Anda di halaman 1dari 19

BAB III

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap

masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh

masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada

fisiologis,psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Pengumpulan data

untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dapat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan

instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi [ CITATION And06 \l 1033 ]

Teori atau model keperawatan komunitas yang digunakan adalah Model Community as

Partner (Anderson & McFarlane,2000). Model Community as Partner merupakan pengembangan

model Betty Neuman, dengan focus komunitas sebagai mitra dan proses keperawatan sebagai

pendekatan. Model ini menekankan partisipasi akrif masyarakat dalam meningkatkan dan

mencegah masalah kesehatan [ CITATION Kom11 \l 1033 ].

Pengkajian pada model ini berdasar pada inti masyarakat (core), dengan delapan subsystem

lain, seperti lingkungan fisik, pendidikan, komunikasi, layanan kesehatan dan social, keamanan

dan transportasi, ekonomi, rekreasi, serta politik dan pemerintahan. Setelah data dianalisis,

ditegakkan diagnosis berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor. Focus intervensi

keperawatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun, digunakan untuk

menurunkan stressor dengan memperkuat garis pertahanan [ CITATION Kom11 \l 1033 ].


A. Pengumpulan Data

a. Data Inti Komunitas (Community Core)

1) Sejarah

Dikaji sejarah perkembangan komunitas; karakter masyarakat yang menunjang

terjadinya hipertensi, masalah PHBS dan

2) Demografik

Statistik kependudukan seperti angka kematian, sex ratio, status perkawinan, statistic

kesehatan seperti angka penyakit kronik, kesehatan anak, penyakit,dll. Umumnya,

usia anak-anak dan lansia rentan terpapar covid 19, usia > 60 tahun rentan

mengalami hipertensi, dan untuk masalah menyangkut PHBS, rentan pada semua

usia.

3) Etnisitas

Distribusi ras/etnis; perbedaan budaya, budaya yang ada di masyarakat karena faktor

ras; pola konsumsi garam atau makanan berlemak

4) Nilai dan Keyakinan

Agama yang dianut, sarana beribadah, keyakinan yang mempengaruhi kesehatan.

b. Sub Sistem

1) Lingkungan

Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap

penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk

menjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan

terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya risiko peningkatan kejadian

sakit diwilayah tersebut. Lokasi dan batas desa, Cuaca /musim, Kondisi tanah, air
udara (kualitas dan kuantitas), Perumahan : bagaimana penerangannya, sirkulasi,

bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk, Binatang dan

tumbuh-tumbuhan, Sampah dan pengelolaannya, , Pelayanan umum : listrik kondisi

jalan, penggilingan padi juga dapat mempengaruhi kesehatan di komunitas.

2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Sarana dan fasilitas kesehatan yang ada dan sering digunakan penduduk, Asuransi

kesehatan, Perilaku sehat penduduk

3) Ekonomi

Tingkat ekonomi penduduk, Jenis pekerjaan, Tingkat pengangguran, Home Industry

atau pabrik yang ada di sekitar masyarakat, Pusat perbelanjaan

4) Transportasi dan Keamanan

Sarana transportasi : pribadi dan umum, Sarana dan fasilitas keamanan (Protection

service): adakah pelayanan keamanan di daerah tersebut , bagaimana Kualitas udara

(polusi udara), kualitas air bersih (polusi air)

5) Politik dan Pemerintahan

System pemerintahan umum, manajemen masyarakat, penanggung jawab kesehatan

masyarakat, kebijakan departemen kesehatan setempat.

6) Komunikasi

Dimana penduduk sering berkumpul, apa alat komunikasi yang digunakan untuk

komunikasi di masyarakat, apakah komunikasi yang di terima oleh masyarakat

terkait kesehatan melalui :

 Formal communication : Contoh, melalui mass media, TV, telepon, dll


 Informal communication : Contoh : papan pengumuman, brosur, selebaran,

dll

7) Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk, sarana sekolah (jika ada):jumlah siswa, fasilitas

sekolah, UKS

8) Rekreasi

Sarana rekreasi : kondisi, jenis dan jumlah, jenis rekreasi yang sering digunakan

masyarakat

c. Persepsi

1) Warga Masyarakat

Bagaimana perasaan warga terhadap masyarakat? Apakah yang mereka angap

sebagai kekuatan di masyarakat? Apa yang mereka anggap sebagai masalah di

masyarakat?

2) Persepsi Anda

Pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat setempat, apakah kekuatannya?

Masalah dan potensial masalah apa yang dapat diidentifikasi?

[ CITATION And06 \l 1033 ]

B. Sumber Data

Ada dua sumber data dalam metode pengumpulan data, dua hal tersebut yaitu :

a. Data Primer

Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui

a) Wawancara, Observasi, Tes


b) Kuesioner (Daftar Pertanyaan)

c) Pengukuran Fisik

d) Percobaan Laboratorium

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi Lembaga

a) Biro Pusat Statistik (BPS)

b) Rumah sakit

c) Lembaga atau institusi

C. Jenis Data

a) Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.

Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian

dicatat/direkam

b) Observasi

Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman,

pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam

elektronik

c) Wawancara

Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumber datanya,

baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden

direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.

d) Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari

lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang

lain.

[ CITATION Dit18 \l 1033 ]

D. Cara Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data primer

 Wawancara

Masyarakat, Tokoh masyarakat, Kader, Aparat kelurahan / desa, Pemerintah

Daerah setempat

 Observasi

Norma, Nilai, Keyakinan, Struktur kekuatan, Proses penyelesaian masalah,

Dinamika kelompok masyarakat, Pola komunikasi, Situasi/ kondisi lingkungan

wilayah

b. Mengumpulkan data sekunder

Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang relevan untuk

wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya catatan kelahiran, kematian, cakupan

pelayanan.

c. Membahas data yang terkumpul

Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan khusus pada forum

koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah serta mencari penyebabnya.

[ CITATION Mub11 \l 1033 ]

2. DIAGNOSA
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual

maupun potensial. Diagnosa keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang

masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stresor yang ada.

Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau

penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).

3. PERENCANAAN

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang

sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi

yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul

diatas adalah :

a. Lakukan pemeriksaan Fisik

b. Lakukan pemeriksaan kondisi lingkungan

c. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit

d. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit

e. Ajarkan cara deteksi dini tanda dan gejala penyakit

f. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat

g. Lakukan olahraga secara rutin

h. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki

lingkungan komunitas
i. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah

disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan

angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan

anggota masyarakat (Mubarak, 1). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan

tindakan yang telah direncanakan yang bersifat memperbaiki kesehatan [ CITATION Efe09 \l

1033 ] yaitu :

a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit

b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan

melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit

d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas

5. EVALUASI

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan

proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau

rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan

tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau

dirumuskan sebelumnya [ CITATION Mub11 \l 1033 ] . Adapun tindakan dalam melakukan

evaluasi adalah:

1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi.


2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan.

3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

MASALAH HIPERTENSI, COVID-19, DAN PHBS

A. HIPERTENSI

1. Pengkajian

Pengkajian pada warga dengan Hipertensi antara lain :

a. Kaji umur (biasanya usia lansia paling banyak mengalami hipertensi), jenis kelamin,

riwayat kesehatan (pernah mengalami hipertensi sebelumnya), riwayat kesehatan

keluarga (keluarga ada yang mengalami hipertensi), kebiasaan merokok, kebiasaan

minum alcohol, tinggi asupan garam, kegemukan, konsumsi kopi, konsumsi

makanan tinggi lemak, stress, kurang olahraga.

b. Pemeriksaan Fisik yang bisa didapatkan pada pasien dengan hipertensi antara lain:

Tekanan darah ≥140/90 mmHg, Sakit kepala, Gelisah, Jantung berdebar-debar,

Pusing, Penglihatan kabur, Rasa sakit di dada, mudah lelah, kesulitan bernapas, detak

jantung tidak normal.

2. Diagnosa

a. Koping komunitas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekutan sumber daya

untuk pemecahan masalah, ketidakcukupan sumber daya masyarakat (istirahat,

rekreasi, dukungan sosial)

b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpapar

informasi, ketidaktahuan menemukan sumber informasi


c. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kesulitan ekonomi, konflik

pengambilan keputusan, kurang terpapar informasi, ketidakefektifan pola perawatan

kesehatan keluarga, kekurangan dukungan social

3. Intervensi

a. Lakukan pemeriksaan Fisik

b. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

c. Ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam atau Teknik relaksasi otot progresif

d. Ajarkan cara deteksi dini tanda dan gejala hipertensi

e. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet hipertensi yang tepat

f. Lakukan olahraga secara rutin

g. Lakukan pendekatan keluarga dengan melibatkan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit

h. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk mendukung

program kesehatan dalam mencegah peningkatan angka kesakitan akibat hipertensi

contoh : positif defiance ( Melibatkan secara aktif terhadap penderita hipertensi yang

mengalami perubahan positif dari perubahan yang terjadi karena masukkan

pendidikan kesehatan, support system yang diberikan,sehingga menjadi agent

perubahan yang positif), pembentukan posbindu, rekrutmen kader posbindu,

pemeriksaan tekanan darah secara rutin, pengadaan peta kewaspadaan

hipertensi, pelaksanaan senam jantung sehat secara rutin, penggalangan dana

peduli hipertensi, pemberian promosi kesehatan tentang hipertensi.

i. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan


4. Implementasi

a. Koping komunitas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekutan sumber daya

untuk pemecahan masalah, ketidakcukupan sumber daya masyarakat (istirahat,

rekreasi, dukungan sosial)

 Kenali dampak situasi kehidupan terhadap peran dan hubungan

 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakini

 Atur situasi yang mendukung otonomi klien

 Bantu klien dalam mengidentifikasi respon positif dari oranglain

 Dukung pengungkapan secara vebal tentang perasaan, dan persepsi

 Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk

mendukung program kesehatan dalam mencegah peningkatan angka

kesakitan akibat hipertensi

b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpapar

informasi, ketidaktahuan menemukan sumber informasi

 Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

 Ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam atau Teknik relaksasi otot progresif

 Ajarkan cara deteksi dini tanda dan gejala hipertensi

 Ajarkan cara mengatur diet hipertensi yang tepat

 Jelaskan manfaat olahraga rutin bagi perbaikan kesehatan penderita hipertensi

 Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk

mendukung program kesehatan dalam mencegah peningkatan angka

kesakitan akibat hipertensi contoh : adakan positif defiance, pembentukan


posbindu, rekrutmen kader posbindu, pemeriksaan tekanan darah secara

rutin , pengadaan peta kewaspadaan hipertensi, pelaksanaan senam jantung

sehat secara rutin, pemberian promosi kesehatan tentang hipertensi.

c. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kesulitan ekonomi, konflik

pengambilan keputusan, kurang terpapar informasi, ketidakefektifan pola perawatan

kesehatan keluarga, kekurangan dukungan social

 Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

 Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk

mendukung program kesehatan dalam mencegah peningkatan angka

kesakitan akibat hipertensi contoh : penggalangan dana peduli hipertensi,

pemberian promosi kesehatan tentang hipertensi.

 Lakukan pendekatan keluarga dengan melibatkan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit

5. Evaluasi

a. Komunitas dan Keluarga dapat menjelaskan tentang hipertensi

b. Komunitas dan Keluarga dapat memperagakan cara mengatasi gejala hipertensi

c. Komunitas dan Keluarga dapat berperan aktif dalam mencegah hipertensi di

masyarakat

d. Komunitas dan Keluarga bersama aparat setempat dapat menjadi kekuatan bagi

penderita hipertensi
B. COVID-19

1. Pengkajian

1) Penilaian pasien yang diduga COVID-19 harus mencakup : Sejarah pejalanan,


kontak erat dengan cara tracing. Penyedia layanan kesehatan harus mendapatkan
riwayat pejalanan yang terperinci untuk pasien yang dievaluasi dengan demam,
dan penyakit penapasan akut.
2) Pemeriksaan fisik, pasien yang mengalami batuk, demam, dan sesak napas dan
yang telah melakukan perjalanan ataupun kontak erat dengan pasien yang
terkonfirmasi positif COVID-19 harus melakukan isolasi mandiri jika yang tanpa
keluhan sedangkan yang memiliki keluhan dirawat di RS Rujukan khusus Covid.
3) Keluarga yang kontak erat diwajibkan untuk diperiksa dua hari sesudah terdapat
positif covid di dalam satu rumah

2. Diagnosa

1) Koping Komunitas Tidak Efektif b/d Ketidakpatuhan Sumber Daya Dalam


Mematuhi Protokol Kesehatan
2) Manajemen Kesehatan Tidak Efektif b/d Ketidakefektifan Pola Perawatan
Kesehatan Keluarga, Kekurangan Dukungan Sosial
3) Defisit Pengetahuan b/d Keterbatasan Kognitif, Kurang Terpapar Informasi,
Ketidaktahuan Menemukan Sumber Informasi.

3. Intervensi

1) Cegah Penyebaran Virus


2) Mempelajari Tentang Penyakit
3) Mempelajari Tentang Perawatan Keluarga Yang Terkonfirmasi Covid
4) Mengurangi Penyebaran Virus
5) Mengurangi kecemasan komunitas

4. Implementasi

1) Koping Komunitas Tidak Efektif b/d Ketidakpatuhan Sumber Daya Dalam


Mematuhi Protokol Kesehatan
- Berikan Penyuluhan Kesehatan Tentang Covid-19
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakini
- Berikan gambaran pada komunitas dampak dari covid-19
- Anjurkan tetap mematuhi 5 M
- Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan sehat dalam upaya meningkatkan
Imun tubuh
2) Manajemen Kesehatan Tidak Efektif b/d Ketidakefektifan Pola Perawatan
Kesehatan Keluarga, Kekurangan Dukungan Sosial
- Kaji tingkat pengetahuan tentang perawatan keluarga yang tekonfirmasi
positif covid
- Berikan informasi mengenai kondisi keluarga yang sakit
- Berikan informasi megenai penanganan keluarga yang positif covid
- Mendiskusikan perubahan penanganan dirumah jika ada keluarga yang isolasi
mandiri
- Berikan support terhadap keluarga yang melakukan isolasi mandiri
- Berikan edukasi untuk tidak mengucilkan keluarga yang sedang dalam isolasi
mandiri
3) Defisit Pengetahuan b/d Keterbatasan Kognitif, Kurang Terpapar Informasi,
Ketidaktahuan Menemukan Sumber Informasi.
- Kaji tingkat pengetahuan komunitas
- Berikan Edukasi tentang Covid 19

5. Evaluasi

1) Komunitas dan Keluarga dapat Mencegah Penyebaran Virus


2) Komunitas dan Keluarga dapat Mempelajari Tentang Penyakit covid 19
3) Komunitas Dapat Mempelajari Tentang Perawatan Keluarga Yang Terkonfirmasi
Covid 19
4) Komunitas dan Keluarga Dapat Mengurangi Penyebaran Virus
5) Komunitas dan Keluarga Dapat Mengurangi kecemasan

C. PHBS

1. Pengkajian

Pengkajian phbs dilakukan dilakukan dengan menggunakan wawancara dan mengamti

secara lansung dari lingkungan rumah( ketersediaan air bersih, jamban sehat, pemberian

asi ekslusif, ketersediaan tempat sampah, selokan sbg tempat pembuangan limbah,
sedangkan kesehatan keluarga ( kebiasaan mencuci tangan, merokok,berolahraga ada

tidaknya jentik nyamuk, bersalin ke faskes, posiandu atau tidak).

2. Diagnosa

a. Manajemen keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan kelurga

dalam memodifikasi lingkungan.

b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpapar

informasi, ketidaktahuan menemukan sumber informasi.

3. Intervensi

a. Kaji kemampuan keluarga

b. Kaji pengetahuan masyarakat.

c. Anjurkan keluarga untuk menyediakan air bersih dan air minum bersih

d. Anjurkan keluarga untuk menggunakan jamban sehat.

e. Anjurkan keluarga agar selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air

mengalir.

f. Anjurkan keluarga untuk menyediakan tempat sampah dan Saliuran pembuangan air

limbah.

g. Anjurkan keluarga untuk memberantas jentik nyamuk dengan menggunakan prinsip

3 M.

h. Anjurkan Keluarga untuk bersalin,di faskes.

i. Anjurkan keluarga untuk selalu mengikuti program posyandu.

j. Anjurkan Keluarga untuk memberikan asi eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

k. Anjurkan keluarga untuk tidak merokok didalam rumah.

l. Berikan penkes tentang PHBS


13. Berikan edukasi tentang kesadaran masyarakat bahwa pentingnya PHBS.

4. Implementasi

a. Manajemen keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga

dalam memodifikasi lingkungan:

1) Mengkaji kemampuan keluarga

2) Menganjurkan keluarga untuk menyediakan air bersih dan air minum bersih

3) Menganjurkan keluarga untuk menggunakan jamban sehat.

4) Menganjurkan keluarga agar selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun

dan air mengalir.

5) Menganjurkan keluarga untuk menyediakan tempat sampah dan Saliuran

pembuangan air limbah.

6) Menganjurkan keluarga untuk memberantas jentik nyamuk dengan

menggunakan prinsip 3 M.

7) Menganjurkan Keluarga untuk bersalin,di faskes.

8) Menganjurkan keluarga untuk selalu mengikuti program posyandu.

9) Menganjurkan Keluarga untuk memberikan asi eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

10) Menganjurkan keluarga untuk tidak merokok didalam rumah.

b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpapar

informasi, ketidaktahuan menemukan sumber informasi:

1) Berikan penkes tentang PHBS

2) Kaji pengetahuan masyarakat.


3) Berikan edukasi tentang kesadaran masyarakat bahwa pentingnya PHBS.

5. Evaluasi

1) Komunitas dan Keluarga dapat Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2) Komunitas dan Keluarga dapat Memahami masalah-masalah PHBS.
3) Komunitas dan keluarga dapat memodifikasi lingkungan.
4) Komunitas dan Keluarga dapat mencegah terjadinya penyakit yang berbasis
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. A. (2011). Asuhan Keperawatan Komunitas : Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.

Anderson, E. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas : teori dan praktik. Jakarta: EGC.

Efendi. (2009). Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, w. i. (2009). Ilmu keperawatan komunitas. Jakarta: salemba medika.

Mubarak. (2011). Promosi kesehatan. Jogyakarta: Graha ilmu.

Prasanti, D. (JANUARI-JUNI 2018). PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI BAGI

REMAJA PEREMPUAN DALAM PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN .

JURNAL LONTAR VOL. 6 NO 1, 13-21.

Anda mungkin juga menyukai