Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN LAKTASI

DISUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK 12 :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

DOSEN : ISKANDAR MARKUS SEMBIRING, S.Kep,Ns,M.Kep

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN FISIOTERERAPI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

i i I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan rahmatNya
makalah ini dapat dibuat dan tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah ini,
kami berharap makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau sumber
informasi pengetahuan bagi pembaca. Namun kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal
yang kurang berkenan dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna dan dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Lubuk Pakam, 27 Agustus 2020

Penulis

i i II
DAFTAR ISI

Judul............................................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................................ iii
BAB I........................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN KASUS........................................................................................... 2
2.1. Pengertian................................................................................................................ 2
2.2. Etiologi.................................................................................................................... 2
2.3. Tanda dan Gejala...................................................................................................... 3
2.4. Patofisiologi............................................................................................................. 3
2.5. Pemeriksaan Medis................................................................................................... 4
2.6. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................. 4
2.7. Pendidikan Kesehatan................................................................................................ 5
BAB III ........................................................................................................................ 6
3.1. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi.......................................................................... 6
3.2. Implementasi............................................................................................................ 8
3.3 Evaluasi................................................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP....................................................................................................... 9
4.1. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
4.2. Saran....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

i i III
BAB I
PENDAHALUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 2-4µm.
Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, sel yang sangat besar dalam
susunan sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum
tulang atau segera setelah memasuki kapiler darah, khususnya ketika mencoba untuk
memasuki kapiler paru. Konsentrasi normal trombosit ialah antara 150.000 sampai
350.000 per mikroliter. Dalam keadaan normal seper tiga dari jumlah trombosit ada di
dalam limpa. jumlah trombosit dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang
lebih konstan.
Masa hidup trombosit 8 sampai 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir.
Trombosit itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sitem makrofag
jaringan; lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa. Trombosit
alias sel darah kecil yang berfungsi sebagai faktor pembekuan darah. Trombosit
memiliki fungsi  penting dalam mencegah dan menghentikan perdarahan. Sel yang
sangat kecil ini bisa anda anggap sebagai sumbat kecil (mikro) yang bertugas setiap
kebocoran yang terjadi di  pembuluh darah. Jumlah normal trombosit dalam tubuh
adalah 150.000-400.000/mm. Kehilangan atau kerusakan pada salah satu sel darah
yang mengakibatkan trombositopenia ini akan menyebabkan gangguan pada sistem
hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah
terlibat secara  bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal.
Penegakan diagnosis tentang penyebab utama gangguan perdarahan amat enting
dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang cermat, efektif, dan efisien dalam hal
anamnesis,  pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang untuk
menghindari kesalahan diagnosis. Maka dari itu, hampir semua kasus gangguan
perdarahan membutuhkan  pemeriksaan yang lanjut demi tegaknya diagnosi penyakit
tersebut

1.2. TUJUAN
a) Mahasiswa dapat memahami penyakit trombositopenia
b) Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien trombositopenia

1
BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1. PENGERTIAN
TROMBOSITOPENIA adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit
trombosit yang bersirkulasi di-darah atau adanya penurunan jumlah trombosit dalam
darah perifer . Hal ini disebabkan karena trombosit tidak / kurang diproduksi sum-
sum tulang atau karena kerusakan trombosit pada sirkulasi darah. Trombositopenia
merupakan keadaan dimana trombosit kurang dari normal, di bawah 100.000 mm3.
Keadaan trombositopenia menyebabkan perdarahan spontan jika jumlah trombosit
kurang dari 20.000 mm3. 2.2
 
2.2. ETIOLOGI
Penyebab trombositopenia dapat dibagi menjadi tiga kategori:
a) Gangguan Produksi Penyebab trombositopenia antara lain bisa disebabkan karena
sumsum tulang menghasilkan sedikit trombosit. Hal ini biasa terjadi pada penderita
leukemia, anemia aplastik, pemakaian alkohol yang berlebihan, dan kelainan sumsum
tulang. Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah
dengan mempengaruhi sumsum tulang, misalnya parvovirus, rubella, gondok,
varicella, hepatitis C, dan HIV.
Penyebab lainnya trombositopenia akibat gangguan produksi trombosit sumsum
tulang meliputi: toksisitas alkohol jangka panjang dari penyalahgunaan alkohol;
leukemia dan limfoma, kanker yang menyerang sumsum tulang, dan kekurangan
vitamin B12.
b) Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan platelet yang meningkat dapat menyebabkan trombositopenia oleh
mekanisme imunologi dan non-imunologi.
Penyebab imunologi trombositopenia dapat disebabkan oleh:
a. obat tertentu (antibiotik sulfonamide, carbamazepine, digoxin, kina, quinidine,
reaksi transfusi, dan gangguan rheumatologic (lupus eritematosus sistemik).
b. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah trombositopenia imunologi
di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang trombosit yang beredar
(autoimun). ITP biasanya kronis (lama) pada orang dewasa dan akut pada anak-
anak.

2
c. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran imunologis
trombosit oleh penggunaan heparin dan obat-obatan terkait.
d. Proses trombositopeni non-imunologi konsumtif meliputi infeksi berat atau
sepsis, irregularitas permukaan pembuluh darah (vasculitis, katup jantung
buatan), atau, jarang terjadi, koagulasi intravaskular diseminata atau DIC
(komplikasi serius dari infeksi biasa, trauma, luka bakar, atau kehamilan).
c) Absorbsi Limpa Absorbsi limpa terjadi ketika limpa membesar (misalnya, karena
sirosis hati atau beberapa jenis leukemia) dan menangkap trombosit dari sirkulasi
lebih dari  biasanya. Hal ini bisa mengakibatkan trombositopenia.

2.3 TANDA DAN GEJALA


 Banyak pasien yang menderita Trombositopenia tanpa gejala
 Adanya petekhie pada ekstermitas dan tubuh
 Menstruasi yang banyak
 Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
 Muntah darah dan batuk darah
 Perdarahan Gastro Intestinal
 Adanya darah dalam urin dan feses
 Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP.

2.4 PATOFISIOLOGI
Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10 hari. Oleh karena
faktor tertentu seperti Autoimun (suatu kelainan pada sistem imun yang disebabkan
oleh  produksi antibody yang menyerang trombisit, sehingga jumlah trombosit
menjadi sangat rendah, selain itu trombosit yang dihasilkan mudah sekali pecah atau
lisis), maka akan terjadi kerusakan trombosit. Sehingga masa hidupnya berkurang
menjadi 1 – 3 hari atau kurang. Keadaan ini yang kemudian menimbulkan
berkurangnya trombosit dalam sirkulasi darah (TROMBOSITOPENIA)

3
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
TES DIAGNOSTIC
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah yaitu:

a) Darah rutin (Hematologi Rutin) seperti:


 Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam
transport oksigen ke tubuh. Normal : (male : 4.5-6,5 x 10^12/L dan female : 3.9 -
5.6 x 10^12/L)
 Hemoglobin -Hb- (HGB) : menentukan konsentrasi Hb (protein dalam eritrosit
yang berfungsi membawa oksigen ke tubuh) pada kompoenn darah. Normal
(male : 12.5-16.5 x 10^9 /L dan female: 11.5-15.5 x 10^9 /L)
 Leukosit (WBC) : mengetahui kelainan sel darah putih. Normal ( adults: 4000-
10000 /UL dan children : 5000-15000 /UL)
 Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keping-keping darah apakah
mengalami gangguan pembekuan darah atau idak, pemantauan dan evaluasi
perdarahan. Normal (150.000-450.000/UL)
 Hematrokit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia, kehilangan darah.
Normal (male : 40-54%, female : 36-47% dan children : 32-42%)
 Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju pengendapan (dalam mm/jam) dari
eritrosit pada suatu kolom darah yang diberi antikoagulan. LED meningkat yaitu
menunjukkan meningkatnya kadar imunogloblin atau protein akut dan merupakan
penanda nonspesifik dari adanya radang atau infeksi.
 Bleedding time memanjang dengan waktu pembekuan normal
b) BMP Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan
sampai pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek kebaikan
pada pasien, jadi untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya yaitu memeriksa bone
marrow (pengambilan cairan sumsum tulang belakang) karena dicurigai ada penyakit
lain selain ITP.

2.6 PENATALAKSANAAN MEDIS


Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati penyakit yang
mendasarinya. Apabila terjadi gangguan produksi trombosit, maka transfusi trombosit
dapat menaikan angka trombosit dan menghentikan perdarahan atau mencegah
perdarahan intracranial. Apabila terjadi penghancuran trombosit yang eksesif,

4
trombosit yang ditransfusikan juga akan dihancurkandan tidak akan menaikan angka
trombosit

2.7 Pendidikan kesehatan


a) Berikan penjelasan tentang pengertian trombositopenia, etiologi, tanda dan gejala
klinis, pemeriksaan lab.
b) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana mencegah trauma mekanis yang
menyebabkan perdarahan. Misalnya : gunakan sikat gigi lembut, mengusap hidung
secara lembut.
c) Diskusikan dengan pasien dan keluarga kebutuhan mendeteksi dan melapor tanda
dan gejala pendarahan.

5
BAB III
 
3.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
a) Resiko tinggi perdarahan berhubungan penurunan jumlah trombosit dan
terganggunya sistem pembekuan darah
Goal : pasien akan mengurangi resiko terjadinya perdarahan
Objektif : Pasien terhindar dari perdarahan, ditandai tidak adanya tanda – tanda
perdarahan, tekanan darah dalam batas normal 120/80 mmHg, trombosit dalam batas
normal 150.000-350.000 mg/dl.
Rencana Tindakan Rasional Mandiri :
1. kaji tanda-tanda vital rasional : identifikasi adanya penurunan kondisi tubuh
akibat trombositopenia
2. observasi sistem integumen rasional : identifikasi terjadinya perdarahan dalam
kulit akibat trombositopenia
3. hindari klien dari trauma karena jatuh, dan benda-benda tajam rasional :
mencegah terjadinya perdarahan akibat malfungsi sistem koagulasi darah
4. posisikan klien setiap 2 jam rasional : mencegah terjadinya perdarahan dan
inflamasi jaringan akibat  penekanan tulang
5. berikan pendidikan kesehatan tentang trombositopenia rasional : agar pasien
memahami pengertian trombositopenia, etiologi, tanda dan gejala klinis,
pemeriksaan lab serta klien bisa menerima kondisi tubuhnya.
Kolaborasi :
6. awasi ketat hasil laboratorium seperti pemeriksaan trombosit dan limpa
rasional : identifikasi tingkat resiko perdarahan yang diakibatkan karena
penurunan trombosit
7. berikan infus trombosit rasional : agar kadar trombosit dalam darah normal
sehingga sistem darah normal sehingga sistem koagulasi darah berfungsi dengan
baik.
b.) Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan perdarahan intadermal,
petekhie,dan purpura.
Goal : pasien akan mempertahankan integritas kulit selama dalam perawatan
Objektif : Kerusakan integritas kulit pasein tidak meluas atau berkurang, deteksi dini
pengobatan terhadap perdarahan.
Rencana Tindakan Rasional

6
1. Catat keadaan kulit pasien seperti adanya petekhie, purpura, dan memar.
Rasional : identifikasi itegritas kulit pasien
2. Hindari penggunaan alat-alat invasive jika meningkat.
Rasional : mencegah terjadinya perdarahan
3. Jelaskan pada pasien dan keluarga tindakan yang mungkin dilakukan jika
terjadi  perdarahan.
Rasional :Mendeteksi dini adanya perdarahan dan melaksanakan tindakan lebih
awal.Pasien dan keluarga kooperatif dalam keperawatan.
c) Nyeri berhubungan dengan kompensasi limpa terhadap penurunan trombosit
Goal : pasien akan menurunkan rasa nyeri selama perawatan
Objektif : nyeriberkurang, pasien tampak rileks
Rencana tindakan rasional :
Mandiri
1. selidiki keluhan nyeri dengan menggunakan skala nyeri
rasional : membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi, dapatmengindikasikan
terjadinya kompilasi
2. observasi tanda-tanda vital, perhatikan petunjuk nonverbal, misalnya tegangan
otot, dan gelisah
rasional : dapat membantu mengevaluasi pernyataan vrbal dan keefektifan
intervensi
3. berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan penuh stress
rasional : menungkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping
4. tempatkan pada posisi nyamn dan sokong sendi, ekstremitas dengan
bantal/bantalan
rasional: dapat menurunkan ketidaknyamanan tulang / sendi
5. ubah posisi secara periodik dan berikan / bantu latihan rentang dengan lembut
rasional: memperbaiki sirkulasi jaringan
6. berikan tindakan kenyamanan seperti pijatan, kompres dingin, dan dukungan
psikologis seperti motivasi
rasional : meminimalkan kebutuhan atau meningkatkanefek obat
7. ajarkan menggunakan teknik manajemen nyeri contoh latihan relaksasi/napas
dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi
rasional : memudahkan relaksasi,terapi farmakologis tambahan, dan
meningkatkan kemampuan koping

7
Kolaborasi :
1. Berikanobat sesuai indikasi
- Agen ansietas seperti diazepam, lorazepam
- Nalgesik seperti asetaminofen
Rasional : obat diberikan untuk meningkatkan kerja analgesik, diberikan untuk nyeri
Catatan : hindari produk mengandung aspirin karena memiliki potensi  perdarahan

3.2 Implementasi
Lakukan sesuai dengan intervesi yang ditegakkan

3.3 Evaluasi
a) Menunjukan tidak adanya perdarahan
b) Menunjukan tidak adanya kerusakan pada integritas kulit, tidak terjadi perdarahan
pada kulit
c) Menunjukan adanya penurunan skala nyeri

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Trombositpenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit trombosit
yang  bersirkulasi di-darah atau adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah
perifer. Trombositopenia merupakan keadaan dimana trombosit kurang dari normal,
di bawah 100.000 mm3.

4.2 Saran
Dengan dibuatnya Makalah tentang Trombositpenia teman-teman mahasiswa
Tingkat II keperawatan dapat memahami apa itu Trombositpenia dan dapat
menjelaskan kepada orang lain yang membutuhkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

 
A.V Hovbrand, haematologi. 2005. Penerbit buku kedokteran EGC edisi 4: jakarta

Brunner dan Sudart, buku ajar keperawatan medikal bedah. 2002. Penerbit buku
kedokteran EGC: jakarta

Prie Sylvia dan Wilson lorraine, pathofisiologi. 2012. Penerbit buku kedokteran
EGC :  jakarta

Taylor M Chyntia dan Ralph Sheila, diagnosa keperawatan dengan rencana asuhan.
2010. Pennerbit buku kedokteran EGC : jakarta

Waterbury Larry, haematologi. 2001. Penertbit buku kedokteran EGC edisi 3 : jakarta

Jurnal 1 :
file:///C:/Users/ACER.DX/AppData/Local/Temp/2132-2858-1-PB.pdf

Jurnal 2
file:///C:/Users/ACER.DX/AppData/Local/Temp/NjA1MjdhMzUyMWRhNDRmNjd
hYTg4YmQ1N2U4ZTc1N2M0MjA0MjEyNw==.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai