Anda di halaman 1dari 16

SP : Resiko Perilaku Kekerasan

Anggota : Dinda Raisyah Nabila (1810701005)

Annisa Wiranti (1810701007)

Dimas Zuhrul Anam (1810701023)

Melvira Sabridha Putri (1810701028)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

SP 1 (Mengidentifikasi)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :

DS:

a. Istri klien mengatakan pasien sering marah, menghancurkan barang-barang


dan memaki-maki dirinya tanpa alasan yang jelas
b. Pasien mengatakan pernah meminta maaf atas perilakunya yang kasar yang
disebabkan oleh permintaan kenaikan gaji oleh atasan tidak dipenuhi
DO:
a. Klien tampak marah
b. Klien tampak raut wajah memerah
c. Klien tampak gelisah

2. Diagnosis keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan


3. Tujuan khusus : Klien dapat mengontrol emosi
4. Tindakan keperawatan :
1. Identifikasi penyebab PK
2. Identifikasi tanda dan gejala PK
3. Identifikasi PK yang dilakukan
4. Identifikasi akibat PK
5. Menyebutkan cara mengontrol PK
6. Bantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I
7. Anjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian.
B. Pelaksanaan
1. Orientasi :
a. Salam terapeutik :
 “selamat pagi Pak, perkenalkan saya suster Melvira, panggil saja saya
suster Vira, saya perawat yang dinas diruangan ini. Hari ini saya dinas
dari jam 7 sampai jam 2 siang. Saya yang akan merawat Bapak selama
Bapak di rumah sakit ini”.
 “nama Bapak siapa? Senangnya dipanggil apa pak?”

b. Evaluasi validasi :
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, bapak tampaknya seperti sedang
kesal? Apa benar?”
“ Jika bapak marah, apa yang bapak lakukan?”
“tadi suster melihat bapak tampak marah-marah dan memukul-mukul
tembok, kalau boleh tahu apa yang bapak rasakan saat ini?”
“ kalau boleh suster tahu, bapak sebab dari marah-marahnya kenapa?”

c. Kontrak :
“Baiklah, kita akan berbincang-bincang sekarang ya pak mengenai cara
mengontrol fisik bapak ketika marah dengan cara teknik napas dalam?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”
“ Bagaimana jika 10 menit?”
“Dimana enaknya ya pak tempat kita duduk untuk berbincang-bincang?
Mau disini atau ditaman?”

d. Tujuan :
“jadi tujuan adalah agar bapak bisa mengontrol emosi bapak.”
2. Kerja
 “Apakah sebelumnya bapak pernah marah seperti ini? Apa penyebabnya?
Samakah dengan yang sekarang? Ooo.. jadi ada beberapa penyebab marah bapak
ya...”
 “Pada saat bapak sedang marah apa yang bapak rasakan? apakah bapak
merasakan kesal, terus dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat dan tangan mengepal?”
 “setelah itu apa yang bapak lakukan? Ooo seperti itu? Apakah dengan cara ini
bisa menghilangkan kekesalan bapa?”
 “Apa kerugian dari cara yang bapa lakukan? Betul... hal tersebut bisa membuat
bahaya bapak dan orang lain. Rasa trauma, dan penyesalan yang ada. Menurut
bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
 “ada beberapa cara mengatasi marah, pak. Salah satunya dengan cara fisik. Jadi
menyalurkan marah lewat kegiatan fisik. Ada beberapa cara, bagaimana jika kita
belajar satu cara dulu?”
 “Nah salah satu caranya dengan cara teknik napas dalam, saya akan praktikkan
kemudian bapak ikuti ya. Caranya bapak berdiri lalu tarik napas dari hidung tahan
sebentar lalu keluarkan napas perlahan-lahan melalui mulut sambil
membayangkan bahwa bapak sedang mengeluarkan kemarahan. Silakan bapak
mencoba melakukannya. Bagus... coba lakukan sampai lima kali. Bagus sekali
bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
 “Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga jika sewaktu-
waktu rasa marahnya muncul, bapak sudah terbiasa melakukannya.”

3. Terminasi
a. Evaluasi :
Subjektif : “bagaimana perasaan bapak setelah latihan tehnik nafas dalam?”
Objektif : “Coba diulang cara mengontrol marah seperti yang sudah
diajarkan!”
b. Rencana tindak lanjut :
“Pak tadi kita sudah latihan nafas dalam jam 9.00 WIB, coba nanti selama
saya tidak ada, bapak lakukan cara teknik nafas dalam senidiri ya pak.”
“Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau
latihan nafas dalam?” “Jam berapa saja pak?”
“Nah selanjutnya nanti bapak tulis M ya jika bapak melakukan tindakanya
dengan Mandiri, B untuk jika dengan bantuan perawat dan T jika bapak
tidak melakukan ya.”

c. Kontrak akan datang :


“Baik, untuk waktunya bapak ingin jam berapa?”
“bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang untuk memberikan obat ya pak?”
"baik. Jadi nanti saya kesini lagi untuk melakukan latihan yang lainnya
pukul 11 ya pak"
“Nanti tempatnya dimana pak? Baik, disini lagi ya pak.”
“kalau begitu sampai ketemu lagi ya pak”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

SP II (Pemberian Obat)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
DS:
a. Istri klien mengatakan pasien kadang marah secara tiba-tiba dan
menghancurkan barang-barang serta memaki-maki dirinya tanpa alasan
yang jelas.
b. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mengendalikan emosinya
ketika rasa marah dan kekesalan karena tidak dinaikan gaji itu muncul.

DO:

a. Klien tampak marah


b. Klien tampak raut wajah memerah
c. Klien tampak gelisah
2. Diagnosis keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus : Klien dapat mengontrol emosi
4. Tindakan keperawatan :

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


b. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat
c. Menjelaskan kerugian jika tidak patuh obat
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Pelaksanaan
1. Orientasi :

"Selamat pagi pak, masih ingat dengan saya? Benar saya suster Vira. Sesuai
perjanjian kemarin sekarang kita ketemu lagi ya pak.”

a. Evaluasi validasi :
“Bagaimana pak apakah latihan teknik nafas dalam nya sudah dilakukan? “
“Dilakukannya secara teratur ngga pak?”
“Apa perasaan bapak setelah melakukannya secara teratur?” “Coba kita
lihat jadwal harian bapak.”
“Oh bagus, bapak sudah menerapkannya kegiatan harian mandiri bapak
dengan bagus sekali”

b. Kontrak :
“Baiklah, bagaimana sekarang kita bicara dan latihan mengenai mengontrol
perilaku bapak dengan minum obat?”
“sesuai dengan kontrak sebelumnya, waktunya 10 menit ya pak”, “apa
bapak setuju?”
“Dimana enaknya ya pak tempat kita duduk untuk membicarakan belajar
minum obat? Mau disini atau ditaman?”

c. Tujuan :
“jadi tujuan yang kita akan lakukan adalah agar bapak bisa mengendalikan
emosi bapak, dan mengontrol emosi bapak dengan dibantu minum obat.

2. Kerja
 “Kita mulai ya pak, jadi disini suster membawa obat-obatan yang sudah
diresepkan kepada bapak. Ketika nanti marahnya mulai muncul, sebaiknya
bapak segera minum obat disertai latihan yang sebelumnya kita sudah ajarkan
dengan tehnik nafas dalam.”
 Obat ini akan diberikan selama 3X sehari, bapak bisa meminumnya
sendirikan? Coba ini obatnya diminum.. Rutin ya pak jangan lupa,karena kalau
lupa dapat menyebabkan datangnya kemarahan yang susah terkontrol. Apabila
minum obatnya rutin, maka bapak dengan mudah dapat mengendalikan
kemarahan yang sedang muncul.”
 “ meminum obat ini juga kita masukkan ke jadwal harian bapak ya, bapak bisa
menulis jam berapa saja saat bapak minum obat”

3. Terminasi
a. Evaluasi :
Subjektif : “bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap mengenai
minum obat yang benar?”

Objektif : “coba, bapak sebutkan minum obatnya 1hari berapa kali pak?
Bagaimana cara minum obat yang benar?”

b. Rencana tindak lanjut :


“meminum obat kita masukkan ke jadwal harian bapak, untuk kegiatan
selanjutnya nanti kita bicarakan kembali ya”
“Nah selanjutnya nanti bapak tulis M ya jika bapak melakukan tindakanya
dengan Mandiri, B untuk jika dengan bantuan perawat dan T jika bapak
tidak melakukan ya.”

c. Kontrak akan datang :


“Untuk kegiatan selanjutnya kita akan melakukan latihan fisik dengan
memukul bantal untuk melampiaskan kemarahan bapak. Mau dilaksanakan
kapan pak? besok? Baik, pak mau jam berapa? Baiklah besok kita ketemu
lagi ya pak. Bapak ingin kita latihan jam berapa pak? Bagaimana kalau jam
9 pagi saja pak? Baik. Tempatnya mau tetap disini atau dimana? Bagaimana
kalau di kamar saja pak? Baik kalau begitu saya permisi dulu ya.”
“kalau begitu sampai ketemu lagi ya pak”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

SP III (Latihan Fisik Memukul Bantal)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
DS:
a. Istri klien mengatakan pasien agak tenang setelah minum obat dan
marahnya jarang muncul walaupun sesekali kadang timbul lagi.
b. Pasien mengatakan sedikit lebih baik setelah minum obat

DO:
a. Klien tampak mengerutkan dahi
b. Klien tampak sedikit gelisah
2. Diagnosis keperwatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus : Klien dapat mengontrol emosi
4. Tindakan keperawatan :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Pelaksanaan
1. Orientasi :
a. Salam terapeutik :
 “selamat pagi pak, masih ingat dengan saya? Benar saya suster Vira.
Sesuai perjanjian kemarin sekarang kita ketemu lagi ya pak.”

b. Evaluasi validasi :
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah ?”
“bagaimana bapak apakah teratur minum obatnya? Apa yang bapak rasakan
setelah minum obat?”
“ coba suster mau lihat jadwal kegiatan harian bapak. Bapak sudah
melakukan apa saja? Dan berapa saja?” Bagus. Sepertinya bapak sudah bisa
minum obat sendiri ya.”

c. Kontrak :
“bagaimana jika sekarang kita bicara dan latihan tentang cara mengontol
fisik 2 dengan teknik memukul bantal pak? Jadi ketika nanti timbul rasa
amarah dan kesal, bapak dapat memukul bantal atau kasur agar amarah
bapak tersalurkan. Kita mulai sekarang ya pak?”
“ Untuk waktunya bapak ingin berapa lama? Bagaimana jika waktunya 10
menit?” Baik.”
“Kalau begitu, bapak nyamannya dimana untuk kita mengobrol dan latihan
memukul bantal? Bagaimana kalau di kamar bapak saja ya?” Baik jika
bapak mau disini saja.”

d. Tujuan :
“jadi teknik memukul bantal tujuannya untuk mengendalikan emosi bapak,
supaya bapak tidak melakukan kekerasan lagi, dan melampiaskannya
ketempat yang tidak membahayakan bapak dan orang lain”

2. Kerja
 “Jika ada sesuatu yang membuat bapak merasa jengkel, selain dengan napas
dalam dan minum obat, bapak juga bisa mengontrolnya dengan memukul
kasur atau bantal. Dengan teknik tersebut agak bapak tidak menyakiti bapak
dan orang lain. Jika ke bantal pelampiasan bapak tidak mencelakakan orang
dan bapak pun bisa lega.”
 “Sekarang mari kita latihan memukul bantal atau kasur. Jadi, jika nanti bapak
merasa kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul bantal atau kasur. Nah saya akan praktikan
kemudian bapa ikuti ya, coba lakukan... bagus, bapak dapat melakukannya.”
 “cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada rasa marah. Dan jangan
lupa rapikan kembali tempat tidurnya ya pak.”

3. Terminasi
a. Evaluasi :
Subjektif : “bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
tentang cara melakukan teknik mengontrol fisik dengan memukul bantal?”
Objektif : “Nah sekarang coba bapak praktekkan lagi cara memukul
bantal/kasur yang sudah kita latihan tadi pak!” Ya bagus. Sepertinya bapak
sudah bisa.”
b. Rencana tindak lanjut :
“Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul bantal ini dalam
aktivitas bapak. Jangan lupa juga nanti ditulis dijadwal harian kita ya.
Untuk latihan memukul bantal bapak mau berapa kali? 2X setiap hari dan
saat marah? baik kalau begitu saat marah segera gunakan kedua cara tadi
ya pak”
“Nah selanjutnya nanti bapak tulis M ya jika bapak melakukan tindakanya
dengan Mandiri, B untuk jika dengan bantuan perawat dan T jika bapak
tidak melakukan ya.”

c. Kontrak akan datang :


“sepertinya bapak sudah bagus melakukan tehnik memukul bantal.
Tindakan selanjutnya yaitu kita akan melakukan cara mengontrol emosi
bapak dengan kegitan latihan fisik 3, yaitu dengan teknik spiritual. Bapak
bisa latihan dengan saya jam berapa pak? Baik jam 11 ya, dimana
tempatnya? Baik jadi disini lagi ya pak."
“kalau begitu sampai ketemu lagi ya pak”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

SP IV (Latihan Tentang Teknik Kontrol Spiritual)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
DS:
a. Istri klien mengatakan pasien sering terlihat memukul bantal saat marahnya
datang lagi.
b. Pasien mengatakan kalau dirinya sudah mulai terbiasa untuk memukul bantal
jika rasa marah dan kesal itu datang.

DO:
a. Klien tampak sedikit mengerutkan dahi
b. Klien tampak sedikit gelisah
2. Diagnosis keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus : Klien dapat mengontrol emosi
4. Tindakan keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Pelaksanaan
1. Orientasi :
a. Salam terapeutik :
 “selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya? Benar saya suster Vira.”
 Sesuai perjanjian tadi pagi, kita ketemu lagi ya pak untuk melanjutkan
ngobrol dan belajar mengontrol emosi bapak dengan spiritual.”
b. Evaluasi validasi :
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah ?”
“bagaimana pak, sudah dilatih teknik memukul bantal dan teknik
lainnya?”
“ coba suster mau lihat jadwal kegiatan harian Bapak. Bapak sudah
melakukan apa saja? Wah bagus ya Bapak sudah mulai ada
perkembangan”

c. Kontrak :
“bagaimana jika sekarang kita bicara dan latihan tentang teknik kontrol
spiritual. Jika sebelumnya bapak sudah diajarkan teknik fisik, sekarang
secara spiritualnya ya, yang bertujuan ketika nanti timbul rasa amarah
dan kesal Bapak semakin bisa mengontrol perilaku serta ucapan Bapak.
Bapak bersedia?”
“ waktunya hanya 5 menit saja”
“Dimana Bapak nyamannya untuk kita duduk untuk berbincang-
bincang? Baik jika Bapak mau disini saja.”

d. Tujuan :
“jadi teknik memukul bantal tujuannya untuk mengendalikan emosi
bapak, supaya bapak tidak melakukan kekerasan lagi, dan bapak
semakin bisa mengontrol perilaku serta ucapan bapak.”

2. Kerja
 “Jika ada sesuatu yang membuat Bapak merasa jengkel, selain dengan napas
dalam, Bapak juga bisa mengontrolnya dengan memukul bantal dan selain itu
juga Bapak perlu pengontrolan secara spiritual. Bapak bisa dzikir atau
mengucapkan “astagfirullah” Dengan teknik tersebut tujuannya bapak tidak
menyakiti bapak dan orang lain, dan membuat bapak lebih bersabar sehingga
tidak mengeluarkan kata-kata kasar.”
 “Sekarang mari kita latihan ya. Jadi, jika nanti bapak merasa kesal dan ingin
marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
menerapkan teknik sebelumnya dan kata-kata kasar bapak diganti dengan
menyebut nama tuhan, atau dengan melakukan ibadah dsb. Nah saya akan
praktikan kemudian bapak ikuti ya, coba lakukan... bagus, bapak dapat
melakukannya.”
 “cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada rasa marah.”
3. Terminasi
a. Evaluasi :
Subjektif : “bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan
latihan fisik secara spiritual?”
Objektif : “Sekarang coba bapak praktekkan cara mengotrol emosi secara
spiritual seperti tadi yang saya contohkan!” Ya bagus sekali bapak.
Sepertinya bapak sudah bisa ya pak.”

b. Rencana tindak lanjut :


“Sekarang mari kita masukkan kejadwal dalam aktivitas bapak. Jangan
lupa juga nanti ditulis dijadwal harian kita ya. Untuk teknik pengontrolan
prilaku secara spiritual mau berapa kali?sering dan pada saat marah? baik
kalau begitu saat marah segera gunakan cara-cara yang telah diajarkan
tadi ya pak”
“Nah selanjutnya nanti bapak tulis M ya jika bapak melakukan tindakanya
dengan Mandiri, B untuk jika dengan bantuan perawat dan T jika bapak
tidak melakukan ya.”

c. Kontrak akan datang :


“Besok kita akan melakukan cara mengontrol emosi bapak yaitu dengan
latihan sosial atau verbal.”
“Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 ya.”
“dimana tempatnya pak? Baik jika mau disini saja”
“kalau begitu sampai ketemu lagi ya pak”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

SP V (Latihan Mengontrol Secara Sosial/Verbal)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
DS:
a. Istri klien mengatakan pasien kadang mengucapkan nama Tuhan ketika
marahnya muncul
b. Pasien mengatakan selalu ingat kepada Tuhan saat ia marah

DO:
a. Klien sudah jarang terlihat marah-marah
b. Klien tampak tidak mengerutkan dahi
c. Klien tampak sedikit gelisah
2. Diagnosis keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus : Klien dapat mengontrol emosi
4. Tindakan keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara sosial/verbal
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Pelaksanaan
1. Orientasi :
 Salam terapeutik :
“selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya? Benar saya suster Vira.”
“Sesuai perjanjian kita kemarin, hari ini kita ketemu lagi ya pak untuk
melanjutkan latihan mengontrol emosi bapak secara verbal.”
a. Evaluasi validasi :
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah ?”
“bagaimana pak, sudah dilatih teknik spiritual dan teknik lainnya?”
“coba suster mau lihat jadwal kegiatan harian Bapak. Bapak sudah
melakukan apa saja? Wah bagus ya Bapak sudah mulai ada
perkembangan”
b. Kontrak :
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah
marah?. Jika sebelumnya bapak sudah diajarkan teknik fisik, sekarang
secara verbalnya ya, yang bertujuan ketika nanti timbul rasa amarah dan
kesal Bapak semakin bisa mengontrol perilaku serta ucapan Bapak. Kita
mulai sekarang ya pak.”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat
yang sama?”
“Berapa lama Bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10
menit?”
“Baik jika Bapak mau disini saja.”
c. Tujuan :
“jadi teknik verbal atau bantal tujuannya untuk mencegah marah bapak
muncul.”

2. Kerja
Ada tiga caranya Pak,yaitu:
“Pertama, ketika bapak ingin sesuatu, bapak meminta dengan baik tanpa
marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata
kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya karena minta uang sama
istri tidak diberi. Coba Bapak minta uang dengan baik: Seperti Bu,saya
perlu uang untuk beli rokok. Nanti dapat dicoba di sini untuk meminta
baju, minta obat dan lain-lain. Coba Bapak praktekkan. Bagus Pak.”
“Kedua, jika bapak ingin menolak ajakan atau perintah dari orang lain
bapak menolaknya dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Bapak tidak
ingin melakukannya, katakan: Maaf saya tidak dapat melakukannya
karena sedang ada kerjaan. Coba Bapak praktikkan. Bagus Pak!”
“Ketiga, ketika bapak kesal dan ingin mengeluarkan kata-kata kasar,
bapak dapat mengungkapkan perasaan kesalnya kepada orang lain dengan
cara Bapak dapat mengatakan:Saya jadi ingin marah karena perkataanmu
itu. Coba praktekkan. Bagus!”
3. Terminasi
a. Evaluasi :
Subjektif : “bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
tentang cara melakukan teknik ini?”
Objektif : “sekarang coba bapak praktekkan cara bicara yang sudah kita
pelajar tadi.”
“Bagus sekali pak. Ya seperti itu.”
“Sepertinya bapak sudah paham ya pak.”

b. Rencana tindak lanjut :


“Sekarang mari kita masukkan kejadwal dalam aktivitas bapak. Jangan
lupa juga nanti ditulis dijadwal harian kita ya. Untuk teknik pengontrolan
prilaku secara ucapan mau berapa kali pak?”
“baik kalau begitu saat marah segera gunakan cara-cara yang telah
diajarkan tadi ya pak”
“Besok pagi kita akan melanjutkan kegiatan harian kita ya pak untuk
latihan yang lainnya”
“Nah selanjutnya nanti bapak tulis M ya jika bapak melakukan tindakanya
dengan Mandiri, B untuk jika dengan bantuan perawat dan T jika bapak
tidak melakukan ya.”

c. Kontrak akan datang :


“Untuk besok kita akan latihan dengan cara-cara yang sudah kita pelajari ya
pak.”
“Mau jam berapa pak? Baik jam 10 ya”
“Tempatnya dimana pak? Baik jika mau disini saja."
“kalau begitu sampai ketemu lagi ya pak”

Anda mungkin juga menyukai