Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

RESIKO PERILAKU KEKERASAN


Strategi Pelaksanaan (SP) I

SP/DX : I / Resiko Perilaku Kekerasan


Nama Pasien : Tn, K

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan malas minum obat
- Klien mengatakan sudah tahu cara mengontrol marah, tapi malas melakukannya
- Keluarga mengatakan klien dirumah marah-marah, membanting barang dan
mengeluarkan kata-kata kotor
b. Data Objektif
- Klien tampak melotot, suara tinggi dan sering berteriak mengancam
- Klien tampak tidak rapih, berbau dan rambut acak-acakan

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
c. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan kegiatan fisik: nafas dalam dan
pukul bantal

4. Tindakan Keperawatan
a. Identifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Identifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
c. Identifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Bantu klien dalam mengontrol perilaku kekerasan dengan kegiatan fisik: nafas dalam
dan pukul bantal

B. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, selamat pagi pak?”
“ Perkenalkan nama saya perawat hanapi bisa dipanggil Hanapi. Saya perawat yang
akan merawat bapak. Nama bapak siapa? Bapak senang nya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Saya melihat bapak seperti orang yang sedang
emosi. Apakah ada yang sedang bapak pikirkan ?
c. Kontrak
1) Topik
“Baik, bagaimana kalau sekarang bapak temani saya berdiskusi tentang apa yang
menyebabkan bapk marah dan nanti akan saya ajarkan bagaimana caranya mengo
ntrol marah yang baik. Apakah bapak bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama bapak ingin berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika 20 menit?”
3) Tempat
“Dimana bapak ingin berbincang-bincang?”
4) Tujuan Interaksi
“Tujuan kita berbincang-bincang saat ini agar bapak dapat mengontrol emosi
bapak dengan cara yang baik”

2. Kerja
“Kita mulai ya bu diskusinya. Sebelumnya saya ingin tanya pak apa yang menyebabkan
bapak emosi? Lalu apa yang bapak lakukan saat ibu marah? bapak membanting barang-
barang dan mengeluarkan kata-kata kotor? Setelah ibu melakukan hal tersebut perasaan
ibu bagaimana? Barang-barang yang ada dirumah ibu jadi rusak? Iya rusak dan tidak
bisa terpakai lagi ya, kalau badan ibu bagaimana rasanya? Deg-degan? Iya. Lalu tadi saa
t ibu membanting barang-barang dan mengeluarkan kata-kata kotor, apa yang terjadi pa
da keluarga ibu? Menangis dan cemas ya bu? Lalu apakah ibu rutin meminum obat? Tid
ak? Nah, jadi disini keluarga yang salah atau bukan? bukan ya? Kemudian siapa yang
salah bu? Nah, kalau ibu terus menerus begini bagaimana sikap keluarga? Iya jadi takut
dan cemas ya bu. Kalau mereka takut dan cemas, menurut ibu apakah mereka
menginginkan ibu sembuh? iya benar, keluarga mengharapkan ibu sembuh dan
sekarang ibu harus rutin meminum obat. Jadi sekarang kalau marah jangan membanting
barang-barang dan mengeluarkan kata-kata kotor ya, itu tidak benar bu, tidak akan me
nyelesaikan masalah. Nah karna ibu bilang sudah tahu cara mengontrol marah, sekarang
suster akan melatih kembali bagaimana caranya mengontrol marah dengan cara yang ba
ik, dengan cara nafas dalam. Sebelumnya apakah ibu sudah tau apa itu nafas dalam? Bai
k bu akan saya ajarkan, jika tanda-tanda marah sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu tarik n
afas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu s
udah dapat melakukannya. Nah sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga
bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa melakukannya , dan untuk
cara yang kedua agar ibu dapat mengendalikan rasa marah yaitu ibu dapat melampiaska
nnya dengan cara memukul bantal atau kasur. Sekarang mari kita latihan memukul bant
al dan kasur, mari ke kamar ibu. Jadi kalau nanti ibu kesal atau marah, ibu langsung ke
kamar dan lampiaskan marah ibu tersebut dengan memukul bantal dan Kasur. Nah coba
ibu melakukannya. Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan mara
h, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya kembali ya bu.”
“Apakah ibu sudah paham? Ibu bisa ulangi kembali? Iya benar bu seperti itu.”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui tentang cara mengontrol marah deng
an baik?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan kembali bagaimana cara mengontrol marah”
“Wahhh bagus bu”
b. Rencana tindak lanjut
“Ibu ingat lagi ya cara mengontrol marah dengan baik dan masukkan ke dalam
kegiatan harian, jika ibu melakukannya maka tulis (M) jika ibu melakukan nya
dibantu atau diingatkan ibu tulis (B), dan jika ibu tidak melakukannya tulis (T).
Apakah ibu mengerti?”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baiklah, bagaimana kalau kita buat jadwal bertemu lagi bu? Bagaimana kalau
nanti kita berbincang-bincang tentang cara mengontrol marah dengan meminum
obat?”
2) Waktu
“Ibu ingin jam berapa kita berbincang-bincang?”
“Bagaiamana jika jam 09.00?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang? Bagaimana jika disini lagi?”
“Baiklah bu besok kita akan berbincang-bincang kembali jam 09.00. Sampai
jumpa bu, saya permisi. Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Strategi Pelaksanaan (SP) II

SP/DX : II / Resiko Perilaku Kekerasan


Ruangan : Melati
Nama Pasien : Ny. K

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan sudah mampu melakukan teknik napas dalam dan pukul bantal
dengan baik
- Klien mengatakan masih malas minum obat
b. Data Objektif
- Klien mampu melakukan teknik napas dalam dan pukul bantal
- Klien tampak masih melotot dan sering mengeluarkan kata-kata kotor dan
berteriak mengancam orang lain
- Klien masih tampak tidak rapih, berbau dan rambut acak-acakan

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menyebutkan manfaat minum obat dan kerugian jika tidak minum obat
b. Klien mampu menyebutkan nama obat yang biasa di konsumsi
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan teknik napas dalam dan pukul bantal
b. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
c. Ajarkan klien cara mengontrol emosi dengan cara minum obat
d. Anjurkan untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien

B. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, selamat pagi ibu?”
“ Masih ingat dengan saya? Ya benar”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masih kesal ya bu? Lalu cara yang kemarin sudah
suster ajarkan, sudah dilatih lagi belum? Coba ibu praktikan kembali cara mengontrol
marah dengan teknik napas dalam? Wah ibu hebat ya. Nah kalau teknik pukul bantal
bu? Wah Alhamdulillah bener ya bu, lalu ibu sudah masukan ke dalam jadwal
kegiata harian belum? Suster boleh lihat? Wah iya ibu hebat ya sudah benar”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah bu bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang mengenai mengo
ntrol emosi dengan minum obat ya bu. Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama ibu ingin berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang?”
4) Tujuan Interaksi
“Tujuannya agar ibu dapat mengontrol emosi dan ibu dapat rutin minum obat ya”

2. Kerja
“Nah sekarang suster mau tanya ibu ingat tidak dengan nama obat yang ibu minum? Tid
ak ya, lalu ibu dapat obat berapa macam? Iya 3 ya bu, kalau warnanya ibu ingat? Coba i
bu sebutkan warna apa aja? Betul warna oren ya, warna apa lagi bu? Betul putih, lalu ya
ng warna apa bu? Iya biru ya, betul ya ada 3 warna yaitu oren, putih, dan biru. Nah sek
arang suster bawa obat nih, coba ibu lihat sama tidak dengan obat yang ibu punya? Iya s
ama ya.”
“Sebelumnya ibu tahu tidak nih manfaat minum obat? Suster kasih contoh ya, nah ibu k
alau habis minum obat apa yang ibu rasakan? Iya lebih terkontrol ya marahnya ya bu? N
ah itu salah satu manfaat minum obat. Apa ibu tadi manfaatnya kalau kita minum obat?
Iya betul ya. Kalau ibu tidak minum obat apa yang ibu rasakan? Iya marah-marah terus
ya lalu maunya banting barang dan mengelurkan kata-kata kotor terus ya, nah itu adalah
itu kerugiannya. Tadi kerugiannya kalau tidak minum obat apa ibu? Alhamdulillah bena
r ya. Nah setelah tau manfaat minum obat dan kerugian jika tidak minum obat. Sekarang
kita berdiskusi tentang warna dan nama obat ya bu. “Nah coba ibu tadi warna obatnya a
da apa aja? Iya ada oren, biru dan putih. Kalau yang oren ini ibu tahu tidak namanya? N
ah ini namanya Chlorpromazine atau biasa disebut CPZ, coba ini apa namanya ibu yang
warna orange? Iya betul ya CPZ, kalau yang warna biru apa namanya bu? Tidak tahu ya,
namanya Haloperidol atau biasa disebut HP, apa ibu? HP. Nah kalau yang warnanya pu
tih namanya ibu tahu tidak? Namanya Trihexyphenidyl ya atau biasa kita sebut THP, ap
a namanya Ibu? Nah betul ya THP.
“Nah sekarang kita ke manfaatnya ya bu, ibu tau gak kira-kira manfaat obat warna oren
ini? Tidak tau ya bu, kalau namanya tadi masih inget? Iya betul ya CPZ. Nah ibu kalau
abis minum obat ini apa yang ibu rasakan? Iya buat Ibu tenang ya, nah jadi ibu nggak m
arah-marah terus dan tenang. Tadi apa bu manfaatnya obat CPZ? Wah ibu hebat. Kalau
yang warna biru tadi apa namanya? Iya HP ya, nah ibu tau tidak manfaatnya minum oba
t ini? Tidak tau ya, nih suster mau tanya kira-kira apa yang ibu rasakan setelah minum o
bat HP? Iya betul, Ibu bisa membedakan ya mana yang baik dan buruk. Tadi apa ibu ma
nfaatnya obat HP? Wah ibu hebat. Coba sekarang kita ke obat yang warna putih nih, tad
i namanya apa bu? Iya THP ya. Ibu tau manfaat obat THP? Iya betul ya ibu jadi tidak pe
gal-pegal ya terus bisa bikin ngantuk? Wah ibu hebat. Nah kitakan tadi sudah tahu manf
aatnya, suster sekarang mau tanya nih biasanya Ibu minum obat bagaimana?”
“Ibu biasanya minum obat bagaimana? Nah ibu minum obat sebaiknya pakai air putih y
a supaya obatnya dapat berfungsi dengan baik. Sekarang udah tahu ya nama-nama obat,
manfaat obat dan kerugian tidak meminum obat nama, manfaat dari obat tadi yang perta
ma apa bu? Iya betul, yang kedua? betul, kalau yang ketiga bu apa? Iya betul? Iya betul
semua yah bu, wah ibu hebat”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang?”
“Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui cara mengontrol marah dengan
meminum obat?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan kembali manfaat dari 3 obat yang sudah kita bahas tadi”
“Wahhh bagus bu”
b. Rencana tindak lanjut
“Ibu ingat lagi ya cara mengontrol marah dengan minum obat yang rutin ibu
konsumsi, nah kita masukan ke jadwal harian minum obat yah bu yaitu setiap pagi,
siang dan sore setelah makan. jika ibu melakukannya maka tulis (M) jika ibu
melakukan nya dibantu atau diingatkan ibu tulis (B), dan jika ibu tidak
melakukannya tulis (T). Apakah ibu mengerti?”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baiklah, bagaimana kalau kita buat jadwal bertemu lagi bu? Bagaimana kalau
nanti kita berbincang-bincang tentang cara mengontrol kerapihan penampilan.
Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu
“Ibu ingin jam berapa kita berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika jam 08.00?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang? Bagaimana jika di ruangan ibu?”
“Baiklah bu besok kita akan berbincang-bincang kembali jam 18.00. Sampai
jumpa bu, saya permisi. Assalamualaikum”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Strategi Pelaksanaan (SP) III

SP/DX : III / Resiko Perilaku Kekerasan


Ruangan : Melati
Nama Pasien : Ny.K

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan sudah mulai meminum obat dengan rutin
- Klien mengatakan bosen untuk minum obat
b. Data Objektif
- Klien tampak melotot
- Suara tinggi
- Klien tampak tidak rapih, berbau dan rambut acak-acakan

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
Klien mampu mengontrol penampilannya

4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kemampuan latihan nafas dalam, dan pengetahuaan tentang manfaat obat
yang dikonsumsi
b. Mengevaluasi lembar jadwal kegiatan harian klien
c. Menjelaskan cara mengontrol penampilan

B. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, selamat pagi ibu?”
“ Masih ingat dengan saya? Ya benar”
b. Evaluasi/Validasi
“Ibu bagaimana perasaannya hari ini? Apakah ibu masih kesal? Ibu sudah melakukan
kegiatan yang suster sudah ajarkan? Coba kita sudah berlatih tentang apa saja? Iya
benar. Lalu sudah dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ibu? Suster boleh
lihat? Wah hebat sudah diisi.”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan berdiskusi tentang mengontrol
penampilan ibu yah”
2) Waktu
“Berapa lama ibu ingin berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika 10 menit?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang?”
4) Tujuan Interaksi
“Tujuan kita berdiskusi agar penampilan ibu terlihat rapih dan wangi”

2. Kerja
“Kita mulai ya bu diskusinya.sebelumnya suster mau tanya, apakah ibu masih bisa
mengontrol marah dan sudah rutin minum obat? Masih ya bu? Bagus yah bu. Oh yah,
disini kita akan memulai perbincangan kita tentang mengontrol penampilan.”
“Sebelumnya saya mau tanya, apakah ibu tahu apa itu mandi,? Tahu yah bu hanya saja
ibu jarang melakukannya”
“Sekarang akan suster beritahu dan ajarkan bagaimana caranya menjaga penampilan ibu
tetap rapih dan wangi dari ujung rambut sampai ujung kaki”. Caranya yang pertama ibu
harus rutin mandi setiap hari maksimal 2 kali pagi dan sore dengan menggunakan
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun mandi. Sebelum kita mulai, mari kita siapkan
perlengkapan mandi terlebih dahulu. Sudah lengkap yah bu. Ini semua digunakan ketika
ibu mandi. Yang kedua ibu memilih pakaian yang layak untuk dipakai, nah setelah
memakai pakaian yang telah dipilih, sisir rambut ibu dengan rapih seperti ini, kemudian
oleskan sedikit bedak tabur pada wajah ibu, dan terakhir semprotkan minyak wangi
seperlunya bu jangan banyak-banyak, seperti ini”
“bagaimana bu, apakah ibu sudah paham?”
“jika sudah tahu cara mengontrol penampilan, coba tolong ulangi apa yang saya
beritahu dan praktekan tadi!”
“wah ibu sudah sangat paham yah, benar seperti itu ya bu caranya. Dan jangan lupa
pemakaian bedak tabur dan minyak wangi jangan terlalu berlebihan yah bu.”
“wah saya senang karna ibu cepat tanggap dengan apa yang saya jelaskan dan
praktekkan”.

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui cara mengontrol penampilan ibu?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba ibu jelaskan kembali bagaimana menjaga kerapihan penampilan”
“Wahhh bagus yah bu”
b. Rencana tindak lanjut
“Ibu ingat lagi ya cara mengontrol penampilan yang tadi kita masukan ke dalam
kegiatan harian, dilakukan setiap pagi dan sore yah bu. jika ibu melakukannya maka
tulis (M) jika ibu melakukan nya dibantu atau diingatkan ibu tulis (B), dan jika ibu
tidak melakukannya tulis (T). Apakah ibu mengerti?”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baiklah, bagaimana kalau kita buat jadwal bertemu lagi bu? Bagaimana kalau
nanti kita berbincang-bincang tentang cara meminta tolong. Apakah ibu
bersedia?”
2) Waktu
“Ibu ingin jam berapa kita berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika jam 13.00?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang? Bagaimana jika disini lagi?”
“Baiklah bu besok kita akan berbincang-bincang kembali jam 13.00. Sampai
jumpa bu, saya permisi. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Strategi Pelaksanaan (SP) IV

SP/DX : IV / Resiko Perilaku Kekerasan


Ruangan : Melati
Nama Pasien : Ny.K

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan sudah mampu melakukan teknik napas dalam dan pukul bantal
dengan baik
- Klien mengatakan sudah mulai meminum obat dengan rutin
- Klien mengatakan sudah mulai mampu mengontrol penampilannya

b. Data Objektif
- Klien tampak tidak terlalu melotot
- Suaranya sudah mulai rendah
- Klien tampak mulai rapih, tidak terlalu bau dan rambut sudah mulai rapi

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
Klien mampu mengontrol penampilannya

4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kemampuan latihan nafas dalam, dan pengetahuaan tentang manfaat obat
yang dikonsumsi
b. Mengevaluasi lembar jadwal kegiatan harian klien
c. Menjelaskan cara mengontrol penampilan

B. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, selamat pagi ibu?”
“ Masih ingat dengan saya? Ya benar”
b. Evaluasi/Validasi
“Ibu bagaimana perasaannya hari ini? Apakah ibu masih kesal? Ibu sudah melakukan
kegiatan yang saya sudah ajarkan? Coba kita sudah berlatih tentang apa saja? Iya
benar. Lalu sudah dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ibu? Saya boleh lihat?
Wah hebat sudah diisi.”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan berdiskusi tentang mengontrol
marah dengan cara berdoa ya ibu”
2) Waktu
“Berapa lama ibu ingin berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika 10 menit?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang?”
4) Tujuan Interaksi
“Tujuan kita berdiskusi agar penampilan ibu terlihat rapih dan wangi”

2. Kerja
“Ibu, sekarang coba ibu ceritakan tentang kegiatan ibadah yang ibu lakukan. Waah,
banyak sekali kegiatan ibadah yang ibu lakukan. Sekarang mana yang ingin kita coba
latih ?”
“Nah, jika ibu sedang marah, coba ibu duduk dengan tenang dan tarik napas dalam, jika
tidak reda juga ibu segera baringkan tubuh ibu agar rileks, bila masih tidak reda juga,
ibu segera berdoa lagi.”
“Ibu bisa berdoa secara teratur untuk mencegah kemarahan dan jangan lupa memohon
ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memohon supaya terlindungi dari sifat jelek
dan pemarah.”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui cara mengontrol marah dengan
berdoa?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba ibu jelaskan kembali bagaimana mengontrol marah dengan cara berdoa”
“Wahhh bagus sekali ya bu”
b. Rencana tindak lanjut
“Ibu ingat lagi ya cara mengontrol marah dengan berdoa yang tadi, kita masukan ke
dalam kegiatan harian, dilakukan setiap pagi dan malam yah bu. jika ibu
melakukannya maka tulis (M) jika ibu melakukan nya dibantu atau diingatkan ibu
tulis (B), dan jika ibu tidak melakukannya tulis (T). Apakah ibu mengerti?”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baiklah, bagaimana kalau kita buat jadwal bertemu lagi bu? Bagaimana kalau
nanti kita berbincang-bincang tentang semua cara yang bisa dilakukan untuk
mengontrol marah yang sudah dilatih sebelumnya”
2) Waktu
“Ibu ingin jam berapa kita berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika jam 10.00?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang? Bagaimana jika disini lagi?”
“Baiklah bu besok kita akan berbincang-bincang kembali jam 10.00. Sampai
jumpa bu, saya permisi. Assalamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai