Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM

ENDOKRIN
DISUSUN OLEH:
DIABETES MELITUS RATNA DWI HANDAYANI
(1130119014)

YULY SUKMAWATI (1130119016)

MOCH MUCHSIN (1130119021)

AVIVA ROCHMATUL AINI


(1130119023)
SISTEM ENDOKRIN

► Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut


sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung
ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan
untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh
(Anonim, 2013).
► Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang
tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya.
Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon
Fungsi Sistem Endokrin secara Umum

► Empat tujuan/kegunaan paling penting dari Sistem Endokrin, yaitu :


a. Homeostasis (temperatur/thermoregulation, metabolisme, nutrisi, keseimbangan asam basa)
b. Combating stress (infeksi, trauma, shock)
c. Growth & development (mengembangkan jumlah sel/hyperplasia, dan mengembangkan
ukuran sel/hypertrophy).
d. Reproduction (mensekresikan hormon sex pada laki-laki dan perempuan/ mengembangkan
karakteristik organ sex primer dan sekunder ).
Berikut adalah aktivitas tubuh yang dikendalikan
oleh hormon dan jenis hormon yang mengendalikan
a. Pencernaan dan fungsi metabolik yang terkait. d. Pertumbuhan dan perubahan morfologis;
• Sekretin, gasterin, insulin, glukagon, • Hormon pertumbuhan, androgen dari korteks
noradrenalin, tiroksin, dan hormon dari kortes adrenal
adrenal. • Tiroksin (untuk metamorfosis amfibi)
b. Osmoregulasi, pengeluaran, dan metabolisme air • MSH (perubahan warna amfibi)
serta garam. e. Organ dan proses reproduksi
• Prolaktin, vasopresin, aldosteron. • FSH,LH, estrogen, progesteron, prolaktin, dan
c. Metabolisme kalsium: testosteron.
• Hormon pada teroid, kalsitonin.
Kelenjar Endokrin

1.Kelenjar Pituitari
2. Kelenjar Tiroid
3. Kelenjar Paratiroid
4.Timus
5.Adrenalin
6.Pankreas
7.Gonad
Diabetes Melitus

► Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah
berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia
puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati (Sylvia &
Lorrain, 2006).
Etiologi
Faktor resiko Usia

► Faktor-faktor penyebab diabetes 1) Kurangnya Aktivitas Fisik


melitus antara lain genetika faktor 2) Suka Merokok
keturunan memegang peranan penting 3) Suka Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
pada kejadian penyakit ini. Apabila
orang tua menderita penyakit diabetes 4) Penderita Hipertensi Atau Tekenan Darah Tinggi
mellitus maka kemungkinan 5) Masa Kehamilan
anak-anaknya menderita diabetes 6) Ras Tertentu
mellitus lebih besar.
7) Tekanan Stres Dalam Jangka Waktu Yang Lama
8) Sering Mengkonsumsi Obat-Obatan Kimia
KLASIFIKASI

1) Diabetes mellitus tipe 1


2) Diabetes mellitus tipe 2
3) Diabetes mellitus Gestasional
PATOFISIOLOGI

Diabetes tipe I.
Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi
puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut
muncul dalam urin (glukosuria).
Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan
tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah,
hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani
akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan
kematian.
Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai
kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan
metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta
ketoasidosis.
Diabetes tipe II.
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian
reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
MANIFESTASI KLINIS
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Penatalaksanaan

► Edukasi
Edukasi pada penyandang diabetes meliputi pemahamant entang perjalanan penyakit DM,
perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan, penyulit/komplikasi DM
dan risikonya, dan cara penggunaan obat diabetes/insulin. Selain itu, untuk mencapai
pengelolaan diabetes yang optimal pada penyandang DM

► Diet atau perencanaan makan

Perencanaan makan menggambarkan apa yang dimakan, berapa banyak, dan kapan makan.
Dietisien atau ahli diet dapat membantu membuat perencanaan makan yang cocok.
Makanan sehari- hari hendaknya cukup karbohidrat, serat, protein,rendah lemak jenuh,
kolesterol, sedangkan natrium dan gula secukupnya
► Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari–hari dan latihan secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
Tujuan latihan jasmani untuk menjaga kebugaran,menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas
insulin sehingga akan memperbaiki kendali gula darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan
jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Hindarkan
kebiasaan hidup yang kurang gerak.
► Intervensi obat oral farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi
farmakologis terdiri dari obat oral & bentuk suntikan insulin. Saat ini terdapat 5 macam obat tablet yang
beredar di pasaran untuk menurunkan kadar gula darah.
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM
ENDOKRIN PADA PASIEN DIBETES
MELITUS
KASUS :

►Tn. R berusia 60 tahun dirawat di IRNA Penyakit Dalam Pria RSUP M. Djamil Padang
dengan keluhan masuk badan terasa lemah, penurunan berat badan 8 Kg dalam 1 bulan
terakhir. Klien mempunyai riwayat hipertensi dan tidak kontrol rutin. Penuturan
keluarga akhir-akhir ini klien sering BAK, bila malam hingga 10 kali, sering lapar dan
haus namun badan klien semakin kurus bukan semakin gemuk. Sebelumnya klien
sempat tidak sadarkan diri dan dibawa kerumah sakit. Pada pemeriksaan didapatkan
TD=170/100 mmhg, Nadi=80x/menit, RR=20x/menit, T=37,20C. Gula Darah sewaktu
saat masuk 425 mg/dl.
Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Diuresis


Osmotik
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan
intervensi
Implementasi
Evaluasi
TERIMA KASIH ☺ ☺

Anda mungkin juga menyukai