DISUSUN OLEH :
HANAPI
1. Pengertian Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair atau buang
air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih
pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai
penyebab utama keadaan sakit pada anak anak balita. Diare akut
frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam nafas
(ISPA) atau saluran kemih (ISK), terapi anti biopik (donna L. Wong
let,2009).
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih
lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam
Kehilangan cairan dan garam dalam tubuh yang lebih besar dari
dan garam lebih besar dari pada masukan. Lebih banyak tinja cair
besar lebih dari tiga kali dalam sehari konsistensi cair atau lembek
dapat disertai darah maupun tidak dapat disertai dengan demam kadang
mual dan muntah dehidrasi dan badan terasa lemas diare dapat disebabkan
2. Etiologi Diare
Infeksi ada dua macam yaitu enternal dan parental. Enternal adalah infeksi
tubuh lain diluar alat pencernaan misalnya otitis media akut (OMA)
bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa lemak dan protein.
strercoralis, Schistosomal)
Ciri-ciri anak yang menderita diare adalah buang air besar lebih dari 3
kali, badan lemas, tidak nafsu makan, turgor kulit jelek, membran mukosa
bibir kering, didalam feses bisa terdapat darah maupun lendir, pada anak
dapat terlihat mata cekung dan menurut Nelwan (2014), diare dapat
disertai dengan nyeri abdomen yang hebat dan tidak disertai dengan darah
atau lendir pada feses.Demam bisa dijumpai bisa juga tidak.Gejala mual
demam, nyeri perut hebat, dan tenesmus, serta feses berdarah dan
1. Diare Akut
infeksius dalam traktus GI. Keadaan ini dapat menyertai infeksi saluran
napas atas atau saluran kemih, terapi antibiotik atau pemberian obat
kurang dari 14 hari) dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika
2. Diare Kronik
frekuensi defekasi dan kandungan air dalam feses dengan lamanya sakit
lebih dari 14 hari.Kerap kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis
(pearce, 2009)
Gambar 2.1
manusia yaitu:
a. Mulut
terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruangan
diantara gusi dengan bibir dan pipi.Bagian dalam yang tediri terdiri
organ otot yang dilapisi mukosa, merupakan alat bantu pada proses
mengunyah (mastikasi), menelan (deglution), bicara (spech) dan
terdapat pula gigi yang merupakan salah satu alat bantu sistem
b. Pharing
c. Esophagus ( kerongkongan )
d. Lambung
penyembuhan eritrosid.
e. Usus Halus
1) Duodenum
f. Usus Besar
adalah untuk absorbsi air untuk kemudian sisa masa membentuk masa
6. Patofisiologi Diare
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
dinding usus atau terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
2. Faktor malabsorpsi
3. Faktor makanan
Ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
4. Faktor psikologis
Nyeri abdominal
Peningkatan asam organik
diare
diare
uremikum” .
lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit (Na+, K+, C_).Analisa gas darah (bila
kultur.Pada kasus ringan, diare bisa teratasi dalam waktu <24 jam.
Pemeriksaan lanjut diutamakan pada kondisi yang berat yang tidak teratasi
lanjut, atau pasien dengan kondisi imun yang rendah (pasien dengan
Prinsip tatalaksana diare adalah dengan lintas diare atau lima langkah
yaitu:
bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah
sayur, air matang.Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit
dehidrasi.
dehidrasi.
harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian
1) Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
2) Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
makan air matang atau air susu ibu, sesudah larut berikan pada anak
diare.
gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh
air susu ibu harus lebih sering di beri air susu ibu. Anak yang minum
susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6
sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian
d. Antibiotik Selektif
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
b) Muntah berulang
c) Sangat haus
d) Makan/minum sedikit
e) Timbul demam
f) Tinja berdarah
h)
B. Konsep Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
2. Intervensi keperawatan.
Diagnosa: Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif. NOC: keseimbangan cairan. Setalah di lakukan tindakan
keperawatan selama 30 menit pasien akan. 1. Denyut nadi radial, 2.
Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam, 3. Berat badan stabil, 4.
Turgor kulit, 5. Kelembaban membran mukosa. Kriteria hasil: 1.
Mempertahankan urin output sesuai dengan berat badan dan usia, 2. Vital
sign dalam batas normal, 3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. NIC: 1).
Pertahankan status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat) dan
observasi keadaan umum, 2). Monitor vital sign, 3). Monitor tetesan infuse,
4). Anjurkan orang tua untuk menambah intake oral.
Diagnosa: Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan. NOC: Status Nutrisi :
makanan dan cairan. Kode: 1008. Setelah di lakukan tindakan selama 45
menit pasien akan. 1. Asupan makanan secara oral, 2. Asupan cairan secara
oral. Kriteria Hasil: 1. Adanya peningkatan berat badan, 2. Tidak ada tanda
malnutrisi, 3. Tidak terjadi penurunan berat badan. NIC: 1) Kaji adanya
alergi makanan, 2) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
C, 3) Yakinkan diet yang di makan mengandung tinggi serat untuk
mencegah kontipasi, 4) Monitor adanya penurunan berat badan, 5) Monitor
turgor kulit dan kulit kering, 6) Monitor mual muntah.
Diagnosa: Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi. NOC:
Termoregulasi. Kode: 0800. Setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 15 menit pasien akan. 1. Penurunan suhu kulit, 2. Melaporkan
kenyaman suhu. Kriteria hasil: 1. Suhu tubuh dalam batas normal, 2. Nadi
dan RR dalam rentang normal, 3. Tidak ada perubahan warna kulit. NIC: 1)
Monitor suhu sesering mungkin, 2) Monitor warna kulit dan suhu kulit, 3)
Monitor tekanan darah, nadi, RR, 4) Monitor tingkat kesadaran, 5) Kompres
pasien pada lipatan paha dan aksila.
3. Implementasi Keperawatan
Menurut Wong (2009) Penatalaksanaan sebagian besar kasus diare akut
dapat dilaksanakan di rumah dengan pemberian pendidikan yang benar kepada
pengasuh anak tentang penyebab diare, komplikasi yang potensial, dan terapi yang
tepat. Pengasuh anak diajarkan untuk memantau tanda-tanda dehidrasi, khususnya
jumlah popok yang basah atau frekuensi berkemih, memantau cairan yang masuk
lewat mulut, dan menilai frekuensi defekasi serta jumlah cairan yang hilang lewat
feses. Pendidikan yang berhubungan dengan terapi rehidrasi oral, termasuk
pemberian cairan rumatan dan penggantian kehilangan cairan
yang tengah berlangsung, merupakan masalah yang penting. Oralit harus diberikan
sedikit demi sedikit tetapi sering. Vomitus bukan kontraindikasi bagi pemberian
oralit kecuali jika gejala vomitusnya sangat besar. Informasi tentang pemberian
terus makanan yang biasa dimakan merupakan materi yang esensial. Orang tua
perlu mengetahui bahwa pada dasarnya jumlah feses akan sedikit lebih meningkat
ketika kita meneruskan pemberian makanan yang biasa dimakan anak dan
meneruskan pemberian cairan untuk menggantikan yang hilang lewat feses.
Manfaat yang berupa hasil akhir status gizi yang lebih baik dengan lebih sedikitnya
komplikasi dan lebih pendeknya lama (durasi) sakit lebih besar dari pada kerugian
akibat peningkatan frekuensi defekasi yang potensial terjadi. Kekhawatiran orang
tua harus dieksplorasi agar timbul kepatuhan dalam diri mereka untuk mengikuti
rencana penangannya.
Jika anak diare akut dan dehidrasi dirawat di rumah sakit, penimbangan
berat badannya harus dikerjakan dengan akurat di samping dilakukannya pemantauan
asupan dan haluaran cairan yang cermat. Anak dapat memperoleh terapi cairan
parenteral tanpa pemberian apapun lewat mulut (puasa) selama 12 hingga 48 jam.
Pemantauan pemberian cairan infuse merupakan fungsi primer keperawatan, dan
perawat harus yakin bahwa cairan serta elektrolit yang diberikan lewat infus tersebut
sudah memiliki konsentrasi yang benar, kecepatan tetesan harus diatur untuk
memberikan cairan dengan volume yang dikehendaki dalam periode tertentu dan
lokasi pemberian infuse harus dijaga.
Dukungan bagi anak dan keluarga meliputi perawatan dan perhatian seperti
yang diberikan kepada semua anak yang dirawat di rumah sakit. Orang tua harus
terus memperoleh informasi mengenai perkembangan kondisi anaknya dan
mendapatkan informasi mengenai kebiasaan tertentu yang perlu diperhatikan seperti
membasuh tengan dan menyingkirkan popok bekas, pakaian serta linen tempat tidur
(seprei, sarung bantal, selimut, dll) yang kotor dan benar. Setiap orang yang
mengasuh anak diare harus memahami mana daerah yang ’’bersih’’ dan mana
daerah yang ’’kotor’’ khususnya di dalam rumah sakit, karena kamar cuci
digunakan untuk banyak keperluan. Popok dan seprei linen yang kotor harus
dimasukkan ke dalam wadah yang disediakan di dekat tempat tidur pasien.
4. Evaluasi Keperawatan
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah
sebagai berikut: Melaporkan pola defekasi normal, mempertahankan keseimbangan
cairan dengan mengonsumsi cairan peroral dengan adekuat, melaporkan tidak ada
keletihan dan kelemahan otot, menunjukkan membrane mukosa lembap dan turgor
jaringan normal, mengalami keseimbangan intake dan output, mengalami berat
jenis urine normal, mengalami penurunan tingkat ansietas, mempertahankan
integritas kulit. Mempertahankan kulit tetap bersih
setelah defekal. Tidak mengalami komplikasi, elektrolit tetap
dalam rentang normal, tanda-tanda vital dalam batas normal,
tidak ada distritmia atau perubahan dalam tingkat kesadaran
(Wong, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
2018. Buku Register Ruangan Kenanga RSUD Prof. W. Z. Johanes Kupang. Akton
Carman Susan. 2016. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC
Hassan Rusepno & Alatas Husein. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta
Muttaqin arif dan Sari Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Salemba Medika
Nanda Diagnosis Keperawatan. 2017. Definisi & klasifikasi. Edisi 10. Indonesia.
A. Pengkajian
I. Biodata
Nama : An. B
Umur : 8 Bulan
Agama : Islam
Nama : Ny. D
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
4.1 Genogram
Keterangan :
5. Riwayat Persalinan
1) Pre Natal Care
2) Natal
3) Pos Natal
REAKSI SETELAH
NO. WAKTU PEMBERIAN JENIS IMUNISASI
PEMBERIAN
1. BCG Pada usia 6 bulan Membentuk abses 1-2 bulan
2. DPT (I, II, III, 1V) Usia 3,4,5 bulan Demam 1 hari
3. Polio (I, II, III, 1V) Usia 3,4,5 bulan Tidak ada reaksi
4. Campak - -
5. Hepatitis Usia 0 bulan Tidak ada reaksi
VII. Therapi
Analisa Data
Nama : An. B
No.CM : 00-10-25-26
(ETIOLOGI) (PROBLEM)
lalu.
- Ku : Sedang,
composmentis
5x sehari.
TD : 110/90 mmHg
Suhu : 37.3 °C
Nadi : 78 x/menit
berlebihan
Diare
tentang penyakit
anaknya.
dengan pengobatan
alternative (Pemberian
cairan oralit).
DO :
1/ /24 Okt Diare b.d Proses Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi dan catat warna, 1. Membantu membedakan
keperawatan selama 1 x jumlah frekuensi dan penyakit individu dan mengkaji.
2021 infeksi, inflamasi
24 jam, mencapai konsistensi feses.
gastrointestinal.
kriteria hasil : 2. Anjurkan pasien untuk tirah 2. Istirahat menurunkan motilitas
1. Mempertahankan baring. usus juga menurunkan laju
turgor kulit. metabolisme bila infeksi.
2. Menjaga daerah 3. Auskultasi bising usus. 3. Untuk memantau adanya
sekitar rectal dari peningkatan atau penurunan
irtasi. bising usus.
3. Feses berbentuk cair, 4. Untuk memperbaiki situasi
4. Kolaborasi pemberian diet
BAB ± 5x sehari. nutrisi.
bagi pasien dengan tim gizi.
2/ /24 Okti Defisit Pengetahuan Setelah diberikan 1. Jelaskan tentang definisi 1. Meningkatkan pengetahuan dan
2022 b.d Kurang tindakan keperawatan penyakit diare, proses mengurangi cemas.
selama 1x 24 jam penyakit, dan tanda gejala.
Terpaparnya
diharapkan mencapai
Informasi.
dengan kreteria hasil 2. Tanyakan kembali 2. Mereview kembali apa yang
1. Orang tua mampu pengetahuan keluarga klien sudah diinformasikan.
menjelaskan kembali dan klien tentang penyakit
tentang penyakit prosedur keperawatan dan
anaknya. pengobatan.
2. Orang tua mampu
mendemostrasikan
tindakan cara
pembuatan oralit.
IX. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI KEPERAWATAAN
Tanda
NO. Diagnosa
Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan
DP Keperawatan tangan
24 Okt 2022/ 1. Diare b.d Proses - Menjelaskan pada orang tua pasien tentang pentingnya nutrisi,
dan penyebab anus anak lecet atau kemerahan.
infeksi, inflamasi
Hasil : Orang tua memahami dan dapat menyebutkan kembali
gastrointestinal.
tentang pentingnya nutrisi, dan penyebab anus anak lecet atau
kemerahan.
09.00 WIB - Menganjurkan pasien untuk tirah baring.
Hasil : Menganjurkan orang tua untuk mengganti popok dengan
Perawat
sering dan Menganjurkan untuk menghindari pemakaian tisu
Hanapi
pembersih komersial yang mengandung alcohol.
- Mengauskultasi bising usus
09.30 WIB Hasil : Suara bising usus 20 x/menit
- Berkolaborasi dengan tim gizi untuk merencanakan diet
makanan pasien.
Hasil : Diet yang rendah serat.
10.00 WIB
24 Okt 2022 2 Defisit - Menjelaskan kepada orang tua tentang pengetahuan penyakit
anaknya.
Pengetahuan b.d
Hasil : Orang tua memahami tentang apa yang perawat jelaskan.
Kurang
- Menanyakan kembali pada ibu apakah sudah paham tentang
10.10 WIB
Terpaparnya pemberian oralit pada anaknya.
Hasilnya : Orang tua sudah memahami dan mampu membuat
Informasi.
sendiri cairan oralit.
Perawat
Hanapi
10.15 WIB
X. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ No Catatan Perkembangan Tanda
Jam .
Tanga
DP
n
25 Okt 2022/ 1. S:
09.00 WIB - Ibu pasien mengatakan anaknya BAB hari ini sudah Perawat
berkurang 2x sehari. Hanapi
O:
- kesadaran composmentis, terlihat lemas.
- TTV
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 79 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,0 °C
- Bisng usus 17x/menit
- Kulit lembab, mukosa mulut dan bibir lembab.
A:
- lanjutkan intervensi
25 Okt 2022/ 2. S:
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan