Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI

Oleh :

NALFRIZA ALFIANTI

(2001023)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI


LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

I. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


A. Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006). Nutrisi adalah
substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh
tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dan Mubarak, 2008)
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.( Tarwoto dan Wartonah,
2010 )

B. Fungsi fisiologis
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan banyak patologi
yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan
kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada
setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat banyak
factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama
berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan konstipasi/
diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan ketidakseimbangan/
perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan perubahan nutrisi
Anatomi Fisiologis
1. Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses pencernaan.
Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut pada permukaan saluran
pencernaan. Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan makanan ke dalam faring, dimana
makanan bergerak ke esophagus bagian atas dan kemudian ke bawah ke dalam lambung.
2. Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri dari
otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa
yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
3. Lambung
Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar dari saluran
pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung dan usus dimungkinkan dengan adanya
peristaltic, yaitu gerakan konstraksi dan relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong
substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang. Pada saat makanan bergerak ke
arah spingter pylorus pada ujung distal lambung, gelombang peristaltik meningkat. Kini
gumpalan lembek makanan telah menjadi substansi yang disebut chyme. Chyme ini dipompa
melalui spingter pylorus kedalam duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2 sampai 6 jam.
4. Usus halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira
6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan rectum yang
kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-
kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari
lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di
usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam.
Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan
mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan
untuk mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu
gerakan maju ke anus yang berupa gelombang. Makanan yang sudah melewati usus halus :
Chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang
lebih 350 ml.
5. Usus besar (kolon)
Kolon orang dewasa, panjangnya kurang lebih 125-150 cm atau 50-60 inch, terdiri
dari :Sekum, yang berhubungan langsung dengan usus halus. Kolon terdiri dari kolon
asenden, transversum, desenden dan sigmoid. Rektum, 10-15 cm/ 4-6 inch.
Fungsi utama usus besar (kolon) adalah :
a. Absorbsi air dan nutrient
b. Proteksi/ perlindungan dengan mensekresikan mucus yang akan melindungi dinding
usus trauma oleh feses dan aktivitas bakteri.
c. Menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara berkontraksi.
d. Anus/ anal/ orifisium eksternal
Panjangnya kurang lebih 2,5-5 cm atau 1-2 inch, mempunyai 2 spingter yaitu internal
(involunter) dan eksternal (volunter). Panjang rectum bervariasi, sesuai dengan usia :
Bayi : 2,5-3,8 cm
Toddler : 4 cm
Pra sekolah : 7,6 cm
Sekolah : 10 cm
Dewasa : 10-15 cm

C. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi


Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :


1. Body Mass Index
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan, BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu.
D. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi interal
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi meliputi
metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi
enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami
gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu.
Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang pemberian
makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena
terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral
ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan
unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN
bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat
larutan dilarutkan oleh darah klien

2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang disesuaikan
dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau
setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang tidak
enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan
piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan; istirahat
bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi

II. KONNSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
b. Penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan saat pengkajian
b. Riwayat Kesehatan Sekarang Mulai kapan dimulai terjadinya nyeri
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengalaman nyeri di masa lalu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh di nyeri
3. Pola Pengkajian Fungsional
a. Pola Oksigenasi
Keluhan sesak napas, bersihan napas, pola napas
b. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi, pantangan makanan
c. Pola Eliminasi
Pola BAB dan BAK
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Meliputi gerakan (mobilitas), aktivitas
e. Pola Istirahat Tidur
Meliputi kebiasaan tidur/istirahat pasien
f. Pola Kognitif dan Persepsi
Meliputi apa yang dirasakan oleh pasien
g. Pola Konsep Diri
Meliputi Harga diri Pasien, Ideal diri, Identitas diri, Gambaran diri, Peran diri
h. Pola Peran dan Hubungan
Meliputi peran pasien didalam keluarga
i. Pola Sekesualitas
Hubungan dengan pasien dan jumlah anak
j. Pola Mekanisme Koping dan Stress
Meliputi dengan siapa pasien cerita mengenai penyakitnya
k. Pola Kepercayaan
Meliputi kepercayaan yang dianut oleh pasien
B. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran umum
b) Kesadaran
c) Tekanan darah
d) Nadi
e) Suhu
f) Respirasi rate
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala pasien serta keadaan
rambut pasien.
2) Mata
Bentuk simetris atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, ada nyeri atau tidak, ada
alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan mata untuk mengetahui adanya kelainan
atau tidak.
3) Hidung
Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada pembengkakan didaerah polip atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan hidung untuk mengetahui
adanya secret dan pembengkakan.
4) Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada infeksi atau tidak, ada
alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan telinga untuk mengetahui ada cairan
yang berlebih atau adanya infeksi di sekitar telinga.
5) Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk pemeriksaan mulut
untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau adanya gigi kotor dan berlubang.
6) Leher
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakak kelenjar getah bening atau tidak, ada
pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
7) Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung
a. Inspeksi : Normal. Tujuan untuk mengetahui bentuk dada
b. Perkusi : Sonor/Resonan.
c. Palpasi : Kesimestrisan Dada
d. Auskultasi : Terdengar suara lapang paru normal.
8) Abdomen
Ada lesi atau tidak, suara bising usus
a. Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan.
b. Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen.
c. Perkusi : Normal tidak ada gangguan.
d. Auskultasi : Tidak terdengar bising usus.
9) Integumen
a. Warna kulit : Sawo Matang
b. Keadaan kulit : Kering
c. Turgor kulit : Normal
10) Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia

B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi (D.0019)

C. Intervensi Keperawatan
SIKI : Manajemen Nutrisi (I. 03119)
1). Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
f) Monitor asupan makanan
g) Monitor berat badan
h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2). Terapeutik
a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d) Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
f) Berikan suplemen makanan, jika perlu
g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
3). Edukasi
a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b) Ajarkan diet yang diprogramkan
4). Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
Selama tahap implementasi perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi
keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil. Dalam
implementasi terdapat tiga komponen tahap implementasi, yaitu: tindakan keperawatan
mandiri, tindakan keperawatan kolaboratif, dan dokumentasi tindakan keperawatan dan
respons klien terhadap asuhan keperawatan. (Wijayaningsih, 2019)
E. Evaluasi Keperawatan
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.
Daftar Pustaka
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik
edisi 7. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi Jakarta
: Salemba Medika. Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi
konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC

Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 7.
Jakarta : EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam praktik.
Jakarta : EGC

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC

Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi Jakarta :
Salemba Medika.

Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC

Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 7.
Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam praktik.
Jakarta : EGC

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC

Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai