KELOMPOK 12 :
1. Adhayati P07120120002
2. Wardati Safitri P07120120039
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan pembuatan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Damensia dan gangguan penglihatan”
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang kebutuhan nutrisi
pada orang dewasa dan lansia. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, demi
perbaikan dalam makalah ini.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II Pembahasan............................................................................................................3
A. PengertianDamensia................................................................................................3
B. Tipe-tipe Demensia. ..........................................................................................................7
C. Faktor yang mempengaruhi demensia ..............................................................................8
D. Beberapa Penyebab Timbulnya Demensia……………………………………………….10
E. Pengukuran demensia…………………………………………………………………….11
F. Tekhnik komunikasi dengan pasien damensia …………………………………..12
G. Gangguan Penglihatan .………………………………………………………….13
H. Beberapa penyebab gangguan penglihatan………………………………………14
I. Teknik – Teknik Berkomunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan
Penglihatan……………………………………………………………………….25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demensia adalah masalah yang banyak dihadapi berbagai negara. Indonesia
memiliki jumlah penderita demensia sebesar 1.2 juta jiwa dan masuk dalam sepuluh
negara dengan demensia tertinggi di dunia dan di Asia Tenggara pada 2015 menurut ADI
(Alzheimer Disease International). 1 Angka kejadian demensia semakin meninggi dengan
meningkatnya usia dan harapan hidup. Namun, saat ini masyarakat belum mengerti persis
mengenai demensia sehingga sering kali disamakan dengan kelupaan biasa.
Demensia merupakan sindrom penurunan fungsi kognitif atau intelektual seiring
dengan penurunan kemandirian dan aktifitas sosial di luar penuaan biasa. 2 Kehilangan
sel syaraf di otak oleh berbagai kondisi dapat menimbulkan demensia. Penyebab
demensia bervariasi dari gangguan endokrin, metabolik, serebrovaskular, inflamasi,
infeksi, struktural, dan neurodegeneratif.2 Penyebab tersering demensia adalah penyakit
neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer (60-80% kasus), demensia dengan Lewy
bodies, dan fronto-temporal demensia. Adapun penyebab lain berupa demensia vaskular,
trauma otak, hydrocephalus, hipothyroid, dan infeksi HIV (Human Immunodeficiency
Virus). 2,3 Pada demensia terdapat perubahan dari tiga komponen utama yaitu penurunan
fungsi kognitif, penurunan aktifitas fungsional, dan gangguan perilaku (Behavioural and
Psychological Symptoms of Dementia).
Gangguan fungsi kognitif pada penderita demensia dapat berupa gangguan
memori, orientasi, pengertian, kalkulasi, kemampuan belajar, persepsi visuospatial,
fungsi bahasa, serta fungsi eksekutif (perencanaan, mengorganisir, dan kemampuan
mengambil keputusan). 2,4 Demensia membawa dampak sosial, ekonomi, fisik dan
psikologis tidak hanya pada penderita melainkan kepada pengasuh, keluarga, dan
masyarakat. Saat ini, demensia menjadi salah satu penyebab utama disabilitas dan
ketergantungan pada penyandangnya.
Gangguan pada penglihatan akan mengakibatkan penurunan fungsi penglihatan.
Salah satu sebab penurunan fungsi penglihatan adalah kelainan refraksi, yaitu keadaan
dimana bayangan tidak terbentuk pada retina. Kelainan refraksi dapat meningkatkan
resiko terjadinya kebutaan sehingga memerlukan pengamatan cermat untuk
mempertahankan penglihatan (Depkes RI, 2003). Astigmatisma adalah salah satu
kelainan refraksi yang disebabkan oleh variasi dari berbagai kekuatan refraksi pada
meridian yang berbeda-beda. Kelainan tersebut terjadi apabila beberapa komponen
refraksi mata letaknya tidak di tengah, miring atau tidak bulat.
1
Banyaknya kasus diakibatkan oleh ketidakteraturan lengkung kornea, salah
satunya adalah karena pasca bedah katarak (Khurana, 2010). Lokasi insisi pasca bedah
katarak dapat mempengaruhi derajat astigmatisma (Henderson, 2014). Penelitian
sebelumnya didapatkan lokasi insisi kornea dengan panjang sayatan yang sama dan grade
katarak yang berbeda akan menginduksi astigmatisma lebih besar dibandingkan dengan
lokasi insisi sklera (Steinert, 2010). Maka perlu diteliti pada Sultan Agung Eye Center
(SEC) RSI Sultan Agung Semarang dengan kriteria yang berbeda yaitu perbedaan derajat
astigmatisma pasca fakoemulsifikasi pada penderita katarak teknik insisi korneal dan
insisi limbal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi damensia ?
2. Apa saja tipe-tipe damensia ?
3. Apa saja Faktor yang mempengaruhi demensia ?
4. Bagaimana cara pengkuran damensia ?
5. Apa definisi gangguan penglihatan ?
6. Apa saja penyebab gangguan penglihatan bersifat sementara dan dapat diatasi
dengan pengobatan. ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi damensia
2. Mengetahui tipe-tipe damensia
3. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi demensia
4. Mengetahui cara pengkuran damensia
5. Mengetahui definisi gangguan penglihatan
6. Mengetahui penyebab gangguan penglihatan bersifat sementara dan dapat
diatasi dengan pengobatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demensia
Demensia adalah gejala yang disebabkan oleh penyakit otak yang biasanya
bersifat kronis dan progesif. Dimana gangguan dari beberapa fungsi kortikal lebih
kronik atau progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur. Jenis demensia yang
paling sering dijumpai yaitu demensia tipe Alzheimer, termasuk daya ingat, daya
pengendalian emosi, prilaku sosial, atau motivasi, sindrom ini terjadi pada
penyakit Alzheimer, pada penyakit serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang
jangka pendek, kemampuan berpikir (kognitif) lain, dan melakukan hal sehari-
hari. Demensia ini disebabkan oleh berbagai penyakit dan kondisi yang
mengakibatkan sel-sel otak yang rusak atau koneksi antara sel otak (Alzheimer's,
2016).
3
B. Tipe-tipe Demensia.
pasien dengan penyakit Alzheimer adalah antrofi difus dan pembesaran ventrikel
b. Demensia vaskuler
vaskuler serebral yang multiple, yang menyebabkan suatu pola gejala demensia.
Demensia vaskuler paling sering terjadi pada laki-laki, khususnya mereka yang
kardiovaskuler lainnya. Penyakit pick ditandai oleh atrofi yang lebih banyak
persen dari semua demensia yang irreversibel. Penyakit pick sangat sulit
dibedakan dengan demensia tipe Alzheimers, walapun stadium awal penyakit pick
7
lebih sering ditandai dengan perubahan kepribadian dan prilaku, dengan fungsi
neuropsikiatrik.
a. Umur
usia lanjut. Hubungan ini sangat berbanding lurus yaitu bila semakin
meningkatnya umur, semakin tinggi pula resiko terjadinya demensia. Lanjut usia
memasuki tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh akibat
b. Jenis kelamin
8
Demensia lebih banyak dialami perempuan, bahkan saat populasi
perempuan lebih sedikit dari laki-laki, kejadian demensia pada perempuan lebih
besar dibandingkan laki-laki. Akan tetapi tidak ada perbedaan signifikan antara
jenis kelamin dengan kejadian demensia, hal ini menunjukan bahwa laki-laki
c. Genetik
keturunan. Namun pada sebagian orang yang memliki gen demensia hanya sedikit
gene dan tiga determinative (disease) genes. Susceptibility (risk) gene yang
diketahui ialah alel apolipoprotein EЄ4 (APOE Є4) di kromosom 19 pada q13. Hal
ini harus dilakukan pemeriksan secara detail agar mengetahui faktor ini terjadi
d. Pola makan
usia. Pada usia 40-49 tahun menurun sekitar 5%, dan pada usia 50-69 tahun
menurun hingga 10%, sehingga jumlah makanan yang dikonsumsi akan berkurang
dan pola makan tidak teratur, contohnya seperti berat badan akan menurun, dan
e. Riwayat penyakit
9
(seperti hipertensi dan atherosclerosis), gagal ginjal, penyakit hati, penyakit
pick yang terjadi pada lobus frontal, dll. Demensia vaskuler contohnya demensia
f. Status gizi
Status gizi yang baik menjadikan seseorang dapat memiliki tubuh yang
sehat dan menjaga sistem dalam tubuh bekerja secara baik pula. Pada masa lansia
adanya penurunan fungsi tubuh yang diakibatkan oleh umur, penyakit dan salah
satunya status gizi. Asupan makanan yang kurang bergizi bagi para lansia
mengakibatkan penurunan sistem dalam tubuh. Zat gizi makro diketahui berkaitan
Ini menunjukan bahwa buruknya status gizi secara tidak langsung dapat
juga dapat muncul pada individu yang mengalami delirium, dan hal ini sering
karena gangguan fungsi atau metabolisme otak secara umum atau karena
yang menurun. Gejala – gejala lain 10 ialah : penderita tidak mampu mengenal
10
orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung atau cemas, gelisah
dan panik, ada pasien yang terutama berhalusinasi dan ada yang hanya
dalam beberapa jam atau hari. Delirium sering dapat ditelusuri ke salah satu
atau lebih faktor yang berkontribusi, seperti penyakit medis yang parah atau
E. Pengukuran demensia
11
Defisit kognitif selalu melibatkan memori, biasanya didapatkan kemampuan berpikir abstrak,
b. Sadar saat melakukan wawancara dengan mewancarai penderita, ada beberapa yang
dapat ditelusuri seperti waktu menanyakan nama, alamat, pekerjaan, umur, tanggal lahir
dan riwayat penyakit. Dengan pernyataan ini dapat memperoleh kesan mengenai memori,
mempunyai nilai 17-23, dan untuk kategori definite mempunyai nilai 0-16. Dengan
kuesioner ini peneliti dapat mengetahui seberapa banyak responden yang mengalami
demensia.
Ketidak pahaman terhadap perilaku dan keterbatasan kognitif yang tengah terjadi
pada warga dengan demensia dapat menciptakan kekesalan dan stres pada keluarga dan
pendampingnya. Agar hubungan antara kita dan warga dengan demensia dapat terjalin
lebih baik, simak panduan berikut:
12
Komunikasi – Warga pasien demensia
Sikap dan bahasa tubuh Anda dalam mengkomunikasikan sesuatu akan lebih kuat
daripada menggunakan kata-kata. Dengan suasana hati yang positif ketika berbicara
dengan warga dengan demensia, Anda dapat berbicara dengan cara yang menyenangkan
dan penuh rasa hormat. Gunakan nada suara yang halus, ekspresi wajah yang ramah,
hingga sentuhan fisik untuk membantu penyampaian pesan dan tunjukan dengan rasa
penuh kasih saying.
Ketika berkomunikasi dengan warga dengan demensia, gunakan kata dan kalimat
yang sederhana. Berbicara dengan pelan, jelas dan dengan menggunakan intonasi yang
meyakinkan. Tidak perlu meninggikan suara ataupun membuat lebih keras; sebagai
gantinya ganti suara Anda menjadi lebih rendah. Gunakan kata-kata yang sama untuk
mengulang pesan ataupun pertanyaan Anda jika beliau tidak mengerti pertama kali.
Selalu gunakan nama orang dan tempat dengan tidak mengganti kata (mis. dia, itu,
mereka, di sana) ataupun dengan singkatan.
13
Ajukan satu pertanyaan pada satu waktu; mendapatkan jawaban ya atau tidak dari
mereka sudah cukup baik. Jangan terlalu mengajukan pertanyaan terbuka atau dengan
memberi banyak pilihan.
