Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


DI RUANG NIFAS
RSUD SULTAN SURIANSYAH KOTA BANJARMASIN

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M.Kep.

OLEH :
KELOMPOK 1

ANNISA AULIA RAHMA P07120120004


EKA PUTRI WAHYUNITA P07120120008
FIKA RAHMAWATI P07120120010
LISA NORJANAH P07120120012
NOOR APIFAH RAHMIATI P07120120025
SRI RAHMAWATI P07120120035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2021
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG NIFAS
RSUD SULTAN SURIANSYAH KOTA BANJARMASIN

A. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar


1. Pengertian Kebutuhan Dasar
Nutrisi adalah zat organik dan non organik penghasil energi yang digunakan
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan seluruh jaringan tubuh dan fungsi normal
seluruh proses tubuh (Brunner A. Suddart, 2002).
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh, serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, serta keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah, 2015)

2. Anatomi Fisiologi
a. Mulut
Makanan yang masuk ke mulut akan dicerna. Makanan akan dipotong-
potong digerus atau dikunyah oleh gigi, proses ini merupakan proses mekanik
pertama yang dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan dengan
tujuan menghancurkan makanan, setelah itu dibasahi dengan air liur, dan
selanjutnya didorong masuk ke esofagus (kerongkongan) oleh lidah.
Air liur dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar lidah, yaitu masing-masing
sepasang kelenjar di bawah lidah (glandula sublingualis), kelenjar di bawah
telinga (glandula parotis) , dan kelenjar di bawah rahang (glandula
submandibularis).
Pada mulut, selain terjadi pencernaan secara mekanik juga terjadi
pencernaan secara kimiawi, yaitu dengan bercampurnya makanan yang telah
dikunyah dengan air liur yang mengandung enzim ptialin, enzim ini berfungsi
mengubah amilum menjadi maltosa.
b. Faring dan Esofagus
Diujung faring terdapat saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
Dipangkal saluran pernapasan terdapat epiglotis yang akan menutup lubang
saluran pernapasan pada saat menelan makanan sehingga makanan tidak masuk
ke dalam saluran tersebut.
Esofagus berfungsi sebagai saluran penghubung antara rongga mulut dan
lambung. Dinding esofagus dilapisi oleh jaringan epitel berlapis pipih. Sepertiga
bagian dari esofagus terdiri atas otot lurik, sedangkan dua pertiganya terdiri atas
otot polos.
Di dalam kerongkongan makanan didorong ke arah lambung dengan gerak
peristaltik, yaitu gerak memijit dan mendorong ke satu arah. Selain itu, di
kerongkongan makanan juga dibungkus oleh cairan yang di sebut mukus. Mukus
berfungsi seperti pelumas yang melicinkan saluran kerongkongan.
c. Lambung
Lambung adalah kantong yang terletak di dalam rongga perut sebelah kiri
atas. Dinding lambung bagian dalam dilapisi oleh mukus atau lendir untuk
melindunginya dari asam lambung. Di dalam lambung, makanan dari
kerongkongan dicampur dengan getah lambung yang mengandung :
1) Renin : berfungsi mengubah susu menjadi kasein
2) Pepsinogen : diaktifkan menjadi pepsin oleh HCL, pepsin berfungsi
mengubah protein menjadi pepton
3) Asam Klorida : berfungsi untuk membunuh kuman yang masuk bersama
makanan, membantu melunakkan makanan yang keras, dan mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin.
Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1) Kardia (bagian atas) : daerah pintu masuk makanan, berdekatan dengan hati,
dan berhubungan langsung dengan kerongkongan
2) Fundus (bagian tengah) : bentuknya membulat
3) Pilors (bagian bawah) : berhubungan langsung dengan usus dua belas jari.
Lambung memiliki dua otot melingkar, yaitu otot lingkar(spirotes) kardia
dan otot melingkar pilorus. Otot melingkar kardia terdapat di daerah kardia dan
berfungsi untuk mencegah makanan dari lambung kembali ke esofagus. Otot
lingkar pilorus dan hanya terbuka apabila makanan telah tercerna dilambung.
Dinding lambung tersusun dari tiga lapis otot, yaitu otot memanjang (bagian
luar) otot melingkar (bagian tengah), dan otot miring (bagian dalam).
d. Usus Halus
Usus halus berbentuk seperti tabung dan tersusun atas vili-vili, otot
melingkar otot membujur lapisan mukosa, dan epitelium, usus halus dibagi
tiga, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum). Usus Halus memiliki panjang kira-kira 6 meter.
Usus dua belas jari merupakan muara pertemuan antara dua saluran yang
berasal dari kelenjar pankreas dan kantong empedu. Kantong empedu terletak
menempel pada hati. Kelenjar pankreas terletak di dekat usus dua belas jari dan
menghasilkan beberapa enzim sebagai berikut :
1) Amilase pankreas (amilopsin) yang mengubah amilum menjadi maltosa
2) Tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, tripsin
berfungsi mengubah protein dan pepton.
3) Lipase pankreas (steapsin) yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
e. Usus Besar
Usus besar merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas
atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter dan penampang
5-6 cm.
Makanan yang tidak diserap atau tidak sempat diserap akan mengalami
pembusukan oleh bakteri, misalnya Escherichia coli, Enterobacter Aerogenes,
Clostridium pesfkiagnes, dan Lactobacillus Bifidus di dalam usus besar. Di
usus besar juga terjadi penyerapan air. Usus besar dapat dibagi menjadi enam
segmen, yaitu usus buntu (sekum), usus besar naik (kolon asenden), usus besar
mendatar (kolon transfersum), usus besar turun (kolon desenden), kolon
sigmoid, dan poros usus (rektum). Di ujung bawah usus buntu terdapat umbai
cacing (apendiks). Dari usus besar, sisa-sisa makanan masuk ke rektum,
kemudian dikeluarkan melalui anus.
f. Hati
Hati merupakan organ terbesar yang terdapat di dalam tubuh. Di sebelah
dalam organ hati terdapat kantong empedu (Vesika Felea) yang berisi cairan
empedu. Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan dialirkan ke saluran
pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Misalnya:
1) Mencerna lemak karena garam empedu menurunkan tegangan butir lemak
sehingga mengubahnya menjadi butiran yang kecil.
2) Menghasilkan pigmen bilirubin dan biliverdin yang memberi warna
kecokelatan pada feses dan urine.
3) Memberi suasana basa (pH 7,6 – 8,6)
Sari-sari makanan yang diserap oleh usus penyerapan akan melewati hati
terlebih dahulu. Di dalam hati, kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk
glikogen. Kelebihan asam amino akan diubah menjadi urea. Urea masuk ke
dalam sistem peredaran darah dan nantinya akan dikeluarkan bersama urine.
g. Rektum dan Anus
Rektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan
sakrum dan berakhir pada kanalis anus. Rektum terletak dalam rongga pelvis,
di depan os sakrum dan koksigis

PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 November 2021 pukul 20.00 di ruang


IGD VK Bersalin RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin. Pengkajian dilakukan
dengan metode anamnesa dan observasi. Sumber data berasal dari pasien, keluarga
pasien dan catatan medis.
I. Biodata
Biodata Pasien
Nama : Ny. NK
Umur : 27 tahun 0 bulan 13 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Ruangan di Rawat : Ruang Nifas
No. RM : 021xxx
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal masuk RS : 10 November 2021
Tanggal Pengkajian : 10 November 2021
Diagnosa Medis : G3P2002A000 Hamil 38 minggu + BSC 2x
Alamat : Jl. Cendrawasih 8 Perumnas Bumi Lingkar
Basirih RT.006 RW.001
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. E
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : S2
Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sutoyos, Kota Banjarmasin No.4 RT.02
Hubungan dengan Klien : Keluarga
II. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
a. Keluhan Saat Masuk Rumah Sakit
Pada tanggal 10 November 2021 pasien datang sendiri ke IGD VK
Bersalin karena sudah terjadwalkan untuk melakukan persiapan sc dan
keluhan utama pasien sedikit mual,muntah dan kurang nafsu makan.
b. Keluhan saat Pengkajian
Pasien mengatakan merasa mual, tidak ada keluar air-air, tidak ada lendir
darah. Pasien memiliki alergi terhadap telur dan ayam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien memiliki alergi terhadap telur dan ayam.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah melakukan operasi caesar sebanyak dua kali pada tahun 2010
dan 2016.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

III. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : Keadaan umum pasien terlihat baik-baik saja.
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : TD =116/87
RR = 20x/menit
Nadi = 95x/menit
Suhu = 36,0°C
GCS : E4, V5, M6
SPO2 : 98%
BB : 67 KG
2. Kepala
Inspeksi : kepala terlihat cukup bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi
bentuk kepala simetris kanan dan kiri, rambut hitam lurus dan
sedikit tebal, pertumbuhan rambut merata dan tidak berketombe
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri kepala ataupun
nyeri tekan
3. Mata
Inspeksi : mata terliat bersih, namun agak cekung, simetris antara kiri dan
kanan, pergerakan mata normal, tidak ada peradangan, pupil
isokor dengan replek terhadap cahaya, normal (bila diberi
cahaya), konjungtiva tidak anemis, sclera terlihat an ikterik
(tidak kuning),
gerak bola mata normal ( saat disentuh bola mata tertutup secara
repleks) lapang pandang normal.
Palpasi : tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan pada mata.
4. Hidung
Inspeksi : hidung terlihat bersih, bentuk hidung simetris kanan dan kiri,
tidak ada polip pada hidung, tidak ada sinus pada hidung dan
tidak ada peradangan pada hidung, fungsi penciuman pasien
baik bisa membedakan aroma-aroma
Palpasi : tidak ada nyeri pada tekan ataupun benjolan pada hidung.
5. Telinga
Inspeksi : telinga terlihat bersih, simmetris kanan dan kiri, tidak adacairan
atau setrum yang keluar dari telinga, tidak terdapat peradangan,
fungus pendengaran bak, dan pasien tidak menggunakan alat
pendengaran.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga.
6. Mulut
Inspeksi : mulut terlihat bersih, tidak terdapat masalah menelan, fungsi
menelan baik, mukosa bibir kering hingga terkelupas, dan
terdapat sariawan.
Palpasi : tidak ada pembengkakan pada mulut.
7. Leher
Inspeksi : kebersihan leher baik, tidak ada lesi ataupun pembesaran pada
kelenjar tiroid dan limfe.
Palpasi : tidak ada peningkatan vena jugularis, tidak ada benjolan dan
nyeri tekan bagian leher, arteri karotis teraba.
8. Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris kanan dan kiri, kebersihan dada baik,
perkembangan gerak dada simetris, tidak ada peradangan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada dada.
Perkusi : resonan.
Aukultasi : saat di auskultasi terdengar vesikuler dan tidak ada suara nafas
tambahan.
9. Jantung
Inspeksi : tidak terlihat adanya pembesaran jangtung.
Perkusi : tidak ada pembesaran ataupun pembengkakan jantung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada jantung, tidak ada massa dan tidak
ada nyeri tekan.
Auskultasi : bunyi jantung S1 (lub) dan S2 (dub), tidak terdapat murmur,
tidak ada suara jantung S3 atau suara jantung tambahan.
10. Abdomen
Inspeksi : warna kulit sawo matang,bentuk simetris, tidak terdapat
pembasaran pada abdomen
Auskultasi : terdengar bising usus 30x/menit
Perkusi : terdengar bunyi timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian perut.
11. Genetalia
Inspeksi : berdasarkan hasil anamnesa genetalia pasien cukup bersih.
12. Ekstramitas atas dan bawah
Inspeksi : secara keseluruhan cukup bersih, struktur tangan kanan dan kiri
simetris, kekuatan tonus otot tangan kanan dan kiri 5/5 dan
tonus kaki dan kiri 5/5, terpasang infus RL 30 tpm pada tangan
kiri
Kekuatan otot :

4 4
4 4

Palpasi : ekstremitas atas teraba hangat dan tidak terdapat nyeri


13. Kulit
Inspeksi : kulit terlihat bersih, tidak terdapat lesi, warna kulit sawo
mateng.
Palpasi : turgor kulit baik dapat kembali dalam < 2 detik, kulit teraba
hangat

IV. Kebutuhan Fisik Dan Psikososial


1. Nutrisi
- Di rumah
Suami pasien mengatakan bahwa pasien dirumah makan teratur 3 kali sehari
dan nafsu makan baik dengan jenis makanan yang bervariasi seperti bubur,
nasi yang di masak lunak,daging ikan yang lembut dan buah-buahan yang
mudah dihaluskan. Orang tua pasien mengatakan pasien dapat minum air 5-
6 gelas perhari, dengan jenis minuman air putih dan susu formula. Ibu
pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi.
- Di RS
Suami pasien mengatakan bahwa nafsu makan pasien teratur, pasien hanya
merasa sedikit susah makan namun pasien masih bisa menghabiskan ¾
makanan yang di sajikan oleh rumah sakit. Pasien masih bisa minum secara
teratur.
2. Eliminasi
- Di rumah
Suami pasien mengatakan BAB teratur dengan frekuensi 1-2 kali sehari
dengan konsistensi lembek dan terkadang keras, warna kuning kecoklatan
dan bau khas. Tidak ada keluhan mengenai BAB dan BAK lancar dengan
frekuensi 3-4 kali sehari warna kuning jernih dan tidak ada keluhan pada
saat BAK.
- Di RS
Suami pasien mengatakan pasien BAB lancar dan untuk BAK pasien
menggunakan kateter dengan frekuensi urine buang 1000 cc/8 jam dengan
warna kuning kecokelatan.
3. Personal hygiene
- Di rumah
Suami pasien mengatakan pasien mandi 2 kali sehari dan menyikat gigi
pada pagi dan sore hari. Pasien menggunakan shampoo dan sabun serta
tidak memiliki hambatan melakukan personal hygiene.
- Di RS
Suami pasien mengatakan hanya menyeka badan pasien 2x sehari dan
tidak mencuci rambutnya tetapi untuk bagian luka pasca operasi caesar tidak
diseka.
4. Istirahat dan Tidur
- Di rumah
Suami pasien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari
sekitar 6-7 jam dan sekitar 1-2 jam pada siang hari.
- Di RS
Suami pasien mengatakan pasien menjadi sulit tidur dan tidur pasien
menjadi kurang nyenyak karena setiap 2 jam sekali pasien menyusui
bayinya.
5. Aktivitas
- Di rumah
Suami pasien mengatakan pasien dapat beraktivitas pada umumnya seperti
beraktivitas dengan baik.
- Di RS
Suami pasien mengatakan pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasanya
karena pasien terpasang alat infus dan kateter.
6. Psikososial
Masalah yang memengaruhi pasien adalah mual dan juga kurang nafsu makan
sehingga resiko kekurangan nutrisi dapat terjadi.
7. Kebutuhan spiritual
Pasien beragama islam dan pasien tidak dapat melakukan ibadah sepertinya
dikarenakan selesai melahirkan sehingga sulit melakukannya.

V. Data Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 7 November 2020 (Jam 19.40 WITA)

No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI
1. Lefosit 8.40 103/UL L : 3.70-11.66 P : 3.5-11.9
2. Eritrosit 4.66 106/UL L : 4.41-6.53 P : 3.8-5.8
3. Haemoglobin 13.9 9/dl L : 12.7-17.9 P : 10.5-15.7
4. Haematokrit 39.6 % L : 38.1-52.9 P : 32.7-46.7
5. MCV 85.0 FI L : 72.3-94.7 P : 70.7-96.3
6. MCH 29.8 Fg L : 23.6-32.8 P : 22.4-32.8
7. MCHC 35.1 9/dl L: 31.0-36.6 P : 30.2-35.8
8. Trombosit 198 103/UL L : 150.8-415.6 P : 169.8-473.4

2. Terapi Pengobatan

No Tanggal dan Nama Obat Dosis Frekuensi, Cara


jam Waktu pemberian pemberia
n
1. Rabu, 10 Nov Ceftriaxone 2 gr 2x sehari IV
2021 (malam) pre op
2. Kamis, 11 Nov Ceftriaxone 2 gr 2x sehari IV
2021 (Pagi) pre op
Tramadol 100 mg 1x2 hari IV pada
Kamis, 11 Nov
3. RL
2021 (siang)
Ketorolac 10 mg 3x30 menit IV
Jum’at, 12 Nov Tramadol 100 mg 1x2 hari IV
4.
2021 (pagi) Keterolac 10 mg 3x30 menit IV
5. Jum’at, 12 Nov Tramadol 100 mg 1x2 hari IV
2021 (siang) Ketorolac 10 mg 3x30 menit IV
6. Jum’at, 12 Nov Tramadol 100 mg 1x2 hari IV
2021 (malam) Ketorolac 10 mg 3x30 menit IV

