2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat, taufik, serta
dengan judul “Keperawatan Gerontik” sesuai dengan waktu yang sudah disediakan.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
2. Rika Maya Sari, M.Kes selaku Dosen pembimbing mata kuliah Fakultas Ilmu
3. Pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah memberikan
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
Lampiran..............................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
mengingat, dimana proses tersebut melibatkan fungsi kerja otak untuk merekam
dan memanggil ulang semua atau beberapa kejadian yang pernahh dialami.
beberapa hal.
yanglebih tinggi dan dapat memeberikan efek yang merusak pada kemampuan
individu untuk melakukan funsi sehari hari sehingga individu tersebut lupa nama
anggota keluarga atautidak mampu melakukan tugas rumah tangga harian atau
Juga tentangrespon kognitif yang maladaptive pada seseorang. Hal ini merupaka
4
akan dibahas olehkelompok kali ini. Delirium dan demensia merupakan kelainan
yang sering ditemukan pada pasienpada semua usia, namun kelainan ini paling
gejala putus obat. Demensi, sebaliknya, merupakan kondisi dimana memori dan
degenerasi otak namun stroke dan infeksi juga dapat menimbulkan demensia
Rara, (2016).
2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Lansia pada pasien dengan Delirium dan
pada lansia.
5
1.3.2 Tujuan khusus
6
BAB II
PEMBAHASAN
Delirium adalah suatu gangguan organik global akut dan sementara dari
fungsi sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan kesadaran dan perhatian
(Allison dkk, 2004 dalam Septian, 2015). Istilah delirium sama dengan keadaan
bingung akut, secara tegas, hal ini menjelaskan berbagai keadaan bingung akut
yang terpisah secara klinis ditandai oleh periode gelisah, aktivitas mental yang
respons terhadap stimuli tertentu (seperti suara bising yang tiba-tiba), halusinasi
kebingungan yang tampak. Agitasi delirium secara khas berfluktuasi dan dapat
berubah atau berlanjut menjadi keadaan bingung yang redup. Gambaran klinis
ditunjukkan oleh adanya halusinasi yang gembira dari delirium tremens yang
pada keadaan bingung akut dari setiap penyebab (Isselbacher dkk, 1999 dalam
Aggraini, 2014).
singkat, kadang kadangtidak lebih dari beberapa jam, dan berfluktuasi atau
7
disorientasi, dan dapat mengalami gangguansensori seperti ilusi, salah
terletak di lantai dapat terlihat seperti ular (ilusi) atau individu dapat melihat
8
2.1.2 Etiologi
somatik delirium.
1. Faktor Predisposisi
sebelumnya.
2. Faktor presipitasi
pembedahan yang lama. Demikian pula pasien lanjut usia yang dirawat di
mulainya sangat cepat (biasanya dalam beberapa jam sampai hari) dan
9
cenderung berfluktuasi, dengan perubahan tingkat kesadaran, ketidakmampuan
berfokus, perhatian yang bertahan atau teralih, dan perubahan kognitif (seperti
perseptual hanya dapat dijelaskan oleh demensia. Lebih lanjut, terdapat bukti
penyebab (Popeo, 2011; Martins dan Fernandes, 2012 dalam Aggraini, 2014).
pada yang paling ekstrim untuk pasien yang sama, atau dapat muncul dengan
tanda yang lebih ringan seperti mengantuk atau gangguan tingkat perhatian.
Faktanya, pasien dapat tampak benar benar mengantuk, letargi, atau bahkan
vaskuler, kehilangan sel saraf (terutama pada locus cereleus dan substantia
10
defisist kognitif dan peningkatan risiko dementia. Beberapa penelitian
fungsi kognitif. Dementia merupakan faktor risiko utama delirium pada pasien-
pasien usia lanjut dan kelanjutan proses delirium itu sendiri tampaknya
kronik yang disebakan oleh respon inflamasi mengaktivasi sel mikroglia SSP.
jaringan adiposit. Hal ini merupakan penyebab utama inflamasi kronik, yang
inflamasi.
sampai empat kali mediator inflamasi termasuk sitokin dan protein fase akut.
Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap delirium pada pasien usia lanjut
11
1. Kehilanagn sel saraf terutama pada lokus coereleus dan substantia nigra.
4. Penurunan aliran darah otak, terutama pada gyrus cingulate anterior, basal
ganglia bilateral, bagian prefrontal kiri, bagian frontal lateral kiri dan bagian
12
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
alamat.
2. Keluhan utama
berobat (menurut klien dan atau keluarga). Gejala utama adalah kesadaran
menurun.
