi terinfeksi HIV berturut – turut : WPS 146, LSL 451, Transgender 17,

Penasun 0, WBP 0 (tidak mempunyai Lapas).

Catatan dalam laporan orang yang datang ke pelayanan kesehatan dan

penjangkauan dalam satu tahun dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dan telah

ditelusur berdasarkan kelompok target orang dengan risiko terinfeksi HIV. Kepala

daerah menetapkan hasil pemetaan/penemuan sebagai berikut : ibu hamil 4.954,

penderita TBC 324, penderita IMS 2.618, WPS 164, LSL 201, Transgender 29 dan

penasun terlaporkan 1 orang. Semua orang berisiko di dalam wilayah saat

pelayanan tetap dilayani sekalipun berasal dari daerah lain.

80
Laporan jumlah orang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau yang

secara aktif dikunjungi, yang dilakukan pelayanan kesehatan berupa pemberian

pemberian informasi dan edukasi dan pemeriksaan skrining (deteksi dini) HIV

dengan reagen pertama, berturut-turut : perempuan hamil 4.954, penderita TBC

324, penderita IMS 2.618, WPS 164, LSL 201, seluruh transgender sudah diperiksa

yaitu sebanyak 29 orang dan seorang mantan penasun.

Penilaian Kinerja Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal bagi orang

dengan risiko terinfeksi HIV adalah sebagai berikut :

No Kelompok Proyeksi Pemetaan/ Diperiksa Kinerja

berisiko terinfeksi Estimasi Penemuan HIV (Tes SPM HIV

HIV Cepat %

HIV

Pertama)
1 Ibu Hamil 4.939 4.954 4.954 100
2 Penderita TBC 634 324 324 100
3 Penderita IMS 5.681 2.618 2.618 100
4 Penjaja Seks 146 164 164 100
5 LSL 451 201 201 100
6 Waria 17 29 29 100
7 Penasun 0 1 1 100
8 WBP 0 0 0 0
JUMLAH 11.868 8.291 8.291 100

Berdasarkan hasil pelayanan minimal tersebut diketahui bahwa terdapat

orang berisiko terinfeksi HIV dari luar wilayah yang diberikan pelayanan.

f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1 Media KIE berupa lembar Sesuai kebutuhan Menyampaikan informasi

81
balik, leaflet, poster, tentang HIV AIDS

banner.
2 Tes Cepat HIV (RDT) Sesuai yang kebutuhan Deteksi dini (Skrining)

pertama HIV
3 Bahan medis habis pakai Sesuai yang kebutuhan Pengambilan darah

- Handshoen parifer dan atau vena

- Alkohol swab

- Plester

- Lancet/jarum steril

- Jarum+spuit yang

sesuai/vacuitainer dan

jarum sesuai
4 - Alat tulis Sesuai yang kebutuhan Pencatatan dan Pelaporan

- Rekam medis berisi

nomor rekam medis,

Nomor fasilitas

pelayanan kesehatan

pelaksana, nomor

KTP/NIK
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya anusia Kesehatan

a) Tenaga Kesehatan :

(1) Dokter/ dokter Spesialis penyakit dalam/dokter spesialis kulit dan

kelamin, atau

(2) Perawat

(3) Bidan

(4) ATLM

82
(5) Tenaga kesehatan masyarakat

b) Tenaga non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu :

(1) Pendamping

(2) Penjangkauan
g. Mekanisme Pleayanan

1) Penetapan sasaran HIV ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan orang yang
berisiko terinveksi HIV (penderita TBC, IMS, penjaja seks, LSL, transgender,

WBP, dan ibu hamil).

2) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan

3) Skrining dilakukan dengan pemeriksaan Tes Cepat HIV minimal 1 kali dalam

setahun.

4) Melakukan rujukan jika diperlukan.

II. PELAYANAN TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN

1. Desa Siaga Purnama Mandiri

a. Pernyataan Standar

Setiap Desa/Kelurahan yang ada diwilayah kerja wajib untuk diupayakan menjadi

desa siaga aktif berstrata Purnama atau Mandiri.

Setiap Puskesmas wajib memberikan Pelayanan Pemberdayaan Masyarakat

Desa/Kelurahan Siaga pada semua desa di wilayah kerjanya agar menjadi Desa

Siaga Aktif berstrata Purnama atau Mandiri.

b. Pengertian

1) Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

83
2) Desa Siaga Purnama-Mandiri adalah desa siaga yang memenuhi 8 indikator
desa siaga minimal nilai C.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam mengupayakan

desa siaga aktif terhadap desa yang ada dinilai dari perbandingan Desa yang

memenuhi kriteria desa siaga Purnama-Mandiri (8 indikator minimal nilai C)

dengan jumlah desa siaga yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu

tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah Desa Siaga Purnama Mandiri


Persentase Desa Siaga
= X 100%
Purnama Mandiri
Jumlah semua desa siaga yang ada

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten ”A” terdapat 250 desa siaga aktif. Dari desa siaga yang ada ini
setelah dilakukan Pengukuran Perkembangan Desa Siaga, menunjukan hasil

bahwa terdapat 100 desa siaga Pratama, 75 desa siaga Madya dan 50 Desa Siaga

Purnama serta 25 desa siaga mandiri.

Capaian kinerja Kabupaten ”A” dalam mengupayakan pemberdayaan

masyarakat Desa Siaga Purnama Mandiri adalah (50 + 25) / 250 x 100% = 30%

2) Puskesmas ”A” mempunyai mempunyai wilayah kerja 5 desa, setelah dilakukan

pengukuran perkembangan Desa Siaga, menunjukan hasil, 2 desa siaga berstrata

Pratama, 2 desa berstrata Madya dan 1 desa berstrata Purnama.

Capaian kinerja Puskemas ”A” dalam mengupayakan pemberdayaan masyarakat

Desa Siaga Purnama Mandiri adalah 1 / 5 x 100% = 20%

f. Target

84
Target Capaian Kinerja Desa/Kelurahan Siaga Purnama Mandiri adalah sebagai
berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 20% 25% 30% 55% 40% 45%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Advokasi kepada pemangku kebijakan desa untuk pengupayaan desa siaga


berstrata purnama atau mandiri.

2) Bina suasana lintas program dan lintas sektor dan masyarakat sasaran untuk
pengupayaan desa siaga berstrata purnama atau mandiri.

3) Pelaksanaan Pengukuran Perkembangan Desa Siaga

4) Rekapitulasi Pengukuran Perkembangan Desa Siaga

5) Pencatatan dan Pelaporan

h. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilakukan dengan Format Kemandirian Desa siaga, sedangkan evaluasi

dilakukan dengan Format laporan tahunan hasil pengukuran Perkembangan Desa

Siaga.

i. Sumber Daya Manusia

1) Tenaga Koordinator Promkes Puskesmas

2) Tenaga Bidan di Puskesmas

3) Tenaga Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

2. Posyandu Purnama Mandiri

a. Pernyataan Standar

Setiap Posyandu yang ada wajib diupayakan menjadi Posyandu yang berstrata

Purnama atau Mandiri.

85
b. Pengertian

1) Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh, dan

untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.

2) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/ sosial dasar untuk mempercepat

penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian bayi.

3) Posyandu Purnama Mandiri adalah Posyandu yang memiliki skor telaah

kemandirian Posyandu minimal 75 (versi Dinas Kesehatan Jawa Timur).

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam mengupayakan

Posyandu Purnama mandiri terhadap Posyandu yang ada dinilai dari persentase

Posyandu yang memenuhi penilaian telaah kemandirian Posyandu dengan skor

minimal 75 (versi Jawa Timur) dibandingkan dengan jumlah Posyandu yang ada di

wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah Posyandu Purnama Mandiri
Persentase Posyandu
= X 100%
Purnama Mandiri
Jumlah seluruh Posyandu

e. Contoh Perhitungan

1) Kabupaten ”A” telah melakukan telaah kemandirian Posyandu terhadap 2000


Posyandu dengan hasil sebagai berikut :

Strata Strata Strata Strata


No Nama Puskesmas Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu
Pratama Madya Purnama Mandiri

86
1 Puskesmas R 5 350 130 50
2 Puskesmas S 14 200 140 50
3 Puskesmas T 6 175 125 50
4 Puskesmas U 15 125 135 50
5 Puskesmas V 10 100 170 50
Jumlah
50 950 750 250
Kabupaten

Capaian kinerja Kabupaten ”A” dalam pengupayaan Posyandu Purnama

Mandiri adalah (750 + 250) / 2000 = 50%.

2) Di Puskesmas ”X” telah dilakukan telaah kemandirian terhadap 200 Posyandu

yang ada di wilayah kerjanya dengan hasil sebagai berikut :

Strata Strata Strata Strata


No Nama Desa Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu
Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Desa R 1 20 10 5
2 Desa S 1 25 12 7
3 Desa T 1 15 8 3
4 Desa U 1 25 15 5
5 Desa V 1 15 5 5
Jumlah
5 100 50 25
Kabupaten

Capaian kinerja Puskesmas ”X” dalam pengupayaan Posyandu Purnama

Mandiri adalah (50 + 25) / 200 = 37,5%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Posyandu Purnama mandiri sebagai berikut:

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 88% 90% 93% 95% 97% 99%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pelayanan Posyandu dengan lima (5) meja pelayanan setiap bulan;

87
2) Pendistribusian blanko telaah kemandirian Posyandu dari Dinas Kesehatan ke
Puskesmas;

3) Pendistribusian blanko telaah kemandirian Posyandu dari Puskesmas ke Desa


(Poskesdes);

4) Pelaksanaan telaah kemandirian Posyandu terhadap seluruh Posyandu yang ada


di wilayah desa tersebut;

5) Rekapitulasi hasil telaah kemandirian Posyandu;

6) Pencatatan dan Pelaporan hasil telaah kemandirian Posyandu;

7) Penyusunan Rencana Tindak Lanjut terhadap masalah dan kendala yang ada di
dalam aspek kemandirian Posyandu.

h. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring kemandirian Posyandu menggunakan blanko Format kemandirian

Posyandu.

Evaluasi kemandirian Posyandu menggunakan blanko Format Laporan SPM dan

Laporan Tahunan.

i. Sumber Daya Manusia

1) Tenaga Bidan Desa

2) Tenaga koordinator Promosi Kesehatan di Puskesmas

3) Tenaga Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

3. PHBS Tatanan Rumah Tangga

a. Pernyataan Standar

Setiap rumah tangga di Kabupaten Jombang berperilaku hidup bersih dan sehat

dengan melaksanakan 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga sehat.

88
Pemerintah Kabupaten Jombang mempunyai kewajiban untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku

masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Pengertian

1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga Sehat merupakan
sekumpulan perilaku yang terdiri dari 10 indikator prioritas perilaku kesehatan,

antara lain : Pertolongan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya, menimbangkan bayi dan balita setiap bulan sekali,

Mencuci tangan pakai air bersih yang mengalir dan sabun, menggunakan air

bersih untuk keperluan keluarga setiap hari, menggunakan jamban sehat,

melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah, makan buah

dan sayur, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam

rumah.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam mengupayakan

pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku rumah

tangga ber PHBS dinilai dari perbandingan rumah tangga yang telah memenuhi

semua indikator PHBS tatanan rumah tangga dalam kurun waktu tertentu dengan

jumlah rumah tangga yang disurvey PHBS di wilayah kerjanya dalam kurun waktu

yang sama.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Persentase PHBS Tatanan Jumlah Rumah Tangga yang telah X 100%

89
memenuhi semua indikator PHBS
tatanan Rumah Tangga dalam satu
kurun waktu tertentu
Rumah Tangga =
Jumlah Rumah Tangga yang di
Survey PHBS dalam kurun waktu
sama
e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten ”A” telah dilakukan survey terhadap 2000 rumah tangga. Hasil
survey menunjukkan 950 rumah tangga ber PHBS dengan rincian sebagi

berikut :

Jumlah Rumah Jumlah Rumah


No Nama Puskesmas
Tangga Disurvey Tangga ber PHBS
1 Puskesmas R 400 200
2 Puskesmas S 410 200
3 Puskesmas T 390 200
4 Puskesmas U 420 200
5 Puskesmas V 380 150
Jumlah Kabupaten 2000 950

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A” dalam perubahan perilaku

masyarakat menjadi perilaku bersih dan sehat adalah 950 / 2000 x 100% =

47,5%.

2) Di Puskesmas ”X” telah dilakukan survey terhadap 200 rumah tangga. Hasil
survey menunjukkan 95 rumah tangga ber PHBS dengan rincian sebagi

berikut :
Jumlah Rumah Jumlah Rumah
No Nama Desa
Tangga Disurvey Tangga ber PHBS
1 Desa R 40 20
2 Desa S 41 20
3 Desa T 39 20
4 Desa U 42 20
5 Desa V 38 15
Jumlah Kabupaten 200 95

90
Capaian kinerja Puskesmas ”X” dalam perubahan perilaku masyarakat

menjadi perilaku bersih dan sehat adalah 95 / 200 x 100% = 47,5%.

f. Target

Target Capaian Kinerja PHBS tatanan Rumah Tangga adalah sebagai berikut:

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 59% 61% 63% 65% 67% 69%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pengumpulan data sekunder jumlah rumah tangga di wilayah kerja

2) Perhitungan besar sampel minimal

3) Pelaksanaan sampling

4) Pengumpulan data primer PHBS tatanan rumah tangga sehat dengan survey

5) Melakukan pencatatan hasil survey

6) Melakukan coding

7) Melakukan intepretasi hasil survey

8) Pencatatan dan pelaporan

h. Monitoring dan Evaluasi

Pelaporan bulanan hasil survey PHBS oleh Puskesmas ke Dinas Kesehatan tiap

bulan sekali.

i. Sumber Daya Manusia

1) Tenaga kader kesehatan

2) Tenaga bidan desa

3) Tenaga koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas

4) Tenaga koordinator Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

91
4. Cakupan Klinik Sanitasi

a. Pernyataan Standar

Setiap pasien penyakit berbasis lingkungan atau klien mendapatkan pelayanan

klinik sanitasi sesuai standar.

Setiap Puskesmas wajib memberikan pelayanan klinik sanitasi kepada setiap

pasien penyakit berbasis lingkungan atau klien.

b. Pengertian

1) Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung

maupun tidak langsung di Puskesmas.

2) Klien adalah pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah kesehatan

lingkungan.

3) Penyakit berbasis lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan


fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia

dengan segala sesuatu di sekitarnya yang memiliki potensi penyakit. Yang

tergolong penyakit berbasis lingkungan misalnya diare, malaria, demam

berdarah dengue (DBD), kulit, kecacingan, ISPA, TB paru, keracunan makanan,

keracunan pestisida/bahan kimia, flu burung, chikungunya, dan filariasis.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Klinik sanitasi adalah kegiatan konseling, inspeksi kesehatan lingkungan dan

intervensi kesehatan lingkungan terhadap pasien/klien guna menganalisa sebab-

sebab terjadinya penyakit serta upaya pemecahannya.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Cakupan Klinik Sanitasi Jumlah Kunjungan klien Klinik X 100%
= sanitasi, dalam wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu

92
Jumlah Kunjungan klien / pasien
penyakit berbasis lingkungan, dalam
wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten ”A” diketahui jumlah kunjungan pasien/klien penyakit berbasis


lingkungan dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 10.000

pasien/klien. Dan jumlah kunjungan pasien/klien ke klinik sanitasi dalam

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 1000 pasien/klien. Maka

cakupan klinik sanitasi sebesar 1000 / 10.000 x 100% = 10%.

Kunjungan klien /
No Nama Puskesmas Kunjungan klien
pasien penyakit berbasis
Klinik sanitasi,
lingkungan
1 Puskesmas R 200 2100
2 Puskesmas S 210 2000
3 Puskesmas T 190 2300
4 Puskesmas U 230 1900
5 Puskesmas V 170 1700
Jumlah Kabupaten 1000 10.000

2) Di Puskesmas ”P” diketahui jumlah kunjungan pasien/klien penyakit berbasis

lingkungan dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 1000

pasien/klien. Dan jumlah kunjungan pasien/klien ke klinik sanitasi dalam

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 100 pasien/klien. Maka

cakupan klinik sanitasi sebesar 100 dibagi 1000 dikali 100% yaitu 10%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Klinik Sanitasi, adalah sebagai berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 20% 20% 20% 20% 20% 20%

Target ditentukan sebesar 20% dari jumlah kunjungan pasien penyakit berbasis

lingkungan.

93
g. Langkah-langkah Kegiatan

Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas bagi Pasien Penderita

Sakit dijabarkan di bawah ini.

1) Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.

2) Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.

3) Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke petugas ruang

pemeriksaan umum.

4) Petugas di ruang pemeriksaan umum Puskesmas (Dokter, Bidan, Perawat)

melakukan pemeriksaan terhadap Pasien.

5) Pasien selanjutnya menuju Ruang Promosi Kesehatan untuk mendapatkan

pelayanan Konseling.

6) Untuk melaksanakan Konseling tersebut, Tenaga Kesehatan Lingkungan

mengacu pada Contoh Bagan dan Daftar Pertanyaan Konseling (terlampir).

7) Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan lingkungan

dan selanjutnya Tenaga Kesehatan Lingkungan memberikan lembar

saran/tindak lanjut dan formulir tindak lanjut Konseling kepada Pasien.

8) Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak lanjut

Konseling.

9) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau hasil surveilans

kesehatan menunjukkan kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit

atau kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan

Lingkungan membuat janji Inspeksi Kesehatan Lingkungan.

10) Setelah Konseling di Ruang Promosi Kesehatan, Pasien dapat mengambil obat

di Ruang Farmasi dan selanjutnya Pasien pulang.

94
Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas bagi Klien dijabarkan

di bawah ini.

1) Pasien mendaftar di Ruang Pendaftaran.

2) Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta Pasien menuju

ke Ruang Promosi Kesehatan.

3) Pasien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan lingkungan atau

penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko

Lingkungan.

4) Tenaga Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam formulir

pencatatan status kesehatan lingkungan, dan selanjutnya memberikan lembar

saran atau rekomendasi dan formulir tindak lanjut Konseling untuk ditindak

lanjuti oleh Pasien.

5) Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak lanjut

Konseling.

6) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau kecenderungan


berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat Faktor

Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji dengan

95
Pasien untuk dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya Pasien

dapat pulang.

h. Monitoring dan Evaluasi

Laporan Bulanan Puskesmas via Google Drive

i. Sumber Daya Manusia

Tim klinik sanitasi puskesmas, yang terdiri dari :

1) petugas loket,

2) petugas poli umum,

3) petugas kesehatan lingkungan,

4) petugas promosi kesehatan dan

5) petugas lain yang dianggap mampu melaksanakan kegiatan klinik sanitasi.

5. Cakupan Pembinaan Kelompok/Klub Olah Raga

a. Pernyataan Standar

Setiap kelompok/klub olah raga mendapatkan pembinaan sesuai standar.

b. Pengertian

Kelompok/klub olahraga adalah kelompok olahraga di sekolah, klub jantung sehat,

klub senam asma, kelompok senam usila, kelompok senam ibu hamil, kelompok

senam diabetes, kelompok senam osteoporosis, kelompok kebugaran jemaah haji,

klub fitness dan kelompok olahraga/latihan fisik lainnya.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

96
Pembinaan kelompok/klub olahraga meliputi pendataan kelompok/klub olahraga,

pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan olahraga.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah kelompok/klub olah raga yang
dibina di dalam wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Cakupan pembinaan
= X 100%
kelompok/klub olah raga
Jumlah kelompok/klub olah raga yang
ada di dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
e. Contoh Perhitungan

Di Puskesmas ”P” diketahui Jumlah kelompok/klub olah raga yang ada di dalam
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 20 kelompok/klub, dan telah
dilakukan pembinaan terhadap 10 kelompok/klub. Jadi cakupan pembinaan
kelompok/klub olah raga dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sebesar
10 dibagi 20 dikali 100% yaitu 50%.

Cakupan pembinaan 10
= X 100% = 50%
kelompok/klub olah raga 20

f. Target

Target Capaian Kinerja pembinaan kelompok/klub olah raga adalah sebagai

berikut:

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 30% 35% 40% 45% 50% 55%
g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Petugas kesehatan olah raga melakukan pendataan kelompok/klub olahraga

2) Petugas kesehatan olah raga pemeriksaan kesehatan pada anggota

kelompok/klub olahraga

3) Petugas kesehatan olah raga melakukan penyuluhan kesehatan olahraga

h. Monitoring dan Evaluasi

Laporan Bulanan Puskesmas via Google Drive

97
i. Sumber Daya Manusia

Petugas Kesehatan Olah Raga

6. Cakupan Pembinaan Kelompok Pekerja

a. Pernyataan Standar

Setiap kelompok pekerja formal dan informal mendapatkan pembinaan sesuai

standar.

b. Pengertian

1) Program kesehatan kerja merupakan upaya kesehatan kerja bagi masyarakat

pekerja. Bentuk pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada masyarakat pekerja mencakup upaya peningkatan dan

pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

2) Kelompok pekerja formal adalah organisasi yang resmi didirikan dengan

anggaran dasar organisasi.

3) Kelompok pekerja informal adalah Perusahaan Non Direktori (PND) dan

Rumah Tangga dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang.

4) Pekerja informal adalah tenaga kerja informal yang melakukan pekerjaannya

pada suatu unit tertentu, misalnya nelayan, petani, pengrajin dll.

5) Pekerja informal adalah pekerja yang berstatus berusaha sendiri, berusaha

dengan buruh tidak tetap, bekerja bebas di non pertanian dan pekerja tidak

dibayar.

6) Pekerja informal adalah mereka yang berusaha sendiri, berusaha sendiri dibantu

buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas dan pekerja keluarga/tidak

dibayar.

98
7) Pekerja informal individu adalah pekerja informal yang bekerja sendiri seperti
tukang bakso, tukang becak, pedagang pasar dll.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Jumlah kelompok pekerja formal dan informal yang dibina di wilayah kerja dalam

kurun waktu tertentu.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah kelompok pekerja yang dibina di dalam
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan pembinaan
= X 100%
kelompok pekerja
Jumlah kelompok pekerja yang ada di dalam
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten ”E” diketahui Jumlah kelompok pekerja yang ada di dalam


wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 200 kelompok, dan telah

dilakukan pembinaan terhadap 100 kelompok. Jadi cakupan pembinaan

kelompok pekerja dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sebesar 100

dibagi 200 dikali 100% yaitu 50%.