Bersabar dalam menunggu jawaban dari pasien dengan demensia. Jika dia
berusaha mencari jawaban sendiri, tidak masalah untuk membantu mencari kata yang
tepat. Selalu perhatikan isyarat non verbal dan bahasa tubuh serta tanggapi dengan tepat.
6. Ketika keadaan menjadi lebih sulit, coba untuk mengalihkan perhatian mereka.
Pasien demensia sering merasa kebingungan, cemas dan tidak yakin pada diri
sendiri. Lebih jauh, mereka sering mendapatkan kenyataan yang membingungkan dan
mungkin mengingat hal-hal yang tidak pernah terjadi. Hindari mencoba meyakinkan
mereka bahwa mereka salah. Tetap fokus pada perasaan yang mereka tunjukan dan
ekspresikan dengan sikap yang positif. Pertahankan selera humor Anda dan gunakan
humor kapanpun memungkinkan. Warga dengan demensia cenderung masih
mempertahankan kemampuan sosial mereka dan biasanya masih senang tertawa dan
bersenda gurau bersama.
Berkomunikasi dengan lansia yang mengalami demensia, bukanlah suatu perkara yang
mudah. Namun, mau tidak mau, keluarga atau masyarakat harus memiliki upaya lebih
untuk bisa berkomunikasi terhadap lansia dengan demensia. Bagaimanapun juga, lansia
memiliki hak yang sama untuk bisa berkomunikasi terhadap lingkungannya untuk
mengoptimalkan keberfungsian sosialnya. Dengan menerapkan strategi diatas, semoga
14
keluarga atau masyarakat mampu berkomunikasi secara efektif kepada lansia dengan
demensia.
G. Gangguan penglihatan
15
penglihatan ganda, atau diplopia
kebutaan sebagian atau total
buta warna
penglihatan kabur
lingkaran cahaya
rasa sakit
Diplopia
Diplopia juga disebut penglihatan ganda. Jika Anda melihat dua objek ketika Anda
seharusnya hanya melihat satu objek, Anda mengalami diplopia. Gangguan penglihatan
permukaan retina. Jenis penglihatan ganda ini terjadi hanya ketika Anda membuka
satu mata.
Binokular: Penglihatan ganda yang terjadi saat Anda membuka kedua mata Anda
dengan benar.
Penglihatan ganda dapat disebabkan oleh komunikasi yang tidak baik pada otak Anda.
Anda mengalami penglihatan ganda karena otak Anda tidak dapat menyelaraskan dua
16
-Kebutaan
Kebutaan sebagian berarti Anda dapat melihat cahaya serta beberapa hal yang ada di
sekitar Anda. Kebutaan total mengacu pada suatu kondisi ketika Anda tidak lagi dapat
melihat cahaya.
Menurut WHO, Orang dengan visus penglihatan kurang dari 20/200 ft dianggap buta.
Beberapa kasus dapat diperbaiki dengan operasi. Operasi dapat berupa mengganti
sebagian komponen mata (lensa mata) atau memperbaiki penyebab yang mengganggu
penglihatan.
Pada kebanyakan kasus, orang dengan kebutaan sebagian atau total tidak bisa
-Buta warna
Seseorang yang buta warna tidak bisa melihat warna seperti orang dengan mata normal.
Kebanyakan orang yang mengalami buta warna, biasanya tidak bisa melihat beberapa
warna saja.
Mereka tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara warna yang satu dengan
warna yang lain. Buta warna total jarang terjadi. Orang yang benar-benar buta warna
17
-Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur mungkin merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh kondisi lain.
Mata yang tidak lagi selaras dengan benar tidak dapat menghasilkan penglihatan yang
jelas.
kabur. Jika penglihatan kabur Anda disebabkan oleh kondisi lain, Anda mungkin
memerlukan perawatan tambahan.
Jika Anda mengalami penglihatan kabur yang terjadi dalam waktu singkat, Anda harus
segera pergi ke dokter, karena hal ini mungkin suatu kondisi mata yang darurat.
-Halo
dapat menjadi tanda berbagai kondisi mata yang berbeda dan harus dievaluasi oleh
dokter mata.
-Rasa sakit
Rasa sakit atau tidak nyaman di mata Anda dapat bervariasi tergantung pada kondisi
yang mendasarinya. Rasa sakit mungkin terasa seperti sensasi menggaruk ketika Anda
membuka dan menutup kelopak mata Anda. Rasa sakit juga bisa seperti sensasi
18
Penglihatan Ganda (Diplopia)
diabetes
hipertensi
kelemahan otot
kebutaan meliputi:
usia lanjut
katarak
diabetes
glaukoma
19
Penyakit keturunan
degenerasi makula
trauma
tumor
Buta Warna
Buta warna lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Bentuk yang paling umum
usia lanjut
diabetes
glaukoma
keturunan
neuritis optik
penyakit Parkinson
20
Penglihatan Kabur
Penyebab penglihatan kabur dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini:
katarak
glaukoma
degenerasi makula
tumor
pukulan
Halo
katarak
glaukoma
migraine okular
21
Rasa Sakit
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, seperti:
infeksi bakteri
glaukoma
Nyeri pada mata harus dievaluasi oleh dokter, karena beberapa penyebab dapat
Siapa pun dapat mengalami gangguan penglihatan kapan saja. Beberapa kondisi dapat
tersebut meliputi :
tumor otak
katarak
diabetes
22
glaukoma
degenerasi makula
migrain
Mendiagnosis Gangguan Penglihatan
Jika salah satu gangguan penglihatan terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, segera
masalah kecil, gangguan penglihatan dapat menjadi gejala pertama yang muncul yang
tumor otak
meliputi :
pemeriksaan fisik
tes mata
tes darah
23
Pemeriksaan radiologi, seperti magnetic resonance imaging (MRI) atau pemindaian
computed tomography (CT) , juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi masalah atau
menyelidiki lebih lanjut kondisi yang dicurigai mendasari terjadi gangguan penglihatan.
Mengobati Gangguan Penglihatan
Langkah pertama dalam mengobati gangguan penglihatan adalah mencari tahu masalah
Dalam beberapa kasus, gangguan penglihatan akan hilang dengan sendirinya. Misalnya,
penglihatan buram yang disebabkan oleh sakit kepala biasanya akan sembuh ketika
Perubahan pola makan: Jika Anda memiliki diabetes yang tidak terkontrol, tetapi
derita, perubahan dalam pola makan Anda terkadang dapat mencegah terjadinya
gangguan penglihatan.
24
Kacamata dan lensa kontak: Penggunaan kacamata dan lensa kontak mungkin
dapat memperbaiki gangguan penglihatan yang tidak dapat diperbaiki dengan perawatan
lain.
1. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami kebutaan
persial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat ketika anda
berada didekatnya.
3. Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak memungkinkan
menerima pesan verbal secara visual.Nada suara anda memagang peranan besar dan
baru.
25
Agar komunikasi dengan orang dengan gangguan sensori penglihatan dapat berjalan
Lancar dan mencapai sasarannya , maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
dukungan.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dementia atau demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan
cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga
aktivitas sehari-hari penderitanya. Demensia membawa dampak sosial, ekonomi, fisik dan
psikologis tidak hanya pada penderita melainkan kepada pengasuh, keluarga, dan masyarakat.
Saat ini, demensia menjadi salah satu penyebab utama disabilitas dan ketergantungan pada
penyandangnya.
Gangguan pada penglihatan akan mengakibatkan penurunan fungsi penglihatan. Salah
satu sebab penurunan fungsi penglihatan adalah kelainan refraksi, yaitu keadaan dimana
bayangan tidak terbentuk pada retina. Gangguan penglihanatan adalah kondisi yang ditandai
dengan penurunan tajam penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan pandang, yang
dapat mengakibatkan kebutaan serta ada penyebab gangguan penglihatan bersifat
sementara dan dapat diatasi dengan pengobatan.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, sebagai penulis kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi
27
DAFTAR PUSTAKA
28