Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


DENGAN DEMENSIA”

OLEH :

SARTIKA SARI (1130119008)


LILIK WARYANTI (1130119013)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019– 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah”
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN
DEMENSIA DAN DEPRESI” sebagai salah satu tugas akademik mata kuliah
Keperawatan Jiwa , dalam rangka menyelesaikan Program Pendidikan S1
Keperawatan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Nur Hidayah, S.Kep., Ns, M.Kep selaku dosen Keperawatan Jiwa
2. Teman teman sekelas program S1 Keperawatan jalur alih jenjang UNUSA
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal dan
perbuatan yang telah diberikan dan penyusun menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna, oleh karena itu saran yang membangun dari pembaca sangat
penyusun harapakan demi perbaikan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penyusun dan pihak yang
membutuhkannya.

Surabaya, 14 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................01
1.1 Latar Belakang ............................................................................01
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................02
BAB II Tinjauan Teori .......................................................................03

2.1 Konsep Definisi Demensia ..........................................................03


2.2 Klasifikasi Demensia ..................................................................03
2.3 Etiologi Demensia .......................................................................04
2.4 Manifestasi Klinis Demensia.......................................................05
2.5 Patofisilogi Demensia..................................................................05
2.6 Pemeriksaan Diagnostic Demensia..............................................06
2.7 Komplikasi Demensia..................................................................06
2.8 Penatalaksanaan Demensia..........................................................07
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan Demensia.....................................09
BAB III Asuhan Keperawatan...........................................................20
3.1 Pengkajian ...................................................................................24
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................39
3.3 Intervensu Keperawatan ..............................................................30
3.4 Evaluasi .......................................................................................30
BAB IV PENUTUP .............................................................................31
4.1 Kesimpulan ..................................................................................31
4.2 Saran ............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................iv

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belaakang
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia terjadi juga
peningkatan jumlah penduduk dengan penyakit degeneratif seperti demensia.
Demensia merupakan penyakit degeneratif dimana terjadinya penurunan fungsi
otak yang mempengaruhi emosi, daya ingat, pengambilan keputusan, perilaku dan
fungsi otak lainnya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.(Suriastri. 2016).
Prevalensi demensia di Asia Pasifik diperkiakan sebesar 22.9 juta jiwa,
sedangkan di Indonesia dari 22,9 juta, di estimasikan 1,2 juta orang Indonesia
terkena demensia(www.republika.co.id) .Banyak factor yang melatar belakangi
terjadinya demensia, diantaranya factor usia, keturunan, gangguan fungsi otak,
penyakit lain, penyalahgunaan zat, dan kekurangan vitamin B12 . (Lau. 2016)
Sebagian besar masyarakat menganggap demensia sebagai bagian dari proses
penuaan yang sifatnya alami. Di sisi lain penyakit demensia belum ada obatnya
sehingga deteksi dini sangat perlu dilakukan. (Suriastri. 2016)

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa definisi demensia ?
2. Apa aja etiologi demensia ?
3. Apa saja manifestasi klinis demensia?
4. Bagaimana patofisilogi demensia?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostic demensia?
6. Apa saja komplikasi demensia?
7. Bagaimana penatalaksanaan demensia?
8. Bagaimana asuhan Keperawatan demensia

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah untuk menambah pengetahuan pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya mengenai gangguan jiwa lansia yaitu
demensia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Demensia
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang
dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali
menunjukkan beberapagangguan dan perubahan pada tingkah laku harian
(behavioral symptom) yang mengganggu(disruptive) ataupun tidak
menganggu (non-disruptive).
Untari (2016) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit
biasa,melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau
kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
kerusakan fungsi kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan
mempengaruhi aktivitas social dan okupasiyang normal juga aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS).
Demensia adalah satu penyakit yang menyebabkan sel-sel otak mati secara
bertahap seiring dengan bertambahnya usia. Namun, sel-sel otak penderita
demensia akan mati dengan cepat dan volume otak mereka akan menyusut,
menyebabkan kerusakan parah terhadap fungsi otak. Pasien penderita
demensia bukan saja bisa menjadi pelupa, tetapi juga memiliki masalah
dengan pemahaman, bahasa, pembelajaran, perhitungan, dan penilaian.
Kepribadian dan perilaku mereka juga bisa berubah. (Lau.2016)
2.2 Klasifikasi Demensia
1. Demensia Karena Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling umum.
Walaupun biasanya terjadi pada usia 65 tahun ke atas, namun Alzheimer
juga dapat terjadi pada umur di bawah itu. Penyebab Alzheimer masih
belum diketahui dengan pasti, namun hasil pencitraan otak
menggambarkan bahwa adanya plak (timbunan protein beta-amyloid)
dan masa jaringan protein tau. Memburuknya penyakit alzheimer
berlangsung secara perlahan, 8-10 tahun. Para penderita alzheimer

3
biasanya menunjukan gejala seperti kesulitan untuk mencari kata-kata
yang tepat ketik ingin berbicara dan mudah lupa. (National Dementia
Helphine.2017)
2. Demensia Vaskular
Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan otak akibat kurangnya
aliran darah menuju otak yang juga menyebabkan kematian beberapa sel
otak dan stroke . Demensia biasa terjadi pada penderita tekanan darah
tinggi dan pasien yang mempunyai riwayat stroke atau serangan jantung.
(National Dementia Helphine.2017)
3. Demensia Lewy Body
Kondisi ini merupakan salah satu jenis demensia yang tidak dapat
disembuhkan. Gejala utama yang timbul adalah halusinasi visual dan
gejala penyakit Parkinson seperti getaran pada tangan (tremor) dan otot
kaku. Penderita demensia Lewy Body dapat mengalami gangguan tidur,
termasuk melakukan kegiatan saat bermimpi. (National Dementia
Helphine.2017)
4. Demensia Frontotemporal (temporal bagian depan)
Pada penderita demensia frontotemporal, sel-sel otak yang berada
pada lobus temporal dan frontal (daerah depan) mengalami penurunan
fungsi, yang berakibat pada kelainan perilaku, bahasa, serta kesulitan
dalam berpikir, berkonsentrasi dan bergerak. (National Dementia
Helphine.2017)
2.3 Etiologi
Menurut Law 2016 etiologi demensia adalah sebagai berikut :
1. Penyalahgunaan konsumsi zat terlarang dalam jangka panjang
2. Tumor otak yang dapat diangkat
3. Hematoma subdural (pendarahan di kepala pada rongga subdural)
4. Gangguan kelenjar tiroid
5. Kurangnya vitamin, terutama Vitamin B1
6. Hipoglikemia atau gula darah rendah
7. Hidrosefalus tekanan normal (membesarnya ventrikel otak yang dapat
1menyebabkan hilangnya ingatan)

4
2.4 Manifestasi Klinis
Menurut Law 2016, Manifestasi klinis demensia adalah sebagai berikut :
1. Seluruh jajaran fungsi kognitif rusak . 
2. Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek
3. Pelupa
4. Gangguan kepribadian dan perilaku, mood swing
5. Sering mengulang kata-kata
6. Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan.
7. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
8. Gangguan psikotik: halusinasi, ilusi, waham & paranoia.
9. Agnosia, apraxia, afasia
10. ADL (Activities of Daily Living) susah
11. Kesulitan mengatur penggunaan keuangan
12. Tidak bisa pulang ke rumah bila bepergian
13. Sulit mandi, makan, berpakaian, toileting
14. Pasien bisa berjalan jauh dari rumah dan tak bisa pulang
15. Mudah terjatuh, keseimbangan buruk
16. Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
17. Kurang konsentrasi
18. Kurang kebersihan diri
19. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
20. Tremor
21. .Kurang koordinasi gerakan

2.5 Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya
demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan
biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak
sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai
faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisi-kondisi
yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri. Penyakit
degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya, serta
gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak

5
langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui
mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga
jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun
subkortikal. Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan
untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan
menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan
belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir,
emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi area
yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, karena
manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan
memicu keadaan konfusio akut demensia 
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium untuk membant memastikan adanya
gangguan lain seperti hipotiroidisme atau kekurangan vitamin B12, dll.
2. Imaging : Computed Tomography (CT) scan dan MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
3. Evaluasi perilaku dan uji kognitif: Sejumlah tes terstruktur untuk
mengukur ingatan dan keterampilan mental, untuk menentukan apakah
ada penyakit demensia.
4. Pemeriksaan EEG
5. Pemeriksaan cairan otak
2.7 Komplikasi Demensia
1. Meningkatan resiko infeksi di seluruh bagian tubuh.
a. Ulkus dekubitus
b. Infeksi saluran kencing
c. Pneumonia
2. Thromboemboli, infarkmiokardium
3. Kejang.
4. Kontraktur sendi.
5. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri.
6. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan menggunakan
peralatan.

6
2.8 Penatalaksanaan Demensia
Cara pemberian Efek pengobatan Tindakan keperawatan
Bonzodiazepin : Mengurangi 1. Obat diberikan
yang tersedia kecemasan, sebelum tidur
dibukesmas adalah menurunkan agitasi, sesuai anjuran
injeksi diazepam dan mengurangi dokter
(valium) 10 mg dan stres 2. kolaborasi untuk
tablet diazepam 2mg menurunkan dosis
dan 5 mg. obat dan minta
Pemberian tablet 2 obat yang kurang
mg 2-3 kali sehari mengandung
dan pemberian sedative
injeksi 10 mg sekali 3. anjurkan pasien
sehari untuk tidak
mengendarai
kendaraan atau
menjalankan
kendaraan bila
mengalami
sedasi.
4. Anjurkan pasien
untuk
menggunakan
obat sesuai
dengan resep
dokter
5. Beri pendidikan
kesehatan tentang
akibat
ketergantungan
dan penyalah
gunaan obat.

7
Antipsikotik dosis Mengontrol agitasi, 1. Berikan permen, ,
rendah : haloperidol menggunakan gejala minum air
tablet 0,5-1,0 mg, 1-2 gangguan psikotik, sedikit-sedikit,
kali sehari dan menurunkan dan bersihkan
Risperidon tablet agresi atau perilaku mulut secara
0,5-1 mg, 2 kali kekerasaan teratur
sehari 2. Berikan bantuan
untuk tugas yang
membutuhkan
ketajamaan
penglihatan
3. Makan makanan
tinggi serat
4. Tidak menyetir
atau
mengoprasikan
peralatan
berbahaya
5. Perlahan-lahan
bangkit dari
posisi baring atau
duduk
Antioksidan : jenis Efek obat
obat ini adalah bermanfaat untuk
vitamin E dosis mengurangi
tinggi 1000 unit yang kerusakan fungsi
diberikan 2 kali peredaran darah
sehari pada pasien
demensia vaskuler

2.9 Konsep Asuhan Keperawatan Demensia

8
A. Pengkajian

a. Pengumpulan data
Pengkajian dilakukan cara mengidentifikasi:
1) Identifikasi klien dan penanggung jawab
2) Alasan dirawat
3) Riwayat penyakit
4) Aspek fisik, psikososial,status mental,kebutuhan persiapan pulang,
mekanisme koping,masalah psikososial dan lingkungan.
a) Aktifitas/istirahat

- Merasa lelah; kelemahan bisa meningkatkan bahaya gejala.


Khususnya pada malam hari terbalik mengira siang/malam,
terjaga sepanjang malam/kluyuran tanpa tujuan, gangguan
irama tidur.
- Lelargi; penurunan ketertarikan pada aktifitas sehari-hari, hobi,
ketidak mampuan untuk mengulang apa yang dibaca/mengikuti
cerita acara televisi; kemungkinan dipaksa untuk pensiun hambatan
keterampilan motorik; ketidak mampuan melakukan gerakan yang
lazim dan bertujuan.
- Sering duduk dan mengamati orang lain
- Aktifitas utama mungkin mengumpulkan benda mati,pengulangan
gerakan (mis: melipat- membuka–melipat kembali kain),
menyembunyikan benda atau keluyuran

b) Sirkulasi
Kemungkinan riwayat penyakit sekuler sistemik/senebral.
Hipertensi,episode embolik (faktor predisposisi)
c) Integritas ego
Perilaku sering tidak konsisten ; perilaku verbal non verbal
mungkin tidak sesuai. Curiga atau ketakutan pada orang lain
atau situasi yang dikhayatkan, berpegangan tangan dengan
orang terdekat. Salah mempresepsikan lingkungan.
Mengidentifikasi objek atau orang, mengumpulkan benda-
benda, perubahan pada etika tubuh dan harga diri labilitas

9
emosional (mudah menangis, tertawa dengan tidak tepay) ;
perubahan suasana hati yang bervariasai (apatis, ketargi, sukar
istirahat, rentang perhatian yang pendek, iritabilitas) ; tiba-tiba
marah meledak-ledak (reaksi katastropik)
Dapat menyangkal perubahan/gejala awal signifikan,
terutama perubahan kognitif, dan/ penjelasan yang tidak jelas,
keluhan hipokondria (lemah,diare,pusing, sakit kepala tiba-tiba).
Dapat menyembunyikan keterbatasan (membuat alasan jika
tidak mampu, menyelesaikan tugas; mengisap ibu jari saat
memegang buku tanpa membacanya). Merasa tidak berdaya;
kuat, depresi,delusi,paranioid.
d) Eliminasi
 Urgensi (dapat mengindikasi hilangnya tonus otot)
 Inkontinenssia urine atau veses
 Cenderung konstipasi atau inpaksi, dengan diare.
e) Makan atau minum
 Episode hipoglikemik (faktor predisposisi)
 Kurang minat pada atau melupakan waktu makan,
bergantung pada orang lain untuk memasak makanan dan
menyiapkan makanan dari meja, selera; menyangkal sedang
lapar atau menolak makan (dapat mencoba menyembunyikan
kehilangan keterampilan).
 Kehilangan kemampuan untuk mengunyah (aspirasi samar)
 Penurunan berat badan, masa otot ; menjadi kurus (vase
lanjut)
f) Hygiene
 Mungkin bergantung pada orang lain untuk memenuhi
kebutuhan kebersihan dasar.
 Terlihat tidak di cukur, rambut tidak di sisir, bau badan tidak
sedap kebiasaan pribadi yang rendah.
 Berpakaian tidaj sesuai dengan situasi atau kondisi cuaca.

10
 Salah menginterpretasikan atau mengabaikan isyarat internal,
lupa langkah dalam memenuhi kebutuhan toileting, atau tidak
mampu mencari kamar mandi.
g) Neurosensorik
 Menyembunyikan ketidak mampuan (dapat membuat alasan
saat tidak menyelesaikan tugas, menghisao ibu jari saat
memegang buku tanpa membaca)
 Anggota keluarga dapat melaporkan adanya penurunan
terhadap dalam kemampuan kognitif, kerusakan
penilaian/keputusan yang tidak tepat, hambatan ingatan baru
tetapi ingatan baik, perubahan perilaku/pwerubahan sifat
kepribadian individu atau menjadi berat.
 Kehilangan kemampuan persepsi (lokasi tubuh/bagian tubuh
dalam ruang )
h) Interaksi sosial
 Kemampuan pembicaraan terkotak-kotak, afasia dan disfasia.
 Dapat mengabaikan atuaran kontak sosial atau perilaku tidak
tepat.
 Faktor psikososial resiko sebelumnya (secara individu dan
pribadi mempengaruhi adanya perubahan pola prilaku)
 Peran keluarga mungkin berubah atau kebalikan karena
individu jadi lebih tergantung.
i) Pengajaran atau pembelajaran
Riwayat keluarga ( 4 kali lebih besar dibandingkan populasi
umun) angka insiden demensia degeneratife primer lebih sering
pada wanita (yang hidup lebih lama) dibandingkan pada pria.
Demensia vascular timbul lebih sering pada pria dibandingkan
pada wanita. Dapat menunjukkan gambaran kesehatan total
kecuali untuk ingatan atau perubahan perilaku. Mengguankan
atau menyalahgunakan obat, obat yang di jual bebas . alkohol.

11
Mini Mental State Examination
Nama pasien : Nama pewawancara :
Usia pasien : Tanggal pewawancara :

Sko Skor Pertanyaan Ket


r pasien
Max
5 Sekarang (hari), (tgl), (bulan), (tahun), Orientasi
siang /malam?
3 Sekarang kita berada dimana? (lorong), Orientasi
(dusun), (kelurahan), (kabupaten),
(provensi)
5 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah
benda : almari, sepatu, buku, satu detik
untuk setiap satu benda. Lansia mengulang
ke 3nama benda tsb.
Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar
3 Hitunglah mundur dari 10000 ke bawah Atensi dan
dengan pengurangan Rp. 1000,- , berika kalkulasi
nilai 1 untuk jawaban yang benar
3 Tanyakan kembali nama 3 benda yanga mengingat
telah disebutkan diatas , berikan nilai 1
untuk setiap ajwaban yang benar
9  Apakah nama benda ini ? perlihatkan Bahasa
pensil dan pukul tangan nilai (2) jika
jawaban benar
 Ulangi kalimat berikut “ saya ingin
sehat” nilai 1
 Laksanakan 3 buah perintah “peganglah
selembar kertas dengan lengan kanan,
lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkan di lantai (nilai 3)
 Bacalah dan laksnakan perintah berikut

12
“pejamkan mata anda !” (nilai 1)
 Tulislah sebuah kalimat “ Allahu akbar”
dalam Bahasa arab (nilai 1)
 Tirulah gambar ini “ pohon (nilai 1)
Hasil :
Niali 21-30 dimensia ringan
Nilai 11-20 demensia sedang
Nilai <10 demeensia berat (stadium lanjut )

B. Diagnosa Keperawatan

Ketergantungan
Resiko Jatuh dalam ADL

Gangguan Proses Pikir Resiko


ketidakseimbanga
n nutrisi : kurang
dari kebutuhan
tubuh
Kemunduran daya
ingat

Penatalaksanaan Resiko
regimen terapeutik tidak kekurangan
efektif volume cairan

C. Intervensi

13
Diagnosa keperawatan: gangguan proses pikir
TUM TUK INTERVENSI Px INTERVENSI
KELUARGA
Setelah Pasien mampu 1. Beri kesempatan 1. Diskusikan
dilakuka mengenal / bagi pasien dengan keluarga
n berorientasi untuk mengenal cara-cara
intervens terhadap waktu barang milik mengorientasika
i 4x 15 orang dan pribadinya. n waktu, orang
menit tempat. Misalnya tempat dan tempat
selama 6 tidur, lemari, pasien
jam pakaian dll. 2. Anjurkan
dalam 12 2. Beri kesempatan keluarga untuk
pekan kepada pasien menyediakan
berturut- untuk mengenal pukul besar dan
turut waktu dengan kalender dengan
ganggang menggunakan tulisan besar
proses jam besar, 3. Diskusikan
pikir kalender yang dengan keluarga
teratasi mempunyai tentang
atau lembar perhari kemampuan
diadaptas dengan tulisan yang dapat
i melalui besar. dilakukan pasien
tuk 3. Beri kesempatan saat ini
kepada pasien 4. Anjurkan
untuk keluarga untuk
menyebutkan memberikan
namanya dan pujian terhadap
anggota keluarga kemampuan
terdekat. yang masih
4. Beri kesempatan dimiliki pasien
kepada klien 5. Anjurkan
untuk mengenai keluarga untuk
dimana dia membantu

14
berada. pasien
5. Berikan pujian melakukan
jika pasien bila kegiatan sesuai
pasien dapat kemampuan
menjawab yang dimiliki
dengan benar. 6. Anjurkan
keluarga
Pasien mamou 1. Observasi
memantau
melakukan kemampuan
kegiatan sehari-
aktivitas sehari- pasien untuk
hari pasien
hari secara melakukan
7. Apabila
optimal. aktivitas sehari-
mendapatkan
hari.
obat-obatan
2. Beri kesempatan
jelaskan kepada
kepada pasien
keluarga tentang
untuk memilih
obat-obatan
aktivitas yang
tersebut
dapat
dilakukannya.
3. Bantu pasien
untuk
melakukan
kegiatan yang
telah dipilihnya.
4. Beri pujian jika
pasien dapat
melakukan
kegiatannya.
5. Tanyakan
perasaan pasien
jika mampu
melakukan
kegiatannya.

15
6. Bersama pasien
membuat jadwal
kegiatan sehari-
hari.

Keluarga 1. Keluarga
mampu mampu
mengorientasika megorientasikan
n pasien pasien terhadap
terhadap waktu, waktu, orang
orang dan dan tempat.
tempat. 2. Diskusikan
dengan keluarga
cara-cara
mengorientasika
n waktu, orang
dan tempat pada
pasien.
3. Anjurkan
keluarga untuk
menyediakan
jam besar,
kalender dengan
tulisan besar.
4. Diskusikan
dengam keluarga
kemampuan
yang pernah
dimiliki pasien.
5. Anjurkan kepada
keluarga untuk
memberikan
pujian terhadap

16
kemampuan
yang masih
dimiliki oleh
pasien.
6. Anjurkan
keluarga untuk
memantau
kegiatan sehari-
hari pasien
sesuai dengan
jadwal yang
telah dibuat.
7. Anjurkan
keluarga
memberikan
pujian jika
pasien
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
kegiatan yang
sudah dibuat.

Menyediakan 1. Menyediakan
saran yang saran yang
dibutuhkan dibutuhkan
pasien untuk pasien untuk
melakukan melakukan
orientasi realitas. orientasi.
2. Anjurkan
keluarga untuk
membantu
pasien

17
melakukan
kegiatan sesuai
kemampuan
yang dimiliki.

Membantu 1. membantu pasien


pasien untuk dalam
melakukan melakukan
orientasi realitas. aktivitas sehari-
hari.
2. Anjurkan
keluarga untuk
memantau lansia
melakukan
kegiatan sesuai
kemampuan
yang dimiliki.
3. Bantu keluarga
memilih
kemampuan
yang dilakukan
pasien saat ini.

D. Implementasi

Melakukan rencana keperawatan yang telah di susun

E. Evaluasi

Kemampuan pasien:
1) Msmpu menyebutkan hari, tanggal, tahun sekarang dengan benar
2) Menyebutkan nama orang yang dikenal
3) Menyebutkan tempat dimana pasien tinggal
4) Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadwal

18
5) Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan

Kemampuan keluarga
1) Mampu membantu pasien mengenal waktu, tempat dan orang
2) Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran per hari dengan
tulisan besar dan pukul besar
3) Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadwal yang
dibuat

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEMENSIA
3.1 Pengkajian
a. Pengumpulan data
Pengkajian dilakukan cara mengidentifikasi:
1) Identifikasi klien dan penanggung

19
Nama : Ny. X Pekerjaan : Pensiun PNS
Umur : 68 Th RM No. : 1234xx
Alamat : Jl. SMEA 75 Tgl masuk : 16 Maret
2018
Pendidikan : Sarjana 1 Tgl pengkajian: 16 maret
2018
2) Alasan dirawat
Menurut anak klien, klien tidak bisa membedakan mana siang dan
malam sehingga aktivitasnya sering terbalik, dan beresiko jatuh
saat mandi di malam hari
Diagnosa Medis: Demensia Vaskular
3) Riwayat penyakit
Menurut anak klien, 2 tahun yang lalu klien mengalami stroke
dikarenakan suaminya meninggal sehingga mengakibatkan
kelumpuhan , 2 tahun terakhir pula klien tetap mengkonsumsi obat-
obatan agar tekanan darahnya stabil
4) Faktor Predisposisi
Klien merupakan tipe kepribadian tertutup saat ada masalah sering
memendam masalah itu sendiri , klien memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
5) Faktor Presipitasi
Klien mengalami duka cita (suami kx meninggal) , 6 bulan pasca
duka cita klien mengalami stroke
6) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Klien tudak pernah mengalami masalah gangguan jiwa di masa
lalu
7) Riwayat Kesehatan Keluarga

20
Keterangan :
: laki- laki meninggal dunia
: perempuan meninggal dunia
X
: laki-laki hidup
: perempuan hidup
: pasien
8) Penilaian Terhadap Stresor
Sumber koping : kemampuan personal
9) Aktifitas/istirahat
 Gangguan irama tidur karena sering mengira siang adalah
malam hari begitupun sebaliknya ..
 Sering duduk dan mengamati orang lain
10) Sirkulasi
Mempunyai riwayat hipertensi
11) Integritas ego
Perilaku sering menunjukkan tidak konsisten ; Salah
mempresepsikan lingkungan
2) Eliminasi
 Inkontinenssia urine atau veses
 Cenderung konstipasi atau inpaksi, dengan diare.
3) Makan atau minum
 Kurang minat pada atau melupakan waktu makan, bergantung
pada orang lain untuk makan, Kehilangan kemampuan untuk
memegang sendok karena tremor
4) Hygiene.
 Pasien terlihat ebrsih namun berpakaian tidak sesuai dengan
situasi atau kondisi cuaca.
 Salah menginterpretasikan waktu.
5) Neurosensorik
 Anak pasien mengatakan pasien mengalami penurunan
terhadap dalam kemampuan kognitif dan perubahan perilaku

21
6) Interaksi sosial
 Kontak mata kurang
 Proses pikir sirukumtansial

Mini Mental State Examination


Nama pasien : Ny.X Nama pewawancara : Ns. Z
Usia pasien : 68Th Tanggal pewawancara :
26/02/2018

Sko Skor Pertanyaan Ket


r pasien
Max
5 2 Sekarang (hari), (tgl), (bulan), (tahun), Orientasi
siang /malam?
3 2 Sekarang kita berada dimana? (lorong), Orientasi
(dusun), (kelurahan), (kabupaten),
(provensi)
5 4 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah
benda : almari, sepatu, buku, satu detik
untuk setiap satu benda. Lansia mengulang
ke 3nama benda tsb.
Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar
3 3 Hitunglah mundur dari 10000 ke bawah Atensi dan
dengan pengurangan Rp. 1000,- , berika kalkulasi
nilai 1 untuk jawaban yang benar
3 2 Tanyakan kembali nama 3 benda yanga mengingat
telah disebutkan diatas , berikan nilai 1
untuk setiap ajwaban yang benar
9 5  Apakah nama benda ini ? perlihatkan Bahasa
pensil dan pukul tangan nilai (2) jika
jawaban benar
 Ulangi kalimat berikut “ saya ingin
sehat” nilai 1

22
 Laksanakan 3 buah perintah “peganglah
selembar kertas dengan lengan kanan,
lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkan di lantai (nilai 3)
 Bacalah dan laksnakan perintah berikut
“pejamkan mata anda !” (nilai 1)
 Tulislah sebuah kalimat “ Allahu akbar”
dalam Bahasa arab (nilai 1)
 Tirulah gambar ini “ pohon (nilai 1)
Hasil : 18 (demensia sedang)
Niali 21-30 dimensia ringan
Nilai 11-20 demensia sedang
Nilai <10 demeensia berat (stadium lanjut )

3.2 Diagnosa Keperawatan

Ketergantungan
Resiko Jatuh dalam ADL

Gangguan Proses Pikir


Resiko
kekurangan
volume cairan

Kemunduran daya
ingat
23
Resiko
Penatalaksanaan ketidakseimbanga
regimen terapeutik tidak n nutrisi : kurang
efektif dari kebutuhan
tubuh

3.3 Intervensi
Diagnosa keperawatan: gangguan proses pikir
TUM TUK INTERVENSI Px INTERVENSI
KELUARGA
Setelah Pasien mampu 1. Beri kesempatan 1.
dilakukan mengenal / bagi pasien dengan keluarga
intervensi berorientasi untuk mengenal cara-cara
4x 15 terhadap waktu barang milik mengorientasika
menit orang dan pribadinya. n waktu, orang
selama 6 tempat. Misalnya tempat dan tempat
jam dalam tidur, lemari, pasien
12 pekan pakaian dll. 2.
berturut- 2. Beri kesempatan keluarga untuk
turut kepada pasien menyediakan
ganggang untuk mengenal pukul besar dan
proses waktu dengan kalender dengan
pikir menggunakan tulisan besar
teratasi jam besar, 3.
atau kalender yang dengan keluarga
diadaptasi mempunyai tentang
melalui lembar perhari kemampuan
tuk dengan tulisan yang dapat
besar. dilakukan
3. Beri kesempatan pasien saat ini
kepada pasien 4.
untuk keluarga untuk
menyebutkan memberikan

24
namanya dan pujian terhadap
anggota kemampuan
keluarga yang masih
terdekat. dimiliki pasien
4. Beri kesempatan 5.
kepada klien keluarga untuk
untuk mengenai membantu
dimana dia pasien
berada. melakukan
5. Berikan pujian kegiatan sesuai
jika pasien bila kemampuan
pasien dapat yang dimiliki
menjawab 6.
dengan benar. keluarga
memantau
Pasien mamou 1. Observasi
kegiatan sehari-
melakukan kemampuan
hari pasien
aktivitas sehari- pasien untuk
7.
hari secara melakukan
mendapatkan
optimal. aktivitas sehari-
obat-obatan
hari.
jelaskan kepada
2. Beri kesempatan
keluarga tentang
kepada pasien
obat-obatan
untuk memilih
tersebut
aktivitas yang
dapat
dilakukannya.
3. Bantu pasien
untuk
melakukan
kegiatan yang
telah dipilihnya
4. Beri pujian jika

25
pasien dapat
melakukan
kegiatannya.
5. Tanyakan
perasaan pasien
jika mampu
melakukan
kegiatannya.
6. Bersama pasien
membuat jadwal
kegiatan sehari-
hari.

Keluarga 8. Keluarga
mampu mampu
mengorientasika megorientasikan
n pasien pasien terhadap
terhadap waktu, waktu, orang
orang dan dan tempat.
tempat. 9. Diskusikan
dengan keluarga
cara-cara
mengorientasika
n waktu, orang
dan tempat pada
pasien.
10. Anjurkan
keluarga untuk
menyediakan
jam besar,
kalender dengan
tulisan besar.
11. Diskusikan

26
dengam
keluarga
kemampuan
yang pernah
dimiliki pasien.
12. Anjurkan
kepada keluarga
untuk
memberikan
pujian terhadap
kemampuan
yang masih
dimiliki oleh
pasien.
13. Anjurkan
keluarga untuk
memantau
kegiatan sehari-
hari pasien
sesuai dengan
jadwal yang
telah dibuat.
14. Anjurkan
keluarga
memberikan
pujian jika
pasien
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
kegiatan yang
sudah dibuat.

27
Menyediakan 3. Menyediakan
saran yang saran yang
dibutuhkan dibutuhkan
pasien untuk pasien untuk
melakukan melakukan
orientasi orientasi.
realitas. 4. Anjurkan
keluarga untuk
membantu
pasien
melakukan
kegiatan sesuai
kemampuan
yang dimiliki.

Membantu 4. membantu
pasien untuk pasien dalam
melakukan melakukan
orientasi aktivitas sehari-
realitas. hari.
5. Anjurkan
keluarga untuk
memantau lansia
melakukan
kegiatan sesuai
kemampuan
yang dimiliki.
6. Bantu keluarga
memilih
kemampuan
yang dilakukan
pasien saat ini.

28
Setelah
dilakukan
intervensi
4x 15
menit
selama 6
jam dalam
12 pekan
berturut-
turut
pasien
mampu
mengontro
l aktivitas
yang dapat
mencegah
cidera

3.4 Implementasi
Melakukan rencana keperawatan yang telah di susun
3.5 Evaluasi
Kemampuan pasien:
1) Msmpu menyebutkan hari, tanggal, tahun sekarang dengan benar
2) Menyebutkan nama orang yang dikenal
3) Menyebutkan tempat dimana pasien tinggal
4) Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadwal
5) Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan
Kemampuan keluarga
4) Mampu membantu pasien mengenal waktu, tempat dan orang
5) Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran per hari dengan
tulisan besar dan pukul besar

29
6) Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadwal yang
dibuat

BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena
adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu
tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
masyarakat, dan lingkungan.
Gangguan jiwa dapat menyerang siapa saja seperti anak, remaja
dan lansia. Gangguan yang terjadi pada setiap pasien juga akan
bebeda, sesuai dengan usia dan jenis gangguannya.
4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih baik yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik

30
atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Yusuf, dkk.(2015).Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa.Jakarta:Salemba Medika.
Keliat Budi Anna,dkk.(2011).Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas.Jakarta: EGC.
Keliat,dkk.(2007).Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.Jakarta:CMHN.
Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta:EGC
Videbeck,L.Sheila.(2008).Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC.
Yusuf,dkk.(2015).Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:Salemba Medika.

31
Naskah role play
Kasus :
Ny. X adalah seorang pasien yang menjalani perawatan di RSJ Menur
Surabaya, Ny. X didiagnosa dokter menderita demensia jenis frontotemporal ,
P : Selamat pagi bu … nama saya firnanda , saya perawat yang datang
kemarin, masih ingat kah bu dengan saya ? bagaimana keadaan ibu ? sesuai
dengan kesepakatan kita keamrin hari ini selama 15 menit kita akan diskusi
tentang kegiatan yang biasa dilakukan ibu , bagaimana apakah setuju
P : ya sudah maksimal 15 menit ya nanti kalau 10 menit diskusinya selesai ya
kita akhiri
Px : iyaa suster , tapi jangan lama-lama saya ingin tidur
P : bu sekarang ini hari apa ya ?
Px : Kamis
P : tanggal ? , tahunnya ?

32
Px : tanggal 22/2018 ihh gimana ya mbak suster masa angka di situ ngk bisa
baca
P : saat ini siang apa malam ya bu ?
Px : malam lah
P : ibuk itu apa (menunjuk matahari)
Px : matahari
P : kalau matahari nya terang dan ditengah itu siang hari bu , kalau
mataharinya hilang atau langitnya petang itu malam
Px : ohh siangg
P : iyaa
P : apa yang sudah ibu lakukan dari bangun tidur sampai sekarang ?
Px : apa yaa ??
P : kalau gitu, apa yang telah ibu lakukan 10 menit lalu ?
Px : sayaaa habis makan tadi
P : dimana tadi ibu makan ?
Px : di meja itu
P : dengan siapa tadi makan ?
Px : sama itu-itu-itu
P : tadi makannya pakai apa ?
Px : pakai sendok lah
P : dimana biasanya mengembalikan tempat makan kalau sudah selsai makan?
Px : di jadikan satu di tempat ituu nanti diambil orang sendiri
P : bagus sekali ibu sudah bisa menjelaskan dengan benar kegiatan ibu
Px : (senang..)
P : bagaimana perasaan ibus etelah diskusi ?
Px : enggak ajdi ngantuk hehe
P : coba sekarang ulang kalau matahari tenggelam langitnya warnanya gelap
siang apa malam?
Px : malam dong ?
P : kalau matahrinya ditengah ?
Px : siang , kalau matahatri di timur pagii
P : bagus sekali , terus yang dilakukan ibu 10 menit yang lalu apa saja ?

33
Px : (pasien menjelaskan dengan penuh semangat )
P : bagus sekali , ibu sudah dapat mengulanginya, mulai sekarang sebaiknya
ibu melaksanakan kegiatan sesuai jadwal , besok suster kesini lagi kita akan
diskusi cara-cara menghindari jatuh ,
Px : sampai jumpa besok suster
P : sampai jumpa , selamat siang
Anak pasien menjenguk ibunya
P : selamat siang, saya firnanda suter yang jaga pada shif siang ini ?
K : bagaimana keadaan ibu saya ?
P : ibu mbak sedikit demi sedikit mulai bisa mengenal waktu,hari, tanggal,
tahun , namun memerlukan kesabaran untuk selalu mengingatkan dan harus pelan-
pelan
K : kalau ibu saya pulang apa yang bisa saya lakukan ??
P : sebaiknya mbak menyediakna kalender dengan lembar harian untuk
memudahkannya mengenal waktu dan jadwal aktivitasnya
P :apakah ibu mbak punya kemampuan-kemampuan yang sekiranya masih
bisa dilakukan pasien ?
K : nah ,, nanti silahkan dibuatkan jadwal harian untuk membantu
mengingatkan untuk melaksanakan kegiatan dan jangan lupa berikan pujian jika
setiap hal yang dapat dilakukan berhasil
K : baiklah sus nanti kalau ibus aya pulang saya akan lakukan itu , terima kasih
suster untuk konselng hari ini minggu depan saya kesini lagi
Px : sama-sama bu , minggu depan kita akan diskusi tentang cara -cara
menghindari resiko cedera pada ibu mbak , apakah ada yang ditanyakn
K : tidak sus saja sudah jelas , saya pamit pulang dulu mau jemput anak saya
sekolah

34
35

Anda mungkin juga menyukai