Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI

KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A


Hari/ Tanggal : Selasa, 12 Maret 2019
Pertemuan Ke :1
SP : 1 Resiko Perilaku Kekerasan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data subjektif :
Klien mengatakan mempunyai riwayat perilaku kekerasan
Klien mengatakan terkadang suka merasa marah sendiri tanpa sebab
yang jelas
b. Data objektif :
Klien tampak tegang saat berkomunikasi
Saat berbicara nada bicara klien terasa kasar
Pandangan tajam dan mata melotot
Nada suara yang tinggi
Tangan terlihat seperti mengepal menahan amarah
2. Diagnosa Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukannya
e. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengendalikan PKnya
4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP I)
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah,
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat
dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (
latihan nafas dalam).
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Menik
Lansiatun, saya biaya dipanggil Menik. Saya Mahasiswa Akper
Notokusumo Yogyakarta, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00
sampai dengan pukul 13.00 siang nanti. Nama ibu siapa? Dan senang nya
dipanggil apa?”
2. Evaluasi/ validasi
“Kalau boleh tahu, sudah berapa lama Ibu di sini ? Apakah Ibu masih ingat
siapa yang membawa kesini? Bagaimana perasaan ibu saat ini? Masih ada
perasaan kesal atau marah?”
3. Kontrak:
Topik
“Baiklah, Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
tentang suatu hal yang membuat ibu marah? Dan bagaimana cara
mengontrolnya?”
Waktu
“Mau berapa lama ibu kita berbincang-bingang? Bagaimana kalau 10 menit
saja?”
Tempat
“Ibu senangnya berbincang-bingang dimana? Ditaman atau disini saja?”

KERJA: (langkah-langkah tindakan keperawatan)


“Nah coba sekarang ibu ceritakan apa peyebabkan ibu marah? Apakah
sebelumnya ibu pernah marah? Apa yang ibu rasakan ketika sedang marah?
Apakah ibu merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Apa yang ibu lakukan
selanjutnya? Apakah dengan ibu marah-marah, keadaan jadi lebih baik?
Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah? maukah ibu
belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian? Ada
beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar dua
cara dulu, begini bu, kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu
tarik nafas melalui hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan
dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan lakukan
sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu sudah dapat melakukan nya. Nah bisa juga
dengan cara ini, kan kalau ibu marah dirumah sering membuang piring ya atau
suka meninju-ninju tembok, itu kan sakit bisa keluar darahnya sebaiknya ibu
memukul bantal dan kasur ini untuk melampiaskannya, nah coba ibu lakukan
cara memukul bantal atau gulingnya. Latihan ini ibu lakukan secara rutin,
sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa
melakukannya”.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
ibu? ”
Evaluasi objektif
“Coba ibu sebutkan lagi penyebab ibu marah, lalu apa yang dirasakan dan
dilakukan ketika ibu marah, kemudian apa akibat ketika ibu marah?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan dalam jadwal kegiatan sehari-
hari ibu? Kapan waktu yang ibu inginkan untuk melakukan latihan ini?
Bagaimana kalau setiap jam 11 pagi? Nanti tolong ibu tulis M, bila ibu
melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu dibantu dan T, bila ibu tidak
melakukan”
3. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
yang kedua yaitu dengan minum obat untuk mencegah kemarahan yang ibu
rasakan, apakah ibu bersedia?”
Waktu:
“Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00?”
Tempat:
“Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah ibu besok saya akan kesini jam 09.00 sampai jumpa besok
bu. Permisi Assalamualaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A


Hari/ Tanggal : Rabu, 13 Maret 2019
Pertemuan Ke :2
SP : 2 Resiko Perilaku Kekerasan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data subjektif :
Klien mengatakan mempunyai riwayat perilaku kekerasan
Klien mengatakan terkadang suka merasa marah sendiri tanpa sebab yang
jelas
b. Data objektif :
Klien tampak tegang saat berkomunikasi
Saat berbicara nada bicara klien terasa kasar
Pandangan tajam dan mata melotot
Nada suara yang tinggi
Tangan terlihat seperti mengepal menahan amarah
2. Diagnosa Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
Pasien mampu mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan enam benar
minum obat.
4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP II)
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
d. Jelaskan akibat bila putus obat.
e. Jelaskan cara mendapatkan obat.
f. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat,
benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya? Bagaimana perasaan ibu saat
ini? Apakah ibu masih merasakan marah?”
2. Evaluasi/ validasi
“Apakah ibu masih merasakan marah ? Apa yang menyebabkan ibu marah?
Apakah ibu sudah melakukan latihan teknik nafas dalam dan pukul kasur
dan bantal yang saya ajarkan kemarin? Coba lakukan kembali yang saya
ajarkan kemarin. Baik bu bolehkah saya pinjam jadwal kegiatan
hariannya?”
3. Kontrak:
Topik
“Baiklah ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan latihan cara yang
kedua dari cara mengendalikan perilaku yaitu cara minum obat yang
benar, Apakah ibu bersedia?”
Waktu
“Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
Tempat
“Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah bu.”

KERJA: (langkah-langkah tindakan keperawatan)


“Ibu sudah dapat obat dari ibuk Perawat? Ibu perlu meminum obat ini secara
teratur agar pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya
ada tiga macam, yang warnanya orange namanya CPZ diminum 3 kali sehari
gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya, yang
warnanya putih namanya THP diminum 3 kali sehari supaya relaks dan tidak
kaku, yang warnanya merah jambu ini namanya HLP gunannya untuk
menghilangkan suara-suara yang P dengar. semuanya ini harus ibu minum 3
kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut
ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bisa menghisap es batu
yang bisa diminta pada perawat. Bila ibu merasa mata berkunang-kunang, ibu
sebaiknya istirahat dan jangan beeraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu.”
“Sebelum ibu meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama ibu yang tertulis disitu. Selain itu ibu perlu memperhatikan
jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam
berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obanya. Ibu harus
meminum obat secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi
dengan dokter. Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam
jadwal ya ibu. Cara mengisi jadwalnya adalah jika ibu minum obatnya sendiri
tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M atinya mandiri,
jika ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di
isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T artinya
tidak melakukannya. Apakah ibu mengerti?”

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan P setelah kita berbincang-bincang tentang obat?”
Evaluasi objektif
“Coba ibu sebutkan lagi jenis obat yang ibu minum?”
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu 07:00, 13:00 dan 19:00 pada
jadwal kegiatan ibu . Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum
obat yang telah kita buat tadi ya bu. Jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya bu.”
2. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Baik bu, besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhmana ibu
melaksanakan kegiatan nafas dalam, pukul kasur dan bantal dan untuk
melihat manfaat obat serta berlatih cara mengendalikan perilaku yang ketiga
yakit berbicara yang baik. Apakah ibu bersedia?”
Waktu:
“Ibu mau berbincang-bincang sekitar jam berapa? Bagaimana kalau jam
09.00?”
Tempat:
“Tempat yang nyaman buat ibu berbincang-bincang dimana? Di ruang tamu
atau di taman?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A


Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Maret 2019
Pertemuan Ke :3
SP : 3 Resiko Perilaku Kekerasan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data subjektif :
Klien mengatakan mempunyai riwayat perilaku kekerasan
Klien mengatakan terkadang suka merasa marah sendiri tanpa sebab yang
jelas
b. Data objektif :
Klien tampak tegang saat berkomunikasi
Saat berbicara nada bicara klien terasa kasar
Pandangan tajam dan mata melotot
Nada suara yang tinggi
Tangan terlihat seperti mengepal menahan amarah
2. Diagnosa Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara
social/verbal
b. Mengevaluasi jadwal harian untuk cara fisik dan minum obat
c. Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal menolak dengan baik,
menerima dengan baik
d. Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP III)
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan
perilaku kekerasan, latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal (
menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik), susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal)

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Assalamu’alaiku ibu, masih ingat dengan saya? Bagus bu, ya saya Menik,
sesuai janji saya kemarin kita bertemu lagi”
2. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana bu, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal,
serta meminum obat dengan benar? Apakah yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Coba saya lihat jadwal kegiatan
hariannya. Bagus bu dilanjutkan yaa”
3. Kontrak:
Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah
marah?”
Waktu
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di ruang tamu
saja?”

KERJA: (langkah-langkah tindakan keperawatan)


“Sekarang kita latihan cara bicara ibu baik untuk mencegah marah. Kalau
marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal,
serta minum obat dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang
membuat kita marah.
Ada tiga caranya bu:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin ibu mengatakan penyebab
marahnya karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan, Coba ibu
minta sediakan makan dengan baik:“ Bu, tolong sediakan makan dan
bereskan rumah” nanti bisakan dicoba disini untuk meminta baju, minta
obat dan lain-lain. Coba ibu praktekkan. Bagus bu”
2. Menolak dengan baik , jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin
melakukannya, katakan: “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan”. Coba ibu praktekkan. Bagus bu”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal ibu, ibu dapat mengatakan: “Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu”. Coba ibu praktekkan. Iya, bagus bu”

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
Evaluasi objektif
“Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari.”“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa
kali sehari ibu mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan):
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya bu!”
3. Kontrak yang akan datang
Topik:
“ Bagaimana kalau besok kita membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa
marah ibu yaitu dengan cara ibadah, ibu setuju?”
Waktu:
“Ibu maunya jam berapa? Bagaimana kalau pagi saja sekitar pukul 10.00?”
Tempat:
“Ibu maunya dimana? Disini saja atau ditaman?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI
KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A


Hari/ Tanggal : Jum’at, 15 Maret 2019
Pertemuan Ke :4
SP : 4 Resiko Perilaku Kekerasan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data subjektif :
Klien mengatakan mempunyai riwayat perilaku kekerasan
Klien mengatakan terkadang suka merasa marah sendiri tanpa sebab
yang jelas
b. Data objektif :
Klien tampak tegang saat berkomunikasi
Saat berbicara nada bicara klien terasa kasar
Pandangan tajam dan mata melotot
Nada suara yang tinggi
Tangan terlihat seperti mengepal menahan amarah

2. Diagnosa Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan


3. Tujuan
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya secara spiritual
4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP 4)
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
spiritual (diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan
secara fisik dan sosial/verbal, latihan beribadah dan berdoa, buat jadwal
latihan ibadah/ berdoa)

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum Ibu, masih ingat nama saya? Betul Ibu”.
2. Evaluasi/ validasi
“Bagaiman bu, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa
marahnya? Apakah sudah bisa dikendalikan?”
3. Kontrak:
Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
marah yaitu dengan beribadah?”
Waktu
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10
menit?”
Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaiman kalu
ditempat biasa?”

KERJA: (langkah-langkah tindakan keperawatan)


“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan! Bagus, yang mana
yang mau di coba? Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan
langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan
agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.“Ibu
bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba
sebutkan caranya?”

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
ketiga ini?” Evaluasi objektif
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan):
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau berapa
kali ibu sholat. Baik kita masukkan sholat …….dan ……(sesuai kesebuatan
pasien).”
3. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana ibu melaksanakan
kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah.
Waktu:
“Ibu maunya jam berapa kita bertemu kembali? Jam 09.00 bagaimana?”
Tempat:
“Mau ibu dimana? Ditempat biasa saja bagaimana?”

Anda mungkin juga menyukai