ASUHAN KEPERAWATAN
KEPADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIARE
Disusun Oleh :
FARHAN YUDA ANANTA
P003200190114
A. DEFINISI
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau
lebih cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam (Juffrie,
2010). Diare adalah peningkatan dalam frekuensi buang air besar (kotoran), serta
pada kandungan air dan volume kotoran itu. Namun, diare yang berat dapat
menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi yang berat (Yayasan
Spiritia, 2011). Diare didefinisikan secara klinis sebagai bertambahnya defekasi
(buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinis
dibedakan menjadi tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan
diarepersisten (WHO, 2000).
Diare adalah adalah kondisi di mana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3 kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram per hari)
dan konsistensi (feses cair). Pada definisi ini jelas menyebutkan frekuensi diare
terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari. (Smeltzer,2002).
Diare juga merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (WHO,1980).
Definisi diare yang diberikan oleh Depkes RI (2003) adalah penyakit yang ditandai
dengan perubahan bentuk dan konsistensi feses melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buan
g air besar (BAB) lebih banyak dari biasanya (lazimnya 3 kali atau lebih dalam
sehari).
Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret,
tinjanya encer,dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah.
Sehingga diare dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila
penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat
menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak usia di bawah lima
tahun (Ummuauliya. 2008).
Beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, menjelaskan definisi diare
berdasarkan konsistensi dan bentuk tinja (feses) yang melembek dengan atau tanpa
menunjuk pada frekuensi diarenya. Bahkan definisi diare yang diberikan WHO
secara spesifik juga menyebutkan diare dengan feses yang berwarna hijau,
bercampur lendir dan atau darah. Dengan demikian, secara umum berdasarkan
beberapa definisi diare dapat disebutkan bahwa diare adalah penyakit yang
ditandai dengan buang air besar yang sering melebihi keadaan biasanya dengan
konsistensi tinja yang melembek sampai cair dengan atau tanpa darah dan atau
lendir dalam tinja.
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Adapun sistem organ
pencernaan atau sistem gastrointestinal yaitu :
a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
manusia dan hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu : kardia, fundus, antrum. Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang
bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
C. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan meliputi infeksi internal
sebagai berikut
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat meliputi disakarida dan monosakarida
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
Penyebab tidak langsung
D. TANDA dan GEJALA
Gejala diare bervariasi, umumnya meliputi perut kembung atau kram, tinja
encer, rasa mulas, atau terkadang mual dan muntah. Penderita dapat mengalami
satu atau beberapa gejala sekaligus, tergantung dari penyebab diare.
Tanda :
Cengeng
Anus dan daerah sekitar lecet
BB menurun
Turgor berkurang
Mata dan ubun-ubun besar dan menjadi cekung (pada bayi)
Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
Nadi cupat dan kecil
Denyut jantung jadi cepat
TD menurun
Kesadaran menurun
Pucat, nafas cepat
Buang air besar 4x/hari untuk bayi dan > 3x untuk anak-anak atau
dewasa.
Suhunya tinggi
Gejala :
Tidak nafsu makan
Lemas
Dehidrasi
Gelisah
Cengeng
Oliguria
Anuria
Rasa haus
Pusing.
Rasa haus berlebihan.
Urine menjadi sedikit atau berwarna gelap.
Mulut dan kulit kering.
Lemas.
Pada bayi atau anak-anak, dehidrasi juga bisa dikenali dari gejala:
Segera cari pertolongan medis jika Anda memiliki bayi atau anak-anak yang
mengalami diare selama lebih dari 24 jam, terutama jika disertai gejala dehidrasi,
demam melebihi 39 derajat Celsius, tinja mengandung nanah, atau tinja berwarna
hitam.
E. PATOFISIOLOGI
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua
akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes tinja.
Tes darah.
Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan tertentu dari dalam saluran
pencernaan.
Endoskopi, yaitu pemeriksaan kondisi saluran pencernaan secara visual
dengan alat khusus yang dinamakan endoskop.
Pemindaian, seperti foto Rontgen, CT scan, atau MRI.
G. FARMAKOTERAPI
berikut :
Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor
kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor
kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok, nadi cepat dan dalam.
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun,
apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
I. PENATALAKSAAN MEDIS
1. Pemberian cairan
a. Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi
b. Dehidrasi ringan
1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB per oral (intragastrik)
selanjutnya: 125 ml/kgBB per oral (intragastrik)
c. Dehidrasi sedang
1 jam pertama: 50-100 ml/kgBB per oral/intragastrik (sonde)
selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari ad libitum.
d. Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun berat badan 3 – 10 kg.
1 jam pertama :12 ml/kgBB/jam = 3 tetes /kgBB/menit (set infus
berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes/kgBB/menit (1 set infus 1 ml
= 20 tetes).
7 jam berikut :12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (1 set infus = 15
tetes) atau 4 tetes/kgBB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).
16 jam berikut:125 ml/kgBB per oral atau intragastrik. Bila anak tidak
mau minum, teruskan DG aa intravena 2 tetes/kgBB/menit (set infus 1
ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kgBB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).
2. Pengobatan dietetik
o Untuk anak (1 tahun dan > 1 tahun dengan BAB<7 kg, jenis
makanannya:
o Susu (ASI dan atau formula yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh).
o Makanan ½ padat (bubur), makanan padat (nasi tim).
o Susu khusus sesuai dengan kelainannya misalnya tidak mengandung
laktosa/asam lemak berantai sedang atau jenuh.
3. Obat-obatan
a. Obat anti – sekresi
b. Obat spasmolitik
c. Antibiotik, diberikan jika jelas penyebabnya misal oleh bakteri.
Cairan per oral
o Pasien dehidrasi ringan dan sedang diberi cairan per oral yaitu NaCl
dan NaHCO3, KCl
dan glukosa.
o Pasien diare akut dan koleri umur 6 bulan diberi Natrium 90 mEq/L.
o Pasien umur 6 bulan de ngan dehidrasi ringan/sedang diberi Natrium
50-60 mEq/L.
o Pemberian formula tidak lengkap (mengandung garam dan gula),
lengkap (oralit).
4. Cairan parenteral
o Pemberian RL sesuai dengan berat/ringannya penyakit dan juga sesuai
umur dan BBnya.
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Lengkap :An.B
2. Jenis Kelamin :LAKI-LAKI
3. Umur/Tanggal Lahir : 3 Tahun/16 Juni 2018
4. Status perkawinan : Belum kawin
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Tolaki
7. Pendidikan : Belum sekolah
8. Pekerjaan : Belum bekerja
9. Pendapatan : tidak ada
10.Tanggal MRS : 10 April 2020
B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap : Aisyah
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Hubungan dengan klien : Orang tua
10. Abdomen
1. Warna kulit : sawomatang
2. Distensi abdomen : kadang-kadang
3. Ostomy : normal
4. Tanda jejas : tidak ada jejas pada abdomen
5. Peristaltik : menigkat
6. Perkusi abdomen : peka
7. Massa : …………Lokasi :…………………
8. Nyeri tekan : ………….Lokasi : ……………….
9. Lain - lain : ……………………………………..
11. Payudara
a. Kesimetrisan : ………………………………
b. Keadaan puting susu : ………………………………
c. Pengeluaran dari putting susu : ………………………………
d. Massa : ………………………………
e. Kulit paeu d’orange : ………………………………
f.Nyeri : ………………………………
g. Lesi : ………………………………
h. Lain – lain : ………………………………
12. Genitalia
Pria
1. Keadaan meatus uretra eksterna :
2. Lesi pada genital : ………………………………
3. Scrotum : ………………………………
4. Pembesaran prostat :
5. Pendarahan :
6. Lain – lain : ………………………………
Wanita
1. Keadaan meatus uretra eksterna :
2. Leukorrhea : ……………………………….…..
3. Perdarahan : …………………….……………..
4. Lesi pada genital : ………………………………..
5. Lain - lain :
15. Ekstremitas
1. Warna kulit : sawomatang
2. Purpura / ekimosis : tidak ada…………….. Lokasi
……………………
3. Atropi : tidak ada
4. Hipertropi : tidak ada
5. Lesi : tidak ada
6. Pigmentasi : normal
7. Luka : ……..……Lokasi……..………..Ukuran :
…………
8. Deformitas sendi : tdk ada gangguan pada sendi
9. Deformitas tulang : tidak ada
10.Tremor : tidak ada tremor
11.Varises : ada
12.Edema : tidak ada
13.Turgor kulit :buruk
14.Kelembaban kulit : kering
15.Capillary Tefilling Time (CRT) :>2 detik
16. Pergerakan : …baik
17.Kekakuan sendi : tdk kaku
18.Kekuatan otot : normal
19. Tonus otot : normal
20.Kekuatan sendi : normal
21.Nyeri : tdk ada nyeri
22.Diaphoresis :
23.Lain – lain :akral dingin
a. Kebutuhan Nutrisi
c. Kebutuhan Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekwensi BAK 2x hari 4-6 sehari
Pancaran Normal Encer
Warna Bening Kuning
Disuria - -
Nokturia - -
Perasaan penuh pada - -
kandung kemih
Perasaan setelah BAK Sensasi nyaman Sensasi nyaman
Kesulitan memulai Tidak ada Tidak ada
berkemih
Dorongan berkemih Tidak ada Ya
Inkontinensia urine Tidak ada Tidak ada
Keluhan urine yang Tidak ada Tidak ada
menetes setelah
berkemih
Total produksi urine 500cc/hari 700cc/hari
Lain – lain
1) Laboratorium :
feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, PO 2 meningkat,
PCO2 meningkat, HCO3 menurun )
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
B. Studi diagnostic :
Klasifikasi data :
A. Data Subyektif :
1. ibu klien mengatakan klien mengalami kesulitan makan
2. ibu klien mengatakan lidah klien nampak kemerahan dgn putih di
tengah
lidah
3. orang tua klien mengatakan klien nampak lemah dan kurang semangat
4. orang tua klien mengatakan klien selalu gelisah dan selalu menangis
5. orang tua klien mengatakan nyeri ketika buang air besar
6. orang tua klien mengatakan klien tidak bisa mengontrol pengeluaran
feses
7. orang tua klien mengatakan frekuensi BAB klien meningkat
8. orang tua klien mengatakan klien konsistensi feses klien encer
9. orang tua klien mengatakan frekuensi minum sehari setelah sakit
menurun
10.orang tua klien mengatakan jumlah minuman yang dikonsumsi setelah
sakit menurun
B. Data Obyektif :
1. nampak Klien gelisah
2. Nampak klien lemah
3. nampak klien mengalami penurunan berat badan
4. Nampak feses encer
5. pemeriksaan fisi abdomen:
i. Abdomen mengalami distensi
ii. Nyeri pada abdomen ketika defekasi
iii. nyeri hilang timbul
6. skala nyeri 5-6 ( cukup berat)
7. nampak klien mengalami gangguan aktivitas
8. nampak jam tidur klien mengalami perubahan
a. 7.Pemeriksan Vital-Sign
i. TD : 95/60 mmhg
ii. 2. N : 120 x/menit
iii. 3. S : 37, 8 c
iv. 4. RR : 23 x/menit
9. pemeriksaan antropometri
i. TB : 50 cm
ii. BB : 5 kg
Analisa Data
Subjektif :
1. orang tua klien mengatakan klien
nampak lemah dan kurang semangat
objektif :
4.Nampak klien lemah
Kehilangan
5. nampak klien mengalami penurunan cairan aktif
berat badan
6. Pemeriksan Vital-Sign
Gangguan
TD : 95/60 mmhg absorpsi cairan
. N : 120 x/menit dan elektrolit
. S : 37, 8 c
RR : 23 x/menit
TB: 86 cm Diare
BB: 11 Kg
Kekurangan
intake cairan
Hipovolemia
objektif :
7. Nampak klien lemah Faktor
8. nampak klien mengalami penurunan psikologis
berat badan mis(keenganan
9. Pemeriksan Vital-Sign untuk makan)
i. TD : 95/60 mmhg
Defisit Nutrisi
ii. 2. N : 120 x/menit
iii. 3. S : 37, 8 c
iv. 4. RR : 23 x/menit
10.pemeriksaan antropometri
i. TB : 86 cm
ii. BB : 11 kg
Diagnosa Keperawatan
Intervensi keperawatan
A. DEFINISI
Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan gigi pasien
dari sisa-sisa makanan atau kotoran dengan menggunakan sikat gigi dan dilakukan
pada psien yang tidak dapat melakukan sendiri.
B. TUJUAN
C. INDIKASI
D. PESIAPAN PASIEN
E. PERSIAPAN ALAT
1. Handuk
2. Perlak
3. Gelas kumur
4. obat kumur
5. sikat gigi dan pasta gigi
6. bengkok
7. tissue
8. lidih kapas
9. tongue spatel
10.senter
11.sarung tanngan
12.pelembab bibir
F. CARA KERJA
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat-alat
3. Letakkan perlak disalah satu sisi wajah diatas bantal
4. Latakkan handuk di bawah dagu
5. Miringkan kepala pasien kesalah satu sisi
6. Letakkan bengkok dibawah dagu
7. Periksa gigi dengan menggunakan tongue spatel dan senter
8. Berikan air untuk berkumur
9. Gosok gigi pasien dengan gerakan ke ataske bawah dan gerakakan kearah
luar dalam untuk gigi dalam
10.Berikan air untuk berkumur
11.Bersihkan sisa kotoran yangmasih menempel pada gusi dengan
menggunakan tongue spatel
12.Keringgkan bibir dengan tissue
13.Angkat handuk dan berikan pelembab bibir
14.Cuci tangan
15.Dokumentasikan tindakan
Implementasi
Evaluasi