2) Di Puskesmas P diketahui Jumlah kelompok pekerja yang ada di dalam wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 20 kelompok, dan telah dilakukan

pembinaan terhadap 10 kelompok. Jadi cakupan pembinaan kelompok pekerja

dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sebesar 10 dibagi 20 dikali

100% yaitu 50%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Pembinaan Pekerja adalah sebagai berikut:

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 30% 35% 40% 45% 50% 55%
g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Petugas kesehatan kerja melakukan pendataan kelompok pekerja

99
2) Petugas kesehatan kerja melakukan upaya peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan

3) Petugas kesehatan kerja melakukan pencegahan penyakit

4) Petugas kesehatan kerja melakukan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan.

h. Monitoring dan Evaluasi

Laporan Bulanan Puskesmas via Google Drive

i. Sumber Daya Manusia

Petugas Kesehatan Kerja

7. Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

a. Pernyataan Standar

Setiap ibu nifas harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar untuk

mencegah terjadinya kesakitan.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib menyediakan sarana dan prasarana

terkait pelayanan kesehatan yang sesuai standar.

b. Pengertian

1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.

2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3

kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada

minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau

pemasangan KB Pasca Persalinan.

3) Jumlah seluruh Ibu Nifas di hitung melalui estimasi dengan rumus: 1,05 x

Crude Birth Rate (CBR) x Jumlah Penduduk. Angka CBR dan jumlah penduduk

Kab/Kota didapat dari data BPS masing – masing Kab/Kota/Provinsi pada

kurun waktu tertentu. Nilai 1,05 adalah konstanta untuk menghitung Ibu Nifas.

100
4) Dalam pelaksanaan pelayanan nifas dilakukan juga pelayanan neonatus sesuai

standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada 28

hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan

rumah.

5) Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar (ASI

eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian

vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi

hepatitis B1 (bila tidak diberikan pada saat lahir), manajemen terpadu bayi

muda.

6) Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.

7) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam

menyelenggarakan pelayanan nifas yang professional.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Perbandingan Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan nifas sesuai

standar minimal 3 kali dengan distribusi pada 6 jam post partum sampai 3 hari

minimal 1 kali, 4 hari -28 hari minimal 1 kali dan 28 hari - 42 hari minimal 1 kali

di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dengan Jumlah sasaran ibu nifas yang

ada di wilayah kerja selama kurun waktu yang sama.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah Pelayanan ibu nifas sesuai standart di
Persentase Pelayanan wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
ibu nifas sesuai = X 100%
standar Jumlah sasaran ibu nifas 0-42 hari yang ada di
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

e. Contoh Perhitungan

101
1) Di Kabupaten “A” terdapat 2000 sasaran ibu nifas. Adapun yang berkunjung ke
Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di

Kabupaten “A” adalah sebagai berikut:

Jumlah ibu Nifas Yang


Fasilitas Pelayanan Jumlah Sasaran ibu
mendapat pelayanan
Kesehatan Nifas
standar
Puskesmas A 500 495
Puskesmas B 400 399
Puskesmas C 600 595
Puskesmas D 500 498
JUMLAH 2000 1987

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu nifas sebanyak 2000 orang. Capaian

Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A” dalam memberikan pelayanan ibu

nifas adalah 1987/2000 x 100% = 99,35%.

2) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 500 sasaran ibu nifas. Adapun rincian

yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya di wilayah kerja puskesmas “D” adalah sebagai berikut:

Jumlah ibu Nifas


Fasilitas Pelayanan Jumlah Sasaran ibu
Yang mendapat
Kesehatan Nifas
pelayanan standar
Polindes A 125 125
Polindes B 150 150
Polindes C 125 125
Polindes D 100 98
JUMLAH 500 498

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu nifas yang mendapatkan perawatan

sebanyak 98 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “D” dalam memberikan

perawatan kepada ibu nifas adalah 498/500 x 100% = 99,6%.

102
f. Target

Target Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas adalah sebagai berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pelayanan Nifas sesuai standar (ibu dan neonatus)

2) Pelayanan KB pasca persalinan

3) Pelatihan/magang klinis kesehatan maternal dan neonatal

4) Pelayanan rujukan nifas

5) Kunjungan Rumah bagi yang Drop Out

6) Pencatatan dan Pelaporan

7) Supervisi, Monitoring dan Evaluasi (PWS–KIA, Analisis Manajemen Program

KIA)

h. Monitoring dan Evaluasi

1) Kohort Ibu

2) PWS Ibu

3) SIMPUS

i. Sumber Daya Manusia

1) Dokter

2) Bidan

3) Perawat

8. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat

a. Pernyataan Standar

Setiap siswa tingkat SD sederajat (kelas 2-6) harus mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar untuk mencegah terjadinya kesakitan. Pemerintah Daerah

103
Kabupaten Jombang wajib menyediakan sarana dan prasarana terkait pelayanan

kesehatan yang sesuai standar.

b. Pengertian

Pelayanan Pemeriksaan Berkala Siswa Tingkat SD Sederajat (kelas 2-6) adalah

memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan berkala kepada

siswa tingkat SD sederajat sesuai standar.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Perbandingan jumlah siswa tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang mendapat

pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali dalam

periode tertentu dalam satu wilayah kerja dengan Jumlah Sasaran seluruh siswa

Tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang ada di wilayah kerja pada periode yang sama.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah siswa tingkat SD/ sederajad kelas 2-
6 yang mendapat pelayanan kesehatan
pemeriksaan berkala sesuai standar minimal
Persentase Pelayanan
1 kali dalam periode tertentu dalam satu
Pemeriksaan Berkala
wilayah kerja. X 100%
siswa tingkat
=
SD/sederajat
Jumlah sasaran seluruh siswa Tingkat SD/
sederajat kelas 2-6 yang ada di wilayah kerja
pada periode yang sama

e. Contoh Perhitungan

2) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran siswa tingkat SD sederajat (kelas 2-6).
Adapun yang mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala oleh

Puskesmas dan jaringannya di Kabupaten “A” adalah sebagai berikut:

Fasilitas Pelayanan Jumlah Sasaran siswa Jumlah siswa tingkat SD sederajat


Kesehatan tingkat SD sederajat (kelas 2-6) mendapat pelayanan
(kelas 2-6) pemeriksaan kesehatan berkala
Puskesmas A 1150 1149
Puskesmas B 850 848

104
Puskesmas C 1100 1088
Puskesmas D 900 898
JUMLAH 4000 3983

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SD sederajat (kelas 2-6)

sebanyak 4000 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A”

dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa

tingkat SD sederajat (kelas 2-6) adalah 3983/4000 x 100% = 99,57%.

3) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 900 sasaran siswa tingkat SD sederajat


(kelas 2-6). Adapun yang mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala

oleh Puskesmas dan jaringannya di wilayah kerja Puskesmas “D” adalah

sebagai berikut:

Jumlah Sasaran
Fasilitas Jumlah siswa tingkat SD sederajat
siswa tingkat SD
Pelayanan (kelas 2-6) mendapat pelayanan
sederajat
Kesehatan pemeriksaan kesehatan berkala
(kelas 2-6)
Polindes A 150 146
Polindes B 250 246
Polindes C 200 198
Polindes D 300 296
JUMLAH 900 886

Capaian kinerja Puskesmas ”D” adalah 886/900 x 100% = 98,44%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat


adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pendataan

2) Pengadaan dan pemeliharaan UKS kit, UKGS kit

105
3) Pelatihan petugas, guru UKS/UKGS dan dokter kecil;

4) Penjaringan kesehatan

5) Pelayanan kesehatan

6) Pencatatan dan pelaporan

h. Monitoring dan Evaluasi

1) Laporan bulanan UKS

2) Kohort UKS

3) Sistem Informasi Puskesmas

i. Sumber Daya Manusia

1) Dokter Umum

2) Dokter Gigi

3) Perawat

9. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/sederajat

a. Pernyataan Standar

Setiap siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) harus mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar untuk mencegah terjadinya kesakitan. Pemerintah Daerah

Kabupaten Jombang wajib menyediakan sarana dan prasarana terkait pelayanan

kesehatan yang sesuai standar.

b. Pengertian

Pelayanan Pemeriksaan Berkala Siswa Tingkat SMP Sederajat (kelas 8-9) adalah

memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan berkala kepada

siswa tingkat SMP sederajat sesuai standar.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

106
Perbandingan antara jumlah siswa tingkat SMP/sederajat yang mendapat

pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode

tertentu dalam satu wilayah kerja dengan jumlah sasaran seluruh siswa tingkat

SMP/sederajad kelas 8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah siswa tingkat SMP/sederajat kelas
8-9 yang mendapat pelayanan kesehatan
pemeriksaan berkala sesuai standar minimal
Pelayanan Pemeriksaan 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah
Berkala siswa tingkat = kerja X 100%
Dasar SMP/sederajat
Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat
SMP/sederajad kelas 8-9 yang ada di
wilayah kerja dan pada periode yang sama

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-
9). Adapun yang mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala oleh

Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di

Kabupaten “A” adalah sebagai berikut:

Fasilitas Jumlah Sasaran Jumlah siswa tingkat SMP


Pelayanan siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) mendapat
Kesehatan sederajat pelayanan pemeriksaan kesehatan
(kelas 8-9) berkala
Puskesmas A 1150 1149
Puskesmas B 850 848
Puskesmas C 1100 1088
Puskesmas D 900 898
JUMLAH 4000 3983

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9)

sebanyak 4000 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A”

107
dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa

tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) adalah 3983/4000 x 100% = 99,57%.

2) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 900 sasaran siswa tingkat SMP sederajat
(kelas 8-9). Adapun rincian Jumlah siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9)

mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala di wilayah kerja Puskesmas

“D” adalah sebagai berikut:


Sekolah di wilayah Jumlah Sasaran Jumlah siswa tingkat SMP
kerja siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) mendapat
sederajat (kelas 8-9) pelayanan pemeriksaan kesehatan
berkala
Desa A 150 146
Desa B 250 246
Desa C 200 198
Desa D 300 296
JUMLAH 900 886

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) yang

mendapatkan pelayanan sebanyak 886 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “D”

dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa tingkat

SMP sederajat (kelas 8-9) adalah 886/900 x 100% = 98,44%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar


SMP/sederajat adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pendataan

2) Pengadaan dan pemeliharaan UKS kit, UKGS kit

3) Pelatihan petugas, guru UKS/UKGS dan dokter kecil;

108
4) Penjaringan kesehatan

5) Pelayanan kesehatan

6) Pencatatan dan pelaporan

h. Monitoring dan Evaluasi

1) Laporan bulanan UKS

2) Kohort UKS

3) Sistem Informasi Puskesmas

i. Sumber Daya Manusia

1) Dokter Umum

2) Dokter Gigi

3) Perawat

10. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/sederajat

a. Pernyataan Standar

Setiap siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) harus mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar untuk mencegah terjadinya kesakitan. Pemerintah Daerah

Kabupaten Jombang wajib menyediakan sarana dan prasarana terkait pelayanan

kesehatan yang sesuai standar.

b. Pengertian

Pelayanan Pemeriksaan Berkala Siswa Tingkat SMA Sederajat (kelas 11-12)

adalah memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan berkala

kepada siswa tingkat SMA sederajat sesuai standar.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

109
Perbandingan antara Jumlah siswa tingkat SMA/sederajat yang mendapat

pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode

tertentu dalam satu wilayah kerja dengan Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat

SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah siswa tingkat SMA/sederajad kelas
11-12 yang mendapat pelayanan kesehatan
pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1
Pelayanan Pemeriksaan
kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja
Berkala siswa tingkat
X 100%
Lanjutan = Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat
(SMA)/sederajat
SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di
wilayah kerja dan periode yang sama

e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran siswa tingkat SMA sederajat (kelas
11-12). Adapun Jumlah siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) mendapat
pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala oleh Puskesmas dan jaringannya
adalah sebagai berikut:
Sekolah di Jumlah Sasaran siswa Jumlah siswa tingkat SMA sederajat
tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) mendapat pelayanan
wilayah kerja (kelas 11-12) pemeriksaan kesehatan berkala
Puskesmas A 1150 1149
Puskesmas B 850 848
Puskesmas C 1100 1088
Puskesmas D 900 898
JUMLAH 4000 3983
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12)
sebanyak 4000 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A”
dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa
tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) adalah 3983/4000 x 100% = 99,57%.
2) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 900 sasaran siswa tingkat SMA sederajat
(kelas 11-12). Adapun rincian yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya
serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di wilayah kerja Puskesmas “D”
adalah sebagai berikut:

110
Sekolah di Jumlah Sasaran Jumlah siswa tingkat SMA sederajat
wilayah kerja siswa tingkat SMA (kelas 11-12) mendapat pelayanan
sederajat pemeriksaan kesehatan berkala
(kelas 11-12)
Desa A 150 146
Desa B 250 246
Desa C 200 198
Desa D 300 296
JUMLAH 900 886

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12)
yang mendapatkan pelayanan sebanyak 886 orang. Capaian Kinerja Puskesmas
“D” dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa
tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) adalah 886/900 x 100% = 98,44%.
2) Target
Target Capaian Kinerja Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan
(SMA)/sederajat adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

3) Langkah-langkah Kegiatan
a) Pendataan
b) Pengadaan dan pemeliharaan UKS kit, UKGS kit
c) Pelatihan petugas, guru UKS/UKGS dan dokter kecil;
d) Penjaringan kesehatan
e) Pelayanan kesehatan
f) Pencatatan dan pelaporan
4) Monitoring dan Evaluasi
a) Laporan bulanan UKS
b) Kohort UKS
c) Sistem Informasi Puskesmas
5) Sumber Daya Manusia
a) Dokter Umum
b) Dokter Gigi
c) Perawat

11. Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe

a. Pernyataan Standar

111
Setiap ibu hamil mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa

kehamilannya, dimana Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib

menyediakan kebutuhan tablet Fe bagi ibu hamil di Kabupaten Jombang dalam

kurun waktu kehamilan.

b. Pengertian

Ibu hamil mendapat 90 tablet besi (Fe) adalah ibu hamil yang pada setiap

kunjungannya ke fasilitas kesehatan atau dikunjungi oleh petugas di rumah atau di

posyandu mulai K1 mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 butir dari petugas

kesehatan.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode

kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe
selama periode kahamilannya pada wilayah
=
dan kurun waktu tertentu
Cakupan Bumil
X 100%
mendapat 90 tablet Fe Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun
waktu yang sama

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran ibu hamil. Adapun yang berkunjung
ke Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di

Kabupaten “A” adalah sebagai berikut:

Fasilitas Pelayanan Jumlah Sasaran Ibu Jumlah Yang Mendapat


Kesehatan Hamil tablet Fe
Puskesmas A 1000 900
Puskesmas B 1000 1000
Puskesmas C 1000 1000
Puskesmas D 1000 850
JUMLAH 4000 3750

112
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe

sebanyak 3750 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A”

dalam memberikan tablet Fe ibu hamil adalah 3750/4000 x 100% = 93,75%.

2) Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 1000 sasaran ibu hamil. Adapun rincian
yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya di wilayah kerja Puskesmas “B” adalah sebagai berikut :

Fasilitas Pelayanan Jumlah Sasaran Ibu Jumlah Yang


Kesehatan Hamil Mendapat Tablet Fe
Polindes A 250 250
Polindes B 250 240
Polindes C 250 250
Polindes D 250 220
JUMLAH 1000 960

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe

sebanyak 960 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “B” dalam memberikan

tablet Fe ibu hamil adalah 960/1000 x 100% = 96%.

f. Target

Target capaian kinerja Pelayanan Bumil mendapat 90 tablet Fe adalah sebagai

berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 95% 95% 95% 95% 95% 95%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pemberian Fe pada bumil di Puskesmas, Posyandu, Polindes dan sarana


kesehatan lainnya

2) Rekapitulasi hasil cakupan pemberian Fe pada Bumil

h. Monitoring dan Evaluasi

113
Sistem Informasi Puskesmas.

i. Sumber Daya Manusia

1) Pelaksana Gizi
2) Bidan
3) Kader

12. Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

a. Pernyataan Standar

Setiap bayi yang dilahirkan berhak mendapatkan ASI. ASI merupakan makanan

terbaik bagi bayi. ASI eksklusif harus diberikan kepada semua bayi berusia 0-6

bulan sejak dilahirkan. Pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat mencegah

terjadinya gizi buruk di masyarakat.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memfasilitasi kebutuhan terkait

pelaksanaan program ASI eksklusif.

b. Pengertian

Pemberian ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja kepada bayi yang

baru dilahirkan sampai berusia 6 bulan.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja

sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat
Cakupan Bayi Mendapat ASI saja
= X 100%
ASI Eksklusif
Jumlah bayi 0 – 6 bulan yang diperiksa

e. Contoh Perhitungan

114
1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran bayi usia 0-6 bulan. Adapun bayi yang
diperiksa di Puskesmas dan jaringannya maupun di UKBM (Posyandu,

Polindes) di Kabupaten “A” adalah sebagai berikut:

Fasilitas Pelayanan Jumlah bayi usia 0-6 Jumlah Yang Mendapat


Kesehatan bulan ASI Eksklusif
Puskesmas A 1000 900
Puskesmas B 1000 1000
Puskesmas C 1000 1000
Puskesmas D 1000 850
JUMLAH 4000 3750
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, bayi berusia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI

Eksklusif sebanyak 3750 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten

“A” dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayi berusia 0-6 bulan adalah

3750/4000 x 100% = 93,75%.

2) Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 1000 sasaran bayi berusia 0-6 bulan.
Adapun rincian yang diperiksa di Puskesmas dan jaringannya serta di UKMB di

wilayah kerja Puskesmas “B” adalah sebagai berikut:

Fasilitas Pelayanan Jumlah bayi usia 0-6 Jumlah Yang Mendapat ASI
Kesehatan di wilayah bulan Eksklusif
Desa A 250 250
Desa B 250 240
Desa C 250 250
Desa D 250 220
JUMLAH 1000 960

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, bayi berusia 0-6 bulan yang mendapatkan

ASI Eksklusif sebanyak 960 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “B” dalam

memberikan ASI Eksklusif kepada bayi berusia 0-6 bulan adalah 960/1000 x

100% = 96%.

f. Target

115
Target capaian kinerja Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif adalah sebagai berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 80% 80% 80% 80% 80% 80%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Sosialisasi pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif kepada petugas


Puskesmas, Posyandu, Polindes dan sarana kesehatan lainnya.

2) Sosialisasi pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif kepada masyarakat.

3) Rekapitulasi hasil cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 0-6
bulan.

h. Monitoring dan Evaluasi

1) Sistem Informasi Puskesmas.

i. Sumber Daya Manusia

1) Pelaksana Gizi

2) Bidan

3) Kader

13. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

a. Pernyataan Standar

Setiap Balita Gizi buruk harus mendapatkan perawatan sesuai standar. Pemerintah

Daerah Kabupaten Jombang wajib menyediakan sarana dan prasarana terkait

pelaksanaan perawatan balita gizi buruk.

b. Pengertian

1) Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11bulan) yang
ada di Kabupaten/Kota.

116
2) Gizi buruk adalah status gizi menurut badan badan (BB) dan tinggi badan (TB)

dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,

kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).

3) Perawatan adalah perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Balita Gizi Buruk Yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana

gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Cakupan Balita Gizi Jumlah balita Gizi Buruk yang dirawat
Buruk Mendapat = X 100%
Perawatan Jumlah semua balita yang ditemukan

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “A” terdapat 25 sasaran balita gizi buruk. Adapun yang mendapat
perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk di Kabupaten “A” adalah sebagai

berikut :

Fasilitas Pelayanan Jumlah Sasaran Balita Jumlah Yang Mendapat


Kesehatan Gizi Buruk ASI Eksklusif
Puskesmas A 5 5
Puskesmas B 6 6
Puskesmas C 4 4
Puskesmas D 10 9
JUMLAH 25 24

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, balita gizi buruk sebanyak 25 anak. Capaian

Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A” dalam memberikan perawatan balita

gizi buruk adalah 24/25 x 100% = 96%.

2) Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 10 sasaran balita gizi buruk. Adapun yang
mendapat perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas

“B” adalah sebagai berikut:

117
Fasilitas Pelayanan Jumlah Sasaran Balita Jumlah Yang Mendapat
Kesehatan Gizi Buruk ASI Eksklusif
Polindes A 2 2
Polindes B 3 2
Polindes C 3 3
Polindes D 2 2
JUMLAH 10 9

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan

sebanyak 9 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “B” dalam memberikan

perawatan kepada balita gizi buruk adalah 9/10 x 100% = 90%.

f. Target

Target capaian kinerja Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan adalah sebagai

berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Surveilans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif

2) Respon cepat penanganan kasus gizi buruk

3) Pelatihan tatalaksana gizi buruk

4) Penyediaan mineral mix

5) Perawatan kasus gizi buruk di Rumah Sakit, TFC (Therapeutic Feeding Center)
6) Pendampingan kasus gizi buruk pasca rawat (Community Therapeutic Center)

7) Bimbingan Teknis (Bimtek) dan supervisi berjenjang


h. Monitoring dan Evaluasi

System Informasi Puskesmas (SP2TP)

i. Sumber Daya Manusia

1) Pelaksana Gizi

118
2) Dokter

3) Perawat/ bidan

14. Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis) yang ditangani


a. Pernyataan Standar

Ibu hamil KEK harus mendapatkan penanganan sesuai standar agar tidak

menghasilkan bayi dengan kualitas yang rendah. Pemerintah Daerah Kabupaten

Jombang wajib menyediakan sarana dan prasarana terkait penanganan ibu hamil

KEK.

b. Pengertian

Ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu hamil

yang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau

menahun dan memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm, disertai

dengan salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut :

1) Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg

2) Tinggi badan ibu < 145 cm

3) Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg

4) Indeks masa tubuh ( IMT ) sebelum hamil < 17, 00

5) Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Ibu hamil KEK yang ditangani dan mendapat pelayanan kesehatan yang terdapat

disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah ibu Hamil KEK yang ditangani pada
kurun waktu tertentu
Ibu Hamil KEK yang
= X 100%
ditangani
Jumlah ibu Hamil KEK yang ada dalam kurun
waktu yang sama
e. Contoh Perhitungan

119
1. Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran ibu hamil. Diantara 4000 ibu hamil
tersebut terdapat 400 ibu hamil yang status gizinya Kurang Energi Kronis

(KEK). Adapun Bumil KEK yang ditangani Puskesmas dan jaringannya serta

fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di Kabupaten “A” adalah sebagai

berikut:

Fasilitas Pelayanan Jumlah Ibu Hamil KEK Jumlah Ibu Hamil KEK
Kesehatan yang ada yang ditangani
Puskesmas A 75 75
Puskesmas B 125 125
Puskesmas C 85 85
Puskesmas D 115 115
JUMLAH 400 400

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu hamil KEK yang ditangani sebanyak 400

orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A” untuk Bumil KEK

ditangani adalah 400/400 x 100% = 100%.

2. Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 1000 sasaran ibu hamil. Adapun Bumil
KEK yang ada 40 ibu hamil yang status gizinya Kurang Energi Kronis (KEK).

Jumlah Bumil KEK ditangani Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya di wilayah kerja Puskesmas “B” adalah sebagai

berikut :

Fasilitas Pelayanan Jumlah Ibu Hamil KEK Jumlah Ibu Hamil KEK
Kesehatan yang ada yang ditangani
Polindes A 12 12
Polindes B 8 8
Polindes C 15 15
Polindes D 5 5
JUMLAH 40 40

120
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, Bumil KEK ditangani sebanyak 40 orang.

Capaian Kinerja Puskesmas “B” untuk Bumil KEK ditangani adalah 40/40 x

100% = 100%.

f. Target

Target Capaian Kinerja ibu Hamil KEK yang ditangani adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pendataan Ibu Hamil

2) Pelayanan kesehatan Ibu Hamil

3) Skrining Status Gizi Ibu Hamil

4) Pendataan Ibu Hamil KEK

5) Intervensi Ibu Hamil KEK (pemberian PMT)

6) Monitoring dan Evaluasi.

h. Monitoring dan Evaluasi

Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)

i. Sumber Daya Manusia

1) Petugas Gizi Puskesmas


2) Bidan Desa

15. Desa/Kelurahan UCI

a. Pernyataan Standar

Setiap desa / kelurahan mencapai desa / kelurahan UCI.


b. Pengertian

1) Desa / kelurahan UCI adalah desa / kelurahan dimana ≥80% dari jumlah bayi
yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu
satu tahun.

121
2) Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian imunisasi Hepatitis B, BCG,
Pentavalen1-3, Polio 1-4 dan campak sebelum anak ulang tahun pertama.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Cakupan desa/kelurahan UCI adalah perbandingan antara desa/kelurahan UCI


dengan jumlah desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja tertentu dalam kurun
waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah desa/kelurahan UCI dalam satu
wilayah dan kurun waktu tertentu
Cakupan Desa / = X 100%
kelurahan UCI
Jumlah desa/kelurahan yang ada dalam satu
wilayah dan pada kurun waktu yang sama
e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “C” terdapat 306 desa/kelurahan, sedangkan 280 desa/kelurahan


telah mencapai UCI. Cakupan desa / kelurahan UCI Kabupaten “C” adalah
280 / 306 x 100% = 91,5%.
2) Di wilayah kerja Puskesmas A terdapat 10 desa. Pada tahun 2017 terdapat 7
desa yang mencapai UCI, maka cakupan desa UCI di Puskesmas tersebut adalah
7/10 x 100% = 70%.
3) Sasaran bayi SI di desa A adalah 1.000 anak. Bayi SI yang telah mencapai
imunisasi dasar lengkap sebanyak 950 anak. Cakupan bayi yang mendapat
imunisasi dasar lengkap = 950/1.000 x 100% = 95%. Maka desa A adalah desa
UCI
f. Target

Target Capaian Kinerja Desa/Kelurahan UCI adalah sebagai berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 88% 90% 92% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pendataan sasaran imunisasi


2) Pemberian imunisasi pada bayi
3) Pencatatan hasil kegiatan imunisasi pada buku KIA dan kohort
h. Monitoring dan Evaluasi

Sistem Informasi Puskesmas

i. Sumber Daya Manusia

122
1) Koordinator program imunisasi

2) Bidan Desa

16. Cakupan Baduta yang Mendapatkan Imunisasi Booster


a. Pernyataan Standar

Setiap baduta memperoleh imunisasi booster


b. Pengertian

1. Baduda : Anak usia dibawah dua tahun, yaitu usia 18-24 bulan.
2. Imunisasi Booster : imunisasi setelah mendapat imunisasi dasar lengkap, yaitu
imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Cakupan baduta mendapat imunisasi Booster adalah Baduta yang telah


memperoleh imunisasi booster dibandingkan dengan Baduta yang ada di wilayah
kerja tertentu dalam kurun waktu yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah anak usia 18-24 bulan yang
mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib
dan Campak dalam satu wilayah kerja
Cakupan baduta yang
dan kurun waktu tertentu.
mendapatkan
= X 100%
imunisasi booster
Jumlah anak usia 18-24 bulan, dalam
satu wilayah kerja dan pada kurun
waktu yang sama.

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “D” terdapat 10.000 baduta yang mendapat imunisasi booster.


Jumlah baduta Kabupaten “D” adalah 19.985 anak. Capaian baduta yang
memperoleh imunisasi booster adalah 10.000 / 19.985 x 100% = 50,04%.
2) Di Puskesmas “X” terdapat 100 baduta yang mendapat imunisasi booster.
Jumlah baduta di Puskesmas “X” adalah 199 anak. Capaian baduta yang
memperoleh imunisasi booster adalah 100 / 199 x 100% = 50,25%.
f. Target

Target Capaian Kinerja Baduta yang Mendapat Imunisasi Booster adalah sebagai
berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023
Target 84% 86% 88% 95% 95% 95%

123
g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pendataan sasaran imunisasi


2) Pemberian imunisasi pada baduta
3) Pencatatan hasil kegiatan imunisasi pada buku KIA dan kohort

h. Monitoring dan Evaluasi

Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)

i. Sumber Daya Manusia

1) Koordinator program imunisasi

2) Bidan Desa

17. Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi

< 24 Jam

a. Pernyataan Standar

Setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) dilakukan penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
b. Pengertian

1) KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau


kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa / kelurahan
dalam waktu tertentu.
2) Desa / kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan kesakitan atau
kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan
makanan.
3) Penyelidikan Epidemiologi adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara–cara
epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui gambaran
penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara penanggulangan.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Cakupan KLB di desa / kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam
terhadap KLB kurun waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan desa /
kelurahan mengalami Jumlah KLB di desa ditangani < 24
= jam X 100%
KLB ditangani <24

124
Jumlah KLB di desa di wilayah kerja
jam tertentu

Catatan : Bila dalam 1 desa/kelurahan terjadi lebih dari 1 kali KLB pada suatu
periode, maka jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dihitung sesuai
dengan frekuensi KLB yang terjadi di desa/kelurahan tersebut.

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “E” terdapat 4 KLB yang yang ditangani < 24 jam. Jumlah KLB
Kabupaten “E” adalah 4. Cakupan KLB di desa/kelurahan mengalami KLB
yang ditangani < 24 jam adalah 4 / 4 x 100% = 100%.
2) Di Puskesmas “X” terdapat 2 KLB yang yang ditangani < 24 jam. Jumlah KLB
Puskesmas “X” dalam periode waktu tersebut adalah 2. Cakupan KLB di desa /
kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam adalah 2 / 2 x 100% =
100%.
f. Target

Target Capaian Kinerja Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan


Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pengumpulan Data
2) Analisa dan penyajian data
3) Pencegahan dan pengendalian KLB
4) Monitoring dan Evaluasi
h. Monitoring dan Evaluasi

Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)

i. Sumber Daya Manusia

1) Koordinator program surveilans

2) Bidan Desa

125
18. Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes Aegypti
a. Pernyataan Standar

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib meningkatkan rumah/bangunan


bebas Jentik Aedes Aegypti melalui pengendaian vector.
b. Pengertian

1) Pengendalian vector adalah kegiatan yang dilaksanakan mulai dari pengukuran


dan pengendalian populasi vector.

2) Yang dimaksud pengukuran adalah mengukur angka bebas jentik nyamuk


penular (Vektor) yang ditemukan dirumah, bangunan, sekolah, kantor, tempat

umum,gudang dan tempat penampungan air lainnya.

3) Pengendalian populasi adalah kegiatan operasional pemberantasan vector


dengan menggunakan cara kimia atau biologi berdasarkan dengan data

pengukuran yang dilaksanakan (ABJ) Pelayanan kesehatan promotif, preventif,

kuratif, dan atau rehabilitatif sesuai dengan standar kepada penghuni

rumah/bangunan yang diperiksa oleh petugas fasilitas pelayanan kesehatan

pemerintah maupun swasta.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Persentase rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan

jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di suatu wilayah kerja pada kurun waktu 1

tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah rumah/bangunan/penampungan air
bebas jentik nyamuk aedes aygepti pada suatu
wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun
Rumah/bangunan Bebas = X 100%
Jentik
Jumlah rumah/bangunan/penampungan air
yang diperiksa di wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
e. Contoh Perhitungan

126
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa sebanyak 1.000 rumah

Jumlah rumah/bangunan yang positif jentik 100

Jumlah rumah yang bebas jentik 1.000 – 100 = 900 rumah

Capaian kinerjanya adalah 900/1.000 x 100 % = 90 %.

f. Target

Target Capaian Kinerja rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah

sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2020 2021 2022
Target 95% 95% 95% 95% 95% 95%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Pendataan jumlah Rumah/bangunan dalam wilayah kerja

2) Pembentukan tim pemantau jentik berkala

3) Penyusunan jadwal pemantauan jentik berkala

4) Pelaksanaan pemantauan jentik berkala

5) Penyusunan laporan rumah/bangunan bebas jentik Aedes

6) Monitoring dan Evaluasi

h. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilakukan dengan daftar tilik PJB,

Evaluasi dilakukan dengan Pelaporan Bulanan dan Pelaporan SPM

i. Sumber Daya Manusia

1) Koordinator Program P2PM DBD

2) Koordinator Program Kesehatan Lingkungan

3) Bidan Desa

4) Tiga Pilar

19. Pemeriksaan kontak intensif kusta

127
a. Pernyataan Standar

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib melakukan kegiatan pemeriksaan

kontak intensif penderita kusta.

b. Pengertian

1) Pemeriksaan kontak intensif kusta adalah salah satu upaya penemuan penderita

secara dini, yang merupakan pengembangan dari kegiatan pemeriksaan kontak

serumah dengan memeriksa tetangga dari focus (penderita atau mantan

penderita) yang didahului dengan penyuluhan.

2) Fokus adalah penderita kusta yang sedang dalam pengobatan MDT dan mantan

penderita kusta yang sudah RFT atau selesai berobat 5 tahun terakhir.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Persentase focus (penderita yang sedang dalam pengobatan MDT dan mantan

penderita yang sudah RFT atau selesai berobat 5 tahun terakhir) yang dilakukan

pemeriksaan kontak intensif (20 orang/focus) di suatu wilayah kerja kurun waktu 1

tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah Focus yang dilakukan pemeriksaan
kontak intensif (20 orang per Focus) di
Persentase
suatu wilayah kerja pada kurun waktu 1
Pemeriksaan
(satu) tahun
Kontak Intensif
= X 100%
Kusta
Jumlah Focus yang ada di suatu wilayah
pada kurun waktu satu tahun

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “A” terdapat focus 23. Adapun rincian penderita kusta baru dan
RFT 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

128
Fasilitas Pelayanan Jumlah focus yang dilakukan
Jumlah Focus
Kesehatan pemeriksaan kontak intensif
Puskesmas A 10 10
Puskesmas B 5 5
Puskesmas C 6 4
Puskesmas D 2 2
Jumlah 23 21

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah focus yang dilakukan pemeriksaan
kontak intensif sebanyak 21 focus. Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten “A” dalam pemeriksaan kontak intensif kusta adalah 21/23 x 100%
= 91,30%.
2) Di Puskesmas “X” terdapat focus 7. Adapun rincian penderita kusta baru dan
RFT 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Jumlah focus yang dilakukan
Desa Jumlah Focus
pemeriksaan kontak intensif
Desa R 1 1
Desa S 2 2
Desa T 1 1
Desa U 3 3
Jumlah 7 7
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah focus yang dilakukan pemeriksaan
kontak intensif sebanyak 7 focus. Capaian kinerja Puskesmas “X” dalam
Pemeriksaan kontak intensif kusta adalah 7/7 x 100% = 100%
3) Target

Target Capaian Kinerja Pemeriksaan Kontak intensif Kusta adalah sebagai

berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

4) Langkah-langkah Kegiatan

a) Penyuluhan tentang penyakit kusta


b) Pemeriksaan penderita
c) Pencatatan
5) Monitoring dan Evaluasi

Register kohort penderita kusta


6) Sumber Daya Manusia

a) Dokter Puskesmas
b) Pengelola Program Kusta
129
c) Perawat
d) Bidan Desa

20. Penderita DBD yang Ditangani

a. Pernyataan Standar

Setiap penderita DBD wajib mendapatkan penanganan sesuai standar dari


Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Pengertian

1) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan:


a) Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari tanpa sebab
yang jelas;
b) Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniqued positif);
c) Disertai/tanpa pembesaran hati (Hepatomegali).
2) Hasil pemeriksaan laboratotium :
a) Trombositopenia (Trombosit 100.000)
b) Peningkatan hematrokit
3) Penderita DBD yang ditangani sesuai standar / SOP adalah :
a) Penderita DBD yang didiagnosis dan diobati / dirawat sesuai standar.
b) Ditindaklanjuti dengan kegiatan Penyelidikan Epidmiologi (EP) di wilayah
penderita DBD.
b.1. Jika hasil PE menunjukkan hasil negative, maka di wilayah tersebut
dilakukan :
 Intensifikasi PSN
 Larvasidasi
 Penyuluhan
b.2. Sebaliknya jika hasil PE menunjukkan hasil positif, maka di wilayah
tersebut ditambah kegiatan pengasapan/fogging focus (2 siklus interval
1 pekan dengan radius minimal 200 meter).
4) Penderita DBD adalah :
Penderita penyakit yang memenuhi sekurang-kurangnya 2 kriteria klinis dan 2
kriteria labolatorium dibawah ini :
Kriteria klinis :
a) Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas;
b) Tanda-tanda pendarahan (Sekurang-kurangnya uji Torniquet positif);

130
c) Pembesaran hati;
d) Syok.
Kriteria labolatorium :
a) Trombositopenia (Trombosit = 100.000);
b) Hematrokit naik >20%.
Atau :
Penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau hasil
positif pada pemeriksaan antibody dengue Rapid Dianogtic Test (RDT)/
ELISA.
Pelayanan penderita DBD ditingkat Puskesmas, adalah kegiatan yang meliputi
:
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital, observasi kulit dan
kongjungtiva, penekanan ulu hati untuk mengetahui nyeri ulu hati akibat
adanya perdarahan lambung, perabaan hati.
c) Uji Torniquet
d) Pemeriksaan labolatorium atau rujukan pemeriksaan labolatorium
(sekurang-kurangnya pemeriksaan trombosit dan hematrokit).
e) Memberi pengobatan simptomatis
f) Merujuk penderita ke rumah sakit
g) Melakukan pencatatan dan pelaporan (formulir SO) dan di sampaikan ke
Dinkes Kab/Kota.
Pelayanan penderita DBD di Rumah Sakit adalah kegiatan yang meliputi :
a) Anamnesis
Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital, observasi kulit dan
konjungtiva, penekanan uluhati untuk mengetahui nyeri uluhati akibat
adanya perdarahan lambung, perabaan hati.
b) Uji Torniquet
c) Pemeriksaan labolatorium (sekurang-kurangnya pemeriksaan trombosit dan
hematrokit)
d) Memberi perawatan
e) Melakukan pencatatan dan pelaporan (formulir KDRS) dan disampaikan ke
Dinkes Kab/kota dengan tembusan ke Puskesmas
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

131
Presentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah dalam
waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang
ditemukan / dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah Penderita DBD yang Ditangani


sesuai SOP di suatu wilayah kerja dalam
Penderita DBD kurun waktu satu tahun
yang Ditangani
= X 100%
Jumlah Penderita DBD yang Ditemukan di
wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
e. Contoh Perhitungan

Di Puskesmas “X” ditemukan penderita DBD sebanyak 100 penderita.


Penderita yang ditangani sebanyak 95 penderita.
Capaian kinerjanya adalah 95/100 x 100 % = 95 %
f. Target

Target capaian kinerja Penderita DBD yang Ditangani adalah sebagai berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023


Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Penegakkan diagnosis, pengobatan dan rujukan penderita di tingkat Puskesmas


dan RS.
2) Pelatihan SDM
3) Penanggulangan kasus oleh Puskesmas
4) Penyelidikan epidemiologi
5) Pencatatan dan Pelaporan

h. Monitoring dan Evaluasi

1) Laporan KDRS Puskesmas


2) Laporan KDRS RS
3) Laporan Bulanan DBD
4) Pertemuan 6 (enam) bulanan Petugas DBD Fasyankes.
i. Sumber Daya Manusia

1) Dokter Spesalis (Penyakit dalam, anak , anestesi dan patalogi klinik)


2) Dokter Umum
3) Perawat

132
4) Bidan
5) Petugas labolatorium
6) Entomology

21. Penemuan Penderita Diare yang Ditangani

a. Pernyataan Standar

Setiap penderita diare mendapatkan pelayanan diare sesuai standart.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan kesehatan

pada penderita diare di wilayah Kabupaten Jombang sesuai standart.

b. Pengertian

1) Diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada

umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan konsistensi cair dan berlangsung

kurang dari 7 hari.

2) Yang dimaksud dengan pelayanan diare sesuai standart adalah pelayanan yang
dilakukan pada penderita diare dengan memenuhi lima prinsip tatalaksana

penderita diare yaitu:

a) Oralit Osmolaritas Rendah


Tujuan pemberian oralit adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi, jumlah

pemberian oralit adalah 6 bungkus per pasien.

Oralit yang digunakan adalah kemasan 200cc dengan komposisi sebagi

berikut:

- Natrium klorida/ Sodium Chloride 2,6 gram

- Kalium Klorida/ potassium chloride 1,5 gram

- Trisodium sitrat dihidrat/ Trisodium citrate dehydrate 10mmol/L

- Glukosa anhidrat/ Glukose anhydrate 75 mmol/L

b) Zinc

133
Tujuan pemberian Zinc pada balita diare adalah untuk mengurangi lama dan

tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar dan volume

tinja serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.

Dosis pemberian Zinc pada balita adalah:

- Usia < 6 bulan diberikan 10 mg (1/2 tablet) zinc per hari;

- Usia > 6 bulan diberikan 20 mg (1 tablet) zinc per hari.

Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik,

hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3

bulan kedepan.

c) Pemberian ASI/ Makanan

Tujuan pemberian ASI/ makanan selama diare adalah memberikan gizi pada

penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah

berkurangnya berat badan.

d) Pemberian Antibiotik Hanya Atas Indikasi


Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare

yang memerlukannya (8,4%). Antibiotik hanya bermanfaat pada anak dengan

diare berdarah, suspek kolera.

e) Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat

tentang:

- Cara memberikan oralit dan Zinc di rumah

- Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan seperti diare

lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan atau minum sedikit,

timbul demam, tinja berdarah, tidak membaik dalam 3 hari.

134
f) Perkiraan penderita diare Semua Umur adalah angka kesakitan diare semua
umur dikali jumlah penduduk dalam satu tahun ( hasil Rapid Survey Diare

tahun 2015 angka kesakitan diare semua umur adalah 270/1000 penduduk )

g) Target penemuan diare semua umur adalah 10 % dikali perkiraan penderita


diare semua umur dalam satu tahun

h) Perkiraan penderita diare Balita adalah angka kesakitan diare balita dikali
jumlah penduduk balita dalam satu tahun (hasil Rapid Survey Diaretahun

2015 angka kesakitan diare balita adalah 843/1000 penduduk balita.

i) Target penemuan diare balita adalah 20 % dikali perkiraan diare balita dalam
satu tahun.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Cakupan Penemuan Penderita Diare yang Ditangani adalah jumlah penderita diare

yang datang dan dilayani sesuai standar di wilayah Kabupaten Jombang dalam

kurun waktu satu tahun. Adapun Cakupan pelayanan diare sebagai berikut :

1) Cakupan pelayanan diare Semua Umur

Adalah prosentase jumlah penderita diare semua umur yang dilayani dalam satu

tahun dibagi target penemuan penderita semua umur pada tahun yang sama

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah penderita diare yang datang dan
dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu
wilayah tertentu
Penemuan Penderita = X 100%
Diare yang Ditangani Jumlah perkiraan penderita diare semua umur
pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
sama (10% x angka kesakitan diare x jumlah
penduduk)

e. Contoh Perhitungan

1) Cakupan Pelayanan Diare Semua Umur


 Penduduk Puskesmas A = 30.000 jiwa

135
 Angka kesakitan diare semua umur = 270/1000 penduduk
 Perkiraan penderita diare = 270/1000 x 30.000 = 8.100 penduduk
 Target penemuan penderita = 10 % x 8.100 = 810 penderita
Bila jumlah penderita diare semua umur yang dilayani di Puskesmas 500
penderita.
Maka cakupan pelayanan diare semua umur :
500 x 100% = 61,7 %
810
2) Cakupan Pelayanan Diare Balita
 PendudukbalitaPuskesmas A = 3.000 balita
 Angkakesakitandiarebalita = 843/1000 balita
 Perkiraanpenderitabalita = 843/1000 x 3.000 = 2.529 balita
 Target penemuanpenderitabalita = 20% x 2.529 = 506 penderita
 Bila jumlah penderita diare balita yang dilayani di puskesmas 410 penderita.
Maka cakupan pelayanan diare balita :
410 x 100% = 81 %
506
f. Target

Target Capaian Kinerja Penemuan Penderita Diare yang Ditangani adalah sebagai

berikut :

Tahun 2017 2018 2019 2020 2021


Target 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Tatalaksana Kasus
2) Penyediaan Formulir R/R
3) Pengumpulan, Pengolahan, dan analisa data.
4) Pelatihan Petugas
- Penatalaksana kasus
- Manajemen Program
5) Promosi/penyuluhan
6) Jejaring kerja dan Kemitraan
h. Monitoring dan Evaluasi

1) Sistem Informasi Puskesmas

136
2) Pertemuan Evaluasi Program
i. Sumber Daya Manusia

1) Tenaga Dokter Puskesmas


2) Tenaga Bidan Puskesmas
3) Tenaga Perawat Puskesmas
4) Tenaga Promkes Puskesmas
5) Tenaga Sanitarian Puskesmas

22. Cakupan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) Penyakit Tidak Menular


a. Pernyataan Standar

Setiap desa memiliki Posbindu PTM

b. Pengertian

Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi

dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor resiko PTM secara mandiri dan

berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini

terhadap PTM mengingat hampir semua faktor resiko PTM tidak memberikan

gejala.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Cakupan desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu dalam kurun waktu tertentu.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Desa yang mempunyai Posbindu dalam
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= X 100%
Cakupan Posbindu
Jumlah desa yang ada di wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten ”E” memiliki 306 desa/kelurahan. Dari jumlah itu terdapat 50


desa yang sudah melakukan kegiatan Posbindu. Cakupan Posbindu adalah 50 /

306 X 100% = 16, 34%

137
2) Di wilayah kerja Puskesmas ”A” memiliki 9 desa. Tahun 2017 desa yang sudah
melakukan kegiatan Posbindu sebanyak 3 desa, maka capaian Posbindu PTM

Puskesmas tersebut adalah 3/9 X 100% = 33,33%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Posbindu PTM adalah sebagai berikut :


Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 50% 60% 70% 80% 90% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Registrasi oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM

2) Wawancara

3) Pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar Perut

4) Pemeriksaan Tensi, Gula darah, kolesterol dan asam urat

5) Identifikasi factor resiko PTM, konseling / edukasi serta tindak lanjut

h. Monitoring dan Evaluasi

System informasi Puskesmas (SP2TP)

i. Sumber Daya Manusia

1) Koordinator PTM
2) Bidan / perawat
3) Kader Posbindu PTM

23. Peserta Prolanis Aktif

a. Pernyataan Standar

Setiap peserta dengan penderita Penyakit Kronis mendapatkan pelayanan

kesehatan.

b. Pengertian

1) Peserta Prolanis adalah : Semua Penderita Penyakit Kronis yang menjadi peserta

BPJS di wilayah kerja.

138
2) Penderita Penyakit Kronis adalah : Penderita penyakit menahun Hipertensi dan

Diabetes Mellitus.

3) Pelayanan kesehatan Prolanis meliputi : Tes Gula darah Acak, Pemeriksaan

Tekanan Darah, Senam Prolanis, KIE Penyakit Tidak Menular.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Jumlah peserta prolanis yang aktif dibandingkan dengan jumlah peserta Prolanis

yang terdaftar pada kurun waktu tertentu.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah Peserta Prolanis yang Aktif
Cakupan Peserta = X 100%
Prolanis Aktif
Jumlah Peserta Prolanis aktif yang terdaftar

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “B” terdapat peserta Prolanis yang terdaftar di BPJS sebanyak 230
orang dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah Peserta
Fasilitas Pelayanan Jumlah Peserta
Prolanis aktif yang
Kesehatan Prolanis yang aktif
terdaftar
Puskesmas A 72 80
Puskesmas B 15 20
Puskesmas C 58 70
Puskesmas D 55 60
JUMLAH 200 230

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah peserta Prolanis aktif yang terdaftar

230 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “B” dalam

pelayanan Peserta Prolanis Aktif adalah 200/230 x 100% = 86,96%.

2) Di Puskesmas “Y” terdapat peserta Prolanis yang terdaftar di BPJS sebanyak 23


orang dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah Peserta Jumlah Peserta Prolanis


Wilayah Kerja
Prolanis yang aktif aktif yang terdaftar
Desa R 3 5

139
Desa S 5 7
Desa T 6 8
Desa U 2 3
JUMLAH 16 23

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah peserta Prolanis aktif yang terdaftar

230 orang. Capaian Puskesmas “Y” dalam dalam pelayanan Peserta Prolanis

Aktif adalah 16/23 x 100% = 69,56%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Pelayanan Peserta Prolanis Aktif adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 50% 50% 50% 55% 60% 70%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Mengambil data peserta Prolanis dari BPJS

2) Dinkes Jombang menginformasikan jumlah peserta Prolanis pada tiap

Puskesmas

3) Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan Prolanis setiap bulan

4) Puskesmas mencatat dan melaporkan pelayanan ke Dinkes Jombang


5) Monitoring dan Evaluasi

h. Monitoring dan Evaluasi

1) Monitoring pelaksanaan pelayanan Prolanis Aktif di Puskesmas menggunakan

daftar tilik

2) Evaluasi pelaksanaan tiap bulan dengan blanko laporan bulanan.

i. Sumber Daya Manusia

1) Koordinator Prolanis Puskesmas

2) Dokter Puskesmas

3) Instruktur Senam Prolanis

24. Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care)

140
a. Pernyataan Standar

Setiap keluarga yang rentan atau beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan

yang dibina, dilayani dan diobati.

b. Pengertian

1) Keluarga rawan adalah keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan.

2) Masalah kesehatan antara lain : Penyakit Menular (TB Paru, Kusta, HIV/AIDS,

DBD, dsb) dan Penyakit Tidak Menular (gangguan jiwa, Hipertensi, Diabetes

Mellitus, Benjolan/kanker, dsb), Gangguan Status Gizi, Komplikasi Kehamilan.

3) Penilaian lingkungan adalah penilaian terhadap keadaan rumah, keluarga, dan

keuangan.

4) Pemeriksaan fisik yaitu menilai keadaan awal, deteksi penyakit, respon terapi,

dll.

5) Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home


Care) adalah keluarga yang termasuk dalam keluarga rawan (penderita penyakit

menular dan tidak menular termasuk jiwa, ibu hamil resiko tinggi dan KEK,

Balita KEK, miskin) yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat untuk

penilaian lingkungan (keadaan rumah, keluarga, keuangan) dan pemeriksaan

fisik (menilai keadaan awal, deteksi penyakit, respon terapi, dll) di wilayah

kerja Puskesmas pada waktu tertentu.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah persentase jumlah keluarga rawan yang

mendapat perawatan kesehatan masyarakat di wilayah kerja dan dalam kurun

waktu tertentu dibanding dengan jumlah keluarga rawan yang ada dalam wilayah

kerja dan kurun waktu yang sama.

141
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Keluarga rawan mendapat Perawatan
kesehatan masyarakat di suatu wilayah dalam
Keluarga rawan yang
kurun waktu tertentu
mendapat perawatan = X 100%
kesehatan masyarakat
Jumlah keluarga rawan (2,66% x KK miskin)
(Home Care
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama

e. Contoh Perhitungan

1) Di Kabupaten “B” terdapat rumah tangga miskin sebanyak 500.000, sehingga


jumlah keluarga rawan sebesar 2.66% x 500.000 = 13.300 keluarga. Keluarga
rawan mendapat perawatan sebanyak 200 orang dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah Keluarga
Fasilitas Pelayanan Jumlah keluarga rawan
rawan yang ada di
Kesehatan mendapat perawatan
wilayah Kabupaten
Puskesmas A 72 300
Puskesmas B 15 250
Puskesmas C 58 600
Puskesmas D 55 180
JUMLAH 200 13.300

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah keluarga rawan yang ada di wilayah

Kabupaten ”B” adalah 13.300 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah

Kabupaten “B” dalam pelayanan Keluarga rawan yang mendapat keperawatan

kesehatan masyarakat (Home Care)adalah 200/1330 x 100% = 1,50%.

2) Di Puskesmas “Y” terdapat KK miskin sebanyak 5000 keluarga. Sehingga


jumlah keluarga Rawan sebanyak 2.66% x 5000 = 133 keluarga dengan rincian
sebagai berikut :
Jumlah keluarga Jumlah Keluarga rawan
Wilayah Kerja rawan mendapat yang ada di wilayah
perawatan kerja
Desa R 25 30
Desa S 20 25
Desa T 50 60
Desa U 10 18
JUMLAH 105 133

142
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah keluarga rawan yang mendapat

perawatan kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas “Y” adalah 105 orang.

Capaian Kinerja Puskesmas “Y” dalam pelayanan Keluarga rawan yang

mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care) adalah 105/133 x

100% = 78,95%.

f. Target
Target capaian kinerja Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan

masyarakat (Home Care) adalah sebagai berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024


Target 40% 45% 50% 60% 70% 80%
g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Seleksi Keluarga

2) Menyimpulkan Keluarga yang akan dibina

3) Menyusun Rencana Pembinaan

4) Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat Keluarga rawan

5) Monitoring dan evaluasi

h. Monitoring dan Evaluasi

1) Register kohort KK rawan


2) Asuhan keperawatan Keluarga Rawan

i. Sumber Daya Manusia

1) Koordinator Perkesmas

2) Dokter

3) Bidan Desa

4) Perawat

25. Puskesmas Terakreditasi

143
a. Pernyataan Standar

Setiap Puskesmas wajib mendapatkan pengupayaan sehingga menjadi Puskesmas

terakreditasi.

b. Pengertian

1) Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2) Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen


penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah

memenuhi standar Akreditasi.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/kota dalam mengupayakan

akreditasi puskesmas adalah persentase jumlah Puskesmtas yang telah terakreditasi

dan dalam kurun waktu tertentu dibanding dengan jumlah seluruh puskesmas yang

ada dalam wilayah kerja dan kurun waktu yang sama.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah Puskesmas terakreditasi di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu
Persentase Puskesmas = X 100%
yang terakreditasi Jumlah seluruh Puskesmas di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama

e. Contoh Perhitungan

1. Di Kabupaten “X” terdapat 8 puskesmas dengan 4 puskesmas diantaranya telah


terakreditasi dengan rincian sebagai berikut :

No Fasilitas Pelayanan Belum


Terakreditasi
Kesehatan terakreditasi

144
1 Puskesmas A Dasar
2 Puskesmas B Dasar
3 Puskesmas C Madya
4 Puskesmas D Madya
5 Puskesmas E Belum akreditasi
6 Puskesmas F Belum akreditasi
7 Puskesmas G Belum akreditasi
8 Puskesmas H Belum akreditasi
JUMLAH 4 4

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah puskesmas yang telah terakreditasi

tanpa memandang jenjang akreditasi = 4 puskesmas. Capaian Kinerja

Pemerintah Daerah Kabupaten “X” dalam pemenuhan puskesmas`terakreditasi

adalah 4/8 x 100% = 50%.

f. Target

Target capaian kinerja Puskesmas Terakreditasi adalah sebagai berikut :

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023


Target 70% 80% 100% 80% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1. Persiapan pemenuhan standar akreditasi oleh puskesmas

2. Pendampingan penggalangan komitmen

3. Pendampingan penyusunan self assesment awal dan penyusunan POA.

4. Pendampingan penyusunan dokumen akreditasi

5. Pendampingan implementasi dokumen

6. Pre survey akreditasi

7. Survey akreditasi

8. Pendampingan pasca akreditasi

h. Monitoring dan Evaluasi

145
1. Pengumuman hasil survey dari komisi akreditasi

2. Pendampingan pasca akreditasi

i. Sumber Daya Manusia

1. Tim mutu puskesmas

2. Tim Pendamping akreditasi puskesmas

26. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan

a. Pernyataan Standar

Setiap Puskesmas wajib menyediakan obat sesuai kebutuhan sesuai standar dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan

Kefarmasian dalam hal ketersediaan Obat sesuai standar di wilayah Kabupaten

Jombang dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.

b. Pengertian

1) Ketersediaan obat adalah tersedianya obat dari sisi jenis dan jumlah sebagai

penunjang dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas sesuai dengan standar

Formularium Kabupaten Jombang.

2) Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan adalah tersedianya obat di Puskesmas

untuk menunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas dari sisi jenis dan jumlah

sesuai dengan Formularium Kabupaten Jombang untuk Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) serta Pedoman Penggunaan Obat Rasional.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan dinilai dari Persentase Pelayanan

146
Penyediaan Jenis Obat yang dilaksanakan di Puskemas dalam kurun waktu tertentu

dibandingkan dengan Jenis Obat, perbelkes, dan/atau reagen yang direncanakan

untuk disediakan Puskesmas sesuai Formularium Kabupaten dalam Kebijakan

yang berlaku, di Puskesmas dalam kurun waktu yang sama.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah total item obat, perbekkes, dan/atau
reagen yang disediakan/diadakan/diminta
di Puskesmas/Dinkes dalam kurun waktu
tertentu
= X 100%
Ketersediaan Obat Jumlah total item obat, perbekkes, dan/atau
reagen yang direncanakan untuk
disediakan/diadakan/diminta Puskesmas /
Dinkes sesuai Fornas dalam Kebijakan yang
berlaku, di Puskesmas/Dinkes dalam kurun
waktu yang sama.
e. Contoh Perhitungan

1) Di Dinkes : Jumlah total jenis obat, perbekes, dan reagen yang terlaksana

diadakan Dinas Kesehatan dalam kurun tahun tertentu sejumlah 100 jenis.

Jumlah total jenis obat, perbekes, dan reagen yang akan diadakan

(direncanakan) Dinas Kesehatan dalam kurun tahun tertentu sejumlah 120 jenis.

Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

Pelayanan Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan adalah 100/120 x 100% =

83,33%.

2) Di Puskesmas : Jumlah total jenis obat, perbekes, dan reagen yang ada di
Puskesmas ”X” sesuai permintaan ke GFK dalam kurun tahun tertentu sejumlah

100 jenis. Jumlah jenis obat dari Fornas yang diadakan sendiri oleh Puskesmas

sebanyak 9 jenis. Jumlah jenis obat yang harus tersedia di Puskesmas ”X”

sesuai standar adalah 144 jenis. Sehingga Capaian kinerja Puskesmas ”X”

dalam ketersediaan obata adalah sebesar : 109 / 144 x 100% = 75,69%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Ketersediaan Obat adalah sebagai berikut :

147
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 80% 85% 90% 92% 94% 95%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Merekapitulasi Rencana Kebutuhan Obat Puskesmas, Gudang Farmasi


Kabupaten, dan Kebutuhan Obat Program.

2) Menyesuaikan hasil dari point 1 dengan ketersediaan anggaran dan


ketersediaan obat di GFK.

3) Melakukan proses pengadaan sesuai ketentuan serta menyelesaikan proses

administrasinya.

h. Monitoring dan Evaluasi

Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)

i. Sumber Daya Manusia

1) Tenaga kefarmasian di Puskesmas

2) Tenaga kefarmasian di GFK dan Dinas Kesehatan

3) Tenaga transportasi logistik GFK


4) Pejabat pengadaan obat dan Perbekalan kesehatan di Dinas Kesehatan.

27. Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat Keamanan Pangan)

a. Pernyataan Standar

Setiap pemilik atau penanggung jawab Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)

mendapatkan pelayanan Penyuluhan Keamanan pangan sesuai standar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan Penyuluhan

Keamanan Pangan di wilayah Kabupaten Jombang dalam kurun waktu 1 (satu)

tahun.

b. Pengertian

148
1) Pelayanan Penyuluhan Keamanan Pangan sesuai standar adalah pelayanan
sertifikasi kepada pemilik atau penanggung jawab Industri Rumah Tangga

Pangan agar yang bersangkutan memiliki pemahaman dan kemampuan atas

beberapa hal yang telah ditentukan dan dipersyaratkan dalam Peraturan Kepala

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

2) Penyuluhan Keamanan Pangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk


melakukan sertifikasi kepada Pemilik atau Penanggung Jawab Industri Rumah

Tangga Pangan agar yang bersangkutan memiliki pemahaman dan kemampuan

atas :

a) Materi Utama :

- Peraturan Perundang-undangan di bidang pangan

- Keamanan dan Mutu Pangan

- Teknologi Proses Pengolahan Pangan

- Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar

- Cara Produksi Pangan yang Baik di Industri Rumah Tangga

- Persyaratan Label dan Iklan Pangan

b) Materi Pendukung :

- Pencantuman Label Halal

- Etika Bisnis dan Pengembangan Jejaring Bisnis IRTP

3) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan

baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,

pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

149
4) Industri Rumah Tangga Pangan adalah perusahaan pangan yang memiliki

tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual

hingga semi otomatis.

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam memberikan

pelayanan Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) dinilai dari cakupan Pelayanan

Penyuluhan Keamanan Pangan sesuai standar kepada pemilik atau penanggung

jawab Industri Rumah Tangga Pangan di wilayah Kabupaten Jombang dalam

bentuk penerbitan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) dalam kurun

waktu satu tahun.

d. Rumus Perhitungan Kinerja


Jumlah SPKP yang diterbitkan pada tahun
tersebut
= X 100%
Jumlah Sertifikat PKP
Jumlah SPKP yang diusulkan pada tahun
tersebut
e. Contoh Perhitungan

Di Kabupaten ”A” Jumlah calon peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (Pemilik

atau Penanggung jawab Industri Rumah Tangga Pangan) yang direncanakan pada

pelaksanaan Penyuluhan Keamanan Pangan dalam kurun waktu satu tahun adalah

80 calon peserta. Jumlah peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (Pemilik atau

Penanggung jawab Industri Rumah Tangga Pangan) yang dinyatakan lulus panda

penyuluhan dimaksud dan berhak menerima Sertifikat Penyuluhan Keamanan

pangan sejumlah 75 peserta.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten ”A” adalah sebesar 75/80 x 100% =

93,75%.

f. Target

Target Capaian Kinerja Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat


Keamanan Pangan) adalah sebagai berikut :

150
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%

g. Langkah-langkah Kegiatan

1) Penyebaran informasi mengenai pelaksanaan Penyuluhan Keamanan pangan

2) Pembukaan periode pendaftaran calon peserta Penyuluhan Keamanan Pangan

3) Penyerahan Undangan Penyuluhan Keamanan Pangan kepada calon peserta

4) Pelaksanaan Penyuluhan Keamanan Pangan

5) Penentuan kelulusan peserta Penyuluhan Keamanan Pangan

6) Penyerahan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan.

h. Monitoring dan Evaluasi

Laporan Capaian kinerja Renstra/Vis& Misi Bupati Jombang .

i. Sumber Daya Manusia

1) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya sebagai narasumber

2) Tenaga farmasi di Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT sebagai narasumber,

serta

3) Tenaga sanitarian di seksi Kesehatan Lingkungan, kesehatan Kerja dan Olah


Raga sebagai narasumber.

BAB V
TAHAPAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELPORAN
PELAKSANAAN SPM

A. Tahapan Penerapan SPM Bidang Kesehatan

151
Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaaan SPM Bidang Kesehatan oleh

Pemerintah Daerah adalah ;

1. Pengumpulan data, yang mencakup jumlah dan identitas lengkap warga negara yang

berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan dasar kesehatan secara minimal

dan jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia, termasuk jumlah sarana dan prasarana

kesehatan yang tersedia;

2. Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar SPM Bidang Kesehatan,


dilakukan dengan cara menghitung selisih antara jumlah barang dan/atau jasa yang

dibutuhkan untuk pemenuhan pelayanan dasar kesehatan dengan jumlah barang

dan/atau jasa yang tersedia, termasuk menghitung selisih antara sarana dan prasarana

yang dibutuhkan untuk pemenuhan Pelayanan Dasar kesehatan dengan jumlah sarana

dan prasarana kesehatan yang tersedia. Untuk penghitungan kebutuhan biaya

pemenuhan Pelayanan Dasar kesehatan menggunakan standar biaya sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

3. Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar SPM Bidang Kesehatan, dilakukan


oleh pemerintah daerah agar Pelayanan Dasar Kesehatan tersedia secara cukup dan

berkesinambungan yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran

pembangunan Daerah sebagai prioritas belanja Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; dan

4. Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan dasara SPM Bidang Kesehatan, dilakukan sesuai


dengan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar. Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan

Dasar SPM Bidang Kesehatan dilakukan oleh Pemerintah Derah berupa menyediakan

barang dan/atau jasa yang dibutuhkan dan/atau melakukan kerjasama Daerah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan pemenuhan

Pelayanan dasar SPM Bidang kesehatan Pemerintah Daerah dapat membebaskan

152
biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi Warga Negara yang berhak memperoleh

Pelayanan Dasar secara minimal, dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin

atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan/atau

memberikan bantuan pemenuhan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar minimal

dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan minimal bidang kesehatan dilakukan

secara berkala setiap tiga bulan secara berjenjang menggunakan sistem pencatatan dan

pelaporan yang berlaku pada setiap jenis layanan dasar. Berjenjang dengan menggunakan

tataran wilayah kerja sebagai berikut :

1. Puskesmas bertanggung jawab terhadap pelaksanaan monitoring dan evaluasi

pelayanan minimal bidang kesehatan dalam wilayah kerjanya dari seluruh fasilitas

pelayanan kesehatan yang ada, baik milik pemerintah maupun milik swasta.

Puskesmas melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Jombang.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan


monitoring dan evaluasi pelayanan minimal bidang kesehatan dalam wilayah

Kabupaten Jombang. Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang melaporkan hasil

pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan minimal bidang kesehatan kepada

Dinas Kesehatan Provinsi.

3. Dinas Kesehatan Provinsi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan monitoring dan

evaluasi pelaksanaan pelayanan minimal bidang kesehatan daerah Provinsi dan

Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan hasil pelaksanaan monitoring

153
dan evaluasi pelayanan minimla bidang kesehatan daerah Provinsi dan Kabupaten

Kota kepada Menteri Kesehatan.

C. Pelaporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan

Pelaporan penerapan SPM termasuk dalam materi muatan laporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan disampaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang mengatur mengenai laporan penyelenggaraan pemerintah daerah.

Materi muatan laporan penerapan SPM Bidang Kesehatan memuat sebagi berikut :

1. Hasil penerapan SPM;

2. Kendala penerapan SPM; dan

3. Ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM.

Bupati menyampaikan laporan SPM Bidang Kesehatan kepada Menetri Kesehatan

melalui Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.

154
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan dilaksanakan

secara berjenjang sebagai berikut :

a. Bupati melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Bidang Kesehatan

Daerah Kabupaten oleh Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jombang;

b. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pembinaan dan

pengawasan penyelenggaran Pemerintah Daerah;

c. Kepala daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi

sanksi administrative yang diatur dengan Peraturan Meneteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintah dalam negeri.

155
BAB VII
PENUTUP

Penyusunan Peraturan Bupati Jombang tentang Penetapan Target Indikator dan

Definisi Operasional Dalam Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten Jombang ini adalah tindak lanjut atas

diundangkannya Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 Tahun 2019 yang merupakan

landasan hukum implementasi SPM bidang kesehatan secara nasional. Pemerintah Daerah

menerapkan SPM bidang kesehatan untuk pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu

Pelayanan dasar bidang kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara

minimal. Pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan diproritaskan bagi Warga Negara yang berhak

memeproleh Pelayanan Dasar kesehatan secara minimal sesuai dengan jenis Pelayanan Dasar

dan Mutu Pelayanan Dasarnya.

Pencapaian target-target SPM tidak bisa terlepas dari framework perencanaan Daerah

sesuai dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hal ini berarti pencapaian target-

target SPM harus terintegrasi dalam dokumen-dokumen perencanaan seperti RPJMD dan

dokumen perencanaan turunannya. SPM dan Program Prioritas Nasional lainnya harus

tertuang dalam RPJMD dan Renstra SKPD kesehatan sebagai tindak lanjut dari amanat

156
RPJMN dan Renstra Kemenkes, sehingga mendapatkan kerangka pendanaan yang kuat untuk

memperkuat implementasinya.

BUPATI JOMBANG,

MINDJIDAH WAHAB
Salinan sesuai denga aslinya
Kepala Bagian Hukum
Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang,

NIP. ..........................

157

Anda mungkin juga menyukai