3. Riwayat
Karena penyebab delirium sering terkait dengan penyakit medis, alkohol, atau
obat lain, perawat perlu mendapatkan riwayat keseluruhan area ini. Perawat
4. Faktor predisposisi
Menemukan gangguan jiwa yang ada sebagai dasar pembuatan diagnosis serta
badaniah itu, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan intern dan nerologik yang
13
kebudayaan sekelilingnya. Gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik yang
disebabkan oleh gangguan jaringan fungsi otak. Gangguan fungsi jaringan otak
ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak
5. Fisik
takikardia, febris, berat badan menurun karena nafsu makan yang menurun dan
6. Psikososial
b. Konsep diri
3) Peran, transisi peran dapat dari sehat ke sakit, tidak sesuaian antara satu
peran dengan peran yang lain dan peran yang ragu deman individu tidak
14
4) Ideal diri, keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kemampuan
yang ada.
c. Hubungan social
klien cenderung memisahkan diri dari orang lain dan hanya terlibat dengan
pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol orang lain. Keadaan ini
d. Spiritual
Keyakinan klien terhadap agama dan keyakinannya masih kuat. tetapi tidak
dan kepercayaannya.
e. Status mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
Bicara juga dapat dipengaruhi, yaitu menjadi kurang koheren dan lebih sulit
topik atau bahasan, berbicara melantur dan sulit untuk diikuti, atau
mengalami logorea yang cepat, terpaksa, dan biasanya lebih keras dari
15
normal. Kadang-kadang klien dapat berteriak atau menjerit, terutama pada
f.Aktivitas motoric
Klien delirium sering mengalami perubahan mood yang cepat dan tidak dapat
ansietas, takut, iritabilitas, marah, euforia, dan apati. Perubahan mood dan
emosi ini biasanya tidak terkait dengan lingkungan klien. Ketika klien merasa
sangat takut dan merasa terancam, klien mungkin melawan untuk melindungi
8. Persepsi
malaikat atau gambaran yang mengerikan melayang di atas tempat tidur. Ketika
lebih mampu berpikir jernih, beberapa klien dapat menyadari bahwa mereka
salah interpretasi mereka sebagai hal yang benar dan tidak dapat diyakinkan hal
yang sebaliknya.
16
9. Proses pikir
Proses pikir sering mengalami disorganisasi dan tidak masuk akal. Pikiran juga
dapat terpecah (tidak berkaitan dan tidak lengkap). Klien juga dapat
Tanda utama delirium dan sering kali tanda awal delirium adalah perubahan
tingkat kesadaran yang jarang stabil dan biasanya berfluktuasi sepanjang hari.
lingkungan atau situasi dan dapat berfokus pada stimulus yang tidak berkaitan,
seperti warna seprai atau ruangan. Klien juga mudah terdistraksi oleh suara,
11. Memori
secara efektif, dan terdapat kerusakan memori yang baru dan yang sangat baru
17
Penilaian klien mengalami gangguan. Klien sering tidak dapat menyadari
Daya tilik bergantung pada keparahan delirium. Klien yang mengalami delirium
mungkin akan sembuh. Akan tetapi, klien yang mengalami delirium berat dapat
a. Tidur
Klien sukar tidur karena cemas, gelisah, berbaring atau duduk dan gelisah .
hari.
b. Selera makan
Klien tidak mempunyai selera makan atau makannya hanya sedikit, karena
putus asa, merasa tidak berharga, aktivitas terbatas sehingga bisa terjadi
c. Eliminasi
18
Klien mungkin tergnaggu buang air kecilnya, kadang-kadang lebih sering
dari biasanya, karena sukar tidur dan stres. Kadang-kadang dapat terjadi
d. Mekanisme koping
19
Meyakini bahwa
sedang gelisah dan tidak
perubahan persepsi
enak duduk dan tidur serta
sensorinya adalah nyata
berkeinginan untuk
Resiko tinggi men-
melepaskan jarum infus
cederai diri, orang lain
yang terpasang
dan lingkungan sekitar
DO :
berontak, ngomel-ngomel,
berkenalan
20
daerah dahi dan pelipis
bekas garukan
DS :
Ketidakseimbangan
Keluarga mengatakan sudah
nutrisi kurang dari
dua hari ini klien tidak mau Putus asa
kebutuhan tubuh
makan dan kalau mau Merasa tidak berharga
DO : kebutuhan tubuh
DO : Diri
21
Kurang rasa percaya pada
kurang.
DS :
basah
22
III. Diagnosa Keperawatan
halusinasi
5. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan system
menarik diri.
