Anda di halaman 1dari 60

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPIP PERILAKU KEKERASAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien datang ke Rumah Sakit diantar oleh keluarga karena klien marah-
marah, memecahkan piring, dan gelas di rumah.
2. Diagnosa
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
Klien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, cara
mengontrol perilaku kekerasan, dan membantu klien mempraktekkan
latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1 dan fisik 2.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi penyebab PK
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
c. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
d. Mengidentifikasi akibat PK
e. Menyebutkan cara mengontrol PK
f. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol PK secara
fisik 1
g. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum pak, perkenalkan nama saya A K, panggil saya A.
Saya perawat yang dinas di ruangan ini. Hari ini saya dinas pagi dari pkl
07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak di Rumah Sakit ini. Nama
Bapak siapa, lebih senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini?, masih ada perasaan kesal atau
marah?
c. Kontrak
1. Topik
Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan
marah bapak.
2. Tempat
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang,pak?.
Bagaimana kalau diruang tamu?
3. Waktu
Berapa lama bapak ingin berbincang-bincang?,bagaimana kalau 10
menit?

2. Fase Kerja
“ Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak
marah? terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?
O…iya, jadi ada dua penyebab marah bapak”
“ Pada saat penyebab itu, seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum
menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan? “
“ Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang tertutup rapat, dan tangan mengepal? “
“ Setelah itu apa yang bapak lakukan? O… Iya, jadi bapak memukul istri
bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan
terhidang?
Iya, tentu tidak.”
“ Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul. Istri jadi sakit dan takut,
piring-piring pecah. Menurut bapak, adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian? “
“Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik rasa marah disalurkan.”
“ Ada beberapa cara, bagaimana kalu kita belajar ada 2 cara ?”
“ Begini pak, jika tanda-tanda marah sudah bapak rasakan, maka bapak
berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup
perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba
lagi, tarik dari hidung, bagus…, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,
lakukan lima kali. Baagus sekali, bapak sudah bias melakukannya.
Bagaimana perasaannya? “
“ cara kedua, Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul
perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain melakukan nafas
dalam, bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal.”
“ Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar
dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.
Ya, bagus sekali bapak melakukannya,”
“ Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“ Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.
Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya.”
“ Nah sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin sehingga bila
sewaktu-waktu rasa muncul, bapak sudah biasa melakukannya.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak? “
2. Objektif
“ Bagaimana apa bapak bias mengulangi apa yang telah kita
pelajari tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“ Kalau rasa marah bapak muncul lagi, silahkan bapak coba cara
tersebut!
Coba ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak
lakukan jika marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
nafas dalam ya pak.”

c. Kontrak yang akan datang


1. Topik
“ Bagaimana kalu kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan rasa marah dengan cara kedua yaitu minum obat
dengan 6 benar
2. Waktu
“ Jam berapa pak?, Bagaimana kalau besok jam 10.00 “
3. Tempat
“ Dimana tempatnya?, Bagaimana kalu diruangan ini saja? Baiklah
sampai ketemu besok ya pak? ,Assalamu’aikum “
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIIP PERILAKU KEKERASAN
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan rasa marahnya masih sering muncul tapi dengan
frekuensi yang mulai menurun. Klien namapak terlihat lebih baik dan sudah
melakukan beberapa kegiatan harian yang dijadwalkan.

2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
Membantu Klien mengontrol perilaku kekerasan dengan meminum obat.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara minum obat
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANNAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum!,”
b. Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul
kasur bantul, bicara yang baik serta sholat ? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? “
c. Kontrak
1. Topik
“ Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan cara minum
obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
2. Waktu
“ Berapa lama mau kkita berbincang-bincang?, bagaimana kalau 15
menit ?”
3. Tempat
“ Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
ditempat kemarin? “
4. Fase Kerja
(Perawat membawa obat pasien)
“ Bapak sudah mendapat obat dari dokter?
“ Berapa macam obat yang bapak minum ? Warnanya apa saja?
Bagus !
Jam berapa bapak minum? Bagus! “
“ Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya orange namanya
CPZ gunanya pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar
rileks dan tegang, dan warnya pink ini namanya HLP agar pikiran
teratur dan rasa marah berkurang. Semua ini harus bapak minum
3x sehari, jam 07.00 pagi, jam 13.00 siang, dan jam 19.00 malam.
“ Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapaka bisa menghisap-isap es batu. “
“ Bila terasa mata berkunang-kunang bapak sebaiknya beristirahat
dan jangan beraktifitas dulu.”
“ Nanti dirumah sebelum minum obat ini, bapak melihat dulu label
dikotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis
yang harus diminum, Jam berapa saja harus diminum. Baca
apakah nama obatnya sudah benar ? Disini minta obatnya pada
suster kemudian cek lagi apakah sudah benar obatnya !”
“ Jangan pernah berhenti minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokternya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.
“ Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya
pak.”
5. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang tentang cara minum obat yang benar? Coba bapak
sebutkan lagi jenis obat yang bapak minum ! Bagaimana
cara minum obat yang benar ?”
2. Objektif
“ Sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari ?
Bagus, sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan
meminum obat. Jangan lupa melaksanakan semua dengan
teratur yah! “
b. Rencana tindak lanjut
“ mari kita masuk,kan kegiatan minum obat pada jadwal
kegiatan bapak. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada
perawat atau pada keluarga kalau sudah pulang ke rumah.”
c. Kontrak yang akan dating
1. Topik
Bagaimana kalau kita ketemu nanti, dengan membahas tentang
mengontrol marah secara verbal, Baiklah bapak,
assalammualaikum
2. Waktu.
Bagaiman kalau jam 10 ? setuju ya pak..
3. Tempat
Diruang ini saja, baiklah sampai ketemu besok ya pak
wassalamu alaikum……….
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

SPIIIP PERILAKU KEKERASAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan masih sering marah-marah
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang di lakukan dan melatih pasien
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamu’alaikum!
b. Evaluasi/validasi
“ Sesuai janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi.”
“ Bagaimana pak, sudah di lakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul
kasur atau bantal? Apa yang dirasakan setalh melakukan latihan
secara teratur?”
“ Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya”
“ Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M,
artinya mandiri; kalau diingatkan suster tulis B, artinya di bantu atau
diingatkan. Nah, kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa
melakukan.”
c. Kontrak
1. Topik
Sesuai janjin kita kemarin, hari ini kita akan latihan cara bicara
untuk mencegah marah?”
2. Waktu
Berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
3. Tempat
“ Mau di mana kita berbincang-bincang? Bagaiman kalau di tempat
yang sama?”

2. Fase Kerja
“ Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Jika
marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega maka kita perlu bicara dengan orang yang sudah
membuat kita marah. Ada tiga caranya pak : 1. Meminta dengan baik
tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata-kata kasar. 2. Menolak dengan baik jika ada yang menyuruh dan
bapak tidak ingin melakukannya, katakan : maaf saya tidak bisa
melakukannya karena sedang ada kerjaan; coba bapak praktekkan.
Bagus pak. 3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang
lain membuat kesal bapak dapat mengatakan: ‘Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu; coba praktekkan, bagus.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang
cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?’
2. Objektif
“ Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari!”

b. Rencana Tindak Lanjut


“ Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik? Bisa kita buat jadwalnya?” coba
masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat,
uang, dan lain-lain. Bagus nanti coba ya pak!”

c. Kontrak yang akan datang


1. Topik
“ Bagaimana kalau kita ketemu lagi?” nanti kita akan membicarakan
cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju?”

2. Waktu
“ Mau jam berapa? Bagaimana kalau tiga kam lagi kita ketemu?”

3. Tempat
“ Mau di mana pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPIV PERILAKU KEKERASAN

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah serta akibat yang
dapat terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan

Perilaku kekerasan

3. Tujuan
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang di lakukan dan melatih
pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANNAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum!,”
b. Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan ? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ? Bagus sekali,
bagimana rasa marahnya ?
c. Kontrak
1. Topik
“ Bagaimana kalo sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah
rasa marah yaitu dengan ibadah ?”
2. Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 20 menit?
3. Tempat
“ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang ditempat ini lagi ?

2. Fase Kerja
“ Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan ! Bagus. Baik,
yang mana mau dicoba?
“ Nah kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik
nafas dalam. Jika marahnya belum reda juga, ambil air wuduh kemudian
sholat. “
“ Bapak bisa melakukan sholat secara teratur utnuk merdeakan
kemarahan
“Coba sebutkan sholat lima waktu ? Bagus. Mau coba yang mana ? Coba
sebutkan caranya “

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
tentang cara yang ketiga ini ?”
2. Objektif
“ Sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari ? Bagus.

b. Rencana Tindak lanjut
“ Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.
Mau berapa kali bapak sholat? Baik kita masukkan sholat
“ Coba sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak
merasa marah !”
“ Setelah ini coba bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwal yang
telah kita buat tadi.”
c. Kontrak yang akan datang
1. Topik
“ Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat
mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat. “
2. Waktu
“ Mau jam berapa pak?, Bagaimana kalau jam 10.00?
3. Tempat
“ Mau dimana pak? Disini lagi ? Baik, Assalammualaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPVP PERILAKU KEKERASAN

C. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien
Klien mengatakan rasa marahnya masih sering muncul tapi dengan
frekuensi yang mulai menurun. Klien nampak terlihat lebih baik dan sudah
melakukan beberapa kegiatan harian yang dijadwalkan.

6. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
7. Tujuan
Membantu Klien mengontrol perilaku kekerasan.
8. Tindakan Keperawatan
d. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2, obat, verbal dan berikan
pujian.
e. Menilai kemampuan yang telah mandiri
f. Menilai apakah PK terkontrol

D. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANNAN TINDAKAN KEPERAWATAN


2. Fase Orientasi
d. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum!,”
e. Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana pak, masih ingat yang saya ajarkan kemarin tentang
latihan fisik 1 dan 2, mengontrol PK dengan obat, verbal, spiritual ?
Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? “
f. Kontrak
6. Topik
“ sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan mengulangi semua
latihan fisik 1 dan 2, obat verbal dan spiritual”

7. Waktu
“ Berapa lama mau kita berbincang-bincang?, bagaimana kalau 15
menit ?”
8. Tempat
“ Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
ditempat kemarin? “
9. Fase Kerja
“masih ingat cara latihan fisik untuk mengontrol PK yang bapak
alami ? coba ulangi cara ltihan fisik, ya pintar !
.”cara kedua apa, masih ingat, ya betul ! obatnya apa ? berapa kali
dimunum obatnya dalam sehari ? yang ketiga apa ? bagus sekali
kalo yang ke empat apa ? yaa bagus ! sering bercakap cakap sama
teman yah, masih ingat siapa saja nama temannya ? jadi bapak
sudah membersihkan tempat tidur ? mandi pakai sabun ? ganti
pakaian ? bagus sekali ! saya senang sekali !.
10. Fase Terminasi
d. Evaluasi
3. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?”
4. Objektif
“ coba ulangi kegiatan apa yang harus dilakukan ? Bagus,
jadi sudah berapa cara untuk mengontrol perilaku kekerasan
yang saya ajarkan! “
e. Rencana tindak lanjut
“ mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan
bapak..”
f. Kontrak yang akan datang
“ Bapak, Hari ini adalah hari terakhir saya bersama bapak, tapi
bapak tidak perlu khawatir semua yang pernah latih dan pelajari
bersama selama beberapa hari ini telah saya sampaikan pada
perawat diruangan.
Nanti mereka yang melanjutkan perawatan bapak jika ada
sesuatu yang bapak kurang mengerti boleh bertanya pada
perawat diruangan ini. Baiklah bapak, assalammualaikum!”
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
HALUSINASI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SPIP HALUSINASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Kliendatang ke rumah sakit dengan marah-marah, bicara sendiri, dan
tertawa sendiri, klien mengatakan mendengar suara-suara.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori Halusinasi pendengaran
3. Tujuan
Klien mampu untuk mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara untuk
mengontrol halusinasi, dengan cara pertama menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi
b. Mengidentifikasi isi halusinasi
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
h. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum ibu. Saya perawat yang akan merawat ibu, nama
saya FANI, nama ibu siapa? senang di panggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu saat ini?”
c. Kontrak
1. Topik
“ Baiklah sekarang, kita akan bercakap-cakap tentang suara-suara
yang selama ini ibu dengar tapi tak tampak wujudnya”
2. Tempat
“ Dimana kita duduk? Di ruang tamu”
3. Waktu
“ Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
2. Fase Kerja
“ Apakah ibu dengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
suara itu?”
“ Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan suara itu
paling sering ibu dengar? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan
apa suara itu terdengar? Apakah waktu sendiri?”
“ Apa yang ibu rasakan pada saat mendengarkan suara itu?”
“ Apa yang ibu lakukan saat mendengarkan suara itu? Apakah dengan
cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
“ ibu ada empat cara mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
mengahardik suara tersebut. Dua, dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat
minum obat dengan teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara
menghardik.”
“ Caranya sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul, langsung ibu
bilang, pergi saya tidak mau dengar, saya tidak mau dengar. Kamu suara
palsu. Begitu di ulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba ibu
peragakan. Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak bisa.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah peragaan tadi?”
2. Objektif
“ Apa yang ibu lakukan jika suara-suara muncul?
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Jika suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya.
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik
‘ Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?”
2. Waktu
“ Jam berapa bapak? Bagaimana kalau dua jam lagi.”
3. Tempat
“ Di ruangan ini ya ibu, assalamu’alaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIIP HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang ke rumah sakit dengn marah-marah, bicara sendiri dan
tertawa sendiri, klien mengatakan masih mendengar suara-suara.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Klien mampu menggunakan obat secara teratur
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum tuan. Bagaimana perasaan hari ini?”
b. Evaluasi / Validasi
“ Apakah suara-suaranya masih muncul, apakah sudah dipakai ketiga
cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya sudah
dilaksanakan? Pagi ini apakah sudah minum obat?
c. Kontrak
1. Topik
“ Baik hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang
bapak minum.”
2. Tempat
“ Baik kita akan mendiskusikan sambil menunggu makan siang.”
3. Waktu
“ Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
2. Fase Kerja
“ Bapak apakah ada bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah
suara-suara itu berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya
suara-suara yang bapak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul
lagi. Berapa macam obat yang bapak minum? (perawata menyiapkan obat
pasien)” Ini yang warna orange (CPZ)3 kali sehari diminum 7 jam pagi,
jam 1 siang, dan jam 7 malam, gunanya untuk menghilangkan suara-
suara. Ini yang putih (THP) diminum 3 kali sehari jamnya sama, gunanya
untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali
sehari jam minumnya sama, gunanya untuk pikiran tenang.”
“ jika suara-suara sudah hilang, minum obatnya tidak boleh dihentikan.
Nanti konsultasikan ke dokter,sebab kalau putus obat, bapak akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikannya pada keadaan semula. Kalau
obat habis, bpak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Bapak
juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya
benar, artinya bapak harus memastikan bahwa obat yang benar-benar
punya bapak. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya, pastikan obat yang diminum pada waktunya, dengan cara
yang benar. Yaitu diminum sesdudah makan dan tepat jamnya. Bapak
juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup
minum sepuluh gelas per hari!
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang
obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-
suara? Bagus sekali.
2. Objektif
“ Coba sebutkan pak! Bagus sekali.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Mari kita masukkan ke dalam jadwal minum obatnya ke dalam jadwal
kegiatan bapak, jangan lupa pada waktunya minta obat kepada
perawat atau pada keluarga kalau di rumah.
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik
“ Besok kita akan ketemu lagi untuk melihat empat cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan.
2. Waktu
“ Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?”
3. Tempat
“ Dimana pak? Atau disini saja pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPIIIP HALUSINASI

A. Proses Kperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang ke rumah sakit dengan marah-marah, bicara sendiri dan
tertawa sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusianasi
3. Tujuan
Klien mampu untuk mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinsi, dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan orang
lain
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara obat (jelaskan 6
benar : jenis guna, dosis, frekuensi, cara kuntinuitas minum obat)
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal harian

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum pak. Saya perawat yang akan merawat bapak
nama saya , nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai cara yang kita pakai? Apakah
berkurang suara-suaranya?
c. Kontrak
1. Topik
“ Baiklah sekarang, kita akan bercakap-cakap tentang cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Tempat
“ Dimana kita duduk? Di ruang tamu?”
3. Waktu
“ Berapa lama kita akan latihan? Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Fase Kerja
“ Cara ketiga untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mendengar suara-
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk
ngobrol dengan bapak. Contohnya begini: tolong, saya mulai dengar
suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kal;au ada orang dirumah
misalnya kakak bapak : kak, ayo ngobrol dengan saya. Saya sedang
dengar suara-suara. Begitu pak. Coba bapak lakukan seperti itu ya, ya
begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah latihan tadi?”
2. Objektif
“ Jadi sudah berapa cara yang sudah kita pelajari untuk mencegah
suara-suara itu? Bagus,”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi.
Bagaimana kalau kita masukkan dalam kegiatan sehari-hari bapak.
Mau jam berapa? Latihan bercakap-cakap? Nah, nanti lakukan secara
teratur serta sewaktu-waktu suara itu”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik
“ Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan
aktifitas yang terjadwal?”
2. Waktu
“ Jam berapa bapak? Bagaimana kalau jam 10.00?”
3. Tempat
“ Mau di mana tuan, Ada di sini lagi. Assalamu’alaikum

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SPIVP HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang ke rumah sakit dengan marah-marah, bicara sendiri dan
tertawa sendiri, klien mengatakan mendengar suara-suara.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Klien mampu untuk mengontrol halusinasi, dengan cara ketiga:
melaksanakan aktifitas yang terjadi
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan di rumah..
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum tuan. Bagaimana perasaan hari ini?”
b. Evaluasi/Validasi
“ Apakah suara-suaranya masih muncul, apakah sudah di pakai dua
cara yang sudah di latih? Bagaimana hasilnya? Bagus…
c. Kontrak
1. Topik
“ Sesuai janji kita akan belajar caraa yang ketiga untuk mencegah
halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal.”
2. Tempat
“ Baik kita akan duduk di ruang tamu.”
3. Waktu
“ Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
2. Fase Kerja
“ Apa saja yang biasa tuan lakukan? Pagi-pagi apakah kegiatannya?
Terus jam berikutnya. Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita
latih dua kegiatan ini! (latih kegiatan tersebut)”. Bagus sekali tuan
bisa lakukan kegiatan ini tuan dapat lakukan untuk mencegah suara
tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari
pagi sampai malam ada kegiat an.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan tuan setelah kita bercakap-cakap? Cara
yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali.”
2. Objektif
“ Coba sebutkan tiga cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara!. Bagus sekali.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian tuan. Coba
lakukan sesuai jadwal ya!”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1. Topik
“ Kita akan membahas cara minum obat yang baik serta kegunaan
obat?”
2. Waktu
“ Jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?”

3. Tempat
“ Dimana tuan, atau di sini lagi.” Assalmu’alaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SPVP HALUSINASI
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan sudah tidak mendengar suara suara yang tidak nyata
Klien Nampak mempraktekkan cara menghardik
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan
Klien mampu untuk mengontrol halusinasi.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap –
cakap & kegiatan harian beri pujian
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan di rumah..
c. Menilai Kemampuan yang telah mandiri
d. Menilai apakah halusinasi terkontrol
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)
4. Fase Orientasi
d. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum tuan. Bagaimana perasaan hari
ini?”
e. Evaluasi/Validasi
“ bagaimana kabarnya hari ini ?
f. Kontrak
4. Topik
“ Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan mengulangi semua
latihan mengontrol halusinasi yang sudah saya ajarkan.”
5. Tempat
“ mau berbincang bincang dimana bagaimana kalo disini saja.
baiklah”
6. Waktu
“ Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

5. Fase Kerja
“ masih ingat cara mengontrol halusinasi yang sudah saya ajarkan ?
coba ulangi lagi cara menghardik, ya pintar ! cara kedua apa ?
masih ingat, ya betul! Obatnya ada berapa ? berapa kali diminum
obatnya dalam sehari ? yang ketiga apa ? bagus sekali sering
bercakap cakap sama teman yah, masih ingat siapa saja nama
temannya ? kalo yang keempat apa ? yah bagus! Jadi bapak sudah
membersihkan tempat tidur ? mandi pakai sabun ? ganti Pakaian ?
bagus sekali, saya senang sekali!
6. Fase Terminasi
e. Evaluasi
3. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang ?
Bagus sekali.”
4. Objektif
“ Coba sebutkan empat cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara!. Bagus sekali.”
f. Rencana Tindak Lanjut
“ Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian tuan. Coba
lakukan sesuai jadwal ya!”
g. Kontrak Yang Akan Datang
4. Topik
“ Kita baiklah pertemuan kita sampai disini dulu yah, saya senang
bisa membantu bapak, saya harap apa yang telah saya ajarkan
bapak bisa ingat dan dilakukan”
5. Waktu
-
6. Tempat
-

STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
ISOLASI SOSIAL
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

SPIP ISOLASI SOSIAL

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial, mengetahui
keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain serta cara
berkenalan dengan orang.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi penyebab isolasi social pasien
b. Berdikusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
c. Berdikusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan
orang lain
d. Menganjarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
e. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan harian berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
“ Assalam mualaikum”.
“ Saya H, saya senang dipanggil ibu Her, saya perawat diruangan ini
yang akan merawat ibu“.” Siapa nama ibu ?Nama panggilan ibu ?”
“Apa keluhan S hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap-cakapa
tentang keluarga dan teman-teman S hari ini? Mau dimana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau diruang tamu? Mau berapa lama S?
Bagaimana kalau 15 menit ?”
2. Fase kerja
(Jika pasien baru)
“Siapa saja yang tinggal dirumah?, Siapa yang paling dekat dengan S?
Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S
jarang bercakap-cakap dengannya?” (Jika pasien lama dirawat)
“Apa yang S rasakan selama dirawat disini? O,S merasa sendirian ?
Siapa saja yang S kenal diruangan ini?”
“Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S
kenal?”
“Apa yang menghambat S dalam berrteman atau bercakap-cakap
dengan pasien yang lain?”
“Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman?
Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apalagi?”
(Sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
“ Jadi banyak ya kerugian. Kalau begitu inginkan S belajar bergaul
dengan orang lain ?”
“Bagus”
“ Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain?”
“ Begini loh S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita suka, asala kita, dan hobi.
Contoh : nama saya S, senang dipanggil Si. Asal saya dari Bireun
Aceh, hobi memasak. “
“Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini : nama bapak siapa?, senang dipanggil siapa?,
asalnya dari mana/hobi apa?”
“ Ayo S coba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan
dengan saya!”
“Ya bagus sekai!. Coba sekali!. Bagus sekali.”
“ Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjiutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan.
Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan,
dsb.”

3. Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan S setelah kita latihan cara berkenalan?”
“ S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali.”
“ Selanjutnyua S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tdai
selama saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain. S mau mempraktekkan dengan pasien lain? Mau
jam berapa mencobanya? Mari kita masukkan ke dalam jadwal
kegiatan hariannya!”
“Besok pagi jam 10.00 saya akan dating kesini untuk mengajak S
berkenalan dengan teman saya perawat N. Bagaimana S, mau kan?”
“ Baiklah sampai jumpa. Assalammualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPIIP ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien mengatakan masih tidak mampu membina hubungan yang baik
dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang.
4. Tindaka keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
c. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
“ Assalam mualaikum S! Bagaimana perasaan S hari ini ?”
“ Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba
sebutkan lagi sambil bersalaman dengan suster!”
“ Bagus sekali, S masih ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan
mengajak S mencoba berkenalan dengan teman saya perawat N.
Tidak lama kok sekitar 10 menit.”
“ Ayo kita temui perawat N disana.”

2. Fase kerja
( bersama-sama S saudara mendekati perawat N)
“ Selamat pagi perawat N, ini S ingin berkenalan dengan anda.”
“ Baiklah, S bisa berkenalan dengan perawat N seperti yang kita
praktekkan kemarin.”
( pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat N :
Memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan perawat, dst)
“ Adalagi yang ingin S tanyakan kepada perawat N? Coba tanyakan
tentang keluarga perawat N!”
“ Kalau tidak ada lagi yang ingin ditanyakan, S bisa sudahi perkenalan
ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat N, misalnya jam
1 siang nanti.”
“ Baiklah perawat N, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S
akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi!”
( Bersama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melakukan
terminasi dengan S ditempat lain)
3. Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan perawat N?”
“ S tampak bagus sekali saat berkenalan tadi.”
“ Pertahankan terus apa yang sudah pelajari tadi. Jangan lupa
menanyakan topic lain supaya perkenalan berjalan lancer. Misalnya
menanyakan keluarga, hobi, dll. Bagaimana, mau coba dengan
perawat lain? Mari kita masukkan ke dalam jadwalnya. Mau berapa kali
sehari? Bagaimana kalau dua kali? Baik nanti S coba sendiri Besok
kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10.00? sampai besok.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPIIIP ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien mengatakan sudah mampu berkenalan dengan satu orang tapi
belum mampu berinteraksi dengan orang banyak.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan dua oaring atau
lebih.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang atau lebih
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Startegi Komunikasi Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
“Assalamu ‘alaikum S ! Bagaimana perasaan S hari?”
“Apakah S senang bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang?”
( Jika jawaban pasien : ya, saudara bisa lanjutkan utnk mengajaknya
lagi latihan berkomunikasi dengan orang lain )
“ Bagaimana perasaan S stelah bercakap-cakap dengan perawat N
kemarin siang?”
“ Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi ?”
“ Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi ?”
“ Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain,
yaitu pasien O.”
“ Seperti biasa kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia diruang makan.”

2. Fase kerja
( bersama-sama S saudara mendekati pasien O)
“ Selamat pagi O, ini ada pasien yang ingin berkenalan.”
“ Baiklah S, sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah S
lakukan sebelumnya.”
( Pasien mendemonstrasikan cara berekenalan : memberi salam,
menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi, serta
menanyakan hal yang sama )
“ Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O ?”

“ Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan
ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi nanti jam
4 sore.”

( S membuat janji untuk bertemu lagi dengan O )


“ Bnaiklah O, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan
kembali ke ruangan S. Selamat pagi!”

( Bersama-sama pasien saudara meninggalkan pasien O untuk


melakukan terminasi dengan S ditempat lain)

3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan pasien O?”
“ Dibandingkan kemarin pagi, S tampak lebih baik saat berkenalan
denga pasien O.”
“ Pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk
bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti!”
“ Selanjutnya bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita tambahkan lagi dijadwal harian. Jadi satu hari S
dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali, jam 10
pagi, jam 1 siang, dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan
tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa
berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S
setuju kan ?”
“ Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S.
Pada jam dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalam
mualaikum.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPIVP ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien mengatakan sudah mampu berkenalan dengan satu orang tapi
belum mampu berinteraksi dengan orang banyak.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan
Klien mampu mempraktekkan cara komunikasi social : meminta
sesuatu, menjawab pertanyaan.
4. Tindakan Keperawatan
d. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
e. Melatih cara bicara social : meminta sesuatu, menjawab
pertanyaan
f. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Startegi Komunikasi Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
“Assalamu ‘alaikum pak ! Bagaimana perasaan bapak hari ini?”
“Apakah bapak senang bercakap-cakap dengan perawat N kemarin
siang?”
( Jika jawaban pasien : ya, saudara bisa lanjutkan utnk mengajaknya
lagi latihan berkomunikasi dengan orang lain )
“ Bagaimana perasaan S stelah bercakap-cakap dengan perawat N
kemarin siang?”
“ Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi ?”
“ Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi ?”
“ Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain,
yaitu pasien O.”
“ Seperti biasa kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia diruang makan.”

2. Fase kerja
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan pasien O?”
“ Dibandingkan kemarin pagi, S tampak lebih baik saat berkenalan
denga pasien O.”
“ Pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk
bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti!”
“ Selanjutnya bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita tambahkan lagi dijadwal harian. Jadi satu hari S
dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali, jam 10
pagi, jam 1 siang, dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan
tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa
berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S
setuju kan ?”
“ Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S.
Pada jam dan tempat yang sama ya. Sampai besok. Assalam
mualaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN

KOMUNIKASI PASIEN

WAHAM
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

SPIP WAHAM

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang dengan mengatakan bahwa dirinya sebagai nabi
2. Diagnosa keperawatan
Waham kebesaran
3. Tujuan
Klien mampu mengorientasikan realita, memenuhi kebutuhannya
maupunyang tidak terpenuhi dan mampu memasukkan dalam kegiatan
harian.
4. Tindakan keperawatan
a. Membantu orientasi realita
b. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Membantu pasien memenuhi keebutuhannya
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“ Assalam mualaikum pak. Saya perawat yang akan merawat
bapak. Nama saya I senang dipanggil I. Nama bapak siapa?,
senang dipanggil siapa?.”
b. Fase evaluasi/validasi
“ Baik bisakah kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak
rasakan?”
c. Kontrak
1. Topik
“ Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa
yang bapak rasakan?”
2. Tempat
“ Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu saja?”
3. Waktu
“ Berapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau
15 menit ?”

2. Fase kerja
“ Saya mengerti bapak merasa bahwa bapak adalah seorang nabi, tapi
sulit untuk saya mempercayainya karena setahu saya semua nabi
tidak ada lgi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang terputus pak?”
“ Tampaknya bapak gelisah sekali, bisa bapakm ceritakan apa yang
bapak rasakan?,O… Bapak merasa takut nanti diatur-atur oleh orang
lain dan tidak mempunyai hak utnuk mengatur dirinya sendiri?”
“ Menurut bapak siapa yang sering mengatur-atur bapak?,”
“Jadi ibu yang sering mengatur-atur bapak, juga kakak dan adik bapak
yang lainnya? Kalau bapak sendiri maunya apa?”
“O…,bagus bapak kalau punya rencana sendiri?”
“ Coba bapak tulis apa yang direncanakan dan jadwalkan ?”
“ Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya bapak ingin ada kegiatan diluar
rumah karena bosan kalau didalam rumah”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
dengan saya?”
2. Objektif
“ Apa saja yang tadi kita bicarakan pak? Bagus”

b. Rencana tindak lanjut


“ Bagaimana kalau jadwal ini bapak coba lakukan”
c. Kontrak yang akan dating
1. Topik
“ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
kemampuan yang bapak miliki?”
2. Waktu
“ Jam berapa bapak? Bagaimana kalau besok jam 11? Sebentar
sebelum makan siang?”
3. Tempat
“ Dimana tempatnya?, bagaimana kalau diruang ini saja?
Baiklah sampai ketemu sebentar siang. Assalam mualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP II P WAHAM

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dating dengan mengatakan bahwa dirinya sebagai nabi.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham kebesaran
3. Tujuan
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekkannya.
4. Tindakan keperawatan
a) Mengevaluasi jandwal kegiatan harian pasien
b) Berdiskusi tentang kemampuan yang dimilki
c) Melatih kemampuan yang dimiliki

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“ Assalamu alaikum pak, bagaimana perasaan bapak hari ini ???
Bagus ”
b. Evaluasi / validasi
“ Apakah bapak sudah mengingat – ingat apa saja yang menjadi hobby
atau kegemaran bapak “””
c. Kontrak
1) Topik : “ Baiklah bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang
apa yang menjadi hobby atau kegemaran bapak ??
2) Tempat : “ Enaknya di mna ya pak ??? Bagaimana kalau diruangan
ini saja “
3) Waktu : “ Berapa lam kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana
kalau 20 menit ? “
2. Fase Kerja
“ Apa saja hobby bapak ?? apa lagi pak ???
“ wah rupahnya bapak pandai bermain voly yah, tidak semua orang Pak
yang pandai bermain voly seperti itu lhoo Pak “
“ Bisa bapak ceritakan kepada saya kappa pertama kali belajar bermain
voly, siapa yang dulu mengajarkan kepada Bapak ?? , dimana ???
“ Bisa Bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain voly yang baik
itu ???
“ Wah baik sekali permainannya. “ Coba kita buat jadwal untuk
kemampuan bapak ini yah, berapa kali sehari/ seminggu Bapak bermain
voly ??? Apa yang Bapak harapkan dari kemampuan bermain voly ini ???
“ Ada tidak hobby/kemampuan Bapak yang lain selain bermain volley. “
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subjek : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbicang – bincang
tentang hobby dan kemampuan Bapak ????
Objek : “ Apa saja yang menjadi hobby Bapak ??? bagus “
b. Rencana Tindak lanjut
“ Setelah ini coba Bapak lakukan latihan Volley sesuai dengan jadwal
yang telah kita buat ya Pak ???
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik : “ Bagaiman kalau besok kita ketemu lagi ya Pak ???? “
2) Waktu : “ Jam berapa Bapak ? Bagaimana kaalu besok jam 8. 00
Pak ???
3) Tempat : “ Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau di Taman ?
Baiklah sampai ketemu sebentar siang. Assalam mualaikum “.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP III P WAHAM

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien datang dengan mengatakan bahwa dirinya sebagai nabi.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan
Klien mampu melaksanakan minum obat dengan benar dan teratur.
4. Tindakan Keperawatan
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur.
c) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kagiatan harian.

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a)Salam Terapiutik
“ Assalam mualaikum Pak. Bagaimana Pak, sudah dicoba latihan
volley ??? Bagus “ Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu,
bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang
Bapak minum ????
b) Evaluasi/ validasi
“ Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu, bagaimana kalau
sekarang kita membicarakan tentang obat yang Bapak minum ????
c) Kontrak
1) Topik : “ Baiklah bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang
cara meminum obat “
2) Tempat : “Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau diruang tamu
saja ? “
3) Waktu : “ Berapa lama kita akan berbincang – bincang ?
Bagaimana kalau 15 menit ? “
2. Fase Kerja
Pak berapa macsm obst yang diminum, jam berapa saja obat yang
diminum? “ Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,
tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga macam Pak, yang warna orange
namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP
gunanya agar pikirannya teratur. Semua ini diminum 3 kali sehari jam 7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. “Bila nanti setelah minum obat mulut
Bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya Bapak bisa banyak
minum dan mengisap – isap es batu. Setelah minum obat ini, dan Ibu
mengecek label di kotak obat apakah benar nama Bapak tertulis disitu,
berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya subah benar ! “ Obat ini harus
diminum secara teratur, dan kemungkinan besar harus diminum dalam
waktu yang lama, agar tidak kambuh lagi sebaiknya Bapak tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi
dengan Dokter.

3. Fase terminasi
a) Evaluasi
Subjek : “ Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang –
bincang tentang obat yang Bapak minum ?? “ Apa saja nama
obatnya !!! Jam berapa minum obatnya ???
Objektif : “ Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan Bapak ???
b) Rencana Tindak Lanjut
“ Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri
obatnya pada suster. Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan
ya Pak ????
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik : “ Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kagiatan
yang telah dilaksanakan .
2) Waktu : “ Jam berapa Pak ? besok jam 11.00. Sebentar sebelum
makan siang ?”
3) Tempat : “ Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau diruang ini saja ?
Baiklah sampai ketemu sebentar siang. Assalammu alaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN

KOMUNIKASI PASIEN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP1P DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mangalami gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Diagnose Keperawatan
Deficit aperawatan Diri
3. Tujuan
Klien mampu mengetahui pentingnya kebersihan diri dan cara menjaga
kebersihan diri serta menerapkannya dalam kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan cara menjaga keberihan diri
c. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga keberihan diri
d. Menganjurkan pasien mamasukkan dalam jadwal kagiatan harian

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
“ Selamat pagi, kanalkan saya suster R. ”
“ Namanya siapa, senang dipanggil apa ? “
“ Saya dines pagi di ruangan ini jam 07.00 – 14.00. Saya kan merawat T
selama di rumah sakit ini. “
“ Dari tadi saya lihat T menggaruk – garuk badannya, gatal ya ? “
“ Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? “
“ Berapa lama kita bisa berbicara? 20 menit ya ? Mau dimana, disini saja
ya ?

2. Fase Kerja
“ Berapa kali T mandi dalam sehari ? Apakah hari ini sudah mandi ?
“ Menurut T apa kegunaannya mandi? Apa alasan T sehingga tidak bisa
merawat diri? “
“ Menurut T apa manfaatnya kalau kita mnjaga kebersihan diri ? “
“ Kira – kira tanda – tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya, badan gatal, mulut bau, apa lagi ? “
“ Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa menurut T
yang biosa muncul?” “ betul ada kudis, kutu dan sebagainya.”
“ Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka ? “
“ Kapan saja T biasanya menyisir rambut ? “
“ Bagaimana membedakan ?” “ Apa maksud atau tujuan sisisran dan
berdandan ?” ( contoh untuk pasien laki – laki.
“ Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan terakhir T cukuran ? Apa
gunanya cukuran? Apa alat – alat yang diperlukan? “
“ Iya, sebaiknya cukuran seminggu 2 kali, ada alat cukurnya ? Nanti bisa
minta ke parawat. “
“ Berapa kali T makan sehari ? “ Apa pula yang dialkukan setelah makan?

“ Betul, kita harus sikat gigi setelah makan. “
“ Dimana biasanya T buang air besar atau kecil? Bagaimana
membersihkannya? “ Iya, kita kencing dan BAB harus di WC.” “ Nah, itu
WC diruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun!”
“ “ Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa
yang perlu dipersiapkan? Benar sekali, T perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, sampo, sabun serta sisir.”
Bagaimana kalau sekarang kita kekamar mandi, Suster akan
membimbimg T melakukan. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk
rambut lalu ambil sampo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu
bilas sampai bersih, bagus sekali. “
“ Selanjutnya ambilnya sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata
lalu siram dengan air sampai bersih.” Jangan lupa sikat gigi pake odol,
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai
dari depan sampai belakang. Bagus. “ “ Lalu kumur – kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih. Terakhir siram seluruh
tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya T pakek baju dan sisir rambutnya dengan baik.

3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian? “
“ Coba T sebutkan lagi bagaimana cara mandi yang baik setalah T
lakukan tadi ? ”
“ Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri? “ “ Sekarang ciba T ulangi lagi Tanda – tanda bersih dan
rapi. Bagus sekali. “
“ Mau berapa kali T mandi dan sikat gigi dalam sehari? Mari kita
masukkan dalam jadwal aktivitas harian T! ”
“ Nah lakukan ya T, dan beri tanda kalau sudan dilakukan, M (mandiri)
kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan, dan T (tidak) tidak melalukannya! ”
“ Baik, besok kita latihan makan yang baik, pagi – pagi sehabis mandi, OK!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIIP DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tidak mampu makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
2. Diagnosa Kaparawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
Klien mampu mengetahui cara makan yang baik dan mampu melakukan
serta menerapkannya dalam kegiatan harian.
4. Tindakan Kaperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien
b. Menjelaskan cara makan yang baik
c. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
d. Menganjurkan pasien masukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fese Orientasi
“ Selamat pagi Pak T ? “
“ Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Bagaimana mandinya ? Sudah
dilakukan ? Sudah ditandai dijadwal harian ? “
“ Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik, kita latihan
langsung diruang makan ya ! “ “ Mari, itu sudah datang makanan ! “
2. Fase Kerja
“ Bagaimana kebiasaan sebelum, saat maupun setelah makan ? Dimana
T makan ? “
“ Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan ! “
“ Bagus ! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap
kita berdoa dulu, silahkan T yang pimpin !. Bagus.
“ Mari kita makan! Saat makan kita harus menyuap makanan satu – satu
dengan pelan – pelan. Ya, ayo..! sayurnya dimakan Ya. “ “ Setalah makan
kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya batul…dan kita akhiri
dengan cuci tangan. Ya bagus! “ Itu suster Ani sedang bagi obat, coba…T
minta sendiri obatnya. “

3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama – sama? “
“ Apa saja yang harus kita lakukan pada sebelum, saat dan sesudah
makan , (cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan
yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan)? “
“ Nah, coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan
dalam jadwal? “
“ Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB/BAK yang baik, bagaimana
kalau jam 10.00 ditempat ini saja! “
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPIIIP DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tidak mampu BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI PASIEN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SPIP HARGA DIRI RENDAH

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien cenderung pesimis dan merasa tidak mampu serta selalu
mengkritik diri sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien dapat mengidentifikasi aspek yang dimilki klien dapat menilai
kemampuan yang digunakan.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilik pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan pasien
d. Memberi pujian yang wajar terhadap kelebihan pasien
e. Menganjurkan pasien memeasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum, bagaimana keadaan T hari ini ?, terlihat segar.”
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah T lakukan? Setelah itu kita akan menilai
kegiatan mana yang masih dapat T lakukan di Rumah Sakit. Setelah
kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan utnuk kita latih.”
“ Dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 20 menit?

2. Fase Kerja
“ T, apa saja kemampuan yang T milik ? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apapula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu? Mencuci
piring…dst”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki”
“ T, dari lima kegiatan/kemampaun ini, mana yang bisa dikerjakan di
Rumah Sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah dilakukan ? Kalau
yang kedua sampai kelima? (misalnya ada 3 yang bisa dikerjakan)
Bagus sekali ada tiga kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah
sakit ini.”
“ Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan
dirumah sakit ini!”
“O…yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T? Mari
kita lihat tempat tidru T. Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?
“Nah, kalau mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat sepreinya dan
kasurnya kita balik.”
“Nah, sekarang kita pasang lagi sepreinya, kita mulai dari arah atas, ya
bagus ! Sekarang sebelah lagi, tarik dan masukkan, lalu sebelah
pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapihkan, letakkan disebelah atas/kepala. Mari
kita lipat selimut, nah letakkan sebelaha bawah/kiri. Bagus!”
“ T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan, bedakah dengan sebelum dirapihkan? Bagus”
“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau T
lakukan tanpa disurh, Tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan
dan T
(tidak) melakukan.”

3. Fase Terminasi:
“ Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur? Ya, T ternyata banyak memiliki kemampuan
yang dapat di lakukan d rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan
tempat tidur, yang sudah T praktekkan dengn baik sekali. Nah,
kemampuan ini dapat juga dilakukan di rumah setelah pulang”
“ sekarang kita masukkan ked lam jadwal harian T. Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa?. Lalu sehabis istirahat, jam 16.00.”
“ besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang ke dua. T masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu di lakukan di rumah sakit selain
merapikan tempat tidur?”
“ Ya, bagus, cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan memncuci piring
besok jam 08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi. Smpai jumpa ya.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP IIP HARGA DIRI RENDAH
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien kurang produktifitas dan selalu mengkritik diri sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan dan merencanakan
kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih kemampuan ke dua
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum, bagaimana perasaan T pagi ini? Wah, tampak cerah.”
“ Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/tadi
pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi), sekarang
kita akan latihan kemampuan yang kedua. Masih ingat apa kegiatan itu
T ?”
“ Iya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini.”
“ Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
2. Fase Kerja
“ T, sebelum mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk
mencuci piring, dan air untuk membilas, T bisa menggunakan air yang
mengaalir dari kran ini. Oh ya, jangan lupa sediakan tempat sampah untuk
membuang sisa makanan.”
“ Sekarang saya perlihatkan dulu caranya.”
“ Setelah semuanya perlengkapan tersedia T ambil satu piring kotor lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah.
Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes
yang sudah di berikan sabun pencuci piring. Setelah selesai di sabuni,
bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring
tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan yang sudah bersih tadi di rak
yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai.”
“ Sekarang coba T yang melakukannnya!”.
“ Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik. Sekarang
di lap tangannya!.”
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan T setelah latihan mencuci piring?”
“ Bagaimana jika kegiatan mencuci piring ini di masukkan menjadi
kegiatan sehari-hari T? mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T
mencuci piring tiga kali setelah makan.”
“Besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan
tempat tidur dan cuci piring masih ingat kegiatan apakah itu? Ya, benar
kita akan latihan mengepel.! Mau jam berapa? Sama dengan sekarang?
Sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai