Disusun Oleh :
NIM : P1337420520062
Kelas : Setyaki 2
Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang dapat menimbulkan gejala diare
yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit lebih sering dari biasanya yang mana
bersifat patogen. Gastroenteritis dibagi menjadi dua jenis menurut waktu onset dan
durasi yaitu Gastroenteritis Akut dan Gastroenteritis Kronis. (Nari, 2019). Gastroenteritis
akut atau GEA adalah diare yang gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14
hari, gastroenteritis juga kehilangan cairan dan elektrolit berlebihan karena frekuensi satu
atau lebih buang air besar berbentuk encer dan berair. (Nari, 2019)
B. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) dalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan.Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari
sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk
untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir-
b. Tenggorokan (Faring)
lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
tiga bagian:
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
enzimenzim
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus .
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum) :
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,
yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam
tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus
dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.Secara
histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong
dan usus penyerapan secara makroskopis-Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune
yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern.Arti aslinya berasal dari bahasa
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7
dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garamgaram
empedu.
rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Usus besar terdiri dari
Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens (kiri), Kolon sigmoid
(berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi | adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh
umbai cacing.
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. . Organ
kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding. rektum karena penumpukan
material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan
untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak, terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika
defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan
terjadi.
C. Etiologi
1. Infeksi oleh virus : Virus tersebut antara lain Rotavirus, Enterovirus, Adenovirus,
dan Norwalk
2. Infeksi oleh bakteri : Bakteri tersebut antara lain Esherichia coli, Shigella sp, Vibrio
3. Infeksi oleh parasite Biasanya disebabkan oleh cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
(Candida albicang).
4. Obat-obatan
D. Patofosiologi
berikut:
parasite, Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal oral, dalam beberapa kasus
terkontaminasi tinja, ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus, akibatnya isi rongga usus menjadi berlebihan sehingga timbul diare.
Selain itu, gangguan ini juga dapat menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di
dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
diare. “Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang
DIARE
Konsistensi encer
1) Pengkajian
keperawatan informasi subjektif dan objektif dari pasien, adapun data yang
dikumpulkan:
a. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosis
medis.
b. Alasan masuk
Gambaran secara kronologis mengenai mulai pertama keluhan dirasakan dan hal-hal
yang terkait termasuk lokasi, durasi, hubungannya dengan fungsi fisiologis maupun
c. Riwayat Keperawatan
mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan atau
Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit yang
sama seperti klien, dikaji pula mengenai adanya penyakit keturunan yang menular
d. Pemeriksaan fisik
2. Tanda – tanda vital : kaji suhu tubuh, tekanan darah, nadi, pernapasan
pasien
hidung
pendengaran
lidah
paru-paru, jantung
abdomen
13. Ekstermitas : tangan terpasang infus atau tidak, ada edema atau
2. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
3. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
Mammae merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
dada.
G. Diagnosa Keperawatan
a. Definisi
pasien, baik aktual ataupun potensial , yang ditetapkan berdasarkan analisis dan
singkat dan lugas terkait masalah kesehatan pasien berikut penyebabnya yang dapat
diatasi melalui tindakan keperawatan (Kristantri & Panjaitan, 2010). Menurut Tim
Pokja SDKI DPP PPNI (2017), defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau defisiensi
pajanan, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, dan tidak familier
dengan informasi.
Gejala dan tanda menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), adalah sebagai
berikut:
a. Mayor
1) Subjektif
kondisi kehamilannya
2) Obyektif
H. Intervensi
arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana,
kapan dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam
menyusun rencana tindakan keperawatan untuk pasien, keluarga dan orang terdekat perlu
penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi - Agar kebutuhan cairan
pemberian cairan pasien tercukupi
IV isotonis (mis.
NaCl, RL) - Untuk mempercepat
- Kolaborasi rehidrasi pasien
pemberian cairan
IV hipotonis
(mis.glukosa 2,5%,
NaCI 0,4%)
Kolaborasi :
- Kolaborasi
- Untuk mengurangi rasa
pemberian
nyeri pasien
medikasi sebelum
makan mis. Pereda
nyeri, antiemetic,
jika perlu)
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan - Agar kebutuhan pasien
berbahan iritasi
ringan/alami dan
hipoalergik pada
kulit sensitive
Edukasi :
J. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas 29 spesifik yang
edukasi dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Implementasi
K. Evaluasi
(Manurung,2011)
Evaluasi dapat berupa evalusi struktur, proses dan hasil. Evaluasi terdiri dari