Dosen Pengampu :
Rani Safitri.,SST.,M.Kes
Disusun oleh:
Kelompok 11
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kami kepada Allah SWT. Karena
tanpa ridho Nya kita tidak dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Persiapan
Untuk Kehidupan Keluarga Sehat,Pencatatan Dan Pelaporan,Identifikasi Ibu
Hamil,Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal ini dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Demensia?
2. Bagaimana Etiologi Dari Demensia?
3. Bagaimana Klasifikasi Demensia?
4. Apa Tanda Dan Gejala Demensia?
5. Bagaimana Diagnosis Demensia?
6. Bagaimana Pengobatan Demensia?
7. Bagaimana Pencegahan Demensia?
1.3 Tujuan
1. Dapat Mengetahui Dan Memahami Pengertian Dari Demensia
2. Dapat Mengetahui Dan Memahami Etiologi Dari Demensia
3. Dapat Mengetahui Dan Memahami Klasifikasi Demensia
4. Dapat Mengetahui Dan Memahami Tanda Dan Gejala Demensia
5. Dapat Mengetahui Dan Memahami Diagnosis Demensia
6. Dapat Mengetahui Dan Memahami Pengobatan Demensia
7. Dapat Mengetahui Dan Memahami Pencegahan Demensia
1.4 Manfaat
E. . Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk
mengetahui dan menjelaskan konsep berduka dan kehilangan
2. Bagi Pihak Lain
Diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk mempelajari konsep berduka
dan kehilangan dan dijadikan referensi untuk makalah selanjutnya
4
BAB 2
ISI
5
dapat mempengaruhi terjadinya demensia yaitu lansia yang berusia di atas 65
tahun, keturunan, riwayat keluarga mempunyai peran 40%, trauma kepala,
kurang 6eversible, hipertensi sistolik, lingkungan (keracunan aluminium),
depresi, gangguan imunitas, stroke, diabetes melitus, penyakit 6eversibl
stadium lanjut, infeksi otak.
1. Proses Degeneratif
Proses degeneratif yang bisa menyebabkan dementia
meliputi penyakit Alzheimer, penyakit badan Lewy, Parkinson, atrofi lobus
frontotemporal, penyakit Huntington's,
degenerasi spinocerebellar, dan supranuclear palsy progresif.
2. Gangguan Vaskular
Gangguan vaskular pada otak yang dapat menyebabkan
dementia, meliputi infark (tunggal atau multipel), perdarahan,
hipoperfusi, vaskulitis, dan penyakit Binswanger (dementia vaskular
subkortikal).
3. Gangguan Psikiatri dan Neurologis
Gangguan psikiatri dan neurologis yang bisa menyebabkan
dementia, misalnya delirium, depresi, sindrom amnestik, dan
hidrosefalus dengan tekanan intrakranial normal (normal pressure
hydrocephalus/NPH).
4. Neoplasma/Keganasan
Berbagai neoplasma atau keganasan pada otak dapat
menyebabkan dementia.
6
Berbagai gangguan metabolik, endokrin, dan nutrisi dapat
menyebabkan dementia, misalnya defisiensi vitamin B6 atau B12,
hipopituitarisme, hipotiroidisme, hipertiroidisme, penyakit Cushing,
uremia, dan penyakit Wilson.
6. Trauma
Trauma pada otak berhubungan dengan akumulasi β-amiloid dan
protein tau dalam jangka panjang, sehingga juga dapat menyebabkan
dementia.
7. Infeksi
8. Inflamasi
Inflamasi, misalnya pada penyakit demielinisasi, lupus
eritematosa, sarkoidosis, dan sindrom Sjogren dapat menyebabkan
dementia.
9. Zat toksik
Zat toksik, seperti alkohol, logam berat (arsenik, merkuri, timbal),
sianida, dan karbon monoksida juga dapat menyebabkan dementia
Iatrogenik.Dementia juga dapat disebabkan oleh iatrogenik. Terdapat
laporan bahwa dementia berhubungan dengan penggunaan obat
antihistamin, misalnya diphenhydramine, dan antikolinergik,
misalnya atropin.[4,6]
Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi pula resiko beberapa penyakit
Salah satu contohnya adalah demensia .Penyakit yang umumnya menyerang
7
orang yang berusia 65 tahun keatas ini membuat sel sel di otak menjadi rusak
bahkan mati. Namun tahukah anda jika demensia terbagi dari banyak jenis .
1.Penyakit Alzheimer
8
Lebih sensitif, suasana mudah berubah, mengalami delusi, dan
depresi.
Orang yang didiagnosis jenis penyakit demensia ini juga diberikan obat
yang sama dengan pengobatan pasien penyakit 9lzheimer. Akan tetapi,
obat biasanya dilengkapi dengan obat obatan untuk penyakit Parkinson.
3.Demensia Vaskular
9
Orang yang mengalami demensia veskuler biasanya akan mengalami
gejala meliputi.
4. Demensia frontotemporal
10
Pengobatan untuk tipe demensia ini antara lain adalah obat anti depresi,
obat anti psikotik , dan terapi wicara untuk membantu pasien
berkomunikasi lebih baik.
5.Mixet demensia
1.Hilangnya ingatan
11
penderita juga akan sulit dalam melakukan pemecahan masalah, seperti
saat menjumlahkan angka untuk membayar belanjaan di pasar.
Mereka sulit untuk memahami apa yang adil dan masuk akal. Kejadian Yang
biasa dilakukan seperti contoh membayar terlalu banyak untuk barang
barang atau menjadi yakin dengan mudah untuk membeli barang barang
yang tidak mereka butuhkan.
9.Berhenti bersosialisasi
12
Penderita demensia mungkin menjadi tidak tertarik untuk bersosialisasi
dengan orang lain , baik dalam kehidupan rumah tangga atau ditempat kerja
dan akan menjadi pendiam serta tidak berbicara dengan orang lain.
13
ketukan berkali-kali pada glabela hanya timbul dua tiga kali saja dan
selanjutnya tidak akan memejam lagi
c. Refleks palmomental. Goresan pada kulit tenar membangkitkan kontraksi
otot mentalis ipsilateral pada penderita dengan demensia 11
d. Refleks korneomandibular. Goresan kornea pada pasien dengan
demensia membangkitkan pemejaman mata ipsilateral yang disertai oleh
gerakan mandibula ke sisi kontralateral
e. Snout reflex. Pada penderita dengan demensia setiap kali bibir atas atau
bawah diketuk m. orbikularis oris berkontraksi
f. Refleks menetek (suck reflex). Refleks menetek adalah positif apabila bibir
penderita dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek jika
bibirnya tersentuh oleh sesuatu misalnya sebatang pensil
g. Refleks kaki tonik. Pada demensia, penggoresan pada telapak kaki
membangkitkan kontraksi tonik dari kaki berikut jari-jarinya.
3. Pemeriksaan MMSE
Alat skrining kognitif yang biasa digunakan adalah pemeriksaan status
mental mini atau Mini-Mental State Examination (MMSE). Pemeriksaan ini
berguna untuk mengetahui kemampuan orientasi, registrasi, perhatian, daya
ingat, kemampuan bahasa dan berhitung. Defisit lokal ditemukan pada
demensia vaskular sedangkan defisit global pada penyakit Alzheimer.
2.6 Pengobatan Demensia
Menurut Paskalis (2016), demensia Alzheimer tidak dapat disembuhkan.
Obatobatan yang sudah sering dipakai hanya digunakan sebagai
penghambat perkembangan demensia tersebut dan biasanya memberikan
rasa tenang ke penderita demensia sehingga mencegah perubahan emosi
dan perilaku sehariharinya. Demensia memiliki dua jenis terapi, yaitu terapi
farmakologi dan terapi non-farmakologi. Terapi farmakologi dibagi menjadi
tiga target domain yaitu perilaku, kejiwaan, dan fungsi kognitif. Sedangkan
terapi non-farmakologi digunakan untuk melatih fungsi kognitif yang belum
rusak secara keseluruhan sehingga dapat memperlambat dan mencegah
perkembangan demensia. Terapi non-farmakologi biasanya melibatkan
senam otak, terapi relaksasi, dan latihan fisik yang menyehatkan otak
1. Terapi Farmakologi
14
Paskalis (2016) menuliskan bahwa terapi farmakologi adalah
jenis terapi yang menggunakan obat-obatan untuk menghambat
atau memperlambat gejala penyakitnya. Obat-obatan ini berbeda-
beda keefektifan-nya, tergantung orang yang mengkonsumsinya.
Jenis obat-obatan yang biasanya digunakan untuk demensia karena
Alzheimer adalah galantamine, donepezil, rivastigmine, dan
memantine. Obat-obatan tersebut sudah sering digunakan untuk
meredakan gejala demensia dengan meningkatkan kadar dan
aktivitas kimia di otak.
2. Terapi Non-farmakologi
Terapi non-farmakologi merupakan jenis terapi yang tidak
menggunakan obat-obatan dan dianggap sebagai alternatif terapi.
Terapi jenis ini sering digunakan sebagai peningkatan fungsi kognitif
yang belum rusak secara keseluruhan. Selain itu terapi ini juga
digunakan untuk peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan,
serta peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah jenis kegiatan-
kegiatan yang kreatif antara lain seperti seenam otak, olahraga
ringan, dan melakukan kegiatan sehari-hari yang konsisten namun
dibantu sampai penderita demensia dapat melakukannya sendiri.
Sedangkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, penderita
demensia dapat dibantu dengan pendekatan halus terhadap
penderita, berempati, serta memberikan lingkungan yang aman dan
nyaman.
15
4. Menerapkan pola makan sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan
tinggi serat namun rendah lemak. Mengonsumsi vitamin yang ditujukan
untuk kesehatan otak.
5. Menjaga berat badan yang ideal.
6. Melatih otak secara teratur, contohnya adalah rajin membaca dan bermain
teka-teki silang.
7. Kurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Eka Risti, Sandy Kurniajati JURNAL STIKES RS Baptis Kediri 7 (1), 2014
18