DOSEN PEMBIMBING :
Johana Tuegeh, S.Pd, S.SiT, M.Kes
DISUSUN OLEH :
Nama :Riska Aprilya
Nim : 711440119026
Tingkat : 2B
PENHDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktifitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah,
2006).
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang
diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti jenis kelamin, usia,
aktivitas, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk
menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari
nutrisi diantaranya adalah sebagai energi, memelihara jaringan tubuh, dan lain-lain (Asmadi,
2008). Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya
(nutrien).
Nutrien merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi sebaikbaiknya. Untuk itu, maka intake
nutrisi ke dalam tubuh harus adekuat. Artinya, nutrisi yang kita makan harus mengandung
nutrien esensial tertentu yang seimbang. Nutrisi esensial tersebut meliputi karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air (Asmadi, 2008).
Pada umumya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada
makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi,
maka berat badan seseorang akan menambah. Dan ketika pemasukan kalori gagal untuk
memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat.
B.Rumusan Masalah
Masalah yang kami angkat pada makalah ini mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
mempraktekkan pengelolaan pelayanan keperawatan professional dan mahasiswa dapat
menerapkan konsep dasar dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien khususnya pada
kasus diare
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan konsep tentang diare
b. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit diare
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Diare
Pengertian Diare adalah kondisi di mana feses yang dikeluarkan encer atau berair dengan
frekuensi lebih sering daripada biasanya.Umumnya, penyebab diare adalah makanan atau minuman
yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme. Banyak orang menderita penyakit diare satu atau dua
kali setahun.Biasanya diare berlangsung 2-3 hari dan bisa ditangani dengan obat-obatan yang dijual
bebas.Tetapi pada kasus khusus, diare bisa berlangsung berminggu-minggu. Penyakit diare ada di
peringkat tiga belas penyebab kematian secara umum di Indonesia dengan proporsi 3.5 persen.
Sedangkan untuk kategori penyakit menular, diare menduduki peringkat ketiga Kelompok usia yang
terbanyak mengalami penyakit diare adalah balita, yaitu sebanyak 16.7 persen. Prevalensi diare
sedikit lebih tinggi pada anak laki-laki (14.8 persen) dibandingkan dengan anak perempuan (12.5
persen)..
Penyakit Diare umumnya terjadi ketika cairan dari makanan tidak dapat diserap usus dengan
baik. Atau ada terlalu banyak cairan yang disekresikan ke usus. Normalnya, usus besar akan
menyerap cairan dari makanan yang kita konsumsi dan meninggalkan kotoran (feses) setengah padat.
B. Anatomi Fisiologi
C. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi yang meliputi dehidrasi ringan sedang dan berat.
2. Hipernatremia biasanya terjadi pada diare yang disertai dengan muntah.
3. Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau mengandung
sedikit garam.
4. Hipokalemia terjadi karena kurangnya kalium (K).
5. Demam biasanya demam timbul jika penyebab diare berinvansi ke dalam sel epitel
usus.
D. ETIOLOGI
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar, tetapi
yang sering ditemukan dilapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi
dan keracunan. Untuk mengenal penyebab diare yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Infeksi :
Bakteri ( Shigella Salmonella, Ecoli, Goongan Vibrio,
Bacillus Cereus, Clostridium Perfringens, Staphilococ
Usaurfaus, Camfylobacter, Areomonus)
2. Virus (
Rotavirus, Norwalk+ Norwalk Like
agent,Adenovirusz)
3. Parasit
4. Protozoa (Entamuba Histolytica, Giardia Lambia,
Balantidium Coli, Crypto Sparidium)
5. Cacing perut (Ascaris, Trichuris, Strongyloides, Blastissistis
Huminis)
6. Bacillus Cereus, Clostridium Perfringens
7. Malabsorbsi: karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau
protein
8. Alergi : alergi makanan
9. Keracunan
10. Imunodefisiensi / imunosupresi (kekebalan menurun): Aids dll
11. Sebab-sebab lain : Faktor lingkungan dan perilaku, psikologi :
rasa takut dan cemas.
E. TANDA GEJALA
Menurut Sodikin(2012), beberapa tanda dan gejala pada kasus gastroenteritis, anatara lain:
Menurut Hidayat (2008), bahwa proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan faktor diantaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya
mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
sistem transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi
cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi merupakan kegagalan yang dalam
melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
Ketiga, faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksik yang ada tidak mampu diserap dengan
baik.Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.Keempat, faktor psikologi dapat
mempengeruhi terjadinya penyerapan makanan yang dapat mengakibatkan
G. PENATALAKSANAAN
Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah
maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat
dan tepat. IDAI, WHO dan UNICEF merekomendasikan tatalaksana diare dengan Lintas Diare (Lima
langkah Tuntaskan Diare). Lintas diare meliputi :
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.Y
Tempat / Tanggal Lahir : Manado /24 februari 2020
Umur : 18 Tahun
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan :-
Suku Bangsa :
Alamat : jln. Siswa taas no.158
Tanggal Masuk : 10 – 11 – 2020
Tanggal Pengkajian : 10 – 11–
2020
No Register
00707876
Diagnosa Medis : Diare
3. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :Baik
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
a) Kepala : Normal
b) Rambut : Bersih, berwarna hitam
c) Mata : Cekung dan tidak mengalami gangguan penglihatan.
d) Hidung : Simetris,
e) Telinga : Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.
f) Wajah : Ekspresi wajah tampak cemas, dan gelisah.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
i) Kulit : Turgor kurang baik (elastisitas kembali 1-2 detik)
2. ANALISA DATA
Tabel Analisa Data
1 DS :
Inflamasi gastrointestinal
Pasien mengatakan BAB 5-6 kali setiap
harinya sudah selama 4 hari DO :
Iritasi gastrointestinal
- Keadaan umum klien tampak lemah
Diare
dan mata cekung dengan tubuh pasien
proses infeksi (D.0020)
sedikit hangat
- tanda vital : TD : 100/70 mmHg
SB : 36.8 c malabsropsi
N : 80 x/menit
Diare
RR : 24x/menit
2 DS :
- pasien mengatakan bentuk feses cair
gastroentritis
dengan frekuensi bab 5-6x/hari
Resiko
tekanan osmotic dalam usus
DO : Ketidakseimbangan
- Keadaan klien tampak lemah cairan
HCL lambung
- Mata klien cekung (D.0036)
Disfungsi Intestinal
Nyeri Akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Diare b/d Inflamasi gastrointestinal d/d Defekasi lebih dari 3x dalam 24 jam, feses lebek
atau cair.
2) Resiko ketidakseimbangan cairan d/d disfungsi intestinal
3) Nyeri akut b/d Agen pencendera fisiologis d/d Pasien mengeluh nyeri pada perut seperti
diaduk-aduk, wajah terlihat meringis kesakitan, skala nyeri 5 (1-10) dan pasien terlihat
terganggu saat beristirahat.
Keterangan :
NO INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 (D.0020) L.04033 I. 03101
Diare Berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Diare
dengan Inflamasi keperawatan selama 3 hari, 1. Identifikasi penyebab diare.
gastrointestinal maka Eliminasi fekal 2. Identifikasi riwayat pemberian
dibuktikan dengan Membaik, dengan kriteria makanan.
Defekasi lebih dari 3x hasil : 3. Monitor warna, volume,
dalam 24 jam, feses - Kontrol pengeluaran frekuensi dan konsistensi tinja.
lebek atau cair. feses : 5 4. Monitor jumlah pengeluaran
- Konsistensi feses : 5 diare.
- Frekuensi BAB : 5 5. Berikan asupan cairan oral.
- Peristaltik usus : 5 6. Pasang jalur intravena.
7. Berikan cairan intravena.
8. Anjurkan makanan dengan
porsi kecil dan sering secara
bertahap.
9. Anjurkan makanan pembentuk
gas, pedas dan mengandung
laktosa.
10. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas.
11. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses.
NO INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
2. (D.0036) L.03020 I.03098
Resiko Setelah dilakukan intervensi Menejemen cairan
Ketidakseimbangan keperawatan selama 3 hari, 1. monitor status hidrasimonitor
cairan maka keseimbagan cairan 2. manitor hasil pemeriksaan
Dibuktikan dengan Meningkat, dengan kriteria laboratorium.
disfungsi intestinal hasil : 3. Monitor status hemodinamik
- Asupan cairan : 5 4. Catatan intek-output dan hitung
- Output urin : 5 batsa cairan selama 12 jam
- Membaran mukosa 5. Berikan asupan cairan
lembap : 5 6. Kolaborasi pemberian diuretik
- Tekanan darah : 5
- Frekuensi nadi : 5
- Kekuatan nadi : 5
- Tekanan arteri rata-rata
:5
- Mata cekung : 5
- Turgor kulit : 5
NO INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
3. D.0077 L.08066 I.08238tr4
Nyeri Akut
Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Berhubugan degan intervensi keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karakterisitik,
Agen pencendera selama 3 hari, maka durasi frekuensi, kualitas,
fisiologis dibuktikan Tingkat nyeri Menurun, intensitas nyeri.
dengan pasien dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri.
mengeluh nyeri pada - Keluhan nyeri : 5 3. Identifikasi respons nyeri non
perut seperti diaduk- - Meringis : 5 verbal.
aduk, wajah terlihat - Gelisah : 5 4. Identifikasi faktor yang
meringis kesakitan,
- Kesulitan tidur : 5 memperberat dan memperingan
skala nyeri 5 (1-10)
nyeri.
dan pasien terlihat
5. Berikan teknik nonfarmakologis
terganggu saat
untuk mengurangi rasa nyeri
beristirahat.
6. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
8. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri.
9. Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
10. Kolaborasi pemberian
analgetik,
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji dan observasi pola BAB (frekuansi, 1. Membantu membedakanpenyakit individu
warna, konsisten, jumlah fases) dan megkaji beratnya tiap defekasi
2. Anjurkan pasien untuk menghidarkan usus, 2. Meghindari diare berlajut
kopi, makanan pedas, dan makanan yang 3. Menghidari iritasi, menigkatkan iritasi usus
mengiritasi saluran cerna 4. Untuk menjaga asupan makanan yang
3. Berikan diet cair untuk mengistirahatkan dibutuhkan tubuh
usus 5. Menurunkan motilitas atau perstaltik usus
4. Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi dan menunjukan sekresi degestif untuk
kecil, tetapi sering dan tigkatkan menghilagkan kram dan diare
kepadatannya secara bertahap
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
INTERVENSI RASIONAL
1. pantau tanda dan gejala kekuragan cairan 1. Penurunan sirkulasi volume cairan
dan elektrolit meyebabkan kekerigan mukosa dan
2. pantau intek output pemekatan urine. Deteksi dini
3. timbagan bearat badan setaip hari mumungkinkan terapi penggantian cairan
banyak pada klien 2-3 liter/hari 2. Dehidrasi dapat menigkat laju filtrasi
5. kolaborasi : pemeriksaan laboratorium serum glomerolus membuat keluaran tak adekuat
elektrolit (Na, K, Ca, BUN), Cairan parental utuk membersihkan sisa metabolism
(IV line) sesuai degan umur, obat- obatan 3. Mendeteksi kehilagan cairan, penurunan 1kg
(antisekresi, antispasmolitik, antibiotic) BB sama degan kehilagan cairan 1liter.
4. Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang
secara oral.
5. Koreksi keseimbagan cairan dan elektrolit,
BUN untuk mengetahui fall ginaj
(kompensasi), menggantu cairan dan elektrolit
secara adekuat degan tepat, anti sekresi cairan
dan elektrolit agar seimbang.
INTERVENSI RASIONAL
1. Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya 1. Identifikasi karekteristik nyeri dan faktor
2. Anjurkan klien untuk menghindari allergen yang berhubungan merupakan suatu hal yang
3. Lakukan kompres hangat pada daerah perut amat penting untuk memilih intervensi yang
4. Berikan obat sesuai indikasi : Steroid oral, IV, cocok dan untuk mengevaluasi ke efektifan
https://www.klikdokter.com/penyakit/diare#:~:text=Pengertian%20Diare%20adalah
%20kondisi%20di,yang%20kotor%20dan%20terkontaminasi%20mikroorganisme.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15319/6.BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://puskesmas.bantulkab.go.id/dlingo2/2012/12/15/tata-laksana-diare-dengan-lintas-diare/
Suharyono DR. 2008. Diare Akut,Klinik dan Laboratorik:Jakarta;Rineka Cipta Waluyo A. Teori dan