Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
DI RUANG SADEWA 2 RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh :
Zulfa Alwi Iq'tafa

(P1337420119096)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER :
HIPERTENSI DI RUANG SADEWA 2 RSUD. K.R.M.T
WONGSONEGORO SEMARANG
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2021
Ruang/RS : Sadewa 2/RSUD KRMT Wongsonegoro
Semarang
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. I
Umur : 53 tahun
Alamat : Jalan Durian 3, Semarang Tengah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 20 Mei 2021
Diagnosa medis : Diabetus Mellitus dan Hipertensi
Nomor register : 123070
2. Biodata Penanggungg jawab
Nama : Bp. S
Umur : 52
Alamat : Jalan Durian 3, Semarang Tengah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Suami

B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh nyeri pada abdomen menjalar ke dada dan
mengeluh ketika pasien duduk mengeluh sakit serta mengeluh
nyeri kepala bagian belakang bawah.
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada dada dan ketika duduk pasien
mengeluh nyeri pada punggung belakang bawah dan mengeluh
nyeri kepala pada kepala bagian belakang. Pasien mengeluh
pertama kali pada tanggal 18 Mei 2021. Pasien mengatakan
meminta konsultasi dengan dokter via daring. Pasien
mengatakan bahwa nyerinya sempat hilang tapi setelah
beberapa waktu muncul kembali. Pasien mengatakan
berkonsultasi dengan dokter kemudian diinstruksikan dokter
untuk opname di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang
pada 20 Mei 2021, dilakukan tindakan di UGD pemeriksaan
kesadaran, didapatkan hasil komposmentis monitor tanda-tanda
vital
TD : 184/101 mmHg
Sp O2 : 100%
Nadi : 84.
RR : 24x/menit.
Kemudian pasien mengatakan dilakukan pemindahan ke
ruang Sadewa 2.
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat keperawatan akibat
penyakit Diabetus Melitus, Hipertensi, bronkitis (sejak kecil
tapi sudah sembuh). Pasien mengatakan memiliki riwayat
keperawatan akibat dari Diabetus mellitus sejak lama
(menahun). Klien mengatakan mengonsumsi obat sesuai
anjuran dokter (obat anti hipertensi).
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ibunya memiliki riwayat Diabetus
Mellitus serta ayahnya memiliki riwayat penyakit paru TB.
: Laki-laki : Perempuan : pasien

4. PENGKAJIAN MODEL KONSEPTUAL


a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Klien mengatakan kesehatan sangat penting
baginya, sehingga klien sangat memperhatikan diet yang
dianjurkan oleh dokter. Klien mengeluh nyeri pertama kali
pada tanggal 18 Mei 2021 seperti dicubit-cubit ketika
sebelum opname di rumah sakit pada kepala bagian
belakang dengan intensitas nyeri terus menerus dengan
skala 5.
b. Pola nutrisi & metabolisme
Klien mengatakan pola makan sebelum masuk
rumah sakit 3x/hari dan selalu menghabiskan porsi
makanan dan memperhatikan diet yang dianjurkan oleh
dokter. Klien mengatakan pola kebiasaan makan ketika di
rumah sakit yaitu 3x/hari, tapi selalu merasa tidak nafsu
makan dan mengeluh mual ketika memakan makanan dari
rumah sakit dan pasien tidak menghabiskan porsi makan
yang diberikan rumah sakit. Tinggi badan 157 cm dan berat
badan 60 kg
c. Pola eleminasi
Klien mengatakan bahwa pola buang air besarnya
adalah 1-3x sehari dan konsistensi feses lembek, sedangkan
untuk pola BAK nya lancar dengan frekuensi 6x sehari dan
volumenya sekitar 250 ml setiap BAK untuk warna urin
kuning dan tidak ada perubahan ketika sebelum dan
sesudah masuk rumah sakit.
d. Pola istirahat & tidur
Klien memiliki pola tidur 7 jam per hari dan ketika
di rumah sakit apabila tidak nyeri bisa tidur nyenyak. Jika
nyeri, mual dan muntah muncul, pasien mengeluh pola
tidurnya terganggu dan ketika malam hari hanya bisa tidur
3-4 jam saja.
e. Pola aktifitas dan latihan
Klien beraktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah
tangga mengurus pekerjaan rumah, pasien ketika di rumah
sakit banyak bed rest karena masih mengeluh nyeri pada
punggung belakang serta nyeri kepala. Ketika di rumah
sakit untuk BAB dan BAK perlu bantuan orang lain, dan
ketika beraktivitas lainnya pasien mengeluh nyeri kepala
bagian belakang sehingga aktivitas di luar bed pasien
membutuhkan bantuan orang lain.
f. Pola peran & hubungan
Klien mengatakan berperan sebagai istri untuk
suaminya dan sebagai ibu untuk 1 anaknya yang berusia 20
tahun
g. Pola persepsi Kognitif dan sensori
Klien mengatakan memiliki fungsi indera yang
normal, pasien dapat melihat, mendengar, membau,
meraba, dan merasa dengan normal, klien mengeluh nyeri
pada kepala bagian belakang serta bersikap protektif
(memegangi kepala).
h. Pola persespsi diri /Konsep diri
- Gambaran diri
Pasien mengatakan bentuk tubuhnya biasa-biasa
saja dan bersyukur telah diberi tubuh yang utuh tanpa
kecacatan
- Ideal diri
Pasien mengatakan berharap untuk segera sembuh
supaya dapat kembali beraktivitas seperti biasanya dan
keluar dari rumah sakit.
- Harga diri
Pasien mengatakan bahwa harga diri harus dijaga
kehormatan baik harkat dan martabatnya
- Peran
Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga dan
sebagai ibu bagi anaknya.
- Identitas diri
Pasien mengatakan adalah seorang ibu rumah
tangga yang memiliki 1 anak berusia 20 tahun dan
memiliki tujuan hidup bahagia dengan keluarga.
i. Pola Seksual & reproduksi
Klien mengatakan sudah tidak menstruasi dan
memiliki 1 anak yang berusia 20 tahun
j. Pola mekanisme koping
Pasien mengatakan untuk mengurangi stress pasien
akan pergi bemain ke rumah teman-temannya
k. Pola nilai & Kepercayaan
Pasien mengatakan tetap menjalankan sholat 5
waktu secara rutin baik sebelum/setelah masuk rumah sakit
5. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
RR : 24 x/menit
Sp O2 : 98%
TD : 184/110 mmHg
Suhu : 36,5 ℃
Nadi : 92x/menit
2. Pengkajian nyeri
Pencetus : Hipertensi
Kualitas : dicubit-cubit
Lokasi : kepala bagian belakang, abdomen
menjalar ke dada
Skala :5
Waktu : terus-terusan
3. Kepala :
- Inspeksi : Kepala klien simetris, rambut
berwarna hitam, mukosa bibir normal,
- Palpasi : turgor kulit pasien normal,
kesadaran : Composmentis E :4 V: 5 M : 6,
- Auskultasi : pendengaran klien normal.
4. Dada :
Paru
- Inspeksi : RR : 20x/menit, bentuk paru
simetris, pergerakan dada simetris
- Palpasi : ada nyeri tekan
- Perkusi : Paru (terdengar suara sonor)
Jantung
TD : 141/86,
- Inspeksi : ictus cordis tidak Nampak
- Palpasi : ada nyeri tekan
- Perkusi : terdengar bunyi redup
- Auskultasi : terdengar suara jantung S1 dan S2
5. Abdomen
- Inpeksi : bentuk cembung
- Auskultasi : terdengar suara peristaltik usus
10x/menit
- Palpasi : terdapat nyeri tekan pada punggung
belakang
- Perkusi : terdengar suara timphani
6. Sistem ektremitas :
Sistem ekstremitas atas
- Inspeksi : tidak terdapat luka
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan padan
tangan kanan
Sistem ekstremitas bawah
- Inspeksi : Tidak terdapat lesi
- Palpasi : Terdapat nyeri ketika digunakan
untuk duduk bagian paha hingga lutut
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium (20 Mei 2021)

