Disusun Oleh :
NURHANIRAH GUSMITA, S.Kep
Profesi Ners
Dosen Pembimbing:
A. PENGERTIAN
Diare merupakan perubahan konsistensi tinja yang terjadi secara tibatiba akibat
jumlah air di dalam tinja meningkat melebihi normal dan jumlah frekuensi defekasi
meningkat lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari untuk
diare akut, 14 hari atau lebih untuk diare persisten
Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal dan cair. Bisa
juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan
frekuensi BAB lebih dari biasanya. Bayi dapat dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari
3 kali sehari buang air besar, dan sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah buang
air besar sebanyak lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2019).
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana buang air
besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang encer/cair dapat disertai atau
tanpa disertai dengan darah atau lender yang merupakan akibat dari terjadinya proses
implamasi pada lambung atau usus (Wijayaningsih,2017)
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air
besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari
tigakali sehari.
B. ANTOMI FISIOLOGI
2. Kerongkongan (esofagus)
3. Lambung
Dalam sistem pencernaan manusia, lambung terletak di antara esofagus dan usus halus
pada perut bagian atas. Lambung akan mencampur makanan dari kerongkongan
dengan cairan pencernaan yang diproduksinya, seperti asam dan enzim. Di dalam
organ ini, makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk setengah padat
yang disebut kim.
Setelah proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit demi sedikit melalui
otot sfingter pilorus. Otot sfingter pilorus terletak di perbatasan antara lambung bawah
dan bagian pertama usus halus yang disebut duodenum (usus dua belas jari). Sebagian
besar makanan baru meninggalkan lambung setelah empat jam.
4. Usus halus
Proses penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih kecil berakhir di usus halus.
Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter.
Organ pencernaan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari),
jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Dinding bagian dalam usus
halus penuh dengan tonjolan dan lipatan. Fungsi lipatan usus halus ini
memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi
5. Usus besar
Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat.
Saluran ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah.
Panjang usus besar sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum, kolon,
dan rektum. Sekum adalah kantung pada bagian awal usus besar. Area ini
menyalurkan hasil pencernaan makanan yang telah diserap dari usus halus menuju
usus besar. Sementara itu, kolon adalah tempat cairan dan garam diserap dan
memanjang dari sekum ke rektum. Fungsi utama dari usus besar yaitu membuang air
dan mineral elektrolit dari ampas makanan yang tidak tercerna, lalu membentuk
limbah padat yang dapat dikeluarkan.
Sisa isi usus besar yang telah menjadi feses kemudian disalurkan ke bagian akhir usus
besar, yakni rektum. Rektum akan sementara menampung feses sebelum dikeluarkan
dari tubuh. Saat rektum sudah mulai penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang
untuk mengeluarkan feses. Hal tersebut yang membuat Anda merasa mulas dan ingin
buang air besar. Feses nantinya akan dikeluarkan melalui anus. Anus merupakan
bagian paling akhir dari saluran pencernaan yang berbatasan langsung dengan
lingkungan luar.
C. ETIOLOGI
Menurut Haroen N. S, Suraatmaja dan P. O Asnil dalam Wijayaningsih (2019) ditinjau
dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu
sebagai berikut:
a. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
1) Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen seperti shigella, salmonella,
golongan vib-rio, E. Coli, clostridium perfarings, B. Cereus, stapylococus aureus,
comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia dari makanan
(misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas,terlalu asam), gangguan psikis
(ketakuatan, gugup), gangguan saraf, alergi, hawa dingin dan sebagainya.
2) Defisiensi imun terutama SIGA (secretory imonolbulin A) yang mengakibatkan
terjadinya berlipat gandanya bakteri atau flata usus dan jamur terutama canalida.
b. Diare osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh:
1) Malabsorbsi makanan: karbohidrat, protein, lemak (LCT), vitamin dan mineral.
2) Kurang kalori protein.
3) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir Sedangkan menurut Ngastiyah
dalam (Wijayaningsih, 2019),
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologis Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya diare ialah yang
pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misal toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan mortalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat timbul, akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati asam lambung,
mikroorganisme tersebut 11 berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat
dari toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal menurut Wijayaningsih (2019)
sebagi berikut:
a. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih
banyak dari pemasukan (output), merupakan penyebab terjadi kematian pada diare.
b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena
kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja/feses. Metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga benda kotor tertimbun didalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anorexia jaringan. Produk metoabolisme yang bersifat asam meningkat
karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.
c. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi dalam 2 sampai 3% anak yang menderita diare,
lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan atau penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa
darah menurun hingga 40mg% pada bayi dan 50 persen pada anak-anak.
d. Gangguan gizi Terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh: 1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat. 2) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan
pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. 3) Makanan yang
diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik.
e. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
sehingga perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan pada otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera
diatasi pasien bisa meninggal
G. KOMPLIKASI
Komplikasi Menurut Mardalena (2021) berikut ini merupakan komplikasi yang bisa terjadi
pada diare:
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang.
d. Bakterimia.
e. Mal nutrisi.
f. Hipoglikemia.
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
H. PATHWAYS
G. PENATALAKSANAAN
Menurut Lia dewi (2019) prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut:
a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).
b. Dietetik (pemberian makanan).
c. Obat-obatan.
1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap 2
jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4
jam pertama dan sisanya adlibitum.
2) Sesuaikan dengan umur anak: a) < 2 tahun diberikan ½ gelas, b) 2-6 tahun
diberikan 1 gelas, c) > 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).
3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25-
100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2 jam sekali.
4) Oralit diberikan sebanyak ±100ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi
ringan sampai berat. Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga
(cairan RT): 1) Larutan gula garam (LGG): 1 sendok the gula pasir + ½ sendok
teh garam dapur halus + 1 gelas air hangat atau air the hangat, 2) Air tajin (2
liter + 5g garam). a) Cara tradisional. 3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan
beras dimasak selama 45-60 menit. 15 b) Cara biasa. 2 liter air + 100 g tepung
beras + 5 g garam dimasak hingga mendidih. d. Teruskan pemberian ASI
karena bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
c. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan
utama Frekuensi BAB meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain
dari biasanya dapat cair dan berlendir/berdarah dan dapat pula disertai
gejala lain panas, muntah, anoreksia, nausea, vomiting.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu Jika disebabkan infeksi parenteral (infeksi)
diluar alat pencernaan, OMA infeksi.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga Ada pasien yang menderita alergi makanan
(diare yang disebabkan adalah alergi terhadap makanan).
d) ADL Nutrisi : terjadi anoreksia, mual, muntah Eleminasi : BAB lebih dari 4x
(bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat cair, lendir, berdarah dan BAK frekuensi
menurun Pesonal hygiene : iritasi pada sekitar usus Aktivitas : lemas dan
mengantuk Istirahat tidur : bisa terganggu bisa tidak
e) Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : kedaan dehidrasi ringan, kesadaran kompos mentis
keadaan lebih dari lanjut, apatis, somnolen, koma.
- Sistem kardiovaskuler : peningkatan jantung, nadi, TD menurun, nadi
kecil dan cepat serta meningkat suhu tubuh.
- Sistem RR : Pernafasan cepat, dalam dan teratu
- Sistem pencernaan : peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan
peristaltik usus, kembung, distersi abdomen, tympani.
- Sistem perkemihan : produksi urine menurun (oliguri – anuri) - Sistem
integumen : turgor menurun, panas, pucat, kapiler refill melambat,
warna kemerahan/lecet (terutama sekitar anus)
- Sistem muskulo : kejang bila panas meningkat, pada hypoglikemi
tremor/getar, hipokalemi, distensi abdomen.
-
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan Diare secara teoritis
a. Hipovolemia
b. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
c. Hipertermi
d. Nyeri Akut
e. Defisiensi Pengetahuan
Setelah
1. Hipovolemia
dilakukan
tindakan
keperawatan
…x
24 jam, status
kenyamanan
pasien
membaik
dengan
dengan
kriteria hasil :
a. Tidak
mengeluh
nyeri
b. Tidak
meringis
c. Tidak
bersikap
protektif
d. Tidak
gelisah
e. Kesulitan
tidur
menurun
f. Frekuensi
nadi
membaik
g.
Melaporkan
nyeri
terkontrol
h.
Kemampuan
mengenali
onset nyeri
meningkat
i.
Kemampuan
mengenali
penyebab
nyeri
meningkat
j.
Kemampuan
menggunakan
teknikno
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
…x
24 jam, status
kenyamanan
pasien
membaik
dengan
dengan
kriteria hasil :
a. Tidak
mengeluh
nyeri
b. Tidak
meringis
c. Tidak
bersikap
protektif
d. Tidak
gelisah
e. Kesulitan
tidur
menurun
f. Frekuensi
nadi
membaik
g.
Melaporkan
nyeri
terkontrol
h.
Kemampuan
mengenali
onset nyeri
meningkat
i.
Kemampuan
mengenali
penyebab
nyeri
meningkat
j.
Kemampuan
menggunakan
teknikno
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
…x
24 jam, status
kenyamanan
pasien
membaik
dengan
dengan
kriteria hasil :
a. Tidak
mengeluh
nyeri
b. Tidak
meringis
c. Tidak
bersikap
protektif
d. Tidak
gelisah
e. Kesulitan
tidur
menurun
f. Frekuensi
nadi
membaik
g.
Melaporkan
nyeri
terkontrol
h.
Kemampuan
mengenali
onset nyeri
meningkat
i.
Kemampuan
mengenali
penyebab
nyeri
meningkat
j.
Kemampuan
menggunakan
teknikno
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
…x
24 jam, status
kenyamanan
pasien
membaik
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
…x
24 jam, status
kenyamanan
p
Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama……
jam maka status cairan membaik dengan kriteria
hasil :
- Turgor Kulit Meningkat
- Output urine meningkat
- Kekuatan Nadi meningkat
- Memberan mukosa membaik
- Suhu tubuh normal
- Mata cekung membaik
- Kadar elektrilit membaik
- Tekanan darah cukup membaik
- Berat badan membaik
- Status mental membaik
S
2. Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang dari kebutuhan tubuh Setelah di lakukan asuhan keperawatan … jam
maka Keseimbangan Nutrisi bisa adekuat dengan
kriteria hasil ; kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified trendelenbung
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (misl.Nacl,RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV Hipotonis (misl.Nacl
0,4%,glucose 2,5%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (misl.Albumin,
plasmanate)
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet(misl. Piramida
makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan jika perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemeberian medikasi sebelum makan (misl.
Pereda nyeri,antiemetic) jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan
Observasi
3. Hipertermi - Identifikasi penyebab hipertermi (misl. Dehidrasi,terpapar
linkungan panas,penggunaan incubator)
Terapeutik
- Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
(mslnya akupresure,terapi pijat,kompres hangat dingin)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (msl:
suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelankan penyebab, priode, dan penyebab nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA