janin. Untuk menghadapi kehamilan risiko harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya
promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya (Manuaba, 2007).
Penyebab dari kejadian kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya pengetahuan
ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah.
Dengan adanya pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat
memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang cara
pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan
diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat mempengaruhi
keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan
untuk mengalami komplikasi di bandingkan wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun
diatas usia reproduksi (Rikadewi,2010).
Ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda kehamilan risiko baik melalui
tenaga kesehatan terutama bidan, petugas Posyandu, media massa (televisi, koran, dll), sehingga
dapat mengenal risiko kehamilan dan mengunjugi bidan atau dokter sedini mungkin untuk
mendapatkan asuhan antenatal selain itu pendidikan yang kurang juga memepengaruhi ibu untuk
datang memeriksakan kehamilan ( Rikadewi,2010).
Jarak kehamilan yang terlalu pendek kurang dari 2 tahun dan d atas 5 tahun, hamil
dibawah usia 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko melahirkan bayi dengan kelainan genetik.
Begitu juga dengan ibu hamil yang pernah menjalani operasi. Faktor lainnya adalah kondisi fisik
atau menetap bagi sang ibu (seperti tinggi badan di bawah 145 cm, biasanya panggul sempit dan
akan kesulitan melahirkan secara normal) juga harus diwaspadai. Selain itu, ibu hamil penderita
obesitas dan darah tinggi pada kehamilan atau mengalami penyakit lain yang cukup
membahayakan sebelum atau saat hamil meruakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kehamilannya berisiko tinggi (judi,2010).
Usia reproduksi sehat untuk hamil berkisar antara 25-30 tahun. Jika kurang atau
melebihi usia tersebut, maka mempengarui faktor kesuburan reproduksi yang juga berpengaruh
terhadap risiko kehamilan. Banyak cara untuk mengatasi masalah kehamilan berisiko tinggi.
Salah satu caranya adalah mempersiapkan mental saat menjalani kehamilan tersebut, ibu hamil
juga harus rajin melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kondisi ibu dan janin. Biasanya
ibu hamil yang rajin memeriksakan kehamilan secara rutin merasa lebih sehat. Dengan
memeriksakan kehamilan secara teratur, komplikasi serta ganguan kehamilan dapat teratasi
dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil juga perlu
mengosumsi gizi yang baik tepat dan seimbang, salah satunya asam folat, guna mengoptimalkan
perkembangan janin dan kesehatan ibu sendiri. (Judi,2010).
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat
persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai
angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.
Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada
paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada
paritas tinggi adalah tidak direncanakan.
1. Pengertian
a. Risiko tinggi adalah suatu kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin
(Manuaba, 2008)
b. Risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki risiko tinggi lebih besar dari biasanya (baik
bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah
persalinan (Nurcahyo,2009)
3. Jadwal pemeriksaan
1. Usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
2. 28 – 36 minggu : 2 minggu sekali
3. Diatas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
6. Mengelompokkan faktor kehamilan dengan risiko tinggi berdasarkan waktu kapan faktor
tersebut mempengaruhinya :
A. Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan
a. Faktor genetik
· Penyakit turunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan sebelum kehamilan
· Bila terjadi kehamilan, maka diperlukan pemeriksaan kelainan bawaan.
b. Faktor lingkungan
· Diperhitungkan faktor pendidikan dan sosial ekonomi.
· Faktor pendidikan dan sosial ekonomi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan.
· Mempengaruhi pemilihan tempat pertolongan persalinan.
B. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama kehamilan
a. Faktor keadaan menjelang kehamilan
b. Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)
c. Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan. (Manuaba, 2009)