Hasil Lab darah

Haemoglobin 12,7 g/dL

Eritrosit 4,42 g/uL

Hematocrit 38,60

Trombosit 363 uL

Leukosit 5,8 uL

HbA1 60 mg/dL

Lab Darah Kimia

GDS 60

Ureum/Creatinin 16,2 mg/dL / 0,7 mg/dL

Asam urat 3,2 mg/dL

Cholesterol 226 mg/dL

Triglyceride 101 mg/dL

SGOT 27 u/L
SGPT 19 u/L

Albumin/globulin

Natrium 139,0 mg/dL

Kalium 4,40 mg/dL

Kalsium 1,25 mg/dL

7. PROGRAM TERAPI
- Infus ringer laktat 20 tpm
- Injeksi IV ketorolac 30 mg/8 jam
- Injeksi IV Hyoscine 10 mg/8 jam
- Injeksi IV Ranitidine 50 mg/12 jam
- Peroral metmorfin 2x500 mg

8. Analisis Data

No. Tgl/jam Data focus Diagnosa Etiologi TTD


Keperawatan
1. 24/5/2021 Data Subyektif : Nyeri akut agen
09.36 Pasien mengeluh
pencedera
nyeri kepala bagian
belakang dengan fisiologis
skala 5 dengan (Hipertensi)
kualitas seperti
dicubit-cubit, dan
intensitas waktu
terus menerus
Data Obyektif :
- Tampak
meringis
- Bersikap
protektif kepala
bagian belakang
- Gelisah
- Frekuensi nadi
meningkat
(92x/menit)
- Sulit tidur
2. 24/5/2021 Data Subyektif Intoleransi kelemahan
09.40 Pasien mengeluh
aktivitas
nyeri kepala ketika
beraktivitas pada
bagian kepala
bagian belakang dan
lelah
Data Obyektif
- Frekuensi nadi
meningkat
(92x/menit)
- Kekuatan tonus
otot nilai 2
3. 24/5/2021 Data Subyektif Gangguan hospitalisasi
09.45 Klien mengeluh
pola tidur
sulit tidur akibat
nyeri kepala pada
bagian belakang dan
mual muntah hanya
dapat tidur 3 jam
saja

II. Diagnosa Keperawatan

No. Tgl/jam Data focus Diagnosa Tanggal TTD


Keperawatan Teratasi
1. 24/5/2021 Data Subyektif : Nyeri akut
09.36 Pasien mengeluh
berhubunga
nyeri
P : Hipertensi n dengan
Q : Dicubit-cubit agen
R : Kepala dan ulu
hati pencedera
S:5 fisiologis
T : terus menerus
(hipertensi)
Data Obyektif :
- Tampak
meringis
- Bersikap
protektif
(memegangi
kepala bagian
belakang)
- Gelisah
- Frekuensi nadi
meningkat
(92x/menit)
- Sulit tidur
2. 24/5/2021 Data Subyektif Intoleransi
09.40 - Pasien aktivitas
mengeluh
nyeri kepala berhubunga
ketika n dengan
beraktivitas
pada bagian kelemahan
kepala bagian
belakang dan
lelah
Data Obyektif
- Frekuensi nadi
meningkat
(92x/menit)
3. 24/5/2021 Data Subyektif Gangguan
09.45 Klien mengeluh
pola tidur
sulit tidur akibat
nyeri kepala pada berhubunga
bagian belakang n dengan
dan mual muntah
hanya dapat tidur 3 hospitalisasi
jam saja sehingga
klien sering terjaga
dan tidak puas
tidur

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


(hipertensi) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, tampak
meringsi, bersikap protektif, gelisah, sulit tidur, dan frekuensi nadi
meningkat
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri dan frekuensi nadi meningkat
(92x/menit)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi ditandai
dengan pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, pola
tidur berubah, dan istirahat tidak cukup.
III. Rencana Keperawatan

No Tanggal/ Diagnosa Tujuan Intervensi TT


. jam Keperawatan D
1. 24/5/2021 Nyeri akut Setelah dilaksanakan Manajemen nyeri
09.36 berhubunga asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
n dengan selama 3 x 24 jam karakteristik,
agen tingkat nyeri berkurang durasi, frekuensi,
pencedera dibuktikan dengan kualitas, intensitas
fisiologis 1. Keluhan nyeri nyeri, skala nyeri,
(hipertensi) factor
hilang/berkuran
ditandai memperberat dan
dengan g memperringan,
pasien pengaruh nyeri ke
2. Pasien tidak
mengeluh aktivitas.
nyeri, meringis 2. Teknik
tampak farmakologis
3. Sikap protektif
meringsi, untuk mengurangi
bersikap menurun nyeri (terapi
protektif, relaksasi napas
4. Pasien tidak
gelisah, sulit dalam)
tidur, dan gelisah 3. Kontrol
frekuensi lingkungan yang
5. Pasien tidak
nadi memperberat
meningkat mengalami nyeri.
4. Kolaborasi
kesulitan tidur
pemberian
6. Tekanan darah analgesik
Pemberian analgesik
membaik
1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat.
2. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi.
3. Cek riwayat alergi
4. Tentukan
analgesik pilihan,
rute pemberian,
dan dosis optimal
5. Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur.

2. 24/5/2021 Intoleransi Setelah dilaksanakan Manajemen Energi


09.40 aktivitas asuhan keperawatan
berhubunga selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi
n dengan toleransi aktivitas gangguan fungsi
kelemahan meningkat dibuktikan tubuh yang
ditandai dengan kriteria hasil : mengakibatkan
dengan 1. Frekuensi nadi kelelahan
pasien normal 2. Monitor pola dan
mengeluh (60-100x/menit) jam tidur
nyeri dan 2. Klien tidak 3. Monitor lokasi
frekuensi mengeluh lelah dan
nadi 3. Klien tidak ketidaknyamanan
meningkat mengeluh sesak selama
(92x/menit) napas saat/setelah melakukan
aktivitas. aktivitas
4. Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah stimulus
(mis. cahaya,
suara, kunjungan)
5. Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
6. Fasilitas duduk di
sisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
7. Anjurkan tirah
baring
8. Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
9. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
10. Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan

3. 24/5/2021 Gangguan Setelah dilaksanakan Dukungan Tidur


09.45 pola tidur asuhan keperawatan
1. Identifikasi pola
berhubunga selama 3 x 24 jam pola
n dengan tidur membaik tidur, pengganggu
hospitalisasi dibuktikan dengan
tidur, makanan
ditandai kriteria hasil :
dengan 1. Klien tidak dan minuman, dan
pasien mengeluh sulit
obat tidur.
mengeluh tidur
sulit tidur, 2. Klien tidak 2. Modifikasi
mengeluh mengeluh sering
lingkungan
sering terjaga
terjaga, pola 3. Klien puas dengan 3. Fasilitasi pasien
tidur pola tidurnya
untuk tidur untuk
berubah, 4. Klien tidak
dan istirahat mengeluh pola meningkatkan
tidak cukup. tidur berubah
kenyamanan
5. Klien istirahat
dengan cukup. 4. Jelaskan
pentingnya tidur
cukup
5. Anjurkan
menepati
kebiasaan waktu
tidur
6. Anjurkan
menghindari
makanan/minuma
n yang
mengganggu tidur
7. Anjurkan teknik
relaksasi napas
dalam untuk
mengurangi nyeri
Edukasi istirahat
1. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
2. Sediakan media
dan materi
3. Jelaskan
pentingnya
istirahat cukup
4. Anjurkan pasien
menyusun jadwal
aktivitas dan
istirahat

IV. Implementasi

No Tanggal / Tindakan Keperawatan Respon Ttd


Diagnosa jam peraw
keperawa
tan
1 24/05/2021 Manajemen Nyeri S : Klien mengeluh nyeri
08.20 1. Identifikasi lokasi, ketika duduk serta klien
karakteristik, durasi, mengeluh sulit tidur.
frekuensi, kualitas dan P : Hipertensi
intensitas nyeri, Q : Dicubit-cubit
R : Kepala dan ulu hati
2. Teknik Distraksi
S:5
3. Jelaskan strategi T : terus menerus
meredakan nyeri O:

4. Kolaborasi pemberian - Klien tampak meringis


analgesic - Klien gelisah
5. Monitor TTV - Klien sulit tidur
TTV
- RR : 20x/menit
- Sp O2 : 98%
- TD : 184/110
- Nadi : 92x/menit
- Suhu : 36,1 ℃

S : Pasien sangat kooperatif,


08.30 Pemberian analgesik
klien mengatakan tidak
1. Tentukan lokasi,
memiliki riwayat alergi,
karakteristik, kualitas dan
klien mengeluh mual dan
derajat nyeri sebelum
muntah
pemberian obat.
O:
2. Cek instruksi dokter tentang
- Klien tampak lemas
jenis obat, dosis, dan
dan pucat
frekuensi.
3. Cek riwayat alergi
4. Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
5. Pilih rute pemberian secara
IV untuk pengobatan nyeri
secara teratur

2 24/05/2021 Manajemen Energi S : Pasien mengatakan


09.10 bahwa pasien mengeluh
1. Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan lelah, lemas, aktivitasnya
kelelahan
dibantu keluarga/perawat,
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Monitor lokasi dan klien mengeluh sulit tidur
ketidaknyamanan selama
dan mengeluh nyeri dada.
melakukan aktivitas
4. Sediakan lingkungan nyaman Klien mengeluh lelah
dan rendah stimulus (mis.
berjalan
cahaya, suara, kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi O:
yang menyenangkan (teknik
- Frekuensi nadi
relaksasi napas dalam)
6. Fasilitas duduk di sisi tempat meningkat (92x/menit)
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan - Klien tidak mengeluh
7. Anjurkan tirah baring sesak napas (RR :
8. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap 20x/menit)
9. Ajarkan strategi koping untuk - Aktivitas dibantu
mengurangi kelelahan
10. Kolaborasi dengan ahli gizi keluarga/perawat
tentang cara meningkatkan (pengkajian tonus
asupan makanan
otot : 2)

3 24/05/2021 Dukungan Tidur S : Klien mengeluh sulit


1. Identifikasi pola tidur,
21.20 tidur akibat dari rasa nyeri
pengganggu tidur, makanan
dan minuman, dan obat tidur. dan mual muntah yang
2. Modifikasi lingkungan
dialami sehingga
3. Fasilitasi pasien untuk tidur
untuk meningkatkan membuatnya sering terjaga
kenyamanan
dan hanya tidur 3-4 jam
4. Jelaskan pentingnya tidur
cukup saja.
5. Anjurkan menepati kebiasaan
O:-
waktu tidur
6. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
7. Anjurkan teknik relaksasi
napas dalam untuk mengurangi
nyeri
Edukasi istirahat
1. Identifikasi kesiapan dan
S : Pasien sangat kooperatif
kemampuan menerima
informasi dan interaktif.
2. Sediakan media dan materi
O : - klien menyusun jadwal
3. Jelaskan pentingnya istirahat
cukup istirahatnya
4. Anjurkan pasien menyusun
jadwal aktivitas dan istirahat
1. 25/05/2021 Manajemen Nyeri S : Klien mengeluh nyeri
P : Hipertensi
08.15 1. Identifikasi lokasi,
Q : Dicubit-cubit
karakteristik, durasi, R : Kepala dan ulu hati
frekuensi, kualitas dan S:4
T : terus menerus
intensitas nyeri
2. Teknik Distraksi O:
3. Jelaskan strategi meredakan - Klien tampak meringis
nyeri
- Klien gelisah
4. Kolaborasi pemberian
- Pola tidur membaik
analgesik
- TTV
5. Monitor TTV
RR : 20x/menit
SpO2 : 98 %
TD : 130/80
Nadi : 80x/menit

S : Klien mengeluh nyeri


bagian kepala belakang,
08.20 Pemberian analgesik
abdomen menjalar ke dada,
1. Tentukan lokasi,
klien mengatakan tidak
karakteristik, kualitas dan
memiliki alergi obat.
derajat nyeri sebelum
P : Hipertensi
pemberian obat. Q : Dicubit-cubit
2. Cek instruksi dokter tentang R : Kepala dan ulu hati
jenis obat, dosis, dan S:4
T : terus menerus
frekuensi. (ketorolac 30 mg)
O:
3. Cek riwayat alergi
- Klien tampak meringis
4. Tentukan analgesik pilihan,
- Pola tidur klien
rute pemberian, dan dosis
membaik
optimal
5. Pilih rute pemberian secara
IV untuk pengobatan nyeri
secara teratur
08.30 Manajemen Energi S : Pasien mengatakan
bahwa pasien mengeluh
1. Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan lelah, lemas, aktivitasnya
kelelahan
dibantu keluarga/perawat,
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Monitor lokasi dan klien mengeluh sulit tidur
ketidaknyamanan selama
dan mengeluh nyeri dada.
melakukan aktivitas
4. Sediakan lingkungan nyaman Klien mengeluh lelah
dan rendah stimulus (mis.
berjalan
cahaya, suara, kunjungan)
5. Berikan aktivitas distraksi O:
yang menyenangkan (teknik
- Frekuensi nadi
relaksasi napas dalam)
6. Fasilitas duduk di sisi tempat membaik (80x/menit)
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan - Klien tidak mengeluh
7. Anjurkan tirah baring sesak napas (RR :
8. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap 20x/menit)
9. Ajarkan strategi koping untuk - Aktivitas dibantu
mengurangi kelelahan
10. Kolaborasi dengan ahli gizi keluarga/perawat
tentang cara meningkatkan - Pengkajian tonus otot
asupan makanan
2
21.30 Dukungan Tidur S : Klien mengeluh sulit
1. Identifikasi pola tidur,
tidur akibat dari rasa nyeri
pengganggu tidur, makanan
dan minuman, dan obat tidur. dan mual muntah yang
2. Modifikasi lingkungan
dialami sehingga
3. Fasilitasi pasien untuk tidur
untuk meningkatkan membuatnya sering terjaga
kenyamanan
dan hanya tidur 3-4 jam saja
4. Jelaskan pentingnya tidur
cukup O:-
5. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
6. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
7. Anjurkan teknik relaksasi
napas dalam untuk mengurangi
nyeri
1. 26/05/2021 Manajemen Nyeri S : Klien mengeluh nyeri
08.30 1. Identifikasi lokasi, P : Hipertensi
karakteristik, durasi, Q : Dicubit-cubit
frekuensi, kualitas dan R : Kepala dan ulu hati
intensitas nyeri Kolaborasi S:4
pemberian analgesic T : terus menerus
2. Teknik Distraksi O:
3. Jelaskan strategi meredakan - Klien tidak meringis
nyeri - Klien mengalami
4. Kolaborasi pemberian kesulitan tidur
analgesic - Sikap protektif
5. Monitor TTV menurun
- Pasien tidak gelisah
08.35 Pemberian analgesik S : Klien mengeluh nyeri
1. Tentukan lokasi, P : Hipertensi
karakteristik, kualitas dan Q : Dicubit-cubit
derajat nyeri sebelum R : Kepala dan ulu hati
pemberian obat. S:4
2. Cek instruksi dokter tentang T : terus menerus
jenis obat, dosis, dan
frekuensi. (ketorolac 30 mg) O:
3. Cek riwayat alergi - Klien tidak meringis
4. Tentukan analgesik pilihan, - Klien mengalami
rute pemberian, dan dosis
kesulitan tidur
optimal.
- Sikap protektif
5. Pilih rute pemberian secara
menurun
IV untuk pengobatan nyeri
- Pasien tidak gelisah
secara teratur

2 Manajemen Energi S : Pasien mengatakan


bahwa pasien mengeluh
lelah, lemas, aktivitasnya
1. Identifikasi gangguan fungsi
dibantu keluarga/perawat,
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan klien mengeluh sulit tidur
2. Monitor pola dan jam tidur
dan mengeluh nyeri dada.
3. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama Klien mengeluh lelah
melakukan aktivitas
berjalan
4. Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis. O:
cahaya, suara, kunjungan)
- Frekuensi nadi
5. Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan (teknik membaik (88x/menit)
relaksasi napas dalam)
6. Fasilitas duduk di sisi tempat - Klien tidak mengeluh
tidur, jika tidak dapat sesak napas (RR :
berpindah atau berjalan
7. Anjurkan tirah baring 20x/menit)
8. Anjurkan melakukan aktivitas - Aktivitas dibantu
secara bertahap
9. Ajarkan strategi koping untuk keluarga/perawat
mengurangi kelelahan - Pengkajian kekuatan
10. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan otot 2
asupan makanan

3 21.30 Dukungan Tidur S : Klien mengatakan pola


1. Identifikasi pola tidur,
tidurnya membaik, klien
pengganggu tidur, makanan
dan minuman, dan obat tidur. tidur selama 5-6 jam dan
2. Modifikasi lingkungan
klien mengeluh mual dan
3. Fasilitasi pasien untuk tidur
untuk meningkatkan muntah tapi tidak terlalu
kenyamanan
mengganggu tidurnya
4. Jelaskan pentingnya tidur
cukup O:-
5. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
6. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
7. Anjurkan teknik relaksasi
napas dalam untuk mengurangi
nyeri
V. EVALUASI

Tanggal / Diagnosa Catatan keperawatan Ttd perawat


jam Keperawatan

24/05/202 1 S : Klien tidak mengeluh nyeri


1 P : Hipertensi
12.13 Q : Dicubit-cubit
R : Kepala dan ulu hati
S:4
T : terus menerus
O:
- Klien tidak meringis
- Klien mengalami kesulitan tidur
- Sikap protektif menurun
- Pasien tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri dan
pemberian analgesik

12.15 2 S : Pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh


lelah, lemas, aktivitasnya dibantu keluarga/perawat,
klien mengeluh sulit tidur dan mengeluh nyeri dada.
O:
- Frekuensi nadi membaik (86x/menit)
- Klien tidak mengeluh sesak napas (RR :
20x/menit)
- Klien mengeluh lelah ketika beraktivitas
- Aktivitas dibantu keluarga/perawat
- Pengkajian kekuatan otot 2
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi manajemen energi
12.30 3 S : Klien mengeluh sulit tidur akibat dari rasa nyeri
dan mual muntah yang dialami sehingga
membuatnya sering terjaga dan hanya tidur 3-4 jam
saja
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Dukungan tidur
25/05/202 1 S : Klien mengeluh nyeri
1 P : Hipertensi
12.13 Q : Dicubit-cubit
R : Kepala dan ulu hati
S:4
T : terus menerus
O:
- Klien tidak meringis
- Klien mengalami kesulitan tidur
- Sikap protektif menurun
- Pasien tidak gelisah
- TTV
RR : 20x/menit
SpO2 : 98 %
TD : 130/80
Nadi : 80x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri dan
pemberian analgesik

12.15 2 S : Pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh


lelah, lemas, aktivitasnya dibantu keluarga/perawat,
klien mengeluh sulit tidur. Klien mengeluh lelah
berjalan
O:
- Frekuensi nadi membaik (80x/menit)
- Klien tidak mengeluh sesak napas (RR :
20x/menit)
- Aktivitas dibantu keluarga/perawat
- Pengkajian kekuatan otot 2
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi Manajemen energi
06.30 3 S : Klien mengatakan pola tidurnya membaik, klien
tidur selama 5-6 jam.
O:-
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi dukungan tidur
26/05/202 1 S : Klien tidak mengeluh nyeri
P : Hipertensi
1
Q : Dicubit-cubit
12.13 R : ulu hati
S:3
T : terus menerus
O:
- Klien tidak meringis
- Klien mengalami kesulitan tidur
- Sikap protektif menurun
- Pasien tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri dan
pemberian analgesik

12.20 2 S : Pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh


lelah, lemas, aktivitasnya dibantu keluarga/perawat,
klien mengeluh sulit tidur dan mengeluh nyeri
dada. Klien mengeluh lelah berjalan
O:
- Frekuensi nadi membaik (88x/menit)
- Klien tidak mengeluh sesak napas (RR :
20x/menit)
- Aktivitas dibantu keluarga/perawat
- Pengkajian kekuatan otot 2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi Manajemen energi
21.30 3 S : Klien mengatakan pola tidurnya membaik, klien
tidur selama 6 jam, sudah tidak mengeluh nyeri
kepala dan klien mengeluh mual dan muntah tapi
tidak terlalu mengganggu tidurnya
O:-
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi dukungan tidur

VI. Pembahasan
1. Pengkajian
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. I ditemukan
keluhan klien yaitu nyeri kepala bagian belakang dan nyeri dada
dengan kualitas seperti dicubit-cubit intensitas waktu terus
menerus dengan skala 5. Setelah dikaji pada riwayat keperawatan
terdahulu klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi, diabetes
mellitus dan bronchitis (sejak kecil sudah sembuh). Pengkajian
kesehatan keluarga mengatakan ibunya memeliki riwayat diabetes
mellitus dan ayahnya memiliki riwayat penyakit paru.
Saat dilakukan pengkajian pola fungsional Gordon
didapatkan hasil sebagai berikut
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Kesehatan bagi klien sangat penting dank lien berobat ke
fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami keluhan sakit
b. Pola nutrisi dan metabolism
Sebelum di rumah sakit klien makan 3x/hari dan
menghabiskan porsi makanan ketika di rumah sakit klien tidak
nafsu makan merasa mual dan muntah.
c. Pola eleminasi
Klien mengatakan bahwa pola buang air besarnya adalah 1-3x
sehari dan konsistensi feses lembek, sedangkan untuk pola
BAK nya lancar dengan frekuensi 6x sehari dan volumenya
sekitar 250 ml setiap BAK untuk warna urin kuning dan tidak
ada perubahan ketika sebelum dan sesudah masuk rumah
sakit.
d. Pola istirahat & tidur
Klien memiliki pola tidur 7 jam per hari dan ketika
di rumah sakit apabila tidak nyeri bisa tidur nyenyak. Jika
nyeri, mual dan muntah muncul, pasien mengeluh pola
tidurnya terganggu dan ketika malam hari hanya bisa tidur
3-4 jam saja.
e. Pola aktifitas dan latihan
Klien beraktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah
tangga mengurus pekerjaan rumah, pasien ketika di rumah
sakit banyak bed rest karena masih mengeluh nyeri pada
punggung belakang serta nyeri kepala. Ketika di rumah
sakit untuk BAB dan BAK perlu bantuan orang lain, dan
ketika beraktivitas lainnya pasien mengeluh nyeri kepala
bagian belakang sehingga aktivitas di luar bed pasien
membutuhkan bantuan orang lain.
f. Pola mekanisme koping
Pasien mengatakan untuk mengurangi stress pasien
akan pergi bemain ke rumah teman-temannya
Hipertensi adalah suatu kondisi seseorang yang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal sehingga menyebabkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas, tekanan darah sistolik 140
mmHg menunjukkan fase darah dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah kembali ke jantung
(Triyanto, 2014). penyebab hipertensi diakibatkan oleh berat badan
yang berlebih, merokok, kurang akitvitas olahraga, konsumsi garam
berlebih dan sering konsumsi makanan yang mengandung lemak,
alkohol, serta stress. Saat dilakukan pengkajian tanda-tanda vital
didapatkan hasil sebagai berikut (RR : 24 x/menit, Sp O2 : 98%,
TD : 184/110 mmHg, Suhu : 36,5 ℃, Nadi : 92x/menit) dan
pengkajian nyeri (Pencetusnya adalah Hipertensi, kualitas nyeri
seperti dicubit-cubit, lokasi nyeri: kepala bagian belakang, dada,
skala nyeri : 5, waktu nyeri: terus-menerus. Dari hasil pengkajian
yang didapatkan dapat disimpulkan klien memiliki keluhan nyeri
kepala, mual dan muntah, aktivitas klien dibantu keluarga serta
perubahan pola tidur, klien memiliki riwayat hipertensi, TD 184/110
mmHg.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai
kerusakan, awitan yang tiba-tiba lambat dari intensitas ringan
hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi.
Hal tersebut ditandai dengan adanya bukti nyeri dengan
menggunakan standar daftar periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan
tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan perubahan pada
parameter fisiologis. Menurut analisa peneliti, berdasarkan
pengkajian yang dilakukan pada Ny. I didapatkan hasil seperti
berikut merasakan pusing dan nyeri pada kepala, disertai mual dan
muntah bukti nyeri dengan menggunakan standar MRC, ekspresi
wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri
dan perubahan pada tekanan darah, Sehingga diagnosa nyeri akut
dapat ditegakkan.
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi
psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas keidupan sehari hari yang harus atau yang
ingin dilakukan. Hal tersebut ditandai dengan keletihan,
ketidaknyamanan setelah beraktifitas, respon tekanan darah
abnormal terhadap aktivitas. Menurut analisa peneliti, berdasarkan
pengkajian yang dilakukan pada Ny. I didapatkan hasil pengkajian
yaitu Ny. I merasakan pusing setelah banyak beraktivitas, badan
terasa lemah, aktivitas membutuhkan bantuan. Akibat adanya
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas secara efektif, maka
diagnosa intoleransi aktivitas dapat ditegakkan.
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan
kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal seperti hambatan
lingkungan, kuang control tidur, kurang privasi, restraint fisik,
ketiadaan teman tidur, tidak familiar dengan peralatan tidur.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan
pada Ny. I adalah klien mengeluh pola tidurnya berubah akibat dari
nyeri dan mual muntah yang dialaminya.
3. Rencana Keperawatan
Sesuai dengan SLKI dan SIKI pada diagnosa keperawatan
nyeri akut diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan
tingkat nyeri berkurang dengan tindakan manajemen nyeri dan
pemberian analgesic, terapi non farmakologis (teknik relaksasi
napas dalam).
Sesuai dengan SLKI dan SIKI pada diagnosa keperawatan
intoleransi aktivitas diharapkan setelah diberikan asuhan
keperawatan toleransi aktivitas meningkat dengan intervensi
dukungan aktivitas dan edukasi aktivitas
Sesuai dengan SLKI dan SIKI pada diagnosa keperawatan
gangguan pola tidur diharapkan setelah diberikan asuhan
keperawatan pola tidur klien membaik dengan intervensi dukungan
tidur dan edukasi istirahat.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa nyeri akut
adalah pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri,
melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan
responden megenai nyeri, memberikan informasi pada responden
mengenai penyebab nyeri, mengajarkan prisip-prinsip manajemen
nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi, terapi mengalihkan
perhatian dengan mendengarkan musik dan menonton TV,
menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri, menganjurkan
responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan untuk
istirahat dengan berbaring ke sebelah kiri, dan melakukan
pengukuran TTV. Menurut Atoilah & Kusnadi (2013), beberapa
implementasi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan nyeri
yaitu tehnik distraksi dan relaksasi. Teknik distraksi diantaranya
adalah Bernafas lambat dan berirama, menyanyi berirama, aktif
mendengarkan musik, mendorong untuk menghayal, menonton
televise. Teknik relaksasi yaitu tehnik pelemasan otot sehingga
akan mengurangi ketegangan pada otot yang akan mengurangi rasa
nyeri. Teknik yang dilakukan berupa nafas dalam secara teratur
dengan cara menghirup udara sebanyak mungkin melalui hidung
dan dikeluarkan secara perlahan – lahan melalui mulut. Radjamuda
(2014), mengatakan dalam penelitiannya untuk menurunkan
tekanan darah pada ibu hamil adalah dengan terapi non
farmakologi salah satunya adalah dengan terapi musik. Pemberian
terapi musik efektif dalam menurunkan tekanan darah pada ibu
hamil yang mengalami hipertensi. Menurut analisa peneliti,
berdasarkan teori dan hasil penelitian implementasi keperawatan
untuk mengurangi nyeri, dan berdasarkan kasus yang diteliti pada
Ny. I dapat disimpulkan implementasi keperawatan yang dilakukan
sesuai dengan teori, diantaranya dengan teknik relaksasi, yaitu
teknik nafas dalam dan teknik mengalihkan perhatian dengan
melakukan beberapa kegiatan seperti menonton tv, dan
mendengarkan musik.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa intoleransi
aktivitas adalah berdiskusi dengan responden mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan, membantu responden atau
keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup,
menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden Menurut.
Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan
sudah baik, karena Ny. I mengalami intoleransi dalam beraktivitas,
maka ibu dengan hipertensi sangat dianjurkan untuk istirahat yang
cukup, menganjurkan responden untuk melakukan aktivitas yang
mampu dilakukan, dan menganjurkan keluarga membantu
kebutuhan responden.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa gangguan pola
tidur adalah Dukungan Tidur, Identifikasi pola tidur, pengganggu
tidur, makanan dan minuman, dan obat tidur, Modifikasi
lingkungan, Fasilitasi pasien untuk tidur untuk meningkatkan
kenyamanan, Jelaskan pentingnya tidur cukup, Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur, Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur, Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
untuk mengurangi nyeri. Edukasi istirahat, Identifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima informasi, Sediakan media dan materi ,
Jelaskan pentingnya istirahat cukup, Anjurkan pasien menyusun
jadwal aktivitas dan istirahat. Menurut analisa peniliti, karena Ny. I
mengalami gangguan pola tidur ibu dianjurkan istirahat yang
cukup.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa
keperawatan nyeri akut setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 hari masalah teratasi sebagian dan lanjutkan intervensi
manajemen nyeri dan pemberian analgesic, monitor tanda-tanda
vital serta terapi non farmakologis teknik relaksasi napas dalam.
Evaluasi keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa
keperawatan toleransi aktivitas setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari hasil evaluasinya adalah masalah
teratasi sebagian dan lanjutkan intervensi dukungan aktivitas.
Evaluasi keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa
keperawatan gangguan pola tidur. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari hasil evaluasinya adalah masalah
teratasi sebagian dan lanjutkan intervensi dukungan tidur.

VII. Simpulan dan saran


a. Simpulan
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang didapatkan dapat disimpulkan
klien memiliki keluhan nyeri kepala, mual dan muntah,
aktivitas klien dibantu keluarga serta perubahan pola tidur,
klien memiliki riwayat hipertensi, TD 184/110 mmHg.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian yang diperoleh muncullah 3 diagnosa
keperawatan yaitu
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis (hipertensi) ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri, tampak meringsi, bersikap protektif, gelisah, sulit
tidur, dan frekuensi nadi meningkat
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri dan frekuensi
nadi meningkat (92x/menit)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restrain fisik
ditandai dengan pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh
sering terjaga, pola tidur berubah, dan istirahat tidak
cukup.
3. Rencana Keperawatan
Intervensi keperawatan yang direncakan tergantung pada
masalah keperawatan yang ditemukan. Berikut beberapa
intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa kasus. Untuk
diagnosa nyeri akut renana tindakannya yaitu manajemen
nyeri, pemberian analgesic, terapi relaksasi napas dalam, dan
monitor TTV. Untuk diagnosa intoleransi aktivitas rencana
tindakannya yaitu edukasi aktivitas dan dukungan aktivitas.
Untuk diagnosa gangguan pola tidur renana tindakannya
yaitu dukungan tidur dan edukasi istirahat.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa nyeri akut
adalah Manajemen nyeri dan pemberian analgesik. Menurut
analisa peneliti, berdasarkan teori dan hasil penelitian
implementasi keperawatan untuk mengurangi nyeri, dan
berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. I dapat disimpulkan
implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
teori, diantaranya dengan teknik relaksasi, yaitu teknik nafas
dalam dan teknik mengalihkan perhatian dengan melakukan
beberapa kegiatan seperti mendengarkan musik.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa toleransi
aktivitas adalah dukungan aktivitas dan edukasi aktivitas.
Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang
dilakukan sudah baik, karena Ny. I mengalami intoleransi
dalam beraktivitas, maka ibu dengan hipertensi sangat
dianjurkan untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
responden untuk melakukan aktivitas yang mampu dilakukan,
dan menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa gangguan pola
tidur adalah Dukungan Tidur.dan Edukasi istirahat, Menurut
analisa peniliti, karena Ny. I mengalami gangguan pola tidur
ibu dianjurkan istirahat yang cukup.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa
keperawatan nyeri akut setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari masalah teratasi sebagian dan
lanjutkan intervensi manajemen nyeri dan pemberian
analgesik, monitor tanda-tanda vital serta terapi non
farmakologis teknik relaksasi napas dalam. Evaluasi
keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa keperawatan
toleransi aktivitas setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 hari hasil evaluasinya adalah masalah teratasi
sebagian dan lanjutkan intervensi dukungan aktivitas.
Evaluasi keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa
keperawatan gangguan pola tidur. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari hasil evaluasinya adalah masalah
teratasi sebagian dan lanjutkan intervensi dukungan tidur

b. Saran
1. Bagi Pimpinan RSUD KRMT Wongsonegoro
Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan
motivasi kepada semua staf agar memberikan pelayanan
kepada pasien secara optimal dan meningkatkan mutu
dalam pelayanan di rumah sakit.
2. Bagi Ruang Sadewa
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi perawat di ruang Sadewa 2
dalam melakukan asuhan keperawatan secara profesional
bagi ibu dengan hipertensi.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga
terciptanya lulusan perawat yang profesional, terampil,
dan bermutu yang mampu memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik
keperawatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti melakukan pengkajian secara
tepat dan mengambil diagnosa secara tepat menurut
pengkajian yang didapatkan dan dalam melaksanakan
tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu memahami
masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung
dan Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.
Bachrudin, M. Dkk.2016. Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan
Gleadle, J. (2005). Anamesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga
Hinkle, Janice L. dkk.2018. (Brunner & Suddarth's) Buku Teks Medical Surgical
Nursing Ed.14th. Cina: Wolters Kluwer.
Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA. 2010. Nursing Diagnosis : Definitions and Clasification. Philadelphia :
AS
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI
Ruhyanudin, F. (2007). Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Ruhyanudin, F. (2007). Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem
Sudoyo, A. W; Bambang, S & Idrus, A, et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Edisi Keempat Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai