Anda di halaman 1dari 9

1.

1 KONSEP DASAR KELUARGA RESIKO TINGGI


1. Populasi berisiko tinggi,
Adalah kelompok populasi tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk
terpapar dan menderita dari kelompok lainnya.
2. Perilaku risiko tinggi,
Ialah perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai risiko besar terserang
penyakit.
3. Risti Sehat
Adalah kondisi kesehatan seseorang yang mana secara fisik tidak mengidap
penyakit apa pun namun keadaan fisiknya itu memudahkan penyakit- penyakit tertentu
untuk menyerang.
4. Risti Sakit
Siapapun dikategorikan ke dalam kelompok risti sakit, jika ia menderita penyakit
kronis.
5. Kelompok Resiko Tinggi
1) Pekerja seks laki dan Perempuan
2) Pelanggan pekerja seks
3) Penyalahgunaan narkoba
4) Waria pekerja seks dan pelanggannya
5) Lelaki sukai lelaki (Homogen)
6) Narapidana/warga binaan

6. Kelompok Rentan
1) Orang dengan mobilitas tinggi
2) Perempuan,remaja
3) Anak jalanan, pengungsi
4) Ibu hamil
5) Penerima transfuse darah
6) Petugas pelayanan kesehatan
1.2 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI
1.2.1 Konsep Kehamilan Dengan Resiko Tinggi
1. Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor resiko yang
dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan
janin
Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami risiko atau
bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan
dengan Ibu Hamil yang normal.
a. Kriteria Ibu Hamil dengan Faktor Resiko, yaitu :
1) Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2) Paritas primipara (kehamilan pertama) atau kehamilan telah lebih dari empat.
3) Jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun
4) Tinggi badan kurang dari 142 cm
5) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm pada trimester III
b. Ibu Hamil Yang Tergolong Resiko Tinggi yaitu :
1) Ibu hamil yang sering pusing berat, penglihatan kabur, kaki bengkak dan
kenaikan tekanan darah
2) Ibu hamil dengan kelainan letak (sungsang atau lintang
3) Ibu hamil yang diperkirakan bayinya kembar
4) Riwayat kehamilan jelek
5) Ibu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, TBC, liver, hipertensi dan
penyakit berat lainnya.

2. Masalah Yang sering Terjadi


Ada beberapa masalah yang sering ditemukan pada wanita hamil dengan usia
di atas 35 tahun, seperti diabetes gestational (diabetes yang muncul pada saat
kehamilan), tekanan darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil
dengan usia yang lebih tua juga akan lebih sering mengalami masalah pada kandung
kemih dibandingkan wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko-resiko
lainnya adalah resiko keguguran lebih besar, lebih banyak yang melahirkan melalui
operasi Caesar karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara
normal, dan juga memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi cacat.
Saat berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami kondisi-kondisi medis
berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti fibroid uterine dan tumor otot. Fibroid
uterine adalah pertumbuhan sel otot atau jaringan lain di dinding uterus, membentuk
tumor. Fibroid uterine dan tumor otot bisa menimbulkan rasa nyeri atau perdarahan
vagina saat kehamilan berkembang. Jika wanita tersebut hamil di atas usia 40 tahun,
tingkat keparahannya bahkan lebih berat lagi. Problem-problem tadi bisa bertambah
dengan adanya hemoroid (wasir), inkontinensi (kesulitan menahan keluarnya urin),
varises, problem-problem pembuluh darah, nyeri otot, nyeri punggung, dan juga
proses melahirkan yang lebih sulit dan lebih panjang.
Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko keguguran dan
melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga
memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan.
Walaupun resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35
tahun ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.
Hal lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan diusia 35 tahun keatas aalah
terjadinya pre-eklamsia. Gejala awalnya adalah tekanan darah yang meningkat secara
drastis hingga lebih dari 140/90 mmHg, rin mengandung protein, terjadi
pembengkakan pada pergelangn kaki, tangan dan wajah. Bila terdiagnosis pre-
eklamsia harus diperiksa juga fungsi organ-organ tubuh yang lain seperti ginjal,
jantung, paru, mata, otak dan sistem syaraf.
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. (Baliwati,
2004 : 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi
kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan
(Soetjiningsih, 1995 : 96).
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal
yang dapat menyebabkan non dijunction pada kromosom. Perubahan endokrin
seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron,
menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon
danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause.
Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.
Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko tinggi
adalah sebagai berikut :
a) Bayi lahir belum cukup bulan.
b) Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
c) Keguguran (abortus).
d) Persalinan tidak lancar / macet.
e) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
f) Janin mati dalam kandungan.
g) Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
h) Keracunan kehamilan / kejang-kejang.
3. Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini
mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, yaitu dengan cara :
a) Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b) Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.
c) Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
d) Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna

1.2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Proses pengkajian dilakukan selama periode prenatal yang meliputi
wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Data yang perlu
dikumpulkan pada saat pengkajian adalah interpretasi subyektif pasien tentang status
kesehatan dan kehamilannya dan observasi afek pasien, postur, bahasa tubuh, warna
kulit, tanda fisik dan keadaan emosional (Klien, 2000).
Saat wawancara tanyakan riwayat kesehatan komprehensif yang menekankan
pada :
a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau keluhan yang
dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia kehamilan sekarang, tanggal
perkiraan melahirkan, kebutuhan selama kehamilan, persiapan persalinan dan
persiapan awal menjadi ibu, harapan yang diinginkan tentang cara kelahiran, jenis
kelamin bayi, status nutrisi, pola berkemih.
b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan pengalaman
persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus) janin, dan riwayat medis yang
meliputi: riwayat pembedahan, penggunaan obat, penyakit yang menyertai, riwayat
menstruasi.
c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan, pendidikan,
status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik, status sosial ekonomi, persepsi
tentang kehamilan saat ini (apakah kehamilan ini diinginkan, direncanakan, apakah
wanita dan pasangan senang, apakah wanita menerima kehamilan), masalah yang
timbul akibat kehamilan (finansial, karier/pekerjaan, tempat tinggal), perubahan
pola seksual.
d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu hamil dengan
suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan dengan keluarga suami, riwayat
cacat dan kelainan genetik Riwayat keluarga memberi informasi tentang keluarga
pasien, orang tua, saudara kandung, anak, Hal ini membantu mengidentifikasi
gangguan genetik, familial dan kondisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan
wanita atau janin.
e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan ginekologi,
payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar, pemeriksaan dalam,
palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut keluhan utama dan riwayat
kesehatan atau penyakit yang pernah diderita pasien.
f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama hamil:
pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa,), tekanan darah, tinggi
badan, berat badan, urin (protein, sel darah putih, pH), USG, VDRL, hepatitis,
EKG, titer rubela, toxo, pap smear.
g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi, jantung, diabetes,
cacat bawaan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan
pengkajian yang berkaitan dengan tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu:
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan adalah
1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang fakta dari masalah yang meliputi
pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan normal dan penyimpangan
dari normal,
2) Persepsi keluarga terhadap kehamilan
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat adalah :
1) Apakah kehamilan yang dialami dianggap suatu masalah
2) Apakah keluarga takut dengan akibat perubahan yang terjadi akibat
kehamilan
3) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap anggota keluarga yang
sedang hamil dan kehamilannya
4) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
5) Apakah keluarga percaya terhadap petugas kesehatan
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit adalah :
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kehamilannya: kebutuhan, perubahan
dan perawatan
2) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan perkembangan perawatan
yang diperlukan
3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada dalam keluarga
(penanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fusik, psikososial,
dukungan keluarga)
4) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sedang hamil
d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan
rumah yang sehat
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat adalah :
1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber sumber yang dimiliki
2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan
lingkungan
3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi
4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan
5) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga
e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat.
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat adalah :
1) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan untuk perawatan wanita hamil
2) Sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan
3) Sejauhmana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas kesehatan
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik dengan
petugas kesehatan
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama pengkajian.
Diagnosa yang mungkin muncul adalah :
a. Ansietas yang berhubungan dengan Kekhawatiran terhadap diri sendiri dan janin,
Krisis situasional/maturasional, Perubahan fisik selama hamil, Rasa tidak nyaman
selama krhamilan, Ancaman terhadap konsep diri, Stres, Perubahan status peran,
status kesehatan, pola peran, keadaan ekonomi
b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga terhadap
diagnosa kehamilan
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Morning
sicknes atau Emesis gravidarum.
e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang nyaman pada
kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin.
f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Ketidaktahuan peran yang harus
dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Persepsi negatif terhadap kehamilan,
Psikososial, Perubahan fisik selama kehamilan.
Untuk diagnosa keperawatan keluarga etiologi berdasarkan hasil pengkajian
dari 5 tugas perawatan kesehatan keluarga.
3. Rencana Intervensi
Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan yang
diberikan pada masa kehamilan adalah :
a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi yang dialami
tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin sebagai dasar untuk
memahami rasional dan pentingnya perawatan, koping yang digunakan dan
menjalankan perannya.
b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi, kebutuhan
seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat kehamilan, dan perawatan
diri.
c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan deviasi/penyimpangan dari
kehamilan normal dan melaporkan hal hal tersebutuntuk dapat segera diatasi.
d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam perawatannya
selama kehamilan.
Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, perawat dapat melakukan
intervensi yang berkaitan dengan kebutuhan selama kehamilan diantaranya adalah:
a. Ciptakan hubungan perawat-pasien-keluarga yang saling percaya. Hal ini penting
untuk menentukan intensitas, kualitas hubungan dan keberhasilan intervensi yang
direncanakan bersama
b. Kaji keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing, perubahan pola seksual, sering
kencing dan pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya.
c. Berikan informasi adequat tentang kehamilan: perubahan fisik, perubahan emosi,
psikologis dan perubahan peran serta tanda tanda dari masalah kehamilan yang
tidak normal.
d. Beri kesempatan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak untuk
mengutarakan perasaan terhadap kehamilan yang dijalani, harapan dan masalah
yang mungkin ada terkait kehamilan anggota keluarganya.
e. Libatkan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak dalam kelompok yang
sama untuk berbagi pengalaman, pendapat dan perasaan
f. Diskusikan bersama pasien, pasangan atau anggota keluarga yang lain tentang
kebutuhan selama hamil, harapan terhadap kehamilan sekarang, dan rencana
persalinan.
g. Ajarkan teknik persiapan yang diperlukan untuk proses persalinan dan persiapan
menjadi ibu: latihan nafas, senam hamil, teknik mengejan yang benar, cara
perawatan payudara, cara menyusui.
h. Berikan alternatif /pilihan penyelesain terhadap masalah yang dirasakan
i. Berikan dukungan secara adequat dan anjurkan pada keluarga untuk melakukan hal
yang sama terhadap perubahan yang tejadi selama kehamilan
j. Jelaskan cara senggama yang aman untuk wanita hamil, perawatan diri yang
diperlukan terkait perubahan selama kehamilan (payudara, personal higiene,kulit)
k. Anjurkan keluarga ikut berperan pada perawatan ibu
l. Beri informasi pada pasien dan anggota keluarga untuk mengakses sumber
informasi terkait kehamilan: buku, internet, konsultasi dengan dokter kandungan.
m. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur termasuk
pemeriksaan darah, dan ginekologi.
n. Diskusikan dengan ibu dan atau anggota keluarga yang lain tentang jadwal
kunjungan dan pemeriksaan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai