Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Oleh :
Dede Aris Herdiansyah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2023
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi
1. Definisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuhyang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam Aktivitas
tubuh(Nurarif, 2015). Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatandan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerimamakanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yangterkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
danpenyakit (Rahayu, 2015).
2. Anatomi Fisiologi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran pencernaan
dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ aksesori terdiri
dari hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya
sistem pencernaan makanan secara kimiawi. (Wartonah, 2015 danPotter, 2014)
a. Saluran Pencernaan
1) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yangterdiri atas dua
bagian luar (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi,bibir, dan pipi, serta bagian dalam
yang terdiri dari rongga mulut (Indriyani, 2014).
2) Faring dan esophagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung,
mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut denganbagian terlebar di bagian atas yang
berjalan hingga vertebrae servikalkeenam. Faring langsung berhubungan dengan
esophagus, sebuahtabung yang memiliki otot dengan panjang ±20-25 cm yang terletak
dibelakang trachea dan di depan tulang punggung, kemudian masukmelalui toraks
menembus diafragma yang berhubungan langsung denganabdomen dan menyambung
dengan lambung (Indriyani, 2014). Esophagus merupakan bagian yang menghantarkan
makanan darifaring menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga dengan
panjang 2 cm (Indriyani, 2014).
3) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atasbagian atas
(disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yanghorizontal (disebut antrum
pilorik). Lambung ini berhubungan langsungdengan esophagus melalui orifisium kardia
dan dengan duodenummelalui orifisium pilorik. Lambung memiliki fungsi
sebagaiberikut:Fungsi motoris adalah menampung makanan, memecah makanan
menjadi partikel kecil, dan mencampurnya dengan asamlambung. Fungsi sekreasi dan
pencernaan adalah mensekresi pepsin ogenrennin, dan lipase. Pepsinogen diaktifkan
oleh HCl menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi proteosadan peptone
(Indriyani, 2014).
4) Usus halus
Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh ususbesar. Usus
halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang ±2,5m dalam keadaan hidup.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa,terdapat beberapa nodula jaringan limfa
yang disebut kelenjar soliteryang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Pada
umumnya,fungsi usus halus adalah mencerna dan meng absorpsi chime darilambung.
Zat makanan yang telah halus diabsorpsi di dalam usus halus,yakni pada duodenum. Di
sini terjadi absorpsi besi, kalsium denganbantuan vitamin D, serta vitamin A,D,E dn K
dengan bantuan empedudan asam folat (Indriyani, 2014).
5) Usus Besar
Usus besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulaidari katup
ileokolik atau ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar
adalah mengabsorsi air (± 90%), elektrolit,vitamin, dan sedikit glukosa (Indriyani,
2014).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapatmemengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebebkan olehkurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggidapat
memengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanantertentu
juga dapat memengaruhi status gizi.
d. Kesukaan
Saat ini, para remaja di kota-kota besar di negara kita memiliki kecenderungan
menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji (junkfood),
bakso, dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi
kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalusering dan berlebihan karena tidak memiliki
asupan gizi yang baik (Hidayat,2014).
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memenuhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanyamampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakatdengan kondisi perekonomian
rendah (Hidayat, 2014).
Pemberian Makanan Dan Minuman Melalui Ngt
A. Pengertian
Memberikan makan cair melalui selang lambung (enteral) adalah
prosesmemberikan melalui saluran cerna dengan menggunakan selang NGT ke arah
lambung.
B.Tujuan
1. Untuk memberikan makanan dan minumak pada pasien yang tidak dapatmakan,
menelan, atau atau pasien yang tidak sadar.
2. Untuk memenuhi nutrisi pada pasien yang mengalami gangguan pada sistem
pencernaan
3. Pasien yang terus-menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya,
misalnya pasien psikiatri (kelainan kejiwaan)
4. Pasien yang muntah terus-menerus
5. Bayi yang berat badan lahir rendah (BBLR), premature, atau dismature.
C. Indikasi
1. Klien yang tidak dapat makan/menelan atau klien tidak sadar.
2. Klien yang terus-menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya,misalnya
klien dengan gangguan jiwa.
3. Klien yang muntah terus-menerus
4. Klien yang tidak dapat mempertahankan nutrisi oral adekuat
5. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Premature, dismature
6. Perdarahan GI (Gastrointestinal)
7. Trauma multiple, pada dada dan abdomen
8. Pemberian Obat-obatan, cairan makanan
9. Pencegahan aspirasi penderita dengan intubasi jangka panjang. Operasiabdomen
10. Obstruksi saluran cerna
D. Kontra Indikasi
1. Fraktur tulang-tulang wajah dan dasar tengkorak
2. Penderita operasi esofagus dan lambung (sebaiknya NGT dipasang saatoperasi)
E. Komplikasi
1. Komplikasi mekanis, seperti sonde tersumbat atau dislokasi sonde
2. Komplikasi pulmonal, seperti bradikardia
3. Komplikasi yang disebabkan karena posisi sonde yang menyerupai jerat atausimpul
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
F. Prosedur Kerja
1. Persiapan:
a. Persiapan alat :
1) Slang penduga lambung pada tempatnya
2) Corong
3) Spuit 20 cc
4) Serbet
5) Bengkok (nierbekken)
6) Plester dan gunting
7) Makanan cair sesuai kebutuhan, dalam tempatnya. Dengan ketentuansuhu makanan
harus hangat.
8) Teh atau air matang
9) Bila ada obat yang harus diberikan, harus dihaluskan dulu dan dicampur dalam
makanan
b. Persiapan pasien : Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan :
a. Pasien disiapkan dalam posisi semi fowler
b. Pasien yang gelisah sebaiknya diikat tangan dan kakinya.
c.Bila pemberian makanan dilakukan memalui hidung, maka lubang hidungharus
dibersihkan terlebih dahulu.
d. Serbet dipasan di dada pasien
e. Bengkok diletakkan didekat pasien
f. Slang penduga lambung diukur dari epigastrum sampai kehidung,kemudian belok ke
telinga, selanjutnya diberi tanda (ujung pipa pada arahepigastrum)
g. Ujung slang dilicinkan dengan air atau pelican lain
h. Bagian pangkat pipa di klem
i. Selang dimasukkan perlahan-lahan sambil pasien disuruh menelan jika pasien sadar
j. Periksa apakah slang betul-betul masuk ke dalam lambung dengan cara sebagai berikut:
1) Masukkan ujung slang sampai terendam dalam bengkok berisi air.Klem dibuka dan
dilipat. Perhatikan apakah ada gelembung atau tidak.Jika tidak ada gelembung berarti
pipa berhasil masuk ke epigastrum.Setelah itu pipa diklem dan diangkat kembali
2) Pada pasien dalam keadaan yang sangat payah, atau BBLR, tempuh cara menghisap isi
lambung sedikit demi sedikit dengan spuit. Bilareaksi asam berarti pipa berhasil masuk
ke dalam epigastrum
3) Masukkan udara dengan spuit 2 atau 3 cc ke dalam lambung, sambilmendengarkn
dengan stetoskop. Bila terdengart bunyi, berrti pipa berhasil masuk ke epigastrm.
Kemudian udara tadi dikeluarkankembali.
k. Setelah yakin bahwa slang masuk ke spigastrum, pasangalah corong atauspuit pada
pangkal pipa
l. Melalui corong, masukkan air matang atau the hangat sekurang-kurangnya15 cc. pada
tahap permulaan, corong di miringkan dan dituangkanmakanan melalui piringnya.
Setelah penuh, corong ditegakkan kembali.
m. Klem dibuka perlahan-lahan
n. Cairan selanjutnya dituangkan sebelum isi corong kosong
o. Bila cairan tidak mengalir secara lancer, posisi pipa harus agakditinggikan
p. Bila pasien harus minum obat. Obat harus dilarutkan dan diberikansebelum makanan
habis
q. Setelah makanan habis slang dibilas dengan air masak, kemudian pangkalslang segera
diklem
r. Jika slang harus dipasang secara tetap, maka slang harus dilekatkan pada pipa dan ples.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa
1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a. Definisi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah Intakenutrisi
tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
b. Batasan Karakteristik
1) Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
2) Membran mukosa dan konjungtiva pucat
3) Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
4) Luka, inflamasi pada rongga mulut
5) Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
c. Faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
Perencanaan
Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a. Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam/selamaperawatan klien
dapat menunjukan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria Hasil:
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
Intervensi:
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji status nutrisi klien
3. Kaji berat badan klien
4. Berikan makanan peroral
5. Berikan pemasangan NGT, jika perlu
6. Berikan informasi yang tepatterhadap klien tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai
7. Ajarkan untuk selalu menjaga kebersihan mulut
8. Anjurkan klien makan sedikit demi sedikit tapi sering
9. Kolaborasi dengan ahli gizi.

Anda mungkin juga menyukai