Anda di halaman 1dari 26

STRATEGI PELAKSANAAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :

ADELA NOVENA TDA


P27220021100

Sarjana Sains Terapan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surakarta 2023
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
PASIEN) SP 1 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny.
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 1 (Satu)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Pasien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Pasien suka membentak
dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah. DO : Mata
merah, wajah agak merah. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. Merusak dan
melempar barang-barang. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya e.
Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya f.
Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mendiskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang
lalu
c. Mendiskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
d. Mendiskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada
saat marah
e. Mendiskusikan bersama pasien akibat perilakunya
f. Mendiskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan g. Melatih
pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, sosial/verbal, secara spiritual
h. Melatih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
i. Menyusun jadwal minum obat secara teratur
j. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
mengontrol Perilaku Kekerasan

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
a.Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Adela Novena TDA. Panggil saya
perawat Adel, saya perawat yang dinas di ruangan ini, Nama ibu siapa?,
senangnya dipanggil siapa?”
b.Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
c.Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Baiklah kita akan berdiskusi sekarang tentang perasaan marah ibu”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau di ruang tamu?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau 10 menit?”

2. Kerja
“Apa yang menyebabkan ibu marah?, Apakah sebelumnya ibu pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada
penyebab lain yang membuat ibu marah?” “Pada saat penyebab marah itu ada,
seperti ibu stress karena pekerjaan atau masalah uang apa yang ibu rasakan?”
“Apakah ibu merasakan kesal kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang ibu lakukan? O..iya, jadi ibu marah-marah, membanting pintu
dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress ibu hilang? Iya,
tentu tidak. Apa kerugian cara yang ibu lakukan? Betul, keluarga jadi takut barang-
barang pecah. Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah ibu belajar
cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, bu. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?” ”Begini bu,
kalau tanda-tanda marah tadi sudah ibu rasakan maka ibu berdiri, lalu tarik napas
dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, ibu sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa melakukannya”

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berdiskusi tentang kemarahan
ibu?” b. Evaluasi Obyektif
“Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah ibu yang lalu, apa
yang ibu lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
napas dalamnya ya bu.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali sehari ibu mau latihan
napas dalam?, jam berapa saja bu?”
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik : “Baik,
bagaimana kalau besok saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah.?”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau diruang tamu?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau mulai pukul 08.00 selama 10
menit, apakah ibu bersedia ?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
PASIEN) SP 2 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny.
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 2 (Dua)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Pasien mengatakan dendam dan jengkel. Pasien menyalahkan dan menuntut.
Pasien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Pasien mengancam. DO :
Muka merah dan tegang, Pandangan tajam, Bicara kasar, Suara tinggi, menjerit
atau berteriak.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya b.
Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Bu, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu
lagi”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana Bu, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal?,
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya”.
c. Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum
obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang -bincang? Bagaimana kalau
diruang tamu?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau selama 10 menit?”

2. Kerja
(perawat membawa obat pasien)
“Ibu sudah dapat obat dari dokter?”
“Berapa macam obat yang Ibu minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa
Ibu minum?”. “Bagus!”
“Obatnya ada tiga macam Bu, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. semuanya ini harus
Ibu minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut Ibu terasa kering, untuk membantu
mengatasinya Ibu bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”. “Bila terasa
mata berkunang -kunang, Ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Nanti sebelum minum obat ini Ibu lihat dulu label di kotak obat apakah sudah
benar nama Ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja
harus diminum. Baca juga nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada
suster kemudian cek lagi benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter
ya Bu, karena dapat terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya Bu.”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah tahu cara mengotrol marah dengan minum
obat yang benar?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba Ibu sebutkan cara minum obat dengan benar? Bagus bu.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan
lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik :
“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara verbal meliputi mengungkapkan, meminta, menolak dengan
benar.”
Tempat : “Untuk tempatnya dimana ya bu? Bagaimana kalau diruang
tamu?” Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau jam 10.00 selama 10
menit?” “Baik bu saya izin pamit undur diri terlebih dahulu.
Wassalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
PASIEN) SP 3 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny.
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 3 (Tiga)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Pasien mengatakan dandam dan jengkel. Pasien menyalahkan dan menuntut.
Pasien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Pasien mengancam DO :
Muka merah dan tegang. Pandangan tajam. Bicara kasar. Suara tinggi, menjerit
atau berteriak
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya b.
Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi gejala PK dan memvalidasi kemampuan melaksanakan jadwal
kegitan latihan fisik 1,2 & obat. Memberikan pujian
b. Melatih cara mengontrol PK dengan cara verbal (3 cara, yaitu dengan
mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
c. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan verbal

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, sesuai dengan janji kemarin sekarang kita ketemu lagi”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu sekarang?, apakah ibu masih ingat apa gejala
perilaku kekerasan?”
“Ibu apakah masih ingat bagaimana cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat?, apakah ibu masih ingat berapa obat ibu dan apa saja obatnya?”
“Apakah ibu sudah melakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal
sesuai jadwal?, bagaimana perasaan ibu setalah melakukan latihan tarik napas
dan pukul kasur bantal?”
“Coba saya lihat jadwal harian kegiatan ibu.wah bagus sekali ya ibu sudah
melakukan latihan tarik napas dan pukul kasur bantal dan minum obat secara
teratur juga.”
c. Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah
marah?”
Tempat : “Dimana kita akan berbicara? Bagaimana kalau diruang
tamu?” Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau 10 menit?”

2. Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal, dan sudah lega,
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Untuk caranya
sendiri ada tiga cara bu”
“Pertama, meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin ibu bilang penyebab marahnya
karena minta uang ke suami tapi tidak dikasih. Coba ibu minta minta uang kepada
suami dengan cara yang baik, contohnya : pak saya minta uang untuk beli baju.
Nanti ibu bisa dipraktekkan disini untuk meminta baju, minta makan, minta obat
dan lain-lain. Coba sekarang ibu praktekkan. Wah bagus sekali ya ibu, caranya
begitu ya bu, harus meminta dengan cara yang baik, jangan marah-marah pakai
emosi”
“Kedua, menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin
melakukannya, katakan : Maaf, saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
urusan lain. Coba sekarang ibu prektekkan sekarang. Wah bagus ya ibu”
“Ketiga, mengucapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal ibu dapat mengatakan : saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu. Jadi
ibu jangan langsung marah ya. Coba sekarang ibu praktekkan. Wah, bagus ya ibu,
caranya seperti itu ya bu jika ada orang lain yang membuat kesal ibu”

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tentang cara
mengontrol marah dengan berbicara yang baik ?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan cara bicara yang baik yang telah kita pelajari tadi ?, bagus
sekali ibu, dapat menjelaskan kembali apa yang sudah kita pelajari tadi” c.
Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal harian ibu ya. Ibu mau latihan
bicara yang baik berapa kali sehari bu ?, mau di jam berapa bu ?, bisa kita
buatkan jadwalnya?”
“Coba ibu masukkan dalam jadwal harian ibu, misalnya meminta makan, uang,
obat, dll. Bagus nanti dicoba lagi ya ibu”
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik :
“Bagimana kalau besok kita ketemu lagi bu?, nanti kita akan membicarakan
cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu dengan cara ibadah, apakah ibu
setuju?”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau di taman?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau mulai pukul 09.00 selama 10
menit?”
“Baik sampai ketemu besok lagi ya ibu, selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
PASIEN) SP 4 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny.
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 4 (Empat)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Pasien mengatakan dandam dan jengkel. Pasien menyalahkan dan menuntut.
Pasien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Pasien mengancam DO :
Muka merah dan tegang. Pandangan tajam. Bicara kasar. Suara tinggi, menjerit
atau berteriak
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya b.
Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi gejala PK dan memvalidasi kemampuan melaksanakan jadwal
kegitan latihan fisik 1, 2 & obat, dan bicara asertif. Memberikan pujian b. Melatih
cara mengontrol PK secara spiritual dengan berdoa.
c. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan spiritual

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya kan?, sesuai dengan janji saya
kemarin sekarang kita ketemu lagi ya ibu”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu sekarang?, apakah ibu masih ingat apa gejala
perilaku kekerasan?”
“Ibu apakah masih ingat bagaimana cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat?, apakah ibu masih ingat berapa obat ibu dan apa saja obatnya?”
“Apakah ibu sudah melakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal
sesuai jadwal?, bagaimana perasaan ibu setalah melakukan latihan tarik napas
dan pukul kasur bantal?”
“Coba saya lihat jadwal harian kegiatan ibu.wah bagus sekali ya ibu sudah
melakukan latihan tarik napas dan pukul kasur bantal dan minum obat secara
teratur juga.”
c. Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan spiritual dengan berdoa?”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau di taman?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau selama 10 menit?”

2. Kerja
“Sekarang kita latihan spiritual dengan berdoa ya. Kalau marah sudah disalurkan
melalui tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal, dan berbicara asertif, maka kita
perlu berdoa agar diberikan kesembuhan dan bisa pulih seperti sediakala.”
“Pertama, jika ibu sedang marah dan sudah melakukan latihan tarik napas dalam,
pukul bantal dan berbicara asertif tidak kunjung lega. Ada baiknya jika ibu
mengambil wudhu. Salah satu manfaat dari wudhu adalah meredam amarah, bu.”
“Kedua, jika ibu selesai berwudhu. Agar mengoptimalkan manfaatnya ibu bisa
sholat. Didahulukan sholat wajibnya baru yang sunnah, ya bu.”
“Ketiga, jika ibu sudah selesai sholat sebaiknya jangan langsung pergi. Tetapi
berdzikir mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa memohon agar dijauhkan
dari amarah dan meminta kemudahan untuk mengendalikan marah ibu.” “Ibu
sudah tahukan sholat wajib ada berapa kali sehari? Iya, bemar, Bu. Sholat wajib
ada 5 kali sehari.”
“Bisa ibu sebutkan apa saja sholat wajib itu? Wah, ibu benar. Ada subuh, dzuhur,
ashar, maghrib, dan isya’ ya, bu.”
“Kalau dzikir ada berapa ibu? Benar ada 3. Bisa disebutkan apa saja 3 dzikir itu,
bu?” . “Benar lagi, ada subhanallah, alhamdulilah, dan allahuakbar ya, bu.”
“Disamping itu tadi jangan lupa beristighfar jika saat ingin marah. Niscaya jika
ibu beristighfar, tidak jadi marah ya, bu.”

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tentang cara
mengontrol marah dengan latihan spiritual?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan cara latihan spiritual yang telah kita pelajari tadi?, bagus
sekali ibu, dapat menjelaskan kembali apa yang sudah kita pelajari tadi” c.
Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal harian ibu ya. Ibu bersedia ya
latihan spiritual 5 kali sehari bu ? dan tepat waktu ? bisa kita buatkan
jadwalnya?”
“Coba ibu masukkan dalam jadwal harian ibu, misalnya berwudhu, menunaikan
sholat, berdzikir, dan berdoa. Bagus nanti jika sudah memasuki waktu sholat
bisa dipraktikkan ya ibu”
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik :
“Pertemuan depan kita bertemu kembali ya bu, nanti kita bicara empat cara
untuk mengontrol saat sedang marah yaitu latihan teknik nafas dalam dan
pukul kasur, minum obat, meminta dan menolak dengan cara yang baik
serta latihan dengan spiritual. Saya akan melihat kemampuan ibu dalam
melakukan kegiatan yang sudah dibuat dalam jadwal ini.”
Tempat : “Ibu maunya dimana? Bagaimana kalau ditaman?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau pukul 08.00 selama 20 menit?”
“Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi, Ibu.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
KELUARGA) SP 1 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny. W
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 1 (Satu)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Keluarga pasien mengatakan tidak mengerti tentang bagaimana cara merawat
pasien
DO : Keluarga pasien tampak bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Keluarga pasien dapat mengerti tentang pengertian, tanda gejala, dan jenis
Perilaku Kekerasan yang dialami pasien dan proses terjadinya
b. Keluarga pasien mengerti tentang cara merawat anggota dengan perilaku
kekerasan
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi apa yang dirasakan oleh keluarga pasien
c. Menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala, dan jenis Perilaku Kekerasan
yang dialami pasien dan proses terjadinya kepada keluarga pasien
d. Menjelaskaan tentang cara merawat anggota keluarga dengan perilaku
kekerassan
II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini?”
“Apa ada kesulitan dalam merawat Ibu W?”
c. Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Bapak/Ibu hari ini kita akan berdiskusi mengenai masalah yang
dialami bagaimana cara merawat Ibu W”
Tempat : “Bapak/Ibu mau berdiskusi dimana? Diruang tamu ya
bapak/ibu” Waktu : “Bapak/Ibu mau berdiskusi berapa lama? Baik 30
menit ya?”

2. Kerja
“Kita mulai diskusinya ya Bapak/Ibu.”
“Coba Bapak/Ibu ceritakan terlebih dahulu apa yang Bapak/ibu ketahui mengenai
apa yang dialami Ibu W”
“Baik, sekarang saya akan menjelaskan mengenai apa itu perilaku kekerasan.”
“Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana suatu respon seseorang terhadap
orang lain atau sesuatu yang merusak sebagai bentuk agresif fisik. Atau dapat
juga di artikan perilaku kekerasan merupakan hasil dari marah yang ekstrim atau
ketakutan sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman
serangan fisik atau konsep diri.”
“Sampai disini sudah paham mengenai perilaku kekerasan? Apa ada yang
ditanyakan Bapak/ Ibu? ”
“Bila tidak saya lanjutkan ya untuk tanda dan gejalanya”
“Untuk tanda dan gejala yang muncul dapat berupa ancaman, ungkapan kata kata
yang kasar atau ungkapan ingin memukul/melukai. Dapat juga dilihat dari wajah
yang merah dan tegang, pandangan mata yang tajam saat berbicara, mengepalkan
tangan, bicara yang kasar, suara tinggi, melempar benda atau bahkan memukul
orang lain.”
“Apabila pasien dalam keadaan marah dan beresiko untuk melakukan perilaku
kekerasan yang perlu kita lakukan adalah tetap tenang, bicara dengan lembut dan
tegas, tetap menjaga jarak aman dan jauhkan benda-benda yang berbahaya dari Ibu
W ya Ibu/Bapak.”
“Bila nanti Ibu W masih dalam kondisi marah yang tidak terkontrol segera bawa
ke puskesmas atau RSJ dengan kondisi sebelumnya diikat terlebih dahulu agar
tidak membahayakan. Jangan lupa untuk minta bantuan orang lain juga agar lebih
am“Selamat pagi. Perkenalkan saya Angelya Kusuma Devi perawat yang berjaga
pada pagi hari ini. Bapak/Ibu namanya siapa? Senang dipanggil siapa?. Tujuan saya
pada hari ini ingin memberikan penyuluhan tentang peranan keluarga dalam
merawat Ibu W”
an. Dan jelaskan alasan mengapa pasien perlu diikat yaitu agar pasien tidak
mencederai diri sendiri dan orang lain.”
“Bapak/ibu sudah mengerti kan bagaimana tanda-tanda kemarahan itu muncul.
Jangan lupa juga untuk mengingatkan latihan cara mengontrol marah yang sudah
dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur. Untuk latihan fisik itu
seperti pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam. Untuk latihan Social/verbal dapat
menyatakan secara asertif rasa marahnya sedangkan spiritual dapat sholat/berdoa
sesuai keyakinan pasien”
“Jika nanti Ibu W bisa melakukan sesuai jadwal dengan baik jangan lupa dipuji
agar pasien bersemangat.”

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi tadi?“
“Sudah mengerti mengenai kondisi Ibu W dan bagaimana cara
merawatnya?” “Baik sudah mengerti ya Bapak/Ibu”
b. Evaluasi Obyektif
“Sekarang coba Bapak/Ibu jelaskan kembali apa yang sudah saya jelaskan tadi
mengenai apa itu perilaku kekerasan dan bagaimana cara merawatnya.” c.
Rencana Tindak Lanjut
“Untuk pertemuan selanjutnya kita akan mengevalusi apa yang sudah saya
sampaikan tadi sekaligus mempraktekkannya secara langsung pada Ibu W ya
Bapak/Ibu?.”
“Ingatkan juga tentang kegiatan yang sudah disepakati sesuai dengan jadwal
harian, dan juga kepatuhan dalam minum obat.”
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik :
“Untuk pertemuan selanjutnya kita akan mempraktekkan secara langsung cara
merawat Ibu W ya Bapak/Ibu”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau diruang tamu?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau besok mulai jam 10.00 selama 20
menit, apakah Bapak/Ibu bersedia?”
“Bapak/Ibu, saya pamit terlebih dahulu. Sampai jumpa. Wassalamualaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
KELUARGA) SP 2 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny. W
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 2 (Dua)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Pasien mengatakan dirinya dapat mengenal penyebab marah
DO : Pasien tampak mengepalkan tangan kanannya. Kontak mata perawat dan
pasien terjalin. Pasien tampak kooperatif dan dapat membina hubungan saling
percaya
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien perilaku kekerasan b.
Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung pasien perilaku kekerasan 4.
Tindakan Keperawatan
a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien perilaku
kekerasan

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Bapak/Ibu. Selamat pagi”
“Apakah masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana Bapak/Ibu kabarnya hari ini?”
“Masih ingat diskusi kita kemarin?, Ada yang mau ditanyakan?”
c. Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Sesuai kesepakatan kita kemarin, hari ini kita bertemu lagi untuk
melatih cara merawat Ibu W langsung kepada pasien”
Tempat : “Untuk tempatnya diruang tamu ya Bapak/Ibu?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau 20 menit?”

2. Kerja
“Nah, Ibu W Coba ceritakan kepada keluarga Ibu latihan yang sudah Ibu
lakukan”. “Bagus sekali, Coba perlihatkan kepada keluarga jadwal harian ibu”
“Nanti di rumah Ibu dan bapak bisa membantu Ibu W latihan mengontrol
kemarahan”
“Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya Bu”
“Hari ini nanti kita akan membahas 2 cara terlebih dahulu kemudian cara yang
lain kita akan membahas besok”
“Masih ingat atau tidak kalau tanda-tanda marah sudah Ibu rasakan maka yang
harus dilakukan ibu adalah?. Iya betul, Ibu harus berdiri, lalu Tarik nafas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan atau tiup perlahan-lahan melalui mulut,
seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan,
dan tiup melalui mulut”
“Nah lakukan 5 kali. Coba bapak/ibu temani dan bantu Ibu W menghitung latihan
ini sampai 5 kali”
”Bagus sekali, Bapak dan Ibu sudah membantu melakukannya dengan baik dan
ibu W sudah melakukan dengan sangat hebat”
“Cara yang kedua masih ingat ? Iya benar kalau ada yang menyebabkan Ibu marah
dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain nafas dalam Ibu
dapat melakukan pukul kasur dan bantal.”
“Sekarang, Coba kita latihan memukul kasur dan bantal mana kamar ibu? Jadi
kalau nanti Ibu kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal”
“Nah, coba Ibu lakukan sambil didampingi keluarga, berikan Ibu semangat ya Pak
Bu, Ya bagus sekali Ibu melakukannya”
”Dua hari yang lalu saya sudah jelaskan terapi pengobatan yang Ibu W dapatkan
bapak dan Ibu tolong selama dirumah Ingatkan Ibu W untuk meminumnya secara
teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Baiklah, Pak/Bu latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan Bapak dan
Ibu setelah kita latihan cara mengontrol marah langsung kepada ibu W?” b.
Evaluasi Obyektif
“Bisa Bapak dan Ibu Sebutkan lagi cara mengontrol marah?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Ibu melaksanakan jadwal latihan yang
telah dibuat selama di rumah nanti jangan lupa berikan pujian untuk ibu bila
dapat melakukan dengan benar ya”
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik :
“Untuk pertemuan besok kita akan melanjutkan membahas 3 cara lain untuk
mengontrol marah ya pak/bu?”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau diruang perawat?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau mulai pukul 09.00 selama 20
menit?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
KELUARGA) SP 3 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny. W
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 3 (Tiga)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Pasien mengatakan dirinya dapat mengenal penyebab marah
DO : Pasien tampak kooperatif dan dapat membina hubungan saling
percaya 2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien perilaku kekerasan b.
Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung pasien perilaku kekerasan 4.
Tindakan Keperawatan
a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien perilaku
kekerasan

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Bapak/Ibu. Selamat pagi”
“Apakah masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana Bapak/Ibu kabarnya hari ini?”
“Masih ingat diskusi kita kemarin?, Ada yang mau ditanyakan?”
c. Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Sesuai kesepakatan kita kemarin, hari ini kita bertemu lagi untuk
melatih cara merawat Ibu W langsung kepada pasien”
Tempat : “Untuk tempatnya diruang tamu ya Bapak/Ibu?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau 20 menit?”

2. Kerja
“Bapak/Ibu kita akan melanjutkan cara mengontrol marah”
“Dua cara mengontrol marah sudah kita bahas kemarin, coba bapak/ibu serta Ibu
W bisa sebutkan lagi cara mengontrol marah yang sudah diajarkan kemarin” “Iya,
benar sekali Bapak/Ibu serta Ibu W sangat hebat”
“Selanjutnya saya akan menjelaskan cara mengontrol marah yang ketiga adalah
bicara yang baik bila sedang marah, ada 3 caranya ibu W. Coba praktekkan
langsung kepada keluarga cara bicara seperti ini :
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar misalnya, “Nak ibu perlu uang untuk beli sayur”,
coba Ibu praktekkan, bagus sekali Bu
b. Menolak dengan baik jika ada yang menyuruh dan Ibu tidak ingin
melakukannya katakan, “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan”, coba Ibu praktekkan, bagus sekali Bu
c. Mengungkapkan perasaan kesal jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal ibu dapat mengatakan, “saya jadi ingin marah karena Perkataanmu itu”,
coba praktekkan, bagus sekali ibu.””
“Cara berikutnya adalah kalau ibu sedang marah apa yang harus dilakukan? baik
sekali Ibu, Coba langsung duduk dan Tarik nafas dalam jika tidak reda juga
marahnya Rebahkan badan agar rileks jika tidak reda juga ambil air wudhu
kemudian Shalat. Ibu bisa melakukan salat secara teratur dengan didampingi
keluarga untuk meredakan kemarahan”
“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya Bu, agar pikiran ibu jadi tenang,
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”
“Ibu Coba jelaskan berapa macam obatnya?”
“Bagus. Jam berapa minum obat?”
“Bagus. Apa guna obat tersebut?”
“Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?”
“Wah bagus sekali”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Baiklah, Pak/Bu latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan Bapak dan
Ibu setelah kita latihan cara mengontrol marah langsung kepada ibu W?” b.
Evaluasi Obyektif
“Bisa Bapak dan Ibu Sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol
marah?” c. Rencana Tindak Lanjut
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Ibu melaksanakan jadwal latihan yang
telah dibuat selama di rumah nanti jangan lupa berikan pujian untuk ibu bila
dapat melakukan dengan benar ya”
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik :
“Karena ibu Sebentar lagi sudah mau pulang, bagaimana kalau besok kita
bertemu untuk membicarakan jadwal aktivitas Ibu selama di rumah nanti?”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau diruang perawat?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau mulai pukul 09.00 selama 20
menit?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP
KELUARGA) SP 4 RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Nama Mahasiswa : Adela Novena TDA


Nama Pasien : Ny. W
Hari / Tanggal : –
No. Rekam Medis : –
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke : 4 (Empat)

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS : Pasien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
DO : Pembicaraan pasien kasar jika dia menceritakan marahnya. Mata pasien
melotot dan pandangan tajam saat menatap orang lain. Nada suara tinggi, tangan
mengepal saat berbicara dengan orang lain. Pasien sering berteriak,melempar dan
memukul
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah RPK
b. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
secara mandiri
c. Keluarga mematuhi jadwal yang telah dibuat untuk kesembuhan pasien d.
Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada pasien 4.
Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik 1 & 2,
memberikan obat, beri pujian
b. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
c. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak/Ibu, bolehkah kita berbincang-bincang sebentar? saya
dinas pada pagi hari ini mulai pukul 07.00-14.00. Senang bisa berjumpa
Bapak/Ibu kembali”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagimana perasaan bapak/ibu, selama membesuk apakah sudah terus berlatih
cara merawat Ibu W? Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
c. Kontrak (Topik, Tempat, Waktu)
Topik : “Dikarenakan besok Ibu W sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita
kemarin, bagaimana kita bicarakan mengenai jadwal di rumah?”
Tempat : “Untuk tempatnya bagaimana kalau diruang perawat?”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau 20 menit?”

2. Kerja
“Baiklah, kita mulai sekarang ya, Bapak/Ibu jadwal yang telah dibuat selama Ibu
W di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal
minum obanya. Mari kita lihat jadwal Ibu W, hal-hal yang perlu diperhatikan lebih
lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Ibu selama di rumah, dalam
mengingatkan ibadah sesuai waktu ibadah, jangan lupa untuk beri pujian setiap
tindakan positif yang dilakukan Ibu W ya. Kalau misalnya Ibu W menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal itu terjadi
segera datang ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat ya, nanti petugas
puskesmas tersebut yang akan memantau perkembangan Ibu selama dirumah”

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berbincang-bincang cara merawat
Ibu W dirumah?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak/Ibu jelaskan lagi bagiamana cara merwat Ibu W
dirumah?” “Apakah ada yang ingin ditanyakan?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Jangan lupa ya pak/bu, materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara
merawat Ibu W maupun mengatur jadwal Ibu dirumah nanti diterapkan ya,
silakan menyelesaikan administrasi ya Pak/Bu, saya akan persiapkan pakaian
dan obat.”
d. Kontrak Pertemuan Yang Akan Datang (Topik, Tempat, Waktu) Topik :
“Karena ibu sudah boleh pulang, nanti silahkan bapak/ibu datang lagi untuk
memeriksakan atau mengontrolkan keadaan ibu. Bagaimana perkembangan
kondisi ibu”
Tempat : “Untuk tempatnya nanti dipoliklinik ya pak/bu?”
Waktu : “Untuk waktunya nanti satu bulan kemudian”

Anda mungkin juga menyukai