TUM :Klien tidak akan membahayakan diri, orang lain dan lingkungan selama
di rumah sakit.
23
INTERVENSI RASIONAL
1. Pertahankan agar lingkungan klien pada
tingkat stimulus yang rendah (penyinaran Tingkat ansietas atau gelisah akan
rendah, sedikit orang, dekorasi yang meningkat dalam lingkungan yang
sederhana dan tingakat kebisingan yang penuh stimulus.
rendah)
bertanggung jawab
Observasi ketat merupakan hal
24
a. Bantu kien untuk mengenal kemampuannya untuk menilai
pengikatan.
6. Tingkatkan peran serta keluarga pada
Klien yang sudah dapat mengontrol
tiap tahap perawatan dan jelaskan
halusinasinya perlu sokongan
prinsip-prinsip tindakan pada
keluarga untuk mempertahnkannya.
halusinasi.
25
Diagnosa 3: Kurangnya interaksi sosial (isolasi sosial) berhubungan dengan
sistem pendukung yang tidak adekuat dan harga diri yang rendah
TUK :Klien siap masuk dalam terapi aktivitas ditemani oleh seorang
TUM :Klien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama klien lainnya
INTERVENSI RASIONAL
1. Ciptakan lingkungan terapeutik:
jawab.
2. Perlihatkan penguatan positif pada Hal ini akan membuat klien merasa
26
yang mungkin mnerupakan hal yang
TUM : Klien ampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan
INTERVENSI RASIONAL
1. Dukung klien untuk melakukan Keberhasilan menampilkan kemandirian
kegiatan hidup sehari-hari sesuai dalam melakukan suatu aktivitas akan
dengan tingkat kemampuan kien. meningkatkan harga diri.
2. Dukung kemandirian klien,
Kenyamanan dan keamanan klien
tetapi beri bantuan klien saat
merupakan prioritas dalam keperawatan.
kurang mampu melakukan
beberapa kegiatan.
27
penghargaan positif untuk harga diri dan mendukung terjadinya
kemampuan mandiri. pengulangan perilaku yang diharapkan.
4. Perlihatkan secara konkrit,
Karena berlaku pikiran yang konkrit,
bagaimana melakukan kegiatan
penjelasan harus diberikan sesuai tingkat
yang menurut kien sulit untuk
pengetian yang nyata.
dilakukaknya.
memahaminya.
28
Ketika diberikan umpan balik dengan
9. Sampaikan kepada klien dengan cara yang tidak menghakimi, klien dapat
cara yang sesuai dengan fakta merasa perasaannya tervalidasi ,
bahwa orang lain tidak terlibat sementara bahwa orang lain tidak
dalam interpretasi klien. berespon terhadap stimulus yang sama
Diagnosa 5: Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
Hasil laboratorium elektrolit serum klien akan kembali dalam batas normal
dalam 1 minggu.
29
TUM : Klien tidak memperlihatkan tanda-tanda /gejala malnutrisi saat pulang.
INTERVENSI RASIONAL
Informasi ini penting untuk membuat
1. Monitor masukan, haluaran dan
pengkajian nutrisi yang akurat dan
jumlah kalori sesuai kebutuhan.
mempertahankan keamanan klien.
Kehilangan berat badan merupakan
2. Timbang berat badan setiap pagi
informasi penting untuk mengethui
sebelum bangun
perkembangan status nutrisi klien.
Klien mungkin tidak memiliki pengetahuan
3. Jelaskan pentingnya nutrisi yang
yang cukup atau akurat berkenaan dengan
cukup bagi kesehatan dan proses
kontribusi nutrisi yang baik untuk
penyembuhan.
kesehatan.
4. Kolaborasi Kolaborasi :
(IV-line)
c. Serum elektrolit yang normal
elektrolit) tubuh.
5. Sertakan keluarga dalam memnuhi Perawat bersama keluarga harus
30
kebutuhan fisiologis lainnya) secara adekuat.
obat yang digunakan termasuk obat bebas, suplemen diet, dan sediaan herbal.
31
V. Evaluasi
klien ke tingkat fungsi sebelumnya .klien dan pemberi perawatan atau keluarga
rekurensi delirium. Hal ini dapat mencakup pemantauan kondisi kesehatan yang
adekuat.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dan kognisi yang terjadi secara akut dan berfluktuasi. Delirium memiliki
pemeriksaan EEG.
33
DAFTAR PUSTAKA
Oktober 2016
Oktober 2016
34
Septian, Rahmad. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Delirium.
35