ANALISIS DATA
HARI/TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH
10 November 2021 DS : Kurangnya masukan Risiko
- Pasien merasakan mual dan makanan peroral Ketidakseimbangan
lemah. tidak ada keluar air- Nutrisi
air, tidak ada keluar lendir
dan keputihan, serta kurang
nafsu makan dan memiliki
alergi ayam dan telur.
DO :
- KU : Pasien terlihat lemas
- TD : 116/87
- N : 95
- R : 20
- T : 36
- SPO2 : 98
- TFU : 3 jari dibawah pusat
- HIS : tidak ada
- TBJ : 3255
- DJJ : 141
- Vt : OUE membuka 1 cm
- Turgor kulit: Baik
- BB : 67 KG
12 November 2021 DS: Pasien masih belum Ketidakcukupan Hambatan
merasakan nyeri operasi,
energi secara
mobilitas bd
belum bisa miring kanan dan fisiologis maupun
miring kiri secara mandiri psikologis untuk Intoleransi aktivitas
ataupun melakukan aktivitas meneruskan dan
seperti biasanya. menyelesaikan
aktivitas yang di
DO:Terlihat luka pasca operasi minta
yang masih baru saja di jahit

KU: BAIK
TD:110/78
N:105
P: 20
SPO2: 98%
TKU: 2 jari di bawah pusat
Kont: Baik
PPV: DBN
DC: Terpasang
UT: 600 CC
Turgor Kulit: baik

B. PRIORITAS MASALAH
1. Risiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kurang
masukan makanan per oral
2. Hambatan mobilitas fisik berdsarkan dengan intoleransi aktivitas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA RENCANA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Risiko ketidakseimbangan - Peningkatan nafsu 1. Kaji mengapa 1. Dapat
nutrisi : kurang dari makan Pasien kurang mengidentifi
kebutuhan tubuh b.d - Kebutuhan intake nafsu makan kasi
kurang masukan makanan oral adekuat 2. Monitor intake gangguan
per oral - BB dalam rentang dan output pola makan
normal nutrisi pada klien
- Turgor kulit baik 3. Monitor TTV 2. Agar jumlah
- Menigkatkan 4. Monitor turgor yang nutrisi
pengetahuan kulit dan yang
pasien akan membran diberikan
pemenuhan status mukosa tepat
gizi 5. Memberi 3. Mengevaluas
edukasi i ketepatan
- tentang nutrisi pemberian
status gizi dan intervensi
menjelaskan terhadap
makanan keadaan
rumah sakit umum pasien
juga diet 4. mengevaluas
selama i keefektifan
perawatan dan intervensi
menyeimbang dalam
kan intake dan memperbaiki
output status gizi
Nutrisi pasien
6. Kolaborasi 5. Menigkatkan
dengan ahli Pengetahuan
gizi dalam pasien agar
pemberian lebih
nutisi, terapi, kooperatif
dan vitamin. 6. Untuk
menentukan
tindakan
selanjutnya
dan
mempercepat
proses
penyembuha
n.
2. Hambatan mobilitas fisik - Berpartisipasi 1. Monitor TTV 1. Untuk
b d intoleransi aktivitas dalam aktivitas 2. Kaji mengetahui
fisik tanpa disertai kemampuan TTV
peningkatan, nadi aktivitas 2. Untuk
dan RR pasien mengetahui
- Mampu melakukan 3. Tingkatkan kemampuan
aktivitas sehari- aktivitas pasien
hari ADL dengan secara 3. Untuk
bantuan minimal bertahap mengetahui
4. Bantu klien seberapa jauh
untuk aktivitas yang
melakukan sudah bisa di
ADL yang lakukan
mungkin pasien
untuk pasien 4. Untuk
seperti makan melakukan
5. Anjurkan ADL yang
keluarga untuk mungkin
membantu untuk pasien
pasien dalam seperti makan
pemenuhan 5. Untuk
ADL seperti membantu
makan, pasien dalam
toileting, pemenuhan
personal ADL seperti
higine, makan,
mobilitas, toileting,
berpakaian personal
higine,
mobilitas,
berpakaian

CATATAN KEPERAWATAN

NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Rabu , 11 Nov Risiko 1. Mengkaji mengapa S:
2021 ketidakseimbangan pasien tidak mau -Pasien mengatakan
Jam 20.05 WITA nutrisi : kurang dari makan adanya sedikit mual dan
kebutuhan tubuh 2. Monitor adanya lemas yang di akibatkan
b.d. kurang penurunan BB kehamilan sehingga
masukan makanan 3. Monitor intake dan dalam pemenuhan
per oral output nutrisi kebutuhan makanan
4. Monitor TTV sedikit terganggu
5. Monitor turgor kulit - Pasien mengatakan
dan membran memiliki alergi terhadap
mukosa. beberapa jenis makanan
6. Memberi edukasi seperti telur dan ayam
tentang nutrisi
status gizi dan O:
menjelaskan - Terlihat pasien
makanan rumah menghabiskan 1/2 porsi
sakit juga diet dari makanan yang
sesuai kebutuhan disediakan
selama perawatan - BAB (-)
dan - BAK 3x
menyeimbangkan - TTV :
intake dan output Suhu :36,0C
nutrisi Nadi : 95 x/mnt
RR : 20x/mnt
Spo2 : 98%
- Membran mukosa bibir
kering
A : masalah belum
teratasi
P : Intervensi
Dilanjutkan
2. Kamis, 12 Nov Hambatan 1. Memonitor TTV S:
2021 mobilitas fisik b d 2. Kaji kemampuan - Suami pasien
Jam 08.00 WITA intoleransi aktivitas aktivitas pasien mengatakan bahwa
3. Tingkatkan pasien belum dapat
aktivitas secara duduk karena masih
bertahap belum bisa diakibatkan
4. Membantu klien luka operasi
untuk melakukan O:
ADL yang - Pasien terlihat lesu dan
mungkin untuk lemas
pasien. - Pasien hanya berbaring
5. Menganjurkan di kasur.
keluarga untuk A : Masalah belum
membantu pasien teratasi
dalam pemenuhan
ADL seperti P : Intervensi
makan, toileting, dilanjutkan
personal higine,
mobilitas,
berpakaian.
CATATAN PERKEMBANGAN

NO HARI/TGL DIAGNOSA PERKEMBANGAN TTD KET


KEPERAWATAN
1. Senin, 9 Risiko ketidakseimbangan S : P/b datang sendiri
November 2020 nutrisi : kurang dari pukul 20.05 membawa
Jam WITA kebutuhan tubuh b.d surat pengantar dari poli
kurang masukan makanan kandungan dengan dx
per oral G3P2002 dengan r/sc 2x.
Keluhan mules (-)
Mual (+)
Terlihat lemas (+)
Muntah (+)
Kurang nafsu makan (+)
Air-air (-)
Lendir darah (-)
r/alergi ayam dan telur
r/keputihan (-)
r/penyakit (-)
r/persalinan secara sc
2010/Klinik
Ananda/SC/3700 gr
2016/RS Ansari
Saleh/SC/2900 gr
r/usg 09/11/21 Uk. 38
minggu BB : 3256
O:
- Muntah 1x
- BAB (-)
- BAK terpasang DC
- TTV :
Suhu : 36,0°C (20.05)
WITA)
Nadi : 95x/mnt
RR : 20 x/mnt
Spo2 : 98%
TFU: 3 cm di atas pusat
HIS: -
TBJ:3255
DJJ: 141
Mukosa bibir terlihat
kering
A : masalah belum teratasi
P : - KIE
-Lapor
-Monitor intake dan
output nutrisi
-Monitor TTV
-Monitor turgor kulit
dan membran mukosa
I:
- Monitor intake dan
output nutrisi
- Monitor TTV
- Monitor turgor kulit dan
membran mukosa
E :
- Nafsu makan pasien
masih rendah, turgor
kulit mulai normal,
mukosa bibir kering

Hambatan mobilitas fisik b S :


d intoleransi aktivitas - Suami pasien
mengatakan bahwa
pasien masih sangat
lemah
O:
- Pasien tampak lesu dan
lemah
- Pasien mengalami
beberapa kesulitan saat
beraktivitas
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. Kamis, 11 Resiko ketidakseimbangan S : mual < , muntah -
November 2021 nutrisi : kurang dari
Jam 6.00 WITA kebutuhan tubuh b.d O :
. kurang masukan makanan - Terlihat pasien
per oral menghabiskan 1/2 porsi
dari makanan yang
disediakan
- muntah (-)
- BAB (-)
- BAK 4x
- TTV :
Suhu :36,2 °C
Nadi : 70x/mnt
RR : 20x/mnt
Spo2 : 98%
- Turgor kulit kembali ±1
detik membran mukosa
bibir membaik.
- Pasien terlihat lebih ceria
dan berenergi
A : Masalah belum teratasi
P:
- KIE hasil pemeriksaan
- Lanjutkan Terapi
-Melanjutkan intervensi
- Monitor intake dan
output nutrisi
- Monitor TTV
- Monitor turgor kulit dan
membran mukosa
I:
- Monitor intake dan
output nutrisi
- Monitor TTV
- Monitor turgor kulit dan
membran mukosa
E:
- Nafsu makan pasien
meningkat, turgor kulit
mulai normal dan
mukosa bibir membaik
Hambatan mobilitas fisik b S :
d intoleransi aktivitas - Suami pasien
mengatakan bahwa
pasien belum bisa terlalu
bergerak karena baru
saja selesai operasi
O:
- Pasien belum bisa
duduk dan miring kanan
dan miring kiri
- Pasien tampak lemah
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
3. Kamis, 11 Resiko ketidakseimbangan S : Intake oral <80%
November 2021 nutrisi : kurang dari Alergi ayam dan telur
Jam 18.00 kebutuhan tubuh b.d Mual (<)
WITA kurang masukan makanan Muntah (-)
per oral O:
- U = 29th
Hbs 13,9 g/dl
- Terlihat pasien
menghabiskan 1 porsi
dari makanan yang
disediakan dan 1 biji
pisang
- muntah (-)
- BAB 2x
- BAK 4x
- TTV :
Suhu : 36,5°C
Nadi : 100x/mnt
RR : 24x/mnt
Spo2 : 99%
- Turgor kulit kembali ±1
detik membran mukosa
bibir baik
A : NS 2.1 Intake oral
tidak adekuat
P:
- Terapi nutrisi : TKTP
- Kebutuhan energi : 2480
kkal
P = 80 gr L = 63,2 gr
Ka = 1385 gr
I : intervensi dihentikan,
pasien pulang.
E:
- Nafsu makan pasien
baik, turgor kulit normal
dan mukosa bibir baik
Hambatan mobilitas fisik b S:
d intoleransi aktivitas - Suami pasien
mengatakan bahwa
pasien beberapakali
mengeluh nyeri dan
belum bisa miring kanan
miring kiri dan duduk
O:
- Pasien belum bisa
duduk dan miring kanan
kiri
- Pasien tampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4. Jumat ,12 Resiko ketidakseimbangan S:
November 2021 nutrisi : kurang dari -Pasien mengatakan nafsu
jam 08. 00 kebutuhan tubuh b.d makan sudah meningkat
kurang masukan makanan - Mual(-), Muntah (-)
per oral lemas (+)
- pasien sudah bisa
menghabiskan makananya
sebanyak ¾ dalam porsi
yang di tentukan
O:
KU: BAIK
Td: 107/70
N:56
RR:21
T: 36,4
Spo2: 99
UT:300
UB: 1000
Mukosa bibir baik dan
turgor kulit baik
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
Hambatan mobilitas fisik b S:
d intoleransi aktivitas -Pasien mengatakan
bahwa sudah bisa miring
kanan miring kiri dan
duduk
O:
- Pasien sudah bisa duduk
dan miring kanan kiri
- Pasien tampak bugar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
5. Sabtu, 13 Resiko ketidakseimbangan S:
November 2021 nutrisi : kurang dari - Nyeri luka op (-)
Jam 11.00 kebutuhan tubuh b.d - BAK )
WITA kurang masukan makanan - Nafsu makan sudah
per oral membaik
- pasien sudah mampu
menghabiskan 1 porsi
makanan yang di sajikan
O:
- KIE hasil pemeriksaan
- Observasi k/u, TTV, PPV
-Lanjutkan Intervensi
- Besok rencana boleh
pulang tanpa visite jika k/u
baik.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai