MAKALAH
oleh
Kelompok 12
MAKALAH
oleh
Nuhita Siti Rohmin NIM 142310101042
Hermawan Soediono NIM 142310101130
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iii
DAFTAR ISI...............................................................................................
iv
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................
1
2
Latar Belakang.....................................................................
Tujuan.....................................................................................
Contoh Kasus..........................................................................
Pengertian...............................................................................
Psikopatologi/Psikodinamika.................................................
BAB 3. PENUTUP.....................................................................................
3.1 Simpulan.................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penuaan secara kognitif ditujukan kepada lanjut usia yang diikuti dengan
penurunan pada fungsi kognitif. Keluhan paling umum, yaitu pelupa, sulit
menemukan kata, respon yang melambat, dan sulit belajar hal-hal baru. Penting
kiranya memelihara fungsi kognitif secara optimal, tetapi lebih penting lagi
mengidentifikasi secara dini jika ada gangguan. Alzheimer adalah penyakit
progresif dan neurodegeneratif fatal yang secara klinik ditandai dengan adanya
penurunan kemampuan kognitif dan daya ingat. Penyakit ini merupakan bentuk
paling umum dari demensia pada usia lanjut. Demensia merupakan suatu penyakit
yang tidak menular, tetapi mempunyai dampak yang dapat membahayakan bagi
fungsi kognitif pada lansia.
Alzheimer merupakan suatu penyakit degeneratif dan progresif yang
paling sering menyebabkan demensia. Penyakit ini mendapat urutan keempat
penyebab kematian pada kelompok lanjut usia di negara maju. Diperkirakan
jumlah penduduk dunia yang berusia lanjut di tahun 2000 meningkat sekitar 23
juta, di mana sekitar 50% dari jumlah ini ditemukan di negara yang sedang
berkembang. Prevalensi demensia terhitung mencapai 35,6 juta jiwa di dunia.
Angka kejadian ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat setiap 20 tahun,
yaitu 65,7 juta pada tahun 2030 dan 115,4 juta pada tahun 2050. Berdasarkan data
tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan prevalensi demensia setiap 20 tahun.
Berdasarkan teori, lanjut usia yang berusia di atas 60 tahun berisiko terkena
demensia. Demensia cukup sering dijumpai pada lansia, menimpa sekitar 10 %
kelompok usia di atas 65 tahun dan 47 % kelompok usia di atas 85 tahun. Pada
sekitar 10-20% kasus demensia bersifat reversibel atau dapat diobati. Di
Indonesia, prevalensi demensia pada lanjut usia yang berumur 65 tahun adalah 5%
dari populasi lansia. Prevalensi ini meningkat menjadi 20% pada lansia berumur
85 tahun ke atas (Amirullah, 2011).
Azizah (2010) menjelaskan bahwa demensia dapat mempengaruhi
kemampuan aktivitas sehari-hari karena dipengaruhi kumpulan gejala yang ada
seperti penurunan fungsi kognitif, perubahan mood, dan tingkah laku. Demensia
terjadi karena adanya gangguan fungsi kognitif. Fungsi kognitif merupakan proses
mental dalam memperoleh pengetahuan atau kemampuan kecerdasan, yang
meliputi cara berpikir, daya ingat, pengertian, serta pelaksanaan. Bertambahnya
usia secara alamiah menyebabkan seseorang akan mengalami penurunan fungsi
kognitif, yang sangat umum dialami lansia adalah berkurangnya kemampuan
mengingat sehingga lansia menjadi mudah lupa. Gejala demensia adalah
penurunan kemampuan berbahasa, ketidakmampuan melakukan ketrampilan yang
dimilikinya, dan ketidakmampuan mengartikan persepsi sensori. Beberapa
penderita demensia sering mengalami depresi dan konfusia, sehingga gambaran
kliniknya seringkali membingungkan. Berkurangnya fungsi kognitif pada lansia
merupakan manifestasi awal demensia (Nadesul, 2011).
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa demensia dapat menganggu
aktivitas pada penderitanya, maka dari itu di dalam makalah ini akan dibahas lebih
jelas mengenai penyakit demensia dan alzheimer.
1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
2.2 Pengertian
2.2.1 Pengertian Demensia
Demensia adalah sindrom penurunan fungsi intelektual dibanding
sebelumnya yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan
profesional yang tercermin dalam aktivitas hidup keseharian, biasanya ditemukan
juga perubahan perilaku dan tidak disebabkan oleh delirium maupun gangguan
psikiatri mayor (PERDOSSI, 2015).
Demensia adalah suatu sindrom gejala gangguan fungsi luhur kortikal
yang multipel, seperti daya ingat, daya pikir, daya tangkap, orientasi, berhitung,
berbahasa, dan fungsi nilai sebagai akibat dari gangguan fungsi otak (Yusuf dkk,
2015).
Tahapan-tahapan yang dialami pada penderita demensia adalah sebagai
berikut : (Stanley, 2007)
1). Stadium I/Awal
Berlangsung 2-4 tahun dan di sebut stadium amnestik dengan gejala
gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. Fungsi memori yang
terganggu adalah memori baru atau lupa hal baru yang di alami dan tidak
menggangu aktivitas rutin dalam keluarga.
2). Stadium II/Pertengahan
Berlangsung 2-10 tahun dan di sebut pase demensia. Gejalanya antara lain,
disorientasi, gangguan bahasa (afasia). Penderita mudah bingung, penurunan
fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan
sampai selesai, Gangguan kemampuan merawat diri yang sangat besar, Gangguan
siklus tidur ganguan, Mulai terjadi inkontensia, tidak mengenal anggota
keluarganya, tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga
3
3). Berat
Pasien kehilangan kemampuan untuk berbicara, berjalan, dan makan sendiri.
Mengalami inkontinensia urin dan feses. Membutuhkan perawatan selama 24 jam.
2.3 Psikopatologi
2.3.1 Psikopatologi Demensia
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2011. Jumlah Orang Pikun Indonesia Meningkat. Serial Online
[http://www.tempo.co/read/news/2011/12/06/060370238/JumlahOrangPikun-Indonesia-Meningkat] diakses pada 09 Januari 2017
Nadesul, H. 2011. Menyayangi Otak Menjaga Kebugaran, Mencegah Penyakit,
Memilih Makanan. Jakarta: Kompas Media Nusantara
Azizah, LM. 2011. Keperawatan Usia Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu
Yusuf, Ah dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
PERDOSSI. 2015. PANDUAN PRAKTIK KLINIK: Diagnosis dan
Penatalaksanaan Demensia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Ginsberg, L. 2008. Neurology. Jakarta: Erlangga.
Stanley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC