BAB I PENDAHULUAN
1. Defenisi............................................................................................ 5
2. Etiologi............................................................................................. 6
3. Patofisiologi .................................................................................... 6
4. Manifestasi Klinis ........................................................................... 7
5. Klasifikasi ....................................................................................... 8
6. Penatalaksana .................................................................................. 9
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan ..................................................................................... 27
2. Saran ................................................................................................ 22
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
Lanjut usia tidak identik dengan pikun (Dementia) dan perlu diketahui
bahwa pikun bukanlah hal yang normal pada proses penuaan. Lansia dapat
hidup normal tanpa mengalami berbagai gangguan memori dan perubahan
tingkah laku seperti dialami oleh lansia dengan demensia. Sebagian besar
orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yang diderita oleh lansia. Tapi
kenyataannya demensia dapat diderita oleh siapa saja dari semua tingkat usia
dan jenis kelamin.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tn. B usia 79 tahun, tinggal di panti werdha budi luhur sejak 2 tahun yang
lalu, keluarga menitipkan Tn. B di sebabkan karena keluarga sibuk dengan urusan
masing-masing. Tn. B dulunya bekerja di pabrik alumunium, Kondisi fisik Tn. B
saat ini mengalami gangguan memori dan orientasi. Selain itu klien tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri melainkan membutuhkan bantuan orang
lain. Tn. B sering lupa jalan pulang apa bila sedang berpergian, sulit mandi,
berpakaian, dan toileting, Tn. B juga sering tersinggung dan mudah marah.
Sebelumnya klien pernah dibawa berobat ke PKM dan di diagnosa oleh dokter
bahwa Tn. B menderita demensia yang merupakan bagian normal dari preses
penuaan.
Saat pengkajian di dapatkan bahwa TD : 140/80 MmHg, S : 37 0C, RR: 24
x/menit, N : 75 x/menit. Kuku klien tampak kotor, badan klien bau, penampilan
kurang menarik, kulit kepala kotor dan bau, mulut klien bau, gigi klien tampak
tidak lengkap dan tampak adanya caries pada gigi klien serta klien tampak
binggung. Nafsu makan klien menurun, jumlah makan klien yang masuk kurang
satu porsi, klien sering makan makanan yang banyak mengandung protein,
mengandung karbonhidrat, dan yang mengandung kalsium untuk menjaga
kesehatan klien serta meningkatkan status nutrisi klien, fungsi mengunyah kurang
baik. Jumlah minum klien 1000 cc/hari dengan air mineral. Perawat mengatakan
kekuatan otot klien menurun sehingga klien berjalan dengan lambat, klien tampak
mengalami kaku sendi, klien tampak menggunakan tongkat, klien tampak berjalan
dengan hati- hati dan kekuatan otot klien 4 ( dapat gerak dan dapat melawan
hambatan yang ringan) dan pemeriksaan lab. Didapatkan hasil Hb : 9 gr/dl,
leukosit : 12000 mm3, trombosit 340.000/mm3, dan pemeriksaanMMSE : Klien
mengalami demensia berat yaitu 11 dengan rentang normal 0-15 berat.
1. Pengkajian
Nama Panti : Wredha budi luhur
Ruang/ Kamar : Melati
Tanggal Masuk : 18 Oktober 2015
Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2015
A. Identitas Klien
Nama Lansia : Tn. B
Umur : 79 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Status merital : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu
Bahasa yang digunakan : Daerah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat asal :-
Keluhan utama :
Keluarga klien mengatakan bahwa Tn. B mengalami gangguan memori dan
orientasi.
B. Alasan masuk
Keluarga klien minitipkan Tn. B di sebabkan karena keluarga sibuk dengan
urusan masing-masing.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga klien mengatakan bahwa Tn. B mengalami gangguan memori dan
orientasi, dan Tn. B juga sering lupa jalan pulang apa bila sedang berpergian, sulit
mandi, berpakaian, dan toileting, Tn. B juga sering tersinggung dan mudah marah.
Saat pengkajian di dapatkan bahwa TD : 140/80 MmHg, S : 37 0C, RR: 24
x/menit, N : 75 x/menit. Kuku klien tampak kotor, badan klien bau, penampilan
kurang menarik, kulit kepala kotor dan bau, mulut klien bau, gigi klien tampak
tidak lengkap dan tampak adanya caries pada gigi klien serta klien tampak
binggung. Nafsu makan klien menurun, jumlah makan klien yang masuk kurang
satu porsi, klien sering makan makanan yang banyak mengandung protein,
mengandung karbonhidrat, dan yang mengandung kalsium untuk menjaga
kesehatan klien serta meningkatkan status nutrisi klien, fungsi mengunyah kurang
baik. Jumlah minum klien 1000 cc/hari dengan air mineral. Perawat mengatakan
kekuatan otot klien menurun sehingga klien berjalan dengan lambat, klien tampak
mengalami kaku sendi, klien tampak menggunakan tongkat, klien tampak berjalan
dengan hati- hati
E. Data psikologi
Klien ikhlas menerima keadaanya, walaupun suasana hatinya sedih, klien
tampak sering tersinggung dan mudah marah. Konsep diiri klien tampak menurun
karena faktor usia dan merupakan proses penuaan. Orientasi klien kurang baik
karena konsentrasi yang menurun sehingga klien mengalami penurunan daya ingat
dengan nilai 11 (berat) menyebabkan klien sulit melakukan aktifitas dan devisit
keperawatan diri. Memori klien pendek karena klien sering kali lupa jalan pulang
bila sedang berpergian, sulit untuk mandi, berpakaian, dan toileting.
Bahas klien kurang jelas dan bahasa yang digunakan klien kurang
dipahami oleh orang lain. klien mnegalami gangguan memori jangka pendek
dikernakan klien Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu
terakhir, bahkan klien sering lupa jalan saat perpergian, sulit bandi, berpakaian,
dan toileting.
F. Data sosial
Hubungan klien dengan keluarga / kerabat kurang baik, hubungan klien dengan
penghuni lain kurang baik, hubungan dengan petugas kurang baik dan adat
istiadat yang dianut klien yaitu melayu. Dikarenakan klien mengalami gangguan
memori dan orentasi sehingga klien kurang berintraksi sosial dengan baik.
G. Data spritual
klien menganut agama islam, klien tampak sering sholat dan sering berdoa.
H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan sakit
klien tampak sakit berat karena klien mengalami gangguan memori dan orientasi.
Selain itu klien tidak mampu melakukan devisit keperawan diri secara mandiri
melainkan membutuhkan bantuan orang.
2. Tanda- tanda vital
Kesadaran klien komposmentis, klien masih dalam kesadaran penuh. Tekanan
darah 140/80 mmhg, nadi 75 x / menit, suhu 37 oC menggunakan axila, RR :
24x/menit, pola pernapasan klien tampak teratur.
3. Kepala
Bentuk kepala simetris, warna rambut memutih/ beruban, keadaan rambut rontok,
kulit kepala kotor dan bau.
4. Mata/ penglihatan
Ketajaman penglihatan klien kabur, sclera putih dan jernih, ukuran isocor, warna
gelap, reaksi terhadap cahaya miosis. Refleks pupil sama besar, dan bereaksi
terhadap cahaya, konjungtiva anemis, lapang pandang kurang jelas, penglihatan
klien terasa kabur apabila tidak menggunakan kacamata.
5. Hidung/penciuman
Bentuk simetris, struktur bagian dalam merah muda, fungsi penciuman klien
kurang baik.
6. Telinga/ pendengaran
Warna kulit luar telinga bagian luar sawo matang, tidak terdapat lesi, kulit telinga
berkurang elastisitasnya. fungsi pendengaran kurang baik, tidak ada nyeri, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
7. Mulut/pengecap
Bibir berwarna pucat, simetris, kelembaban baik, mukosa mulut merah muda baik,
gigi kurang bersih, ada caries, gigi tidak lengkap, kaadaan gusi kurang baik, tidak
ada peradangan. Fungsi mengunyah kurang baik, fungsi pengecap tidak begitu
baik, fungsi bicara kurang jelas, bau mulut, refleks menelan juga kurang baik.
8. Leher
Saat diraba tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, kelenjar tryroid
dan sub mandibulalis baik, kaku kuduk dan sulit menelan tidak ada.
9. Dada/pernapasan
I : bentuk dada simetris, kwalitas nafas cepat, klien tidak ada batuk dan tidak
menggunakan alat bantu pernapasan
P : tidak terdapat tonjolan, tactile fremitus seimbang kiri dan kanan
P : perkusi dada resonan
A : suara napas vesiculer
10. Kardiovaskuler
I : bentuk jantung simetris.
P : Denyut nadi perifer teraba melemah, ictus kordis teraba.
P : Perkusi terdapat bunyi pekak
A : Bunyi jantung normal Lub Dub (tidak ada bunyi tambahan), biasanya S1
terdengar lebih keras dari pada S2, namun nada S1 lebih rendah sedangkan S2
tinggi. Jarak antara bunyi lub dan dub sekitar 1 detik / kurang.
11. Abdomen
I : Tidak terdapat lesi, dan perut pasien tidak membuncit.
A : Bising usus normal ( 10 x /menit )
P : Tidak teraba masa.
P : Perkusi terdengar : Tympani
12. Muskulo skeletal
Kekuatan otot klien 4 dan terdapat kaku sendi, gaya berjalan klien lambat.
I. Informasi penunjang
Nama pasien : Tn.B
Diagnosa medik : Demensia
Tgl. Pengkajian : 20 januari 2013
1. laboratorium
a) Hb : 9 gr/ dl (P : 13-18 gr dan W : 12-16 gr)
b) Leukosit : 11000 mm3 (4000 - 11000 / 5000 – 10000 mm3)
c) Trombosit : 340.000/ mm3 (150.000 – 450.000/mm3)
2. Pemeriksaan Status Mental Mini Exam (MMSE)
Nomor Identifikasi :
Nama Responden : Tn. B
Pendidikan : Wiraswasta
Umur : 79 Tahun
No Tes Nilai Hasil
Normal pemeriksaan
ORIENTASI
3. Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 3 1
1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai
1 untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien
dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KAKULASI
TOTAL 30 11
A. ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. B
Umur : 79 tahun
DO:
Klien tampak mengalami gangguan
memori dan orientasi
Klien tampak bingung
Pemeriksaan MMSE: nilai 11 (berat)
DO:
Kuku klien tampak kotor
Badan klien Bau
Penampilan kurang menarik
Kulit kepala kotor dan bau
Mulut klien bau dan Tampak adanya
caries
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan dapat mempertahankan atau mengoptimalkan kemampuan
dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan tetap menjaga
ketajaman daya ingat dengan cara terapi malakukan senam otak serta
mengoptimalkan fungsi otak untuk menurunkan resiko terjadinya